Ebook Manis PLPBK Feb2014
Ebook Manis PLPBK Feb2014
PEDOMAN TEKNIS
PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM)
MANDIRI PERKOTAAN
Diterbitkan Oleh:
Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umum
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
limpahan rahmat dan hidayah sehingga penyusunan Pedoman Teknis Program
Penataan Lingkungan Permukiman (PLPBK) dapat diselesaikan.
Sebagaimana diketahui, sejak tahun 2008 Direktorat Penataan Bangunan dan
Lingkungan Ditjen Cipta Karya, mengembangkan program PNPM Mandiri Perkotaan
melalui kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK).
Kegiatan PLPBK pada dasarnya adalah intervensi lanjutan dalam kerangka strategi
intervensi PNPM Mandiri Perkotaan. Kegiatan PLPBK mengutamakan harmonisasi
sinergi program antara Pemda, masyarakat dan kelompok peduli dalam proses
penataan lingkungan permukiman secara mandiri dan berkelanjutan. Termasuk memberi
penekanan pada proses perencanaan partisipatif yang berorientasi pada ruang dengan
maksud menata lingkungan permukiman secara komprehensif dan sistemik.
Kesemuanya itu tiada lain untuk mendorong terjadinya perubahan sikap dan perilaku
masyarakat untuk hidup dalam permukiman yang lebih sehat, bersih dan manusiawi.
Kegiatan PLPBK akan diperluas terutama pada daerah-daerah kumuh dan miskin serta
lokasi-lokasi khusus, tentu dengan maksud memberikan akses yang lebih luas kepada
masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukimannya secara lebih
manusiawi, dan terus mendorong sinergi para pihak untuk mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik khususnya dalam penataan lingkungan permukimannya.
Dengan tersusunnya Pedoman Teknis ini, maka diharapkan semua pihak mulai dari
tingkat pusat sampai dengan tingkat kelurahan/desa, memiliki arahan yang jelas untuk
melaksanakan PLPBK sesuai tujuan yang ingin dicapai.
Akhir kata semoga pelaksanaan PLPBK dapat berjalan sebaik-baiknya, dan bermanfaat
bagi kita semua.
Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementerian Pekerjaaan Umum
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR SINGKATAN
vii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 2
1.2 Tujuan .................................................................................................................... 3
1.3 Strategi Pelaksanaan ............................................................................................ 3
1.4 Keluaran ................................................................................................................ 4
1.5 Prinsip-prinsip PLPBK ............................................................................................ 5
BAB II.
KETENTUAN UMUM
DAFTAR SINGKATAN
BKM
BLM
BOP
DED
IPM
KBP
KMP
KMW
Korkot
KSM
LKM
LPD
LPJ
OC
OSP
PBL
PJM Pronangkis
PJOK
PKS
PLPBK
PMU P2KP
PNPM MP
PPK
PS
RAB
RTPLP Kawasan Prioritas
Satker
SEL
SIM
SKPD
TAPP
TIPP
TKPKD
TA UP
UP
BAB I
PENDAHULUAN
b. Melakukan peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat maupun pemerintah
daerah agar dapat mengelola proses peningkatan kualitas lingkungan
permukiman secara mandiri dan berkelanjutan.
c. Mendorong terjadinya perubahan sikap dan perilaku masyarakat melalui proses
penataaan lingkungan permukiman yang teratur, aman, dan sehat.
1.4 KELUARAN
Keluaran yang diharapkan melalui pelaksanaan program PLPBK ini adalah:
a. Tersusunnya dokumen Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman
(RTPLP) Kawasan Prioritas 1 yang sudah diuji publik dan disahkan oleh
Walikota/Bupati.
RTPLP adalah rencana rinci tata ruang dengan kedalaman rencana penataan
bangunan dan lingkungan kawasan prioritas untuk kurun waktu 5 tahun. Rencana
ini, memuat:
i) Rumusan konsep/gagasan dasar penanganan Kawasan Prioritas
ii) Rencana penataan lingkungan permukiman (sosial, ekonomi dan
lingkungan) di kawasan prioritas, meliputi:
Arahan pengembangan sosial dan ekonomi atau sumber kehidupan dan
penghidupan warganya
Rencana tata ruang dan penataan bangunan di kawasan prioritas
Rencana sistem prasarana kawasan
Rencana investasi
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
b. Tersusunnya Aturan Bersama, Rencana Pengelolaan Kawasan, dan lembagalembaga yang mengelola penataan lingkungan permukiman.
Aturan Bersama adalah aturan-aturan kesepakatan dan komitmen warga/
komunitas di kawasan prioritas dan kelurahan, untuk mewujudkan lingkungan
permukiman yang teratur, aman, dan sehat, sesuai kesepakatan dalam proses
penyusunan RTPLP Kawasan Prioritas.
Rencana Pengelolaan Kawasan adalah dokumen perencanaan yang memuat
aturan-aturan/ketentuan pengelolaan hasil-hasil pembangunan Kawasan prioritas
dan Kelurahan yang disusun dan disepakati masyarakat
c. Tertatanya lingkungan permukiman yang teratur, aman, dan sehat, khususnya di
kawasan prioritas.
d. Terjadinya perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam mengelola
lingkungan permukimannya.
&
#
!
!
"
$%
BAB II
KETENTUAN UMUM
2.1 KETENTUAN PELAKSANAAN PLPBK
Masyarakat dan pihak terkait dengan pelaksanaan kegiatan harus memperhatikan
dan memenuhi beberapa ketentuan pelaksanaan, sebagai berikut:
a. Adanya komitmen bersama dan kemitraan antara masyarakat, Pemerintah
Daerah dan kelompok peduli untuk menata lingkungan permukiman dikawasan
prioritas sesuai rencana yang disepakati bersama..
b. Pemerintah Daerah harus membentuk Tim Teknis PLPBK, menyediakan BOP
Tim Teknis minimal sebesar 5% dari pagu BLM, menyediakan bantuan teknis,
melaksanakan Perjanjian Kerja Sama antara Walikota/Bupati dengan Direktur
Penataan Bangunan Dan Lingkungan, Ditjen Cipta Karya Kementerian PU serta
dukungan lain sesuai ketentuan Pedoman Teknis. Dana BOP dimanfaatkan,
antara lain untuk kegiatan monitoring dan evaluasi, penguatan kapasitas dan
dukungan bantuan teknis dan lain-lain sesuai kebutuhan tim teknis dalam
mendukung pelaksanaan kegiatan PLPBK.
c. Adanya kontribusi Pemerintah Daerah dalam bentuk dana atau program
penataan permukiman yang terealisasi sesuai Perjanjian Kerja Sama.
d. Perencanaan berorientasi ke pencapaian visi (dengan segala kendala dan
potensi yang dimiliki), bukan hanya pemecahan masalah yang ada saat ini.
e. RTPLP Kawasan Prioritas yang memuat rencana penataan bangunan dan
lingkungan dan mengalokasikan ruang publik. Ruang publik adalah ruang yang
dapat difungsikan untuk kegiatan bersama, termasuk ruang terbuka hijau,
jaringan jalan lingkungan, fasilitas umum, dll).
f. Kesetaraan gender, pengamanan sosial dan lingkungan, serta pengurangan
risiko bencana diarusutamakan di seluruh tahapan PLPBK.
g. Pelaksanaan pembangunan fisik harus memenuhi standar teknis yang berlaku
dan mematuhi aspek pengamanan lingkungan dan sosial (environmental and
social safeguards). Kegiatan penataan kembali lingkungan permukiman ini harus
berorientasi pada pembangunan jangka panjang yang lebih baik dari aspek
sosial, ekonomi dan lingkungan.
h. Kegiatan penataan lingkungan permukiman harus menjawab kebutuhan dasar
masyarakat miskin, khususnya kebutuhan peningkatan kualitas pelayanan
lingkungan permukiman miskin, prasarana dan sarana dan atau kebutuhan untuk
penghidupan dan kehidupan.
i. Perencanaan penataan lingkungan permukiman oleh masyarakat selaras dengan
perencanaan pembangunan daerah.
Melibatkan masyarakat miskin sebagai pelaku utama dalam proses pengambilan
keputusan setiap tahapan pembangunan partispatif mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, pemeliharaan serta pemanfaatan.
2.3.2
a. Ketentuan Umum
BLM ini hanya dapat digunakan untuk membiayai kegiatan yang langsung
terkait dengan kegiatan penataan kawasan prioritas.
b. Alokasi BLM
Pagu stimulan BLM untuk kegiatan PLPBK yang berasal dari Pemerintah Pusat
(APBN) sebesar Rp. 1 Milyar per kelurahan/desa, secara umum akan terbagi
atas dua kelompok pemanfaatan yaitu:
i)
"
ii)
2.3.3
BAB III
SIKLUS PLPBK
Siklus PLPBK merupakan kelanjutan dan bagian kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan
khususnya terkait dengan penataan kawasan prioritas. Siklus PLPBK terdiri dari 4
(empat) tahap dengan garis besar kegiatan yang meliputi:
a. Tahap Persiapan
b. Tahap Perencanaan dan Pemasaran Sosial
c. Tahap Pelaksanaan Pembangunan Kawasan Prioritas
d. Tahap Keberlanjutan
Dalam setiap tahap kegiatan dilakukan monitoring secara menerus dan berkala. Secara
umum keempat tahap tersebut digambarkan pada siklus PLPBK yang tersaji pada
Gambar 3.1, sedangkan keterangan peran para pelaku, keluaran (output) setiap tahapan
dan durasi waktu yang dibutuhkan dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tahap Kegiatan
Tahap Persiapan
Sosialisasi
PLPBK
tingkat Pusat
Pelaku
Pelaksana:
Satker P2KP Pusat
Keluaran
Keterangan
Durasi:
3 hari
Durasi: 2 hari
Peserta:
Satker
PBL
Provinsi,
Unsur
Pemerintah Kabupaten/Kota dan Tim
Konsultan Pendamping OSP/OC
PNPM Mandiri Perkotaan
Pendamping : Tim KMP PNPM
Mandiri Perkotaan Wilayah 1 dan 2
b.
Lokakarya
dan
Sosialisasi
PLPBK
tingkat Kota/Kabupaten
c.
Lokakarya
Penyepakatan
Kawasan
Prioritas
PLPBK
d.
Sosialisasi
PLPBK
tingkat
Kawasan
Prioritas dan wilayah
yang
lebih
luas
(Kelurahan)
e.
Pengukuhan
dan
Penguatan Kapasitas
Tim Inti Perencanaan
dan Pemasaran (TIPP)
Metode: Lokakarya/Diskusi
Pelaksana: TKPKD Kota/Kab
Peserta: SKPD, Wakil DPRD,
Camat, tokoh-tokoh strategis, Forum
BKM/LKM
Fasilitator: Satker Kota/kab, Korkot
Metode: Lokakarya/Diskusi
f.
Perekrutan
dan
Penguatan Kapasitas
Tenaga
Ahli
Perencanaan
dan
Pemasaran (TAPP)
RT, RW di Kawasan
Prioritas dan tokoh
strategis kelurahan terpilih
paham dan siap
melaksanakan PLPBK
Masyarakat paham
konsep PLPBK
TIPP mampu
mengorganisasi
masyarakat untuk
melakukan perencanaan
partisipatif
TAPP terpilih
2
a.
Visi
kawasan
prioritas
bertitiktolak
dari
issue/kendala utama
Upayakan yang
berbicara mengenai
substansi adalah
tokoh dari Provinsi
atau dari pusat
Durasi: 3 hari
Durasi: 5 hari
Upayakan melibatkan
narasumber dari
Pemerintah
Kota/Kabupaten
Durasi: 5 hari
Upayakan melibatkan
narasumber dari
Pemerintah
Kota/Kabupaten
Durasi: 21 hari
TAPP terpilih
diharapkan sudah
memahami
karakteristik sosial,
ekonomi dan
lingkungan di
Kawasan Prioritas
Proses rekrutmen
dirinci dalam
Suplemen Tata Cara
Rekrutmen TAPP
Durasi: 5 hari
Visi kawasan prioritas
No
Tahap Kegiatan
Pelaku
Peserta: Seluruh warga, terutama
warga kawasan prioritas
Keluaran
Visi
kawasan
disepakati warga
Keterangan
prioritas
b.
Pelaksanaan
Pemetaan Swadaya
(PS)
Hasil analisis/kajian
penanganan kendala
utama dan optimalisas
pemanfaatan potensi
kawasan prioritas.
c.
Penyusunan RTPLP
Kawasan Prioritas,
Aturan Bersama dan
Rencana Pengelolaan
Kawasan
a. Alternatif gagasan/konsep
penanganan
kawasan
prioritas
b. Pengembangan gagasan
bersama warga kawasan
prioritas
disusun
melalui
rembug warga dengan
melibatkan sebanyakbanyaknya
warga,
khususnya
warga
miskin
dan
perempuan
Durasi: 50 hari
Draft RTPLP Kawasan
prioritas, wajib
disepakati warga dan
Pemerintah
Kabupaten/Kota
sarana
dasar
g. Rencana investasi
h. Dokumen
Detail
Engeneering Desain (DED)
i. Aturan bersama
j. Rencana
pengelolaan
kawasan prioritas
Sebagai pelaku
utama, warga
dilibatkan dalam
rembug di tingkat
kawasan prioritas
maupun skala
kelompok yang lebih
kecil (RT, cluster
rumahtangga dst)/
Gagasan warga dapat
disampaikan dalam
forum dan dibantu
penyajiannya oleh
TAPP & fasilitator,
atau mengajukannya
lewat usulan atau
sketsa pada papan
komunikasi.
TAPP / fasilitator
mengaktifkan proses
ini dengan foto atau
rancangan dari tempat
lain, bila perlu,
kunjungan ke lokasi
lain.
TAPP & fasilitator
menggambarkan
lingkup penataan yang
mungkin di konteks
setempat, untuk
No
Tahap Kegiatan
Pelaku
Keluaran
Keterangan
disepakati (lihat
ilustrasi di bawah)
e.
Forum konsultasi :
RTPLP Kawasan
prioritas
Masyarakat kelurahan
sepakat dengan isi RTPLP
Kawasan Prioritas
f.
g.
Pengesahan Dokumen
RTPLP Kawasan
Prioritas dan
disosialisasikan
ditingkat Kawasan
prioritas dan Kelurahan
Pemasaran Sosial
3
a.
b.
Korkot
dan
Dokumen
Strategi
Pemasaran
Sosial
disepakati warga
RTPLP
diakomodasi
dalam
perencanaan
Kota/Kabupaten
Investasi Pembangunan
(In-Cash dan In-Kind)
Perubahan sikap dan
perilaku
Durasi: 5 hari
Uji publik dilakukan
secara terbuka
dengan menyajikan
hasil-hasil
perencanaan, data
dan peta-peta yang
lengkap dan
informatif, agar mudah
dipahami warga
Durasi: 5 hari
Hasil konsultasi
segera ditindaklanjuti
oleh TAPP dan TIPP
untuk penyempurnaan
dan segera
sosialisasikan ke
warga
Proses pengesahan
dokumen
perencanaan,
sekurang-kurangnya
ditandatangani
koordinator tim teknis,
Lurah/Kepala desa,
dan BKM
Dilakukan secara
menerus
Durasi: 5 hari
Durasi: 15 hari
No
c.
d.
Tahap Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan
pembangunan
Pertanggungjawaban
pelaksanaan kegiatan
Pelaku
Pelaksana: KSM
Pendamping :
TAPP dan Fasilitator Kelurahan/desa
Pelaksana: BKM/LKM & UP-UP
Peserta: KSM
Keluaran
Keterangan
Pelaksanaan pembangunan
fisik telah selesai dengan
kualitas baik
Durasi: 90 hari
Tersusunnya laporan
Pertanggungjawaban
pelaksanaan kegiatan
pembangunan
Durasi: 30 hari
Pendamping: Fasilitator
Kelurahan/desa & Tim Teknis
4
a.
Tahap Keberlanjutan
Melakukan
evaluasi
awal
b.
Melakukan
berkala
evaluasi
c.
Menyusun
laporan
akhir dan program
kerja minimal 1 tahun
ke depan
d.
Melakukan sosialisasi
program kerja 1 tahun
ke depan
e.
Penyusunan
dan
penyepakatan rencana
kerja
perencanaan,
pemasaran sosial, dan
pelaksanaan
pembangunan
f.
Penguatan
lembaga
pengelola
pembangunan
kawasan
BAB IV
PENGELOLAAN dan PENGENDALIAN
4.1 PENGELOLAAN KEGIATAN PLPBK
Pengelolaan yang dimaksud adalah pengelolaan kegiatan PLPBK sebagai bagian
dari Program PNPM Mandiri Perkotaan yang menguraikan organisasi pelaksana dan
peran pelaku inti PLPBK.
PNPM Mandiri Perkotaan merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari PNPM
Mandiri secara nasional, oleh sebab itu pengelolaan program ini juga merupakan
bagian dari pengelolaan program nasional PNPM Mandiri yang telah diatur dalam
Pedoman Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri yang
diterbitkan oleh Tim Pengendali PNPM Mandiri.
Organisasi penyelenggaraan yang diuraikan di sini adalah organisasi
penyelenggaraan PNPM Mandiri Perkotaan yang fokus untuk kegiatan PLPBK dan
secara struktur organisasi berada di bawah kendali Tim Pengendali PNPM Mandiri
tingkat nasional. Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum
ditunjuk sebagai lembaga penyelenggara (executing agency) PNPM Mandiri
Perkotaan. Secara rinci hubungan kerja antar unsur pelaksana proyek dari tingkat
Pusat sampai dengan tingkat masyarakat dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pelaksana PLPBK
Level
Pelaku
Peran Utama
PMU P2KP
Satker P2KP
Advisori
KMP
TKPKD Provinsi
Bappeda Prov
OSP/KMW
TKPKD Kab/Kota
Bappeda Kab/Kota
Pusat
Provinsi
Kab/Kota
Kecamatan
Kel/Desa
Dinas Ke-PU-an
dan SKPD lain
yang terkait
Satker PIP
Tim Korkot
Camat
PJOK Kecamatan
Forum BKM/LKM
Kecamatan dan
Kelompok Peduli
Lurah/Kades
Level
Pelaku
Peran Utama
KSM
Relawan
TAPP
Catatan: Penyelenggaraan peran antar pelaku dibangun secara kolaboratif, penjelasan lebih rinci akan disampaikan
dalam Petunjuk Teknis PLPBK
4.3.2 Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menilai dan mengukur apakah pendekatan dan hasil
kegiatan di tingkat kelurahan/desa dan kabupaten/kota mengarah pada
pencapaian tujuan program yang diharapkan. Lingkup evaluasi antara lain terkait
kemanfaatan program bagi perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin, kualitas
pelaksanaan dan kualitas hasil program, termasuk di dalamnya adalah kinerja
para pelaku program. Kegiatan evaluasi secara nasional akan dilakukan oleh
PMU P2KP dengan melibatkan para pemangku kepentingan di tingkat daerah
untuk mendapatkan masukan perbaikan dalam penyelenggaraan program secara
lebih luas dan berkelanjutan.
4.3.3 Indikator Penilaian Capaian Keberhasilan
Indikator penilaian capaian keberhasilan ini disusun sesuai tujuan dan keluaran
yang diharapkan dari implementasi kegiatan PLPBK. Indikator dirumuskan secara
sederhana dan mudah dilakukan penilaian yang berbasis data SIM maupun dari
hasil kegiatan pemantauan (monitoring) dan evaluasi. Indikator keberhasilan
tersebut disajikan pada lampiran 1.
4.3.4 Pelaporan
Pelaporan merupakan proses penyampaian data dan informasi mengenai
perkembangan atau kemajuan setiap tahapan dari pelaksanaan kegiatan PLPBK,
kendala atau permasalahan yang terjadi, penerapan dan pencapaian dari sasaran
atau tujuan program.
Mekanisme pelaporan dilakukan melalui jalur struktural pemerintahan dan jalur
fungsional konsultan, sebagai upaya untuk mempercepat proses penyampaian
data dan informasi dari lapangan atau kelurahan/desa ke tingkat Kecamatan,
Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pusat.
Sistem laporan dibuat sesederhana mungkin. Substansi laporan berupa data dan
informasi yang benar dan akurat. Agar diperoleh laporan yang lengkap dan
informatif, maka materi yang disajikan minimal harus memperlihatkan 7 (tujuh) hal
penting dan wajib dimasukkan (upload) ke dalam SIM PLPBK yaitu:
a. Manfaat program bagi perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin
b. Kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan,
c. Pencapaian sasaran dan atau target dari kegiatan yang sedang dilaksanakan,
d. Gambaran kemajuan dari pelaksanaan kegiatan pada saat laporan dibuat,
e. Target dan realisasi biaya dari kegiatan yang sedang dilaksanakan,
f. Kendala dan permasalahan yang dihadapi, termasuk tindak lanjutnya,
g. Gambaran tingkatan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Tabel: Indikator Capaian Kinerja
No
Tujuan
Tujuan Utama
1
Mewujudkan perbaikan
kualitas
hidup
masyarakat
miskin
melalui
penataan
lingkungan permukiman
yang teratur, aman dan
sehat
Tujuan Antara
2
Mewujudkan kesadaran
masyarakat untuk hidup
bersih, sehat melalui
peningkatan
kualitas
pelayanan
lingkungan
perumahan, sarana dan
prasarana
3
Mewujudkan
rencana
penataan permukiman
miskin berbasis ruang
Satuan
% Kawasan
Prioritas
a.
%
Warga
Miskin dan
Rentan
b.
a.
b.
c.
d.
e.
Meningkatkan sarana,
prasarana
dan
pelayanan permukiman
a.
Kesepakatan
penataan
permukiman yang tertuang dalam
Aturan Bersama terlaksana secara
berkelanjutan
Kontribusi Pemerintah Daerah
dalam bentuk dana atau program
penataan permukiman terealisasi
sesuai
dengan
Perjanjian
Kerjasama
RTPLP Kawasan Prioritas memuat
Rencana Ruang Terbuka Hijau
minimal 10% dari luas kawasan
prioritas
Sarana
dan
prasarana
permukiman
yang
terbangun
berkualitas baik
b.
c.
Pembangunan
sarana
dan
prasarana permukiman mampu
melayani warga miskin (sebagai
pemanfaat langsung)
Hasil audit di lokasi PLPBK Wajar
Tanpa Syarat
d.
2013
Target
2014
> 80%
%
Pemanfaat
> 80%
% Kawasan
Prioritas
%
Perempuan
% RTPLP
yang
disahkan
% RTPLP
fokus pada
kawasan
permukiman
miskin
%
Aturan
Bersama
terlaksana
2015
80%
Sumber
Informasi
Study/evaluasi/
Uji Petik
Study/evaluasi/
Uji Petik
Study/evaluasi/
MIS
MIS
40%
40%
40%
40% %
40%
MIS
MIS/Consultant
70%
80%
90%
MIS/Consultant
70%
%
Perjanjian
Kerja sama
% RTPLP
Kawasan
Prioritas
%
sarana
dan
prasarana
terbangun
%
sarana
dan
prasarana
terbangun
%
pemanfaat
warga
miskin
%
Kelurahan/
desa
80%
90%
MIS/Consultant
70%
80%
MIS/Consultant
70%
80%
MIS/Consultant
70%
80%
80%
90%
60%
70%
60%
60%
90%
90%
MIS/Consultant
MIS/Consultant
MIS/Consultant
MIS/Consultant
www.pnpm-perkotaan.org
KANTOR PUSAT
JL. Pattimura No.20 Kabayoran Baru
Jakarta Selatan, Indonesia - 12110
KANTOR PROYEK
Jl. Penjernihan 1 No. 19 F Pejompongan
Jakarta Pusat Indonesia - 10210
PENGADUAN
P.O. BOX 2222 JKPMT
SMS 0817 148048
e-mail : ppm@pnpm-perkotaan.org