Anda di halaman 1dari 36

P E D O MAN T E K N I S

PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN


BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN






PEDOMAN TEKNIS
PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM)
MANDIRI PERKOTAAN

Diterbitkan Oleh:
Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umum

     


   
 
 







     


   
 
 


KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
limpahan rahmat dan hidayah sehingga penyusunan Pedoman Teknis Program
Penataan Lingkungan Permukiman (PLPBK) dapat diselesaikan.
Sebagaimana diketahui, sejak tahun 2008 Direktorat Penataan Bangunan dan
Lingkungan Ditjen Cipta Karya, mengembangkan program PNPM Mandiri Perkotaan
melalui kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK).
Kegiatan PLPBK pada dasarnya adalah intervensi lanjutan dalam kerangka strategi
intervensi PNPM Mandiri Perkotaan. Kegiatan PLPBK mengutamakan harmonisasi
sinergi program antara Pemda, masyarakat dan kelompok peduli dalam proses
penataan lingkungan permukiman secara mandiri dan berkelanjutan. Termasuk memberi
penekanan pada proses perencanaan partisipatif yang berorientasi pada ruang dengan
maksud menata lingkungan permukiman secara komprehensif dan sistemik.
Kesemuanya itu tiada lain untuk mendorong terjadinya perubahan sikap dan perilaku
masyarakat untuk hidup dalam permukiman yang lebih sehat, bersih dan manusiawi.
Kegiatan PLPBK akan diperluas terutama pada daerah-daerah kumuh dan miskin serta
lokasi-lokasi khusus, tentu dengan maksud memberikan akses yang lebih luas kepada
masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukimannya secara lebih
manusiawi, dan terus mendorong sinergi para pihak untuk mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik khususnya dalam penataan lingkungan permukimannya.
Dengan tersusunnya Pedoman Teknis ini, maka diharapkan semua pihak mulai dari
tingkat pusat sampai dengan tingkat kelurahan/desa, memiliki arahan yang jelas untuk
melaksanakan PLPBK sesuai tujuan yang ingin dicapai.
Akhir kata semoga pelaksanaan PLPBK dapat berjalan sebaik-baiknya, dan bermanfaat
bagi kita semua.
Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementerian Pekerjaaan Umum

Ir. Adjar Prajudi, MCM., MCE


NIP: 195706181985031001








     


   
 
 







DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR

iii

DAFTAR ISI

DAFTAR SINGKATAN

vii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 2
1.2 Tujuan .................................................................................................................... 3
1.3 Strategi Pelaksanaan ............................................................................................ 3
1.4 Keluaran ................................................................................................................ 4
1.5 Prinsip-prinsip PLPBK ............................................................................................ 5
BAB II.

KETENTUAN UMUM

2.I Ketentuan Pelaksanaan PLPBK ............................................................................ 8


2.2 Lokasi Sasaran PLPBK ........................................................................................ 9
2.3 Komponen PLPBK ................................................................................................ 9
2.3.1 Komponen 1: Penguatan Kapasitas Pemerintah Kota / Kabupaten,
Masyarakat, dan Kelompok Peduli/Pemangku Kepentingan
lainnya.............................................................................................................9
2.3.2 Komponen 2 : Penyediaan Dana Bantuan Langsung (BLM) .......................... 9
2.3.3 Komponen 3 : Bantuan Teknis ...................................................................... 10

BAB III. SIKLUS PLPBK...............................................................................................12


BAB IV

PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN

4.1 Pengelolaan Kegiatan PLPBK ................................................................................. 18


4.2 Tata Peran Pelaku .................................................................................................. 19
4.3 Pengendalian Kegiatan PLPBK .............................................................................. 20
4.3.1 Monitoring ...................................................................................................... 20
4.3.2 Evaluasi ......................................................................................................... 21
4.3.3 Indikator Penilaian Capaian Keberhasilan ..................................................... 21
4.3.4 Pelaporan ....................................................................................................... 21
LAMPIRAN
Lampiran 1. Indikator Capaian Kinerja ................................ ......................................... 24

     


   
 
 







 

     


   
 
 







DAFTAR SINGKATAN
BKM
BLM
BOP
DED
IPM
KBP
KMP
KMW
Korkot
KSM
LKM
LPD
LPJ
OC
OSP
PBL
PJM Pronangkis
PJOK
PKS
PLPBK
PMU P2KP
PNPM MP
PPK
PS
RAB
RTPLP Kawasan Prioritas
Satker
SEL
SIM
SKPD
TAPP
TIPP
TKPKD
TA UP
UP

: Badan Keswadayaan Masyarakat


: Bantuan Langsung Masyarakat
: Biaya Operasional Proyek
: Detail Engineering Design
: Indeks Pembangunan Manusia
: Komunitas Belajar Perkotaan
: Konsultan Manajemen Pusat
: Konsultan Manajemen Wilayah
: Koordinator Kota
: Kelompok Swadaya Masyarakat
: Lembaga Keswadayaan Masyarakat
: Laporan Penggunaan Dana
: Laporan Pertanggungjawaban
: Oversight Consultant
: Oversight Service Provider
: Penataan Bangunan dan Lingkungan
: Perencanaan Jangka Menengah Program
Penanggulangan Kemiskinan
: Penanggung Jawab Operasional Kegiatan
: Perjanjian Kerjasama
: Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis
Komunitas
: Unit Manajemen Program Penanggulangan
Kemiskinan di Perkotaan
: Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
: Pejabat Pembuat Komitmen
: Pemetaan Swadaya
: Rencana Anggaran Biaya
: Rencana Tindak Penataan Lingkungan
Permukiman di kawasan prioritas
: Satuan Kerja
: Sosial, Ekonomi Lingkungan
: Sistem Informasi Manajemen
: Satuan Kerja Perangkat Daerah
: Tenaga Ahli Perencanaan Partisipatif dan
Pemasaran
: Tim Inti Perencanaan dan Pemasaran
: Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
Daerah
: Tenaga Ahli Urban Planner
: Unit Pengelola BKM/LKM

     


   
 
 


 






 

     


   
 
 


BAB I
PENDAHULUAN

     


   
 
 









1.1 LATAR BELAKANG


Masalah kemiskinan adalah masalah yang kompleks dan komprehensif, sehingga
upaya penanggulangan kemiskinan perlu dilakukan secara sistematis dan
komprehensif oleh semua pihak (pemerintah, masyarakat dan kelompok peduli).
Sesuai
kedudukan, tugas dan fungsinya, Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Kementerian Pekerjaan Umum memberikan perhatian yang besar dalam mendukung
upaya pemerintah untuk menanggulangi masalah kemiskinan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kualitas lingkungan permukiman. Hal
tersebut diwujudkan secara menyeluruh dan terpadu antara pembangunan fisik
(infrastruktur dan hunian), pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat melalui
pendekatan pemberdayaan manusia.
Ketiga bidang garapan tersebut merupakan kesatuan yang saling terkait erat dan
dikenal sebagai pendekatan TRIDAYA dengan memadukan antara pemberdayaan
sosial, ekonomi, dan lingkungan (SEL) secara sinergis. Pendekatan TRIDAYA ini
adalah aktualisasi dari prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam
mendukung peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengimplementasikan kebijakan
pembangunan SEL yang mampu meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan
sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya adalah melalui pelaksanaan
Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) yang telah berlangsung
sejak tahun 1999. Sejak tahun 2007 program tersebut menjadi PNPM Mandiri
Perkotaan.
Pada tahap pertama, PNPM Mandiri Perkotaan berorientasi untuk membangun
pondasi masyarakat berdaya dengan sejumlah kegiatan intervensi pada perubahan
sikap, perilaku, cara pandang masyarakat yang bertumpu pada nilai-nilai universal.
Pada tahap berikutnya PNPM Mandiri Perkotaan berorientasi untuk membangun
transformasi menuju masyarakat mandiri yang dilakukan melalui sejumlah
intervensi pembelajaran kemitraan dan sinergi antara pemerintah, masyarakat dan
kelompok peduli untuk mengakses berbagai peluang dan sumber daya yang
dibutuhkan masyarakat. Pada tahap lanjutan, PNPM Mandiri Perkotaan berorientasi
untuk membangun transformasi menuju masyarakat madani yang dilakukan melalui
intervensi pembelajaran penataan lingkungan permukiman secara menyeluruh
berbasis komunitas (PLPBK) atau Neighborhood Development.
Dengan demikian, Kegiatan PLPBK merupakan salah satu intervensi di tahap
transformasi menuju masyarakat madani, sebagaimana tertuang dalam skema
PNPM Mandiri Perkotaan (lihat gambar 1).

     


   
 
 


Gambar 1.1 Intervensi PLPBK dalam Konsep Transformasi Sosial

Dalam konteks pembelajaran menuju masyarakat mandiri dan madani, maka


intervensi nomor 5, 6 dan 7 dapat dilaksanakan baik secara berurutan maupun
tidak, sesuai kemampuan dan kebutuhan masing-masing masyarakat.

1.2 TUJUAN PLPBK


Tujuan pelaksanaan PLPBK adalah:
Mewujudkan perbaikan kualitas hidup masyarakat miskin melalui penataan
lingkungan permukiman yang teratur, aman, dan sehat.

1.3 STRATEGI PELAKSANAAN


Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka strategi yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Mendorong terjadinya sinergi antara Pemerintah daerah, masyarakat dan
kelompok peduli melalui proses perencanaan partisipatif yang berorientasi pada
ruang.

     


   
 
 








b. Melakukan peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat maupun pemerintah
daerah agar dapat mengelola proses peningkatan kualitas lingkungan
permukiman secara mandiri dan berkelanjutan.
c. Mendorong terjadinya perubahan sikap dan perilaku masyarakat melalui proses
penataaan lingkungan permukiman yang teratur, aman, dan sehat.

1.4 KELUARAN
Keluaran yang diharapkan melalui pelaksanaan program PLPBK ini adalah:
a. Tersusunnya dokumen Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman
(RTPLP) Kawasan Prioritas 1 yang sudah diuji publik dan disahkan oleh
Walikota/Bupati.
RTPLP adalah rencana rinci tata ruang dengan kedalaman rencana penataan
bangunan dan lingkungan kawasan prioritas untuk kurun waktu 5 tahun. Rencana
ini, memuat:
i) Rumusan konsep/gagasan dasar penanganan Kawasan Prioritas
ii) Rencana penataan lingkungan permukiman (sosial, ekonomi dan
lingkungan) di kawasan prioritas, meliputi:
Arahan pengembangan sosial dan ekonomi atau sumber kehidupan dan
penghidupan warganya
Rencana tata ruang dan penataan bangunan di kawasan prioritas
Rencana sistem prasarana kawasan
Rencana investasi
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
b. Tersusunnya Aturan Bersama, Rencana Pengelolaan Kawasan, dan lembagalembaga yang mengelola penataan lingkungan permukiman.
Aturan Bersama adalah aturan-aturan kesepakatan dan komitmen warga/
komunitas di kawasan prioritas dan kelurahan, untuk mewujudkan lingkungan
permukiman yang teratur, aman, dan sehat, sesuai kesepakatan dalam proses
penyusunan RTPLP Kawasan Prioritas.
Rencana Pengelolaan Kawasan adalah dokumen perencanaan yang memuat
aturan-aturan/ketentuan pengelolaan hasil-hasil pembangunan Kawasan prioritas
dan Kelurahan yang disusun dan disepakati masyarakat
c. Tertatanya lingkungan permukiman yang teratur, aman, dan sehat, khususnya di
kawasan prioritas.
d. Terjadinya perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam mengelola
lingkungan permukimannya.



&





 
 







 





 




#



 



!


 !














"

   








$%

1.5 PRINSIP-PRINSIP PLPBK


Pada dasarnya prinsip-prinsip yang dianut PLPBK sama dengan PNPM Mandiri



 lanjutan, PLPBK
Perkotaan. Sebagai kegiatan
mempunyai prinsip tambahan sebagai
berikut:
a. Perencanaan Komprehensif
Penataan lingkungan permukiman diselenggarakan dengan pola pikir yang
komprehensif dalam menerjemahkan pembangunan sosial, ekonomi dan
lingkungan berbasis komunitas yang mampu mendukung terciptanya
kesejahteraan warga miskin.
b. Perencanaan Ruang Kawasan
Perencanaan difokuskan pada kawasan prioritas sebagai titik masuk penataan
lingkungan permukiman, dengan tidak melepaskan konteks kelurahan dan
kota/kabupaten dalam analisis dan perencanaannya. Perencanaan disusun
berdasarkan analisis keruangan yang mempertimbangkan guna lahan serta
kegiatan manusianya pada kondisi eksisting, proyeksi masa depan, dan upaya
pencapaian visi dengan kendala dan potensi yang ada.
c. Keterlibatan Aktif Pemerintah Daerah
Bersama dengan masyarakat, pemerintah daerah aktif terlibat dalam kegiatan
PLPBK untuk mendukung keberlanjutan dan replikasi kegiatan penanganan
kemiskinan di wilayahnya melalui penataan lingkungan permukiman
miskin/kantong kemiskinan.
d. Kreatif
Prinsip kreatif dalam PLPBK adalah upaya untuk selalu mengembangkan ide-ide
dan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang yang sangat dibutuhkan
dalam penataan kawasan permukiman untuk mewujudkan kesejahteraan
bersama dan menciptakan lingkungan permukiman yang lebih baik dan
berkualitas.
e. Inovatif
Prinsip ini mengharuskan tiap pelaku PLPBK untuk mampu menerapkan solusi
kreatif dalam menghadapi kendala dan pemanfaatan potensi dan peluang yang
ada untuk penataan kawasan permukiman ke arah yang lebih baik dan
bermanfaat bagi masyarakat utamanya yang miskin dan terpinggirkan.
f.

Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik (good governance)


Prinsip ini menjadikan PLPBK sebagai pemicu dan pemacu untuk membangun
kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat, agar mampu melaksanakan dan
mengelola pembangunan wilayahnya secara mandiri, dengan menerapkan tata
kelola yang baik (good governance).

     


   
 
 











     


   
 
 


BAB II
KETENTUAN UMUM

     


   
 
 








2.1 KETENTUAN PELAKSANAAN PLPBK
Masyarakat dan pihak terkait dengan pelaksanaan kegiatan harus memperhatikan
dan memenuhi beberapa ketentuan pelaksanaan, sebagai berikut:
a. Adanya komitmen bersama dan kemitraan antara masyarakat, Pemerintah
Daerah dan kelompok peduli untuk menata lingkungan permukiman dikawasan
prioritas sesuai rencana yang disepakati bersama..
b. Pemerintah Daerah harus membentuk Tim Teknis PLPBK, menyediakan BOP
Tim Teknis minimal sebesar 5% dari pagu BLM, menyediakan bantuan teknis,
melaksanakan Perjanjian Kerja Sama antara Walikota/Bupati dengan Direktur
Penataan Bangunan Dan Lingkungan, Ditjen Cipta Karya Kementerian PU serta
dukungan lain sesuai ketentuan Pedoman Teknis. Dana BOP dimanfaatkan,
antara lain untuk kegiatan monitoring dan evaluasi, penguatan kapasitas dan
dukungan bantuan teknis dan lain-lain sesuai kebutuhan tim teknis dalam
mendukung pelaksanaan kegiatan PLPBK.
c. Adanya kontribusi Pemerintah Daerah dalam bentuk dana atau program
penataan permukiman yang terealisasi sesuai Perjanjian Kerja Sama.
d. Perencanaan berorientasi ke pencapaian visi (dengan segala kendala dan
potensi yang dimiliki), bukan hanya pemecahan masalah yang ada saat ini.
e. RTPLP Kawasan Prioritas yang memuat rencana penataan bangunan dan
lingkungan dan mengalokasikan ruang publik. Ruang publik adalah ruang yang
dapat difungsikan untuk kegiatan bersama, termasuk ruang terbuka hijau,
jaringan jalan lingkungan, fasilitas umum, dll).
f. Kesetaraan gender, pengamanan sosial dan lingkungan, serta pengurangan
risiko bencana diarusutamakan di seluruh tahapan PLPBK.
g. Pelaksanaan pembangunan fisik harus memenuhi standar teknis yang berlaku
dan mematuhi aspek pengamanan lingkungan dan sosial (environmental and
social safeguards). Kegiatan penataan kembali lingkungan permukiman ini harus
berorientasi pada pembangunan jangka panjang yang lebih baik dari aspek
sosial, ekonomi dan lingkungan.
h. Kegiatan penataan lingkungan permukiman harus menjawab kebutuhan dasar
masyarakat miskin, khususnya kebutuhan peningkatan kualitas pelayanan
lingkungan permukiman miskin, prasarana dan sarana dan atau kebutuhan untuk
penghidupan dan kehidupan.
i. Perencanaan penataan lingkungan permukiman oleh masyarakat selaras dengan
perencanaan pembangunan daerah.
Melibatkan masyarakat miskin sebagai pelaku utama dalam proses pengambilan
keputusan setiap tahapan pembangunan partispatif mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, pemeliharaan serta pemanfaatan.



     


   
 
 


2.2 LOKASI SASARAN PLPBK


Lokasi sasaran PLPBK adalah:
a. Kelurahan/desa PNPM Mandiri Perkotaan;
b. BKM/LKM yang ada di kelurahan/desa tersebut, memiliki kinerja pembukuan
secretariat minimal Berdaya.
c. Kelurahan/desa memiliki kawasan permukiman padat, kumuh dan miskin yang
menjadi prioritas Pemda dalam Penataan Lingkungan Permukiman
d. Pemerintah Kota/kabupaten terkait memiliki komitmen untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan PLPBK
Tata cara pemilihan lokasi tersebut akan diatur kemudian dalam Petunjuk Teknis
Seleksi dan Penetapan Lokasi Penerima Kegiatan PLPBK.
2.3 KOMPONEN PLPBK
2.3.1

Komponen 1: Penguatan Kapasitas Pemerintah Kota/Kabupaten,


Masyarakat, dan Kelompok Peduli/Pemangku Kepentingan lainnya
Penguatan kapasitas mencakup pelatihan, sosialisasi berkesinambungan,
lokakarya bagi Pemerintah Kota/kabupaten, Masyarakat, dan Kelompok
Peduli/Pemangku Kepentingan dalam rangka pelaksanaan PNPM Mandiri
Perkotaan pada umumnya dan PLPBK pada khususnya.

2.3.2

Komponen 2: Penyediaan Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)


Dana BLM ini merupakan dana stimulan dan tidak dimaksudkan untuk
membiayai seluruh rencana pembangunan yang telah direncanakan.
Penyediaan BLM ini juga dimaksudkan untuk belajar melaksanakan sebagian
rencana penataan kembali lingkungan permukiman yang diprioritaskan. Oleh
karena itu, masih diperlukan upaya-upaya untuk menggalang sumber daya
swadaya masyarakat, pemerintah kab/kota dan kelompok peduli.

a. Ketentuan Umum
BLM ini hanya dapat digunakan untuk membiayai kegiatan yang langsung
terkait dengan kegiatan penataan kawasan prioritas.
b. Alokasi BLM
Pagu stimulan BLM untuk kegiatan PLPBK yang berasal dari Pemerintah Pusat
(APBN) sebesar Rp. 1 Milyar per kelurahan/desa, secara umum akan terbagi
atas dua kelompok pemanfaatan yaitu:
i)

Maksimum Rp.150 juta3, dimanfaatkan untuk:


BOP BKM/LKM sebesar maksimal 10 juta, termasuk BOP untuk
kegiatan TIPP, dsb.



"


  
            
 
                    
 

          


  !








ii)

Biaya Tim Ahli Pendamping Perencanaan dan Pemasaran sosial


(TAPP) sebesar maksimal Rp.50 juta (masing-masing maksimal
Rp.25 juta).
Biaya penyusunan dan penggandaan DED lengkap maksimal Rp.7
juta
Dukungan pengembangan kapasitas masyarakat dan TAPP serta
dukungan proses perencanaan dan pemasaran sosial sebesar Rp.83
juta

Rp.850 juta, dimanfaatkan untuk:


Pelaksanaan Pembangunan Fisik dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayanan lingkungan permukiman, prasarana, dan sarana di
Kawasan Prioritas. Dana tersebut hanya merupakan bagian kecil dari
seluruh dana yang diperlukan kelurahan/desa untuk mewujudkan
hasil perencanaan partisipatif, yang tidak hanya mencakup
pembangunan fisik saja. Oleh karena itu perlu mendorong masyarakat
bersama pemerintah daerah untuk menjalin kemitraan dengan pihak
lain (dunia usaha, SKPD, LSM, dan kelompok peduli lainnya).
Administrasi KSM
Tata cara pengajuan, pencairan dan pemanfaatan BLM PLPBK akan dijelaskan
di dalam Petunjuk Teknis PLPBK

2.3.3

 

Komponen 3: Bantuan Teknis


Bantuan teknis ini diwujudkan dalam bentuk penugasan konsultan dan fasilitator
beserta dukungan dana operasional untuk mendampingi dan memberdayakan
masyarakat agar mampu melaksanakan PLPBK dan mengkoordinasikan
berbagai program penanggulangan kemiskinan berbasis komunitas di tingkat
kelurahan/desa. Kegiatan yang dilakukan dalam konteks ini antara lain:
a. Pendampingan kepada masyarakat melalui fasilitasi pertemuan warga,
diskusi kelompok terfokus, musyawarah atau rembug warga, dan kegiatan
pendampingan lainnya dalam pelaksanaan kegiatan PLPBK tingkat
kelurahan/desa;
b. Survei swadaya, termasuk identifikasi calon penerima bantuan, analisis,
pembuatan peta tapak dan penulisan laporan;
c. Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana investasi program untuk
penataan lingkungan permukiman.

     


   
 
 


BAB III
SIKLUS PLPBK

     


   
 
 








Siklus PLPBK merupakan kelanjutan dan bagian kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan
khususnya terkait dengan penataan kawasan prioritas. Siklus PLPBK terdiri dari 4
(empat) tahap dengan garis besar kegiatan yang meliputi:
a. Tahap Persiapan
b. Tahap Perencanaan dan Pemasaran Sosial
c. Tahap Pelaksanaan Pembangunan Kawasan Prioritas
d. Tahap Keberlanjutan
Dalam setiap tahap kegiatan dilakukan monitoring secara menerus dan berkala. Secara
umum keempat tahap tersebut digambarkan pada siklus PLPBK yang tersaji pada
Gambar 3.1, sedangkan keterangan peran para pelaku, keluaran (output) setiap tahapan
dan durasi waktu yang dibutuhkan dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Gambar 3.1. Siklus PLPBK



     


   
 
 


Tabel 3.1. Tahap Kegiatan PLPBK


No
1
a.

Tahap Kegiatan
Tahap Persiapan
Sosialisasi
PLPBK
tingkat Pusat

Pelaku
Pelaksana:
Satker P2KP Pusat

Keluaran

Keterangan

Peserta paham isi pedoman


dan petunjuk teknis PLPBK
2013

Durasi:
3 hari

Perangkat Pemda, DPRD,


tokoh-tokoh strategis,
Forum BKM paham dan
berkomitmen untuk
mensukseskan PLPBK

Durasi: 2 hari

Peserta:
Satker
PBL
Provinsi,
Unsur
Pemerintah Kabupaten/Kota dan Tim
Konsultan Pendamping OSP/OC
PNPM Mandiri Perkotaan
Pendamping : Tim KMP PNPM
Mandiri Perkotaan Wilayah 1 dan 2
b.

Lokakarya
dan
Sosialisasi
PLPBK
tingkat Kota/Kabupaten

c.

Lokakarya
Penyepakatan
Kawasan
Prioritas
PLPBK

d.

Sosialisasi
PLPBK
tingkat
Kawasan
Prioritas dan wilayah
yang
lebih
luas
(Kelurahan)

e.

Pengukuhan
dan
Penguatan Kapasitas
Tim Inti Perencanaan
dan Pemasaran (TIPP)

Metode: Lokakarya/Diskusi
Pelaksana: TKPKD Kota/Kab
Peserta: SKPD, Wakil DPRD,
Camat, tokoh-tokoh strategis, Forum
BKM/LKM
Fasilitator: Satker Kota/kab, Korkot
Metode: Lokakarya/Diskusi

Pelaksana: BKM, Lurah, Pemerintah


Kota/Kabupaten
Peserta : tokoh masyarakat,
kelompok peduli, Pemerintah Provinsi
Fasilitator: Satker Kota/kab, Korkot
Metode: Lokakarya/Diskusi
Pelaksana: Lurah/Kades
Peserta: , RT, RW Kawasan
Prioritas terpilih, tokoh strategis
kelurahan
Fasilitator: Tim Fasilitator
Metode: Sosialisasi massal dan
lokakarya

Lokasi kawasan prioritas


disepakati BKM, Lurah,
dan Pemerintah
Kota/kabupaten

Pelaksana: BKM/LKM dan Lurah


Peserta: anggota TIPP
Fasilitator: Tim Fasilitator & Askot
Urban Planner

TIPP paham konsep dan


mekanisme pelaksanaan
kegiatan PLPBK

Metode: Rembug dan FGD

f.

Perekrutan
dan
Penguatan Kapasitas
Tenaga
Ahli
Perencanaan
dan
Pemasaran (TAPP)

Tim Teknis PLPBK


terbentuk

RT, RW di Kawasan
Prioritas dan tokoh
strategis kelurahan terpilih
paham dan siap
melaksanakan PLPBK
Masyarakat paham
konsep PLPBK

TIPP mampu
mengorganisasi
masyarakat untuk
melakukan perencanaan
partisipatif

Pelaksana: TIPP, BKM, Lurah

 TAPP terpilih

Peserta: Calon Tenaga Ahli

 SPK TAPP telah


ditandatangani oleh BKM
dan Lurah

Fasilitator: Tim Korkot bersama Tim


Teknis
Metode: Rekrutmen, Pelatihan

2
a.

Tahap Perencanaan dan Pemasaran Sosial


Membangun Visi
Pelaksana: TIPP
Kawasan prioritas

Visi
kawasan
prioritas
bertitiktolak
dari
issue/kendala utama

Upayakan yang
berbicara mengenai
substansi adalah
tokoh dari Provinsi
atau dari pusat
Durasi: 3 hari

Durasi: 5 hari

Upayakan melibatkan
narasumber dari
Pemerintah
Kota/Kabupaten
Durasi: 5 hari

Upayakan melibatkan
narasumber dari
Pemerintah
Kota/Kabupaten

Durasi: 21 hari

TAPP terpilih
diharapkan sudah
memahami
karakteristik sosial,
ekonomi dan
lingkungan di
Kawasan Prioritas
Proses rekrutmen
dirinci dalam
Suplemen Tata Cara
Rekrutmen TAPP
Durasi: 5 hari
Visi kawasan prioritas

     


   
 
 










No

Tahap Kegiatan

Pelaku
Peserta: Seluruh warga, terutama
warga kawasan prioritas

Keluaran
Visi
kawasan
disepakati warga

Keterangan
prioritas

Fasilitator: Tim fasilitator kelurahan,


Tim Teknis, BKM/UP, perangkat
Lurah, TAPP

b.

Pelaksanaan
Pemetaan Swadaya
(PS)

Pelaksana: TIPP, Pokja/Tim PS,


UP-UP, Lurah dan perangkatnya,
relawan

Peserta: Masyarakat, terutama di


kawasan prioritas

Identifikasi kendala dan


potensi sosial, ekonomi
dan lingkungan kawasan
prioritas

Identifikasi kendala dan


potensi utama kawasan
prioritas

Hasil analisis/kajian
penanganan kendala
utama dan optimalisas
pemanfaatan potensi
kawasan prioritas.

Rumusan rona awal


kawasan prioritas.

Hasil PS dipahami oleh


tim teknis/SKPD dan
disepakati di tingkat
Kabupaten/Kota.

Fasilitator: Tim fasilitator kelurahan,


BKM/UP, TAPP

c.

Penyusunan RTPLP
Kawasan Prioritas,
Aturan Bersama dan
Rencana Pengelolaan
Kawasan

Pelaksana: TIPP, Pokja/Tim


Perencanaan, BKM, UP-UP, dan
Lurah

Peserta: Masyarakat, terutama di


kawasan prioritas

Fasilitator: TAPP, Tim fasilitator


Kelurahan dan Tim Korkot

a. Alternatif gagasan/konsep
penanganan
kawasan
prioritas
b. Pengembangan gagasan
bersama warga kawasan
prioritas

disusun
melalui
rembug warga dengan
melibatkan sebanyakbanyaknya
warga,
khususnya
warga
miskin
dan
perempuan

Durasi: 20-30 hari

Durasi: 50 hari
Draft RTPLP Kawasan
prioritas, wajib
disepakati warga dan
Pemerintah
Kabupaten/Kota

c. Pemilihan konsep terpilih


d. Arahan
pengembangan
sosial dan ekonomi atau
pengembangan
sumber
kehidupan
dan
penghidupan masyarakat
e. Rencana
tata
ruang
kawasan
prioritas
(termasuk
penataan
bangunan dan lingkungan)
f. Rencana sistem
dan
prasarana
kawasan prioritas

sarana
dasar

g. Rencana investasi
h. Dokumen
Detail
Engeneering Desain (DED)
i. Aturan bersama
j. Rencana
pengelolaan
kawasan prioritas

Sebagai pelaku
utama, warga
dilibatkan dalam
rembug di tingkat
kawasan prioritas
maupun skala
kelompok yang lebih
kecil (RT, cluster
rumahtangga dst)/
Gagasan warga dapat
disampaikan dalam
forum dan dibantu
penyajiannya oleh
TAPP & fasilitator,
atau mengajukannya
lewat usulan atau
sketsa pada papan
komunikasi.
TAPP / fasilitator
mengaktifkan proses
ini dengan foto atau
rancangan dari tempat
lain, bila perlu,
kunjungan ke lokasi
lain.
TAPP & fasilitator
menggambarkan
lingkup penataan yang
mungkin di konteks
setempat, untuk



     


   
 
 


No

Tahap Kegiatan

Pelaku

Keluaran

Keterangan
disepakati (lihat
ilustrasi di bawah)

e.

Uji publik hasil


perencanaan
partisipatif (Draft
RTPLP Kawasan
Prioritas)

Forum konsultasi :
RTPLP Kawasan
prioritas

Masyarakat kelurahan
sepakat dengan isi RTPLP
Kawasan Prioritas

Pelaksana: BKM, Lurah

Peserta: TAPP, TIPP, tim teknis,


warga kawasan prioritas, warga
kelurahan dan kelompok peduli

Fasilitator: Tim Fasilitator kelurahan


bersama tim Korkot
Pelaksana: TKPKD, Tim Teknis
PLPBK
Peserta : TAPP, TIPP, BKM, Lurah,
Camat, SKPD terkait dan kelompok
peduli
Fasilitator: Tim Korkot

RTPLP Kawasan Prioritas


di pahami, disepakati dan
selaras dengan
Rencana/kebijakan
pembangunan
Kabupaten/Kota

Aturan bersama dipahami


dan didukung
Warga siap merealisasikan
dan atau mendayagunakan
dokumen perencanaan
tersebut secara berkelanjutan


f.

g.

Pengesahan Dokumen
RTPLP Kawasan
Prioritas dan
disosialisasikan
ditingkat Kawasan
prioritas dan Kelurahan

Pemasaran Sosial

Pelaksana: TAPP, TIPP dan Tim


Teknis

Peserta: Warga kawasan prioritas


dan warga kelurahan

Fasilitator: Tim Fasilitator kelurahan


Pelaksana: BKM/UP, Lurah, Tim
Teknis, TAPP, TIPP
Peserta: Pemda, kelompok peduli,
masyarakat di kawasan prioritas,
kelurahan/desa, dan Kota/Kabupaten
Fasilitator : Tim
fasilitator kelurahan

3
a.

b.

Korkot

dan

Tahap Pelaksanaan Pembangunan Kawasan Prioritas


Pelaksana:
Persiapan
TIPP, TAPP
Pelaksanaan
Konstruksi:
Pembentukan
dan Peserta:
Penguatan kapasitas KSM terpilih
KSM
Fasilitator:
Fasilitator Kelurahan/desa dan Tim
Teknis
Pelaksana:
Persiapan
KSM terpilih
Pelaksanaan
Konstruksi:
Penyusunan Proposal Pendamping:
Fasilitator Kelurahan/desa
Kegiatan

Dokumen
Strategi
Pemasaran
Sosial
disepakati warga
RTPLP
diakomodasi
dalam
perencanaan
Kota/Kabupaten
Investasi Pembangunan
(In-Cash dan In-Kind)
Perubahan sikap dan
perilaku

Durasi: 5 hari
Uji publik dilakukan
secara terbuka
dengan menyajikan
hasil-hasil
perencanaan, data
dan peta-peta yang
lengkap dan
informatif, agar mudah
dipahami warga
Durasi: 5 hari
Hasil konsultasi
segera ditindaklanjuti
oleh TAPP dan TIPP
untuk penyempurnaan
dan segera
sosialisasikan ke
warga
Proses pengesahan
dokumen
perencanaan,
sekurang-kurangnya
ditandatangani
koordinator tim teknis,
Lurah/Kepala desa,
dan BKM
Dilakukan secara
menerus

KSM terbentuk dan telah


diberikan penguatan
kapasitas

Durasi: 5 hari

Proposal diterima BKM/LKM


dan UP-UP

Durasi: 15 hari

Proposal telah diverifikasi


fasilitator kelurahan/desa

     


   
 
 











No
c.

d.

Tahap Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan
pembangunan
Pertanggungjawaban
pelaksanaan kegiatan

Pelaku
Pelaksana: KSM
Pendamping :
TAPP dan Fasilitator Kelurahan/desa
Pelaksana: BKM/LKM & UP-UP
Peserta: KSM

Keluaran

Keterangan

Pelaksanaan pembangunan
fisik telah selesai dengan
kualitas baik

Durasi: 90 hari

Tersusunnya laporan
Pertanggungjawaban
pelaksanaan kegiatan
pembangunan

Durasi: 30 hari

Pendamping: Fasilitator
Kelurahan/desa & Tim Teknis
4
a.

Tahap Keberlanjutan
Melakukan
evaluasi
awal

Pelaksana: BKM dan UP-UP, Lurah,


TIPP dan Kelompok Peduli
Fasilitator: Tim Fasilitator Kelurahan

b.

Melakukan
berkala

evaluasi

Pelaksana: BKM, Lurah, Lembaga


Pengelola pembangunan kawasan
dan Tim teknis
Fasilitator: Tim Korkot

c.

Menyusun
laporan
akhir dan program
kerja minimal 1 tahun
ke depan

Pelaksana: BKM dan Lurah


difasilitasi Tim Korkot

d.

Melakukan sosialisasi
program kerja 1 tahun
ke depan

Pelaksana: BKM, Lurah, TIPP dan


Tim Teknis

e.

Penyusunan
dan
penyepakatan rencana
kerja
perencanaan,
pemasaran sosial, dan
pelaksanaan
pembangunan

Pelaksana: BKM, Lurah, Lembaga


Pengelola Pembangunan dan Tim
teknis

f.



Penguatan
lembaga
pengelola
pembangunan
kawasan

Fasilitator: Tim Korkot

Dokumen rencana dan


strategi pemasaran
sosial yang
disempurnakan
Teridentifikasinya
kekurangan hasil-hasil
pelaksanaan kegiatan
pemasaran sosial dan
pembangunan
Teridentifikasi berbagai
kekurangan pelaksanaan
kegiatan PLPBK serta
pelaksanaan tugas dan
fungsi lembaga
pengelola
Pembenahan kegiatan
Tersusunnya laporan
akhir
Tersusunnya program
dan rencana kerja
Tersusunnya rencana
kebutuhan anggaran
untuk melaksanakan
rencana program minimal
1 tahun ke depan
Warga setempat
mengetahui, sepakat,
dan mendukung isi
program kerja
Masyarakat dan pemerintah
kota/kabupaten
melaksanakan proses
perencanaan partisipatif,
pemasaran sosial dan
pelaksanaan pembangunan
secara mandiri
Lembaga pengelola siap
melaksanakan proses
kegiatan PLPBK secara
mandiri

     


   
 
 


Menerus dan berkala

BAB IV
PENGELOLAAN dan PENGENDALIAN

     


   
 
 










4.1 PENGELOLAAN KEGIATAN PLPBK
Pengelolaan yang dimaksud adalah pengelolaan kegiatan PLPBK sebagai bagian
dari Program PNPM Mandiri Perkotaan yang menguraikan organisasi pelaksana dan
peran pelaku inti PLPBK.
PNPM Mandiri Perkotaan merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari PNPM
Mandiri secara nasional, oleh sebab itu pengelolaan program ini juga merupakan
bagian dari pengelolaan program nasional PNPM Mandiri yang telah diatur dalam
Pedoman Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri yang
diterbitkan oleh Tim Pengendali PNPM Mandiri.
Organisasi penyelenggaraan yang diuraikan di sini adalah organisasi
penyelenggaraan PNPM Mandiri Perkotaan yang fokus untuk kegiatan PLPBK dan
secara struktur organisasi berada di bawah kendali Tim Pengendali PNPM Mandiri
tingkat nasional. Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum
ditunjuk sebagai lembaga penyelenggara (executing agency) PNPM Mandiri
Perkotaan. Secara rinci hubungan kerja antar unsur pelaksana proyek dari tingkat
Pusat sampai dengan tingkat masyarakat dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pelaksana PLPBK






  
         

             

4.2 TATA PERAN PELAKU PLPBK


Sebagai salah satu kegiatan dalam PNPM Mandiri Perkotaan maka pengelola
PLPBK adalah sama dengan pengelola PNPM Mandiri Perkotaan. Sedangkan
khusus untuk kegiatan PLPBK akan dibentuk tim/pokja/panitia sesuai kebutuhan,
dengan pembagian peran utama sebagai berikut:

Level

Pelaku

Peran Utama

PMU P2KP

Penanggung jawab & pengambil kebijakan

Satker P2KP

Membantu pelaksanaan tugas PMU-P2KP dalam pelaksanaan


PNPM Mandiri Perkotaan

Advisori

Memberi masukan kepada PMU, Satker dan KMP dalam subtansi


dan teknis pelaksanaan

KMP

Pelaksana dan pengendali kegiatan

TKPKD Provinsi

Penanggung jawab & pengambil kebijakan

Bappeda Prov

Koordinator pelaksanaan kegiatan

Satker PBL Prov

Pelaksana administrasi keuangan kegiatan

OSP/KMW

Pelaksana dan pengendali kegiatan

TKPKD Kab/Kota

Penanggung jawab & pengambil kebijakan

Bappeda Kab/Kota

Koordinator pelaksanaan kegiatan

Tim Teknis PLPBK

Wadah koordinasi teknis pelaksanaan PLPBK antara Pemerintah


Daerah dan Masyarakat

Pusat

Provinsi

Kab/Kota

Kecamatan

Kel/Desa

Dinas Ke-PU-an
dan SKPD lain
yang terkait

Mengawasi kualitas teknis pelaksanaan kegiatan

Satker PIP

Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kegiatan PLPBK dengan


kegiatan-kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan dan program lainnya

Tim Korkot

Pelaksana dan pengendali kegiatan

Camat

Penanggung jawab kelancaran kegiatan

PJOK Kecamatan

Pelaksana administrasi keuangan kegiatan

Forum BKM/LKM
Kecamatan dan
Kelompok Peduli

Forum konsultasi dan asistensi yang diajakan Tim Teknis untuk


keterpaduan perencanaan antar wilayah kelurahan/desa atau
antar kawasan

Lurah/Kades

Penanggung jawab kelancaran kegiatan sesuai aturan yang


berlaku

BKM/LKM dan UPUP


Faskel

Koordinator pengelolaan kegiatan ditingkat masyarakat


Pendamping BKM (serta UP-UP dan tim/pokja) dan advokasi
kepada BKM, tokoh masyarakat, pemerintah dan pemangku
kepentingan lain

     


   
 
 










Level

Pelaku

Peran Utama

KSM

Pelaksana dan penerima manfaat kegiatan

Relawan

Penggerak masyarakat serta pengawal nilai dan prinsip


pelaksanaan kegiatan

TIPP dan PokjaPokja di bawah


koordinasi TIPP

Pelaksana seluruh kegiatan PLPBK di tk. masyarakat.

TAPP

Pendamping masyarakat dalam penyusunan rencana penataan di


kawasan prioritas dan pemasaran sosial

Catatan: Penyelenggaraan peran antar pelaku dibangun secara kolaboratif, penjelasan lebih rinci akan disampaikan
dalam Petunjuk Teknis PLPBK

4.3 PENGENDALIAN KEGIATAN PLPBK


Pengendalian kegiatan PLPBK meliputi kegiatan monitoring (pemantauan), evaluasi
kegiatan menyeluruh, pencapaian indikator keberhasilan, dan pelaporan.
4.3.1 Monitoring
Monitoring adalah kegiatan menerus untuk melihat dan memahami apakah
kegiatan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan prinsip dan prosedur program.
Kegiatan ini dilakukan di seluruh tahapan kegiatan PLPBK, baik siklus di tingkat
kota maupun kelurahan/desa. Pelaku pemantauan adalah masyarakat, TKPKD,
konsultan, fasilitator, lembaga donor, dan lain-lain.
Manfaat dari monitoring adalah:
 Memastikan partisipasi aktif masyarakat
 Untuk memperbaiki kualitas pelaksanaan kegiatan dan konsep PLPBK
 Untuk menjamin efektivitas manfaat program terhadap perbaikan
kesejahteraan masyarakat miskin
 Dasar pembinaan atau dukungan teknis kepada pelaku program dan
masyarakat
 Untuk memperbaiki penjadwalan dan manajemen kegiatan
 Untuk meningkatkan akuntabilitas masyarakat dalam mengelola keuangan
terkait pelaksanaan program PLPBK
Jenis kegiatan monitoring yang dimaksud adalah:
a. Monitoring Partisipatif oleh Masyarakat
Masyarakat adalah pemilik program dan mereka bertanggung jawab
memantau proses kegiatan program tersebut. Dalam rembug, masyarakat
dapat memilih dan membentuk kelompok/tim khusus yang akan melakukan
pemantauan secara sukarela demi kepentingan bersama. Masyarakat,
khususnya warga miskin memiliki hak untuk melaporkan, bila pelaksanaan
kegiatan tidak sesuai ketentuan dan/atau prosedur yang ditetapkan dalam
pedoman. Mekanisme pelaporan mengikuti sistem yang ada dalam program
PNPM Mandiri Perkotaan.
b. Monitoring oleh Pemerintah yang Berwenang
Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa program
berjalan sesuai prinsip, ketentuan dan prosedur serta dipakai sebagaimana
mestinya. Pemerintah Provinsi maupun kota/kabupaten mempunyai tugas
memantau pelaksanaan kegiatan dan membantu fasilitasi penyelesaian
persoalan. Proses monitoring didukung dengan data SIM PLPBK.

 

     


   
 
 


Pemerintah Kabupaten/Kota, melalui TKPKD merumuskan hasil kegiatan


monitoring pelaksanaan PLPBK dan digunakan sebagai umpan balik ke Tim
Korkot Kabupaten/Kota untuk mendapat perhatian atas perbaikan yang harus
dilakukan oleh Tim Korkot.
c.

Monitoring oleh Konsultan dan Fasilitator


Konsultan di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan fasilitator
mempunyai tanggung jawab untuk memantau kegiatan PLPBK sesuai
dengan Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan.

4.3.2 Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menilai dan mengukur apakah pendekatan dan hasil
kegiatan di tingkat kelurahan/desa dan kabupaten/kota mengarah pada
pencapaian tujuan program yang diharapkan. Lingkup evaluasi antara lain terkait
kemanfaatan program bagi perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin, kualitas
pelaksanaan dan kualitas hasil program, termasuk di dalamnya adalah kinerja
para pelaku program. Kegiatan evaluasi secara nasional akan dilakukan oleh
PMU P2KP dengan melibatkan para pemangku kepentingan di tingkat daerah
untuk mendapatkan masukan perbaikan dalam penyelenggaraan program secara
lebih luas dan berkelanjutan.
4.3.3 Indikator Penilaian Capaian Keberhasilan
Indikator penilaian capaian keberhasilan ini disusun sesuai tujuan dan keluaran
yang diharapkan dari implementasi kegiatan PLPBK. Indikator dirumuskan secara
sederhana dan mudah dilakukan penilaian yang berbasis data SIM maupun dari
hasil kegiatan pemantauan (monitoring) dan evaluasi. Indikator keberhasilan
tersebut disajikan pada lampiran 1.
4.3.4 Pelaporan
Pelaporan merupakan proses penyampaian data dan informasi mengenai
perkembangan atau kemajuan setiap tahapan dari pelaksanaan kegiatan PLPBK,
kendala atau permasalahan yang terjadi, penerapan dan pencapaian dari sasaran
atau tujuan program.
Mekanisme pelaporan dilakukan melalui jalur struktural pemerintahan dan jalur
fungsional konsultan, sebagai upaya untuk mempercepat proses penyampaian
data dan informasi dari lapangan atau kelurahan/desa ke tingkat Kecamatan,
Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pusat.
Sistem laporan dibuat sesederhana mungkin. Substansi laporan berupa data dan
informasi yang benar dan akurat. Agar diperoleh laporan yang lengkap dan
informatif, maka materi yang disajikan minimal harus memperlihatkan 7 (tujuh) hal
penting dan wajib dimasukkan (upload) ke dalam SIM PLPBK yaitu:
a. Manfaat program bagi perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin
b. Kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan,
c. Pencapaian sasaran dan atau target dari kegiatan yang sedang dilaksanakan,
d. Gambaran kemajuan dari pelaksanaan kegiatan pada saat laporan dibuat,
e. Target dan realisasi biaya dari kegiatan yang sedang dilaksanakan,
f. Kendala dan permasalahan yang dihadapi, termasuk tindak lanjutnya,
g. Gambaran tingkatan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program.

     


   
 
 


 








     


   
 
 


LAMPIRAN

     


   
 
 










Lampiran 1
Tabel: Indikator Capaian Kinerja
No

Tujuan

Tujuan Utama
1
Mewujudkan perbaikan
kualitas
hidup
masyarakat
miskin
melalui
penataan
lingkungan permukiman
yang teratur, aman dan
sehat

Tujuan Antara
2
Mewujudkan kesadaran
masyarakat untuk hidup
bersih, sehat melalui
peningkatan
kualitas
pelayanan
lingkungan
perumahan, sarana dan
prasarana
3
Mewujudkan
rencana
penataan permukiman
miskin berbasis ruang

Indikator dampak (impact)

Satuan

a. Meningkatnya akses masyarakat


miskin terhadap
lingkungan
permukiman yang teratur, aman
dan sehat
b. Pemanfaat puas dengan upaya
peningkatan kualitas pelayanan
lingkungan perumahan, sarana
dan prasarana.
c. Infrastruktur yang dibangun 20%
lebih murah dibandingkan dengan
yang dibangun tidak melalui
pemberdayaan masyarakat

% Kawasan
Prioritas

a.

%
Warga
Miskin dan
Rentan

b.
a.

b.

c.

d.

e.

Meningkatkan sarana,
prasarana
dan
pelayanan permukiman

a.

Kesepakatan
penataan
permukiman yang tertuang dalam
Aturan Bersama terlaksana secara
berkelanjutan
Kontribusi Pemerintah Daerah
dalam bentuk dana atau program
penataan permukiman terealisasi
sesuai
dengan
Perjanjian
Kerjasama
RTPLP Kawasan Prioritas memuat
Rencana Ruang Terbuka Hijau
minimal 10% dari luas kawasan
prioritas
Sarana
dan
prasarana
permukiman
yang
terbangun
berkualitas baik

b.

Pemeliharaan dan pengelolaan


sarana dan prasarana terbangun
berjalan dan berkelanjutan

c.

Pembangunan
sarana
dan
prasarana permukiman mampu
melayani warga miskin (sebagai
pemanfaat langsung)
Hasil audit di lokasi PLPBK Wajar
Tanpa Syarat

d.



Partisipasi warga miskin dan


rentan
terlibat
aktif
dalam
perencanaan
partisipatif
dan
pengambilan keputusan
Partisipasi perempuan terlibat aktif
dalam perencanaan partisipatif dan
pengambilan keputusan
Tersusunnya RTPLP Kawasan
Prioritas yang sudah diuji publik di
tingkat
kelurahan/desa
dan
disahkan oleh Bupati/Walikota
RTPLP Kawasan Prioritas fokus
pada kawasan permukiman miskin

2013

Target
2014

> 80%

%
Pemanfaat

> 80%

% Kawasan
Prioritas

%
Perempuan
% RTPLP
yang
disahkan
% RTPLP
fokus pada
kawasan
permukiman
miskin
%
Aturan
Bersama
terlaksana

2015

80%

Sumber
Informasi
Study/evaluasi/
Uji Petik
Study/evaluasi/
Uji Petik
Study/evaluasi/
MIS

MIS
40%

40%

40%

40% %

40%
MIS
MIS/Consultant

70%

80%

90%
MIS/Consultant

70%

%
Perjanjian
Kerja sama
% RTPLP
Kawasan
Prioritas
%
sarana
dan
prasarana
terbangun
%
sarana
dan
prasarana
terbangun
%
pemanfaat
warga
miskin
%
Kelurahan/
desa

     


   
 
 


80%

90%
MIS/Consultant

70%

80%
MIS/Consultant

70%

80%
MIS/Consultant

70%

80%

80%

90%

60%

70%

60%

60%

90%

90%

MIS/Consultant

MIS/Consultant

MIS/Consultant

MIS/Consultant

www.pnpm-perkotaan.org

KANTOR PUSAT
JL. Pattimura No.20 Kabayoran Baru
Jakarta Selatan, Indonesia - 12110
KANTOR PROYEK
Jl. Penjernihan 1 No. 19 F Pejompongan
Jakarta Pusat Indonesia - 10210
PENGADUAN
P.O. BOX 2222 JKPMT
SMS 0817 148048
e-mail : ppm@pnpm-perkotaan.org

Anda mungkin juga menyukai