Anda di halaman 1dari 25

SOAL RESPONSI UMUM PRAKTIKUM DASAR TENAGA LISTRIK 2015-2016

Dasar Teori Listrik


1. Apa yang dimaksud dengan Tegangan?
Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan
potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalam
satuan volt.
2. Apa yang dimaksud dengan Arus?
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan
waktu.
3. Jelaskan pengertian resistansi, induktansi dan kapasitansi?
Induktansi adalah Elemen rangkaian yang menyimpan energi di dalam suatu
medan magnet.
Kapasitansi adalah Elemen rangkaian yang menyimpan medan energi dalam
suatu medan listrik
Resistensi adalah elemen rangkaian yang memiliki kemampuan untuk
menahan aliran arus listrik.
4. Jelaskan pengertian resistif, induktif dan kapasitif?
Beban resistif (R) yaitu beban yang terdiri dari komponen tahanan ohm
saja (resistance), hanya mengkonsumsi beban aktif saja dan mempunyai
faktor daya sama dengan satu. Tegangan dan arus sefasa
Beban induktif (L) yaitu beban yang terdiri dari kumparat kawat yang
dililitkan pada suatu inti, Beban ini dapat mengakibatkan pergeseran fasa
(phase shift) pada arus sehingga bersifat lagging. Beban jenis ini menyerap
daya aktif dan daya reaktif.
Beban kapasitif (C) yaitu beban yang memiliki kemampuan kapasitansi
atau kemampuan untuk menyimpan energi yang berasal dari pengisian
elektrik (electrical discharge) pada suatu sirkuit. Komponen ini dapat
menyebabkan arus leading terhadap tegangan. Beban jenis ini menyerap
daya aktif dan mengeluarkan daya reaktif.
5. Jelaskan pengertian resistor, inductor dan kapasitor?
Resistor adalah komponen pasif elektronika yang berfungsi untuk
menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu
rangkain elektronika.
Induktor atau kumparan adalah salah satu komponen pasif elektronika
yang tersusun dari lilitan kawat dan bisa menghasilkan medan magnet bila
dialiri arus listrik dan sebaliknya bisa menghasilkan listrik bila diberi medan
magnet. Induktor termasuk komponen elektronika yang bisa menyimpan
muatan listrik.
kapasitor adalah komponen pasif elektronika yang dapat menyimpan
muatan arus listrik di dalam medan listrik sampai batas waktu tertentu
dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan arus
listrik.
6. Jelaskan pengertian dibawah ini:
a. Magnet

Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan
magnet.
b. Medan Magnet
Medan magnet adalah suatu medan atau ruang yang dibentuk dengan
menggerakan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan
munculnya gaya di muatan listrik lain yang bergerak.
c. Flux magnet
Fluks Magnet adalah ukuran magnetisme yang ditunjukkan oleh sebuah
benda pada penampang dua dimensi. Fluks Magnet juga disebut sebagai
elektromagnetisme dan digunakan untuk menghitung kerapatan medan
magnet.
d. Medan listrik
Medan listrik adalah daerah disekitar muatan listrik yang jika muatan
listrik lain diletakkan di ruangan ini maka akan terjadi gaya listrik.
e. Induksi elektromagnetik
Induksi elektromagnetik adalah gejala timbulnya gaya gerak listrik di
dalam suatu kumparan/konduktor bila terdapat perubahan fluks magnetik
pada konduktor tersebut atau bila konduktor bergerak relatif melintasi
medan magnetik.
7. Jelaskan Bunyi Hukum dibawah ini !
a. Hukum kirchoff I dan II
Hukum kirchoff 1 berbunyi Jumlah kuat arus yang masuk dalam titik
percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik
percabangan.
Hukum Kirchoff 2 berbunyi: "Dalam rangkaian tertutup, Jumlah aljabbar
GGL (E) dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol".
b. Hukum Ohm
Hukum ohm Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah
penghantar atau Konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial
atau tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik
dengan hambatannya (R).
c. Hukum Oersted
Hukum Oersted Jika muatan listrik mengalir melalui kawat penghantar
konduktor, maka akan timbul pengaruh magnetik disekitar kawar berarus
tersebut.
d. Hukum Faraday
Bunyi Hukum Faraday 1 "Massa zat yang terbentuk pada masingmasing elektroda sebanding dengan kuat arus listrik yang mengalir pada
elektrolisis tersebut"
Bunyi Hukum faraday 2 "Massa dari macam-macam zat yang
diendapkan pada masing-masing elektroda oleh sejumlah arus listrik yang
sama banyaknya akan sebanding dengan berat ekivalen masing-masing
zat tersebut"
e. Hukum Bio-Savart dan Gaya Lorentz
Hukum biot-savart sebuah kawat apabila dialiri oleh arus listrik akan
menghasilkan medan magnet yang garis-garis gayanya berupa lingkaran-

lingkaran yang berada disekitar kawat tersebut. Arah dari garis-garis gaya
(gaya lorentz) magnet ditentukan dengan kaidah tangan kanan.
Gaya Lorentz adalah gaya yang ditimbulkan oleh sebuah penghantar
yang dialiri arus listrik dan penghantar tersebut berada dalam medan
magnetic.

Mesin-Mesin Listrik
1. Gambarkan diagram mesin-mesin Listrik !
2. Jelaskan pengertian Motor induksi dan Motor sinkron !

Motor induksi adalah motor yang berputar karena adanya tegangan


terinduksi yang timbul karena terpotongnya batang konduktor (rotor)
oleh medan putar stator. Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang
digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.
Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan
kumparan medan pada rotor
3. Jelaskan pengertian Generator induksi dan Generator snkron!

Generator induksi merupakan salah satujenis generator AC yang


menerapkan prinsip motor induksi untuk menghasilkan daya.
Generator induksi dioperasikan dengan menggerakkan rotornya secara
mekanis lebih cepat daripada kecepatan sinkron sehingga
menghasilkan slip negatif. Motor induksi biasa umumnya dapat
digunakan sebagai sebuah generator tanpa ada modifikasi internal.
Generator induksi sangat berguna pada aplikasi-aplikasi seperti
pembangkit listrik mikrohidro, turbin angin, atau untuk menurunkan
aliran gas bertekanan tinggi ke tekanan rendah, karena dapat
memanfaatkan energi denganpengontrolan yang relatif sederhana.
Generator induksi adalah generator yang menggunakan prinsip induksi
elektromagnetik dalam pengoperasiannya. Generator ini dapat bekerja
pada putaran rendah serta tidak tetap kecepatannya, sehingga
generator induksi banyak digunakan pada pembangkit listrik dengan
daya yang rendah seperti pada pembangkit listrik tenaga mikrohidro
atau pembangkit listrik tenaga baru.
Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari
penggerak mula (prime mover) yang terkopel dengan rotor generator, sedangkan energi
listrik diperoleh dari proses induksi elektromagnetik yang melibatkan kumparan rotor dan
kumparan stator. Mesin listrik arus bolak-balik ini disebut sinkron karena rotor berputar
secara sinkron atau berputar dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan medan
magnet putar.
4. Gambarkan dan jelaskan bagian-bagian konstruksi Mesin Induksi !
5. Gambarkan dan Jelaskan bagian-bagian konstruksi Mesin sinkron !
6. Jelaskan Prinsip kerja dari mesin induksi (Generator-Motor)!

Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan stator kepada
kumparan rotornya. Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari kumparan stator akan
memotong kumparan rotornya sehingga timbul emf (ggl) atau tegangan induksi dan
karena penghantar (kumparan) rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan
mengalir arus pada kumparan rotor.
Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya fluks yang
berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami gaya Lorentz

yang menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai dengan arah
pergerakan medan induksi stator. Pada rangka stator terdapat kumparan stator yang
ditempatkan pada slot-slotnya yang dililitkan pada sejumlah kutup tertentu. Jumlah
kutup ini menentukan kecepatan berputarnya medanstator yang terjadi yang
diinduksikan ke rotornya. Makin besar jumlah kutup akan mengakibatkan makin
kecilnya
kecepatan
putar medanstator
dan
sebaliknya.
Kecepatan
berputarnya medan putar ini disebut kecepatan sinkron.
Secara sistematis, prinsip kerja motor induksi tiga phasa dapat diuraikan sebagai beriku
1. Apabila sumber tegangan tiga phasa dipasang pada kumparan stator akan timbul
medan putar dengan kecepatan ns = 120flp.
2. Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor yang ada pada rotor.
3. Akibatnya pada kumparan rotor timbul tegangan induksi (ggl) sebesar:
E2s = 4,44 f2N2m (untuk satu phasa)
E2s merupakan tegangan induksi pada saat rotor berputar
4. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka ggl (E) akan
menghasilkan arus (I).
5. Adanya arus (I) di dalam medan magnet menimbulkan gaya (F) pada rotor.
6. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor yang cukup besar untuk
memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.
7. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian 3, tegangan induksi timbul karena
terpotongnya batang konduktor rotor oleh medan putar stator. Artinya agar tegangan
terinduksi diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns)
dengan kecepatan berputar rotor (nr).
8. Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip (S) yang dinyatakan dengan
S = (ns nr)/ns x 100%
9. Bila nr = ns, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir pada
kumparan jangkar rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel motor akan
ditimbulkan apabila nr lebih kecil dari ns.
10. Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor tak serempak
atau motor asinkron.

7. Jelaskan Prinsip kerja dari mesin Asinkron (Generator-Motor)!

Transformator
1. Jelaskan Pengertian Transformator!
Pengertian Transformator
Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang
berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah atau sebaliknya.
Dalam operasi penyaluran tenaga listrik transformator dapat dikatakan
sebagai jantung dari transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini suatu
transformator diharapkan dapat beroperasi secara maksimal (kalau bisa terus
menerus tanpa berhenti). Mengingat kerja keras dari suatu transformator
seperti itu maka cara pemeliharaan juga dituntut sebaik mungkin. Oleh

karena itu transformator harus dipelihara dengan menggunakan sistem dan


peralatan yang benar, baik dan tepat. Untuk itu regu pemeliharaan harus
mengetahui bagian-bagian transformator dan bagian-bagian mana yang perlu
diawasi melebihi bagian yang lainnya.
Berdasarkan tegangan operasinya dapat dibedakan
menjadi transformator 500/150 kV dan 150/70 kV biasa disebut Interbus
Transformator (IBT). Transformator 150/20 kV dan 70/20 kV disebut juga trafo
distribusi. Titik netral transformator ditanahkan sesuai dengan kebutuhan
untuk sistem pengamanan/proteksi. Sebagai contoh transformator 150/70 kV
ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV dan transformator 70/20 kV
ditanahkan dengan tahanan rendah atau tahanan tinggi atau langsung di sisi
netral 20 kV nya.
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis transformator!
Jenis-jenis transformator
1. Step-Up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder
lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik
tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik
sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi
yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.
2. Step-Down
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan
primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini
sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.
3. Autotransformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara
listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan
primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder
selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama
lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan
transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran
fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan.
Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik
antara lilitan primer dengan lilitan sekunder.
Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan
lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).

4. Autotransformator variabel
Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang
sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan
primer-sekunder yang berubah-ubah.
5. Transformator isolasi
Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan
lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer.
Tetapi pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak
untuk mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi sebagai
isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis ini
telah banyak digantikan oleh kopling kapasitor.
6. Transformator pulsa
Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk
memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan
material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik
tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi pada lilitan
sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator
hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan
primer berbalik arah.
7. Transformator tiga fase
Transformator tiga fase sebenarnya adalah tiga transformator yang
dihubungkan secara khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya
dihubungkan secara bintang like emoticon dan lilitan sekunder dihubungkan
secara delta (\Delta).
3. Gambarkan dan Jelaskan bagian-bagian konstruksi transformator ! (gambar
gk lengkap! Lengkapi sendiri!)
1. Bagian utama transformator, terdiri dari :
a) Inti besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluks, yang ditimbulkan oleh
arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi
tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang
ditimbulkan oleh arus pusar atau arus eddy (eddy current).
b) Kumparan transformator

Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan, dan kumparan


tersebut diisolasi, baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain
dengan menggunakan isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain-lain.
Pada transformator terdapat kumparan primer dan kumparan sekunder. Jika
kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada
kumparan tersebut timbul fluks yang menimbulkan induksi tegangan, bila
pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban) maka mengalir arus
pada kumparan tersebut, sehingga kumparan ini berfungsi sebagai alat
transformasi tegangan dan arus.
c) Kumparan tertier
Fungsi kumparan tertier diperlukan adalah untuk memperoleh tegangan
tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan
tertier selalu dihubungkan delta atau segitiga. Kumparan tertier sering
digunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti kondensator
synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt, namun demikian tidak semua
transformator daya mempunyai kumparan tertier.

d) Minyak transformator
Sebagian besar dari transformator tenaga memiliki kumparan-kumparan yang
intinya direndam dalam minyak transformator, terutama pada transformatortransformator tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak transformator
mempunyai sifat
sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan juga berfungsi pula sebagai
isolasi (memiliki daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai
media pendingin dan isolasi.
Minyak transformator harus memenuhi persyaratan, yaitu:
kekuatan isolasi tinggi
penyalur panas yang baik, berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel
dalam minyak dapat mengendap dengan cepat
viskositas yang rendah, agar lebih mudah bersirkulasi dan memiliki
kemampuan pendinginan menjadi lebih baik
titik nyala yang tinggi dan tidak mudah menguap yang dapat menimbulkan
baha
tidak merusak bahan isolasi padat
sifat kimia yang stabil
Minyak transformator baru harus memiliki spesifikasi seperti tampak pada
Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Spesifikasi Minyak Isolasi Baru.


Untuk minyak isolasi pakai berlaku untuk transformator berkapasitas > 1 MVA
atau bertegangan > 30 kV sifatnya seperti ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Spesifikasi Minyak Isolasi Pakai.


e) Bushing
Hubungan antara kumparan transformator ke jaringan luar melalui sebuah
bushing, yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang
sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan

tangki transformator.
f) Tangki dan konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari transformator yang terendam minyak
transformator berada atau (ditempatkan) di dalam tangki. Untuk menampung
pemuaian pada minyak transformator, pada tangki dilengkapi dengan sebuah
konservator.
Terdapat beberapa jenis tangki, diantaranya adalah:
Jenis sirip (tank corrugated) Badan tangki terbuat dari pelat baja bercanai
dingin yang menjalani penekukan, pemotongan dan proses pengelasan
otomatis, untuk membentuk badan tangki bersirip dengan siripnya berfungsi
sebagai radiator pendingin dan alat bernapas pada saat yang sama. Tutup
dan dasar tangki terbuat dari plat baja bercanai panas yang kemudian dilas
sambung kepada badan tangki bersirip membentuk tangki corrugated ini.
Umumnya transformator di bawah 4000 kVA dibuat dengan bentuk tangki
corrugated.
Jenis tangki Conventional Beradiator, Jenis tangki terdiri dari badan tangki
dan tutup yang terbuat dari mild steel plate (plat baja bercanai panas)
ditekuk dan dilas untuk dibangun sesuai dimensi yang diinginkan, sedang
radiator jenis panel terbuat dari pelat baja bercanai dingin (cold rolled steel
sheets). Transformator ini umumnya dilengkapi dengan konservator dan
digunakan untuk 25.000,00 kVA, yang ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Transformator Tipe Conventional Beradiator (Sumber Trafindo,


2005)
Hermatically Sealed Tank With N2 Cushined, Tipe tangki ini sama dengan
jenis conventional tetapi di atas permukaan minyak terdapat gas nitrogen
untuk mencegah kontak antara minyak dengan udara luar
2. Peralatan Bantu
a) Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi
besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan
suhu yang berlebihan, akan merusak isolasi transformator, maka untuk
mengurangi adanya kenaikan suhu yang berlebihan tersebut pada
transformator perlu juga dilengkapi dengan sistem pendingin yang bergungsi
untuk menyalurkan panas keluar transformator. Media yang digunakan pada
sistem pendingin dapat berupa
udara, gas, minyak dan air.
Sistem pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara:
Alamiah (natural)
Tekanan/paksaan (forced)

Tabel 3. Tipe Pendinginan Transformator


keterangan: A = air (udara), O = Oil (minyak), N = Natural (alamiah), F =
Forced (Paksaan / tekanan)
b) Tap Changer (perubah tap)
Tap Changer adalah perubah perbandingan transformator untuk
mendapatkan tegangan operasi sekunder sesuai yang diinginkan dari
tegangan jaringan/primer yang berubah-ubah. Tap changer dapat dilakukan
baik dalam keadaan berbeban (on-load) atau dalam keadaan tak berbeban
(off load), dan tergantung jenisnya.
c) Alat pernapasan
Karena adanya pengaruh naik turunnya beban transformator maupun suhu
udara luar, maka suhu minyak akan berubah-ubah mengikuti keadaan
tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara
di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu
minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam
tangki. Kedua proses di atas disebut pernapasan transformator. Permukaan
minyak transformator akan selalu bersinggungan dengan udara luar yang
menurunkan nilai tegangan tembus pada minyak transformator, maka untuk
mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi
tabung berisi kristal zat hygroscopis.
d) Indikator
Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya
indicator yang dipasang pada transformator. Indikator tersebut adalah
sebagai berikut:

indikator
indikator
indikator
indikator

suhu minyak
permukaan minyak
sistem pendingin
kedudukan tap, dan sebagainya.

3. Peralatan Proteksi
a) Relay Bucholz
Relay Bucholz adalah relai yang berfungsi mendeteksi dan mengamankan
terhadap gangguan transformator yang menimbulkan gas.
Timbulnya gas dapat diakibatkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah:
Hubung singkat antar lilitan pada atau dalam phasa
Hubung singkat antar phasa
Hubung singkat antar phasa ke tanah
Busur api listrik antar laminasi
Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.
b) Relai Tekanan Lebih
Relai ini berfungsi hampir sama seperti Relay Bucholz. Fungsinya adalah
mengamankan terhadap gangguan di dalam transformator. Bedanya relai ini
hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung
mentripkan pemutus tenaga (PMT). Alat pengaman tekanan lebih ini berupa
membran yang terbuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas,
sebagai pengaman tangki transformator terhadap kenaikan tekan gas yang
timbul di dalam tangki yang akan pecah pada tekanan tertentu dan
kekuatannya lebih rendah dari kekuatan tangki transformator
c) Relai Diferensial
Berfungsi mengamankan transformator terhadap gangguan di dalam
transformator, antara lain adalah kejadian flash over antara kumparan
dengan kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan
di dalam kumparan ataupun beda kumparan.

d) Relai Arus lebih


Berfungsi mengamankan transformator jika arus yang mengalir melebihi dari
nilai yang diperkenankan lewat pada transformator tersebut dan arus lebih ini
dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat. Arus
lebih ini dideteksi oleh transformator arus atau current transformator (CT).
e) Relai Tangki Tanah

Alat ini berfungsi untuk mengamankan transformator bila ada hubung singkat
antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan
pada transformator.
f) Relai Hubung Tanah
Fungsi alat ini adalah untuk mengamankan transformator jika terjadi
gangguan hubung singkat satu phasa ke tanah.
g) Relai Thermis
Alat ini berfungsi untuk mencegah/mengamankan transformator dari
kerusakan isolasi pada kumparan, akibat adanya panas lebih yang
ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran yang diukur di dalam relai ini adalah
kenaikan suhu.

4. Jelaskan Prinsip kerja dari Transformator!


Prinsip Kerja Transformator sebenarnya bertujuan untuk menaikan dan atau
menurunkan arus tegangan. Arus tegangan yang akan di naikan dan atau di
turunkan oleh transformator tersebut adalah arus tegangan bolak balik,
secara umum arus tegangan bolak balik tersebut lebih dikenal dengan AC.
Sebagai pengantar, transformator biasanya dapat anda lihat dan temukan di
beberapa barang barang kelistrikan, seperti televisi, radio, komputer dan
peralatan peralatan yang berhubungan dengan listrik lainnya. yang jelas
alat alat yang berhubungan dengan listrik tersebut memang memerlukan
penyesuai dalam hal tegangan atau arus. Sebagai contoh, televisi yang
memerlukan tegangan 50 volt pada listrik di rumah dengan tegangan 220
volt.
Gambar Tentang Prinsip Kerja Transformator

Maka di gunakan transformator pada televisi tersebut untuk merubah


tegangan listrik AC atau tegangan bolak balik sebesar 220 volt menjadi
tegangan atau arus listrik 50 volt pada televisi tersebut. Karena prinsip kerja
transformator yang dapat mengubah tegangan tersebut maka transformator
selalu dapat di temukan di hampir semua alat alat yang ada hubungannya
dengan listrik. Terdapat tiga bagian pada sebuah transformator yaitu,
kumparan yang terdiri dari kumparan primer dan skunder, dan kumparan
utama atau kumparan primer. Bagi anda yang ingin menghitung jumlah lilitan
sekunder yang dibutuhkan juga sebenarnya cukup mudah, ada rumus fisika
yang dapat anda gunakan untuk menghitungnya.
Rumus yang digunakan untuk menghitung lilitan sekunder adalah besar
tegangan listrik yang dibutuhkan alat elektronik anda dibagi besarnya
tegangan listrik di rumah anda dikali dengan jumlah banyaknya lilitan primer
yang terdapat pada transformator. Contoh, tegangan listrik yang dibutuhkan
untuk charger hp 10 volt pada tegangan listrik rumah sebesar 220 volt dan
jika kumparan primer yang terdapat pada transformatornya adalah 1.100
lilitan, jadi rumus menghitungnya 10 volt per 220 volt dikali 1100 maka
hasilnya adalah 50. Angka 50 tersebut adalah jumlah dari lilitan
skundernya.Prinsip kerja transformator merupakan hal yang harus dimengerti
oleh orang yang mengambil jurusan kelistrikan atau elektro, karena seperti
yang sudah diketahui bersama, transformator hampir pasti ada disetiap
peralatan elektronik.

5. Tuliskan Persamaan-Persamaan yang digunakan dalam trasformator!


A. Besaran Utama
Susunan trafo daya pada dasarnya adalah seperti pada gambar dibawah ini

Gambar1. Prinsip kerja transformator

Pada inti besi berbahan ferromagnetis b dililitkan gulungan primer


sebanyak n1 , dan lilitan sekunder sebanyakn2 . Bila lilitan primer diberi
tegangan bolak-balik (AC) dengan harga efektif sebesar V1 dengan
frekuensi f , maka dalam inti besi b akan timbul fluks magnet . Hubungan
antara V1 dengan bagi tegangan bolak-balik berbentuk sinus adalah :

V1 = 4,44 f n1

(1)

Dengan adanya fluks magnet , maka pada lilitan sekunder yang juga
melingkupi fluks magnet tersebut akan diinduksikan tegangan sekunder
sebesar

V2 = 4,44 f n2

(2)

Dari kedua persamaan diatas kalau kita bagi maka akan kita dapatkan
persamaan :

V1 / V2 = n1 / n2

(3)

Dengan kata lain, tegangan lilitan-lilitan suatu transformator adalah


sebanding dengan jumlah lilitannya masing-masing.
Jika lilitan sekunder diberi beban, sehingga akan mengalir arus sebesar I2 ,
maka arus ini juga akan membentuk fluks pada inti besi sebesar 2 , yang
akan mengubah besarnya awal. Bila hal ini terjadi, maka keseimbangan
antara V1 dan pada persamaan (1) akan terganggu. Hal ini akan
menyebabkan mengalirnya arus I1 pada primer, yang berakibat timbulnya
fluks 1 . Arus I1 nilainya sedemikian besar, sehingga 1 akan meniadakan
pengaruh 2, atau dengan kata lain 1 = 2.
Karena 1 sebanding dengan n1 I1 , dan 2 sebanding dengan n2 I2 , maka
akan timbul persamaan :

n1 I1 = n2 I2

atau

I1 / I2 = n2 / n1

(4)

Bila tegangan sebanding dengan jumlah lilitan, maka arus akan berbanding
terbalik dengan jumlah lilitan. Persamaan (3) dan (4) adalah rumus dasar
transformator dalam keadaan ideal. Perkalian antara persamaan (3) dan (4)
menghasilkan :

V1 I1 / V2 I2 = 1

atau

V1 I1 = V2 I2

(5)

Dari persamaan tersebut jelas bahwa daya yang disalurkan lewat lilitan
primer sama dengan daya yang diberikan oleh sekunder.

Keadaan diatas adalah keadaan pada trafo yang ideal. Trafo ideal cirinya
ialah bahwa fluks yang timbul dengan sendirinya jika primer diberi
tegangan V1 , dan I2 = I1 = 0. Jadi untuk membentuk fluks tidak diperlukan
suatu arus apapun. Hal ini sebenarnya tidak mungkin terjadi, karena untuk
membentuk fluks diperlukan arus yang diambil dari sumber V1 yang
disebut arus magnetisasi atau arus beban nol I0.
Nilai fluks per satuan penampang disebut induksi magnet B .

B = / Aeff

(6)

Di dalam inti trafo arus yang membentuk fluks magnet adalah arus
magnetisasi yang merupakan arus bolak-balik dengan frekuensi f. Karenanya
fluks di dalamnya juga akan berubah-ubah sesuai dengan frekuensi arus
tersebut. Magnetisasi inti secara bolak-balik ini akan menimbulkan kerugian
yang disebut kerugian histeresis. Kerugian histeresis ini besarnya sebanding
dengan luas jerat histeresis tersebut. Kecuali dari jenis bahan inti trafo, luas
jerat histeresis juga tergantung dari besarnya Induksi maksimum Bm yang
dicapai dalam magnetisasi bolak-balik itu. Kerugian hiteresis ini sebanding
dengan (Bm)2. Besarnya nilai induksi maksimum Bm dapat diperoleh dari :

Bm = / Aeff = V1 / 4,44 f n1 Aeff

(7)

Dari persamaan (1) dan (7), maka daya semu trafo dapat ditulis dengan
persamaan :

P = V1 I1
= 4,44 f n1 Bm Aeff I1

(8)

Kalau penampang kawat primer adalah q1 , maka jika kita memakai besaran
padat arus dengan persamaan s = I1 / q1 (A/mm2) , dari persamaan (8)
akan kita dapatkan :

P = V1 I1
= 4,44 f n1 Bm Aeff q1 s
= 4,44 f Bm s Aeff ( n1 q1 )

(9)

Karena n1 I1 = n2 I2 , maka bila padat arus diambil sama dengan padat


arus sekunder, akan diperoleh :

n1 q1 s = n2 q2 s karena besaran s sama maka n1 q1 = n2 q2

Dapat juga kita tulis n1 q1 = ( n1 q1 + n2 q2 ) sehingga kita peroleh :

P = 2,22 f Bm s Aeff ( n1 q1 + n2 q2 )

(10)

( n1q1 + n2q2 ) tidak lain adalah luas jendela inti yang ditempati oleh
penampang-penampang kawat primer dan sekunder, sisanya ditempati oleh
kertas isolasi dan ruang udara antar kawat.
Jika luas jendela dimisalkan Acu , maka dapat ditulis :

( n1 q1 + n2 q2 ) = 100 c Acu

(11)

dimana c adalah suatu konstanta yang disebut faktor pengisian. Faktor 100
karena Acu akan dinyatakan dalam cm2, sedangkan q1 dan q2 dinyatakan
dalam mm2.
Dari persamaan (10) dan (11) dapat kita peroleh :

P = 222 f Bm s c ( Aeff Acu )

(12)

Jadi bila suatu inti trafo dengan ukuran tertentun maka hasil luas penampang
besi dengan luas jendelanya adalah sebanding dengan daya trafo yang
mungkin dibuat oleh inti tersebut. Tin ggal tergantung dari pembebanan besi
dengan Bm serta pembebanan tembaga dengan s.
Bila selanjutnya Acu dipilih sebanding dengan Aeff untuk berbagai ukuran
inti, maka ada hubungan Acu = m Aeff , sehingga dapat kita tulis :

P = 222 f Bm s c m Aeff2

atau

Aeff = P / 2,22 f Bm s c m

dimana Aeff : Luas penampang inti besi


P
f

: Daya trafo
: frekuensi ( di Indonesia 50 Hz )

Bm

: Induksi maksimal ( 0,9 ... 1,1 Wb/m2 )

: Kepadatan arus ( 1,5 ... 5 A/mm2 )

: faktor pengisian ( 0,45 ... 0,7 )

: Acu/Aeff

Jika kita ambil besar Bm = 1,0 Wb/m2 = 10-4 Wb/cm2 , s = 3 A/mm2 , c =


0,5 , dan m = kita ambil perkiraan besarnya 0,6 maka persamaan diatas
dapat kita sederhanakan menjadi :

Aeff = P / 222 x 50 x 10-4 x 3 x 0,5 x 0,6


= P / 1
Aeff = P

(13)

B. Perhitungan Inti Transformator dan Kawat Tembaga


Untuk menentukan lebar penampang inti b dipakai pendekatan
b = Aeff / 1,5 hingga Aeff

(14)

setelah ketemu lebar penampang inti tinggal menentukan panjang inti besi

h = Aeff / b

(15)

Gambar2. Dimensi trafo

Untuk menentukan diameter kawat sekunder yang akan digunakan , lebih


dulu dihitung arus sekundernya :

I2 = P2 / V2

penampang kawat sekunder

q2 = I1 / s

nilai padat arus s antara 1,5 ... 5 A/mm2

diameter kawat sekunder

d2 =

4 / x q2

= 4 / x I2 / s

= 4 / x I2 / s jika s kita pakai besaran 3A/mm2


maka

= (4 / 3,14 x 3 )
= (0,424 )

I2

I2

d2 = 0,7 I2

(16)

jumlah lilitan sekunder per volt perlu ditambahkan 10% dari totalnya,
gunanya untuk memperhitungkan kerugian tegangan pada waktu trafo diberi
beban sehingga persamaannya

n2 / V = 110% x ( 1 / 4,44 f Bm Aeff )

Jika kita pilih nilai f = 50Hz , dan Bm = 10-4 Wb/cm2 , maka

n2 / V = 1,1 x ( 1 / 4,44 x 50 x 10-4 ) x ( 1 / Aeff )


= 49,549 x 1 / Aeff
n2 / V 50 / Aeff

(17)

Efisiensi transformator adalah perbandingan antara daya listrik keluaran


dengan daya listrik pada masukannya. Pada transformator ideal efisiensinya
100 %, tetapi pada kenyataannya efisiensi tranformator tidak akan bisa
mencapai 100 % , hal ini disebabkan karena sebagian energi terbuang
menjadi panas atau energi bunyi.
Efisiensi trafo untuk tegangan rendah kira-kira hanya 90%, sehingga dalam
perencanaan suatu trafo setelah ditentukan daya keluaran sekundernya, agar
bisa mendekati maksimal dayanya, maka daya primer kita tambahkan 10%
nya
P1 = ( 100 % + 10 % ) x P2
P1 = 1,1 x P2

Sehingga dapat kita cari nilai arus primernya

(18)

I1 = P1 / V1

Untuk menetukan diameter kawat primer jika dipakai padat arus 3


A/mm2 maka rumusnya sama seperti waktu menetukan diameter kawat
sekunder :

d1 = 0,7 I1

(19)

Jumalah lilitan per volt jika kita pilih nilai f = 50Hz , dan Bm = 10-4 Wb/cm2 ,
maka :

n1 / V = 1 / 4,44 f Bm Aeff
= ( 1 / 4,44 x 50 x 10-4 ) x ( 1 / Aeff )
n1 / V = 45 / Aeff

(20)

Setelah diameter kawat dan jumlah lilitan sekunder maupun primer sudah
ditentukan perlu pengecekan apakah gulungan dapat masuk ke dalam
jendela dengan baik. Langkah pengecekan dapat menggunakan rumus :

c = ( n1 q1 + n2 q2 ) / Acu

(21)

Dimana Acu = x . y ( dalam mm2 ) lihat gambar 2 untuk ukuran x dan y


Nilai c yang baik adalah antara 0,45 ... 0,7 . Kalau lebih besar dari 0,7
kemungkinan gulungan kawat tidak dapat masuk kedalam jendela inti. Jika
hasil dari c kurang dari 0,45 berarti inti besi kurang dimanfaatkan dengan
baik sehingga kurang ekonomis.

Anda mungkin juga menyukai