Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan
magnet.
b. Medan Magnet
Medan magnet adalah suatu medan atau ruang yang dibentuk dengan
menggerakan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan
munculnya gaya di muatan listrik lain yang bergerak.
c. Flux magnet
Fluks Magnet adalah ukuran magnetisme yang ditunjukkan oleh sebuah
benda pada penampang dua dimensi. Fluks Magnet juga disebut sebagai
elektromagnetisme dan digunakan untuk menghitung kerapatan medan
magnet.
d. Medan listrik
Medan listrik adalah daerah disekitar muatan listrik yang jika muatan
listrik lain diletakkan di ruangan ini maka akan terjadi gaya listrik.
e. Induksi elektromagnetik
Induksi elektromagnetik adalah gejala timbulnya gaya gerak listrik di
dalam suatu kumparan/konduktor bila terdapat perubahan fluks magnetik
pada konduktor tersebut atau bila konduktor bergerak relatif melintasi
medan magnetik.
7. Jelaskan Bunyi Hukum dibawah ini !
a. Hukum kirchoff I dan II
Hukum kirchoff 1 berbunyi Jumlah kuat arus yang masuk dalam titik
percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik
percabangan.
Hukum Kirchoff 2 berbunyi: "Dalam rangkaian tertutup, Jumlah aljabbar
GGL (E) dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol".
b. Hukum Ohm
Hukum ohm Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah
penghantar atau Konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial
atau tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik
dengan hambatannya (R).
c. Hukum Oersted
Hukum Oersted Jika muatan listrik mengalir melalui kawat penghantar
konduktor, maka akan timbul pengaruh magnetik disekitar kawar berarus
tersebut.
d. Hukum Faraday
Bunyi Hukum Faraday 1 "Massa zat yang terbentuk pada masingmasing elektroda sebanding dengan kuat arus listrik yang mengalir pada
elektrolisis tersebut"
Bunyi Hukum faraday 2 "Massa dari macam-macam zat yang
diendapkan pada masing-masing elektroda oleh sejumlah arus listrik yang
sama banyaknya akan sebanding dengan berat ekivalen masing-masing
zat tersebut"
e. Hukum Bio-Savart dan Gaya Lorentz
Hukum biot-savart sebuah kawat apabila dialiri oleh arus listrik akan
menghasilkan medan magnet yang garis-garis gayanya berupa lingkaran-
lingkaran yang berada disekitar kawat tersebut. Arah dari garis-garis gaya
(gaya lorentz) magnet ditentukan dengan kaidah tangan kanan.
Gaya Lorentz adalah gaya yang ditimbulkan oleh sebuah penghantar
yang dialiri arus listrik dan penghantar tersebut berada dalam medan
magnetic.
Mesin-Mesin Listrik
1. Gambarkan diagram mesin-mesin Listrik !
2. Jelaskan pengertian Motor induksi dan Motor sinkron !
Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan stator kepada
kumparan rotornya. Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari kumparan stator akan
memotong kumparan rotornya sehingga timbul emf (ggl) atau tegangan induksi dan
karena penghantar (kumparan) rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan
mengalir arus pada kumparan rotor.
Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya fluks yang
berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami gaya Lorentz
yang menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai dengan arah
pergerakan medan induksi stator. Pada rangka stator terdapat kumparan stator yang
ditempatkan pada slot-slotnya yang dililitkan pada sejumlah kutup tertentu. Jumlah
kutup ini menentukan kecepatan berputarnya medanstator yang terjadi yang
diinduksikan ke rotornya. Makin besar jumlah kutup akan mengakibatkan makin
kecilnya
kecepatan
putar medanstator
dan
sebaliknya.
Kecepatan
berputarnya medan putar ini disebut kecepatan sinkron.
Secara sistematis, prinsip kerja motor induksi tiga phasa dapat diuraikan sebagai beriku
1. Apabila sumber tegangan tiga phasa dipasang pada kumparan stator akan timbul
medan putar dengan kecepatan ns = 120flp.
2. Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor yang ada pada rotor.
3. Akibatnya pada kumparan rotor timbul tegangan induksi (ggl) sebesar:
E2s = 4,44 f2N2m (untuk satu phasa)
E2s merupakan tegangan induksi pada saat rotor berputar
4. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka ggl (E) akan
menghasilkan arus (I).
5. Adanya arus (I) di dalam medan magnet menimbulkan gaya (F) pada rotor.
6. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor yang cukup besar untuk
memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.
7. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian 3, tegangan induksi timbul karena
terpotongnya batang konduktor rotor oleh medan putar stator. Artinya agar tegangan
terinduksi diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns)
dengan kecepatan berputar rotor (nr).
8. Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip (S) yang dinyatakan dengan
S = (ns nr)/ns x 100%
9. Bila nr = ns, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir pada
kumparan jangkar rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel motor akan
ditimbulkan apabila nr lebih kecil dari ns.
10. Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor tak serempak
atau motor asinkron.
Transformator
1. Jelaskan Pengertian Transformator!
Pengertian Transformator
Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang
berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah atau sebaliknya.
Dalam operasi penyaluran tenaga listrik transformator dapat dikatakan
sebagai jantung dari transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini suatu
transformator diharapkan dapat beroperasi secara maksimal (kalau bisa terus
menerus tanpa berhenti). Mengingat kerja keras dari suatu transformator
seperti itu maka cara pemeliharaan juga dituntut sebaik mungkin. Oleh
4. Autotransformator variabel
Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang
sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan
primer-sekunder yang berubah-ubah.
5. Transformator isolasi
Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan
lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer.
Tetapi pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak
untuk mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi sebagai
isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis ini
telah banyak digantikan oleh kopling kapasitor.
6. Transformator pulsa
Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk
memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan
material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik
tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi pada lilitan
sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator
hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan
primer berbalik arah.
7. Transformator tiga fase
Transformator tiga fase sebenarnya adalah tiga transformator yang
dihubungkan secara khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya
dihubungkan secara bintang like emoticon dan lilitan sekunder dihubungkan
secara delta (\Delta).
3. Gambarkan dan Jelaskan bagian-bagian konstruksi transformator ! (gambar
gk lengkap! Lengkapi sendiri!)
1. Bagian utama transformator, terdiri dari :
a) Inti besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluks, yang ditimbulkan oleh
arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi
tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang
ditimbulkan oleh arus pusar atau arus eddy (eddy current).
b) Kumparan transformator
d) Minyak transformator
Sebagian besar dari transformator tenaga memiliki kumparan-kumparan yang
intinya direndam dalam minyak transformator, terutama pada transformatortransformator tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak transformator
mempunyai sifat
sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan juga berfungsi pula sebagai
isolasi (memiliki daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai
media pendingin dan isolasi.
Minyak transformator harus memenuhi persyaratan, yaitu:
kekuatan isolasi tinggi
penyalur panas yang baik, berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel
dalam minyak dapat mengendap dengan cepat
viskositas yang rendah, agar lebih mudah bersirkulasi dan memiliki
kemampuan pendinginan menjadi lebih baik
titik nyala yang tinggi dan tidak mudah menguap yang dapat menimbulkan
baha
tidak merusak bahan isolasi padat
sifat kimia yang stabil
Minyak transformator baru harus memiliki spesifikasi seperti tampak pada
Tabel 1 di bawah ini.
tangki transformator.
f) Tangki dan konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari transformator yang terendam minyak
transformator berada atau (ditempatkan) di dalam tangki. Untuk menampung
pemuaian pada minyak transformator, pada tangki dilengkapi dengan sebuah
konservator.
Terdapat beberapa jenis tangki, diantaranya adalah:
Jenis sirip (tank corrugated) Badan tangki terbuat dari pelat baja bercanai
dingin yang menjalani penekukan, pemotongan dan proses pengelasan
otomatis, untuk membentuk badan tangki bersirip dengan siripnya berfungsi
sebagai radiator pendingin dan alat bernapas pada saat yang sama. Tutup
dan dasar tangki terbuat dari plat baja bercanai panas yang kemudian dilas
sambung kepada badan tangki bersirip membentuk tangki corrugated ini.
Umumnya transformator di bawah 4000 kVA dibuat dengan bentuk tangki
corrugated.
Jenis tangki Conventional Beradiator, Jenis tangki terdiri dari badan tangki
dan tutup yang terbuat dari mild steel plate (plat baja bercanai panas)
ditekuk dan dilas untuk dibangun sesuai dimensi yang diinginkan, sedang
radiator jenis panel terbuat dari pelat baja bercanai dingin (cold rolled steel
sheets). Transformator ini umumnya dilengkapi dengan konservator dan
digunakan untuk 25.000,00 kVA, yang ditunjukkan pada Gambar 2.
indikator
indikator
indikator
indikator
suhu minyak
permukaan minyak
sistem pendingin
kedudukan tap, dan sebagainya.
3. Peralatan Proteksi
a) Relay Bucholz
Relay Bucholz adalah relai yang berfungsi mendeteksi dan mengamankan
terhadap gangguan transformator yang menimbulkan gas.
Timbulnya gas dapat diakibatkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah:
Hubung singkat antar lilitan pada atau dalam phasa
Hubung singkat antar phasa
Hubung singkat antar phasa ke tanah
Busur api listrik antar laminasi
Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.
b) Relai Tekanan Lebih
Relai ini berfungsi hampir sama seperti Relay Bucholz. Fungsinya adalah
mengamankan terhadap gangguan di dalam transformator. Bedanya relai ini
hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung
mentripkan pemutus tenaga (PMT). Alat pengaman tekanan lebih ini berupa
membran yang terbuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas,
sebagai pengaman tangki transformator terhadap kenaikan tekan gas yang
timbul di dalam tangki yang akan pecah pada tekanan tertentu dan
kekuatannya lebih rendah dari kekuatan tangki transformator
c) Relai Diferensial
Berfungsi mengamankan transformator terhadap gangguan di dalam
transformator, antara lain adalah kejadian flash over antara kumparan
dengan kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan
di dalam kumparan ataupun beda kumparan.
Alat ini berfungsi untuk mengamankan transformator bila ada hubung singkat
antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan
pada transformator.
f) Relai Hubung Tanah
Fungsi alat ini adalah untuk mengamankan transformator jika terjadi
gangguan hubung singkat satu phasa ke tanah.
g) Relai Thermis
Alat ini berfungsi untuk mencegah/mengamankan transformator dari
kerusakan isolasi pada kumparan, akibat adanya panas lebih yang
ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran yang diukur di dalam relai ini adalah
kenaikan suhu.
V1 = 4,44 f n1
(1)
Dengan adanya fluks magnet , maka pada lilitan sekunder yang juga
melingkupi fluks magnet tersebut akan diinduksikan tegangan sekunder
sebesar
V2 = 4,44 f n2
(2)
Dari kedua persamaan diatas kalau kita bagi maka akan kita dapatkan
persamaan :
V1 / V2 = n1 / n2
(3)
n1 I1 = n2 I2
atau
I1 / I2 = n2 / n1
(4)
Bila tegangan sebanding dengan jumlah lilitan, maka arus akan berbanding
terbalik dengan jumlah lilitan. Persamaan (3) dan (4) adalah rumus dasar
transformator dalam keadaan ideal. Perkalian antara persamaan (3) dan (4)
menghasilkan :
V1 I1 / V2 I2 = 1
atau
V1 I1 = V2 I2
(5)
Dari persamaan tersebut jelas bahwa daya yang disalurkan lewat lilitan
primer sama dengan daya yang diberikan oleh sekunder.
Keadaan diatas adalah keadaan pada trafo yang ideal. Trafo ideal cirinya
ialah bahwa fluks yang timbul dengan sendirinya jika primer diberi
tegangan V1 , dan I2 = I1 = 0. Jadi untuk membentuk fluks tidak diperlukan
suatu arus apapun. Hal ini sebenarnya tidak mungkin terjadi, karena untuk
membentuk fluks diperlukan arus yang diambil dari sumber V1 yang
disebut arus magnetisasi atau arus beban nol I0.
Nilai fluks per satuan penampang disebut induksi magnet B .
B = / Aeff
(6)
Di dalam inti trafo arus yang membentuk fluks magnet adalah arus
magnetisasi yang merupakan arus bolak-balik dengan frekuensi f. Karenanya
fluks di dalamnya juga akan berubah-ubah sesuai dengan frekuensi arus
tersebut. Magnetisasi inti secara bolak-balik ini akan menimbulkan kerugian
yang disebut kerugian histeresis. Kerugian histeresis ini besarnya sebanding
dengan luas jerat histeresis tersebut. Kecuali dari jenis bahan inti trafo, luas
jerat histeresis juga tergantung dari besarnya Induksi maksimum Bm yang
dicapai dalam magnetisasi bolak-balik itu. Kerugian hiteresis ini sebanding
dengan (Bm)2. Besarnya nilai induksi maksimum Bm dapat diperoleh dari :
(7)
Dari persamaan (1) dan (7), maka daya semu trafo dapat ditulis dengan
persamaan :
P = V1 I1
= 4,44 f n1 Bm Aeff I1
(8)
Kalau penampang kawat primer adalah q1 , maka jika kita memakai besaran
padat arus dengan persamaan s = I1 / q1 (A/mm2) , dari persamaan (8)
akan kita dapatkan :
P = V1 I1
= 4,44 f n1 Bm Aeff q1 s
= 4,44 f Bm s Aeff ( n1 q1 )
(9)
P = 2,22 f Bm s Aeff ( n1 q1 + n2 q2 )
(10)
( n1q1 + n2q2 ) tidak lain adalah luas jendela inti yang ditempati oleh
penampang-penampang kawat primer dan sekunder, sisanya ditempati oleh
kertas isolasi dan ruang udara antar kawat.
Jika luas jendela dimisalkan Acu , maka dapat ditulis :
( n1 q1 + n2 q2 ) = 100 c Acu
(11)
dimana c adalah suatu konstanta yang disebut faktor pengisian. Faktor 100
karena Acu akan dinyatakan dalam cm2, sedangkan q1 dan q2 dinyatakan
dalam mm2.
Dari persamaan (10) dan (11) dapat kita peroleh :
(12)
Jadi bila suatu inti trafo dengan ukuran tertentun maka hasil luas penampang
besi dengan luas jendelanya adalah sebanding dengan daya trafo yang
mungkin dibuat oleh inti tersebut. Tin ggal tergantung dari pembebanan besi
dengan Bm serta pembebanan tembaga dengan s.
Bila selanjutnya Acu dipilih sebanding dengan Aeff untuk berbagai ukuran
inti, maka ada hubungan Acu = m Aeff , sehingga dapat kita tulis :
P = 222 f Bm s c m Aeff2
atau
Aeff = P / 2,22 f Bm s c m
: Daya trafo
: frekuensi ( di Indonesia 50 Hz )
Bm
: Acu/Aeff
(13)
(14)
setelah ketemu lebar penampang inti tinggal menentukan panjang inti besi
h = Aeff / b
(15)
I2 = P2 / V2
q2 = I1 / s
d2 =
4 / x q2
= 4 / x I2 / s
= (4 / 3,14 x 3 )
= (0,424 )
I2
I2
d2 = 0,7 I2
(16)
jumlah lilitan sekunder per volt perlu ditambahkan 10% dari totalnya,
gunanya untuk memperhitungkan kerugian tegangan pada waktu trafo diberi
beban sehingga persamaannya
(17)
(18)
I1 = P1 / V1
d1 = 0,7 I1
(19)
Jumalah lilitan per volt jika kita pilih nilai f = 50Hz , dan Bm = 10-4 Wb/cm2 ,
maka :
n1 / V = 1 / 4,44 f Bm Aeff
= ( 1 / 4,44 x 50 x 10-4 ) x ( 1 / Aeff )
n1 / V = 45 / Aeff
(20)
Setelah diameter kawat dan jumlah lilitan sekunder maupun primer sudah
ditentukan perlu pengecekan apakah gulungan dapat masuk ke dalam
jendela dengan baik. Langkah pengecekan dapat menggunakan rumus :
c = ( n1 q1 + n2 q2 ) / Acu
(21)