Anda di halaman 1dari 20

Pajak Penghasilan

Referensi: Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas


Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan

Disajikan kembali oleh: Abraham W Setiawan


Mahasiswa Transfer S1 Akuntansi UNS 2015

Subjek Pajak

Orang Pribadi;
tanpa batasan tempat tinggal (dalam/luar negeri),
pengusaha, karyawan, profesional
Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan
menggantikan yang berhak;
Badan;
Sekumpulan orang dan/atau sekumpulan modal
sebagai satu kesatuan, baik melakukan usaha atau
tidak melakukan usaha (PT, CV, koperasi, organisasi
kemasyarakatan, dll)
Bentuk Usaha Tetap
Bentuk usaha yang digunakan oleh subjek pajak luar
negeri yang menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan di Indonesia

Subjek Pajak
Subjek

Pajak Dalam Negeri

a. Orang

Pribadi (OP) yang bertempat tinggal atau berada di


Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau
OP yang berada di Indonesia dan berniat tinggal di Indonesia;

b. Badan

yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia;

Warisan yang belum terbagi.


.Subjek Pajak Luar Negeri
c.

Orang Pribadi yang tidak bertempat tinggal/ berada di Indonesia


tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan dan Badan
yang tidak didirikan/berkedudukan di Indonesia :
a.

yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui


bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia.

b.

yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari


Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan melalui bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia.

Kewajiban Pajak Subjektif Dalam Negeri


Dimulai

pada saat:
. Pada waktu OP dilahirkan, berada, atau berniat
untuk bertempat tinggal di Indonesia
. Pada waktu Badan didirikan atau bertempat
kedudukan Indonesia
. Pada saat timbulnya warisan yang belum terbagi
Berakhir pada saat:
Pada saat OP meninggal dunia atau meninggalkan
Indonesia untuk selama-lamanya
Pada saat Badan dibubarkan atau tidak lagi
bertempat kedudukan di Indonesia
Pada saat warisan selesai dibagi

Bukan Subjek Pajak

Badan perwakilan negara asing

Pejabat perwakilan diplomatik, konsulat, atau pejabat-pejabat asing,


dan orang-orang yang diperbantukan dengan syarat bukan warga
negara indonesia dan tidak menjalankan kegiatan lain untuk
memperoleh penghasilan di indonesia

Organisasi-organisasi internasional yang ditetapkan oleh menteri


keuangan dengan syarat:
a.

Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut; dan

b.

Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh


penghasilan selain memberikan pinjaman kepada pemerintah yang
dananya berasal dari iuran para anggota.

Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan


dengan keputusan menteri keuangan dengan syarat bukan warga
negara indonesia dan tidak menjalankan kegiatan lain untuk
memperoleh penghasilan di indonesia

Objek Pajak
Yang

menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan


kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh objek pajak,
berasal dari dalam/luar negeri, dapat dipakai untuk
konsumsi/menambah kekayaan WP bersangkutan dalam nama dan
bentuk apapun
Bentuknya:
a. Gaji, honor, upah, tunjangan, bonus, gratifikasi atau imbalan dalam
bentuk lain
b. Hadiah dari undian dan penghargaan
c. Laba usaha
d. Keuntungan karena penjualan dan pengalihan harta
e. Dividen
f. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak
g. Premi asuransi
h. Penghasilan dari usaha berbasis syariah
i. DLL (sesuai pasal 4 UU PPh no 36/2008)

Bukan Objek Pajak


Bantuan

atau sumbangan termasuk zakat yang diterima oleh


badan/lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh
pemerintah
Harta hibahan yang diterima oleh:
a. Keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat
b. badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk
yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha
mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada
hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau
penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan
. Warisan
.

Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang


ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.
DLL sesuai dengan Pasal 4 (3) UU 36/2008

PPh Final

Penghasilan dikenakan PPh saat diperoleh


Penghasilan tersebut tidak perlu dilaporkan
atau dihitung kembali pada akhir tahun
PPh tersebut sifatnya Final tidak dapat
dikreditkan terhadap PPh Terutang di akhir
tahun
Contoh: bunga deposito, hadiah undian,
sewa tanah dan bangunan, dan lain-lain

Objek Pajak PPh Final

penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan


lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan
bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada
anggota koperasi orang pribadi;
penghasilan berupa hadiah undian;
penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya
transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan
transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan
modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh
perusahaan modal ventura;
penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah
dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real
estate, dan persewaan tanah dan/atau bangunan; dan
penghasilan tertentu lainnya

Penghasilan Tidak Kena Pajak


(PMK no162/PMK.011/2012)
PTKP

berdasar PMK no 162/PMK.011/2012 diberlakukan mulai


tahun pajak 2013 dengan besaran atau nominal per tahun adalah:
Rp24.300.000,00 bagi diri WP
Rp2.025.000,00 tambahan bagi WP yang kawin
Rp24.300.000,00
tambahan
untuk
seorang
istri
yang
penghasilannya digabung dengan penghasilan suami
Rp2.025.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga yang
menjadi tanggungan
Yang termasuk tanggungan adalah:
a. Setiap anggota keluarga
b. Keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan
lurus
c. Anak angkat
d. Yang menjadi tanggungan sepenuhnya (tidak mempunyai
penghasilan tetap)
e. Paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga.

Penggabungan Penghasilan Dalam Keluarga


UU

PPh menempatkan keluarga sebagai satu


kesatuan ekonomis, artinya penghasilan atau
kerugian dari seluruh anggota keluarga
digabungkan sebagai satu kesatuan yang dikenai
pajak dan pemenuhan kewajiban pajaknya
dilakukan oleh kepala keluarga.
Pemenuhan kewajiban perpajakan tesebut
dilakukan secara terpisah ketika (1) penghasilan
istri berasal dari satu pemberi kerja; (2)
penghasilan tersebut berasal dari pekerjaan yang
tidak ada hubungannya dengan usaha atau
pekerjaan bebas suami atau anggota keluarga lain.

Penggabungan Penghasilan Dalam Keluarga


(2)
Penghasilan

suami-istri dikenai pajak secara terpisah

apabila:
a. suami-isteri telah hidup berpisah berdasarkan putusan
hakim;
b. dikehendaki secara tertulis oleh suami-isteri
berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan
penghasilan; atau
c. dikehendaki oleh isteri yang memilih untuk
menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri.
. Penghasilan anak yang belum dewasa dari mana pun
sumber penghasilannya dan apa pun sifat pekerjaannya
digabung dengan penghasilan orang tuanya dalam tahun
pajak yang sama.
Yang dimaksud dengan belum dewasa adalah anak yang
belum berumur 18 atau belum pernah menikah

Penghasilan Kena Pajak

Penghasilan Kena Pajak merupakan dasar


penghitungan untuk menentukan besarnya
Pajak Penghasilan yang terutang
Bagi Wajib Pajak dalam negeri pada dasarnya
terdapat dua cara untuk menentukan
besarnya Penghasilan Kena Pajak, yaitu
penghitungan dengan cara biasa dan
penghitungan dengan menggunakan Norma
Penghitungan.
Norma perhitungan hanya diperbolehkan
untuk WP Orang Pribadi yang peredaran
bruto dalam 1 tahunnya <4,8 miliar.
(profesional, dokter, akuntan, pengacara, dll)

Tarif PPh
Bagi

WP Orang Pribadi

Lapisan Penghasilan Kena Pajak


Sampai dengan 50 juta

Tarif PPh
5%

> 50 juta 250 juta

15%

> 250 juta 500 juta

25%

Di atas 500 juta

30%

Bagi

WP Badan
Untuk semua penghasilan kena pajak dikenakan
tarif 25%. Bagi WP yang telah go public dengan
minimal 40% saham dimiliki masyarakat
diberikan pengurangan 5% dari tarif tersebut.

Tarif Pph (2)


Contoh Penerapan Tarif

WP X (orang pribadi) penghasilan kena pajak sebesar


Rp550.000.000.
Pajak penghasilan terutang :
50.000.000

x 5%

= 2.500.000

200.000.000

x15%

= 30.000.000

250.000.000

x 25%

= 62.500.000

50.000.000

Jumlah

x 30%

= 15.000.000

110.000.000

2. Wajib pajak badan:


PT STAR, Penghasilan Kena Pajak Tahun 2013 =
Rp1.250.000.000.
Pph terutang 25% x Rp1.250.000.000 = Rp312.500.000.

Tarif PPh (3)


Tarif

PPh Final

No Jenis Penghasilan

DPP/Tarif Pajak

Penghasilan bunga deposito

Jumlah bruto/20%

Penghasilan bunga tabungan, jasa giro, Jumlah bruto/20%


dan diskonto SBI

Penghasilan berupa hadiah

Jumlah bruto/25%

Penghasilan dari pengalihan hak atas


tanah dan/atau bangunan

Jumlah bruto/5%

Penghasilan sewa tanah dan/atau


bangunan

Jumlah bruto/10%

Penghasilan dari transaksi penjualan


saham di bursa efek

Nilai transaksi/0,1%
untuk non pemilik
saham pendiri
Nilai transaksi/0,1% +
0,5% untuk pemilik
saham pendiri

Bunga simpanan yang dibayarkan oleh

Jumlah bruto/10%

Tarif PPh (4)


No Jenis Penghasilan

DPP/Tarif Pajak

Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan


oleh Penyedia Jasa yang memiliki
Kualifikasi Usaha Kecil.

Penghasilan bruto/2%

Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan


oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki
Kualifikasi Usaha.

Penghasilan bruto/4%

10

Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan Penghasilan bruto/3%


oleh Penyedia Jasa selain penyedia Jasa
yang memiliki Kualifikasi Usaha Kecil
dan penyedia Jasa yang tidak memiliki
Kualifikasi Usaha.

11

Perencanaan Konstruksi atau


Pengawasan
Konstruksi yang dilakukan oleh
Penyedia Jasa yang Memiliki Kualifikasi
Usaha.

Penghasilan bruto/4%

12

Perencanaan Konstruksi atau


Pengawasan Konstruksi yang dilakukan

Penghasilan bruto/6%

Penghitungan PPh Terutang


WP

Orang Pribadi

Penghasilan netto dari usaha/laba usaha


Penghasilan netto dari modal/investasi
Penghasilan lain-lain
Penghasilan netto
(Kompensasi rugi)
Penghasilan netto setelah kompensasi rugi
(PTKP)
Penghasilan Kena Pajak
Tarif PPh
PPh Terutang

+
x

Penghitungan PPh Terutang (2)


WP

Badan

Penghasilan netto dari usaha/laba usaha


Penghasilan dari modal/investasi
Penghasilan lain-lain
Penghasilan netto
(Kompensasi rugi)
Penghasilan Kena Pajak
Tarif PPh
PPh Terutang

Anda mungkin juga menyukai