Jaringan Gigi
Gigi terdiri dari beberapa jaringan, yaitu:
a. Enamel
Enamel merupakan bahan yang tidak ada selnya dan juga
merupakan satu-satunya komponen dalam tubuh manusia yang tidak
mempunyai kekuatan reparatif karena itu regenerasi enamel tidak
mungkin terjadi.
Struktur enamel gigi merupakan susunan kimia kompleks,
sebagian besar terdiri dari 97% mineral (kalsium, fosfat, karbonat,
dan fluor), air 1% dan bahan organik 2%, yang terletak dalam suatu
pola kristalin.
Karena susunan enamel yang demikian maka ion-ion dalam
cairan rongga mulut dapat masuk ke enamel bagian dalam dan hal ini
memungkinkan terjadinya transport ion-ion melalui permukaan
dalam enamel ke permukaan luar sehingga akan terjadi perubahan
enamel.
b. Dentin
Seperti halnya enamel, dentin terdiri dari kalsium dan fospor
tetapi dengan proporsi protein yang lebih tinggi (terutama collagen).
Dentin adalah suatu jaringan vital yang tubulus dentinnya berisi
perpanjangan sitoplasma odontoblas. Sel-sel odontoblas mengelilingi
ruang pulpa dan kelangsungan hidupnya bergantung kepada
penyediaan darah dan drainase limfatik jaringan pulpa. Oleh karena
itu dentin peka terhadap berbagai macam rangsangan, misal: panas
1.4.3
Gambar 1.7 Celah atau fisura gigi dapat menjadi lokasi karies
1.5 Etiologi Karies Gigi
Karies terjadi bukan disebabkan karena satu kejadian saja seperti
penyakit menular lainnya tetapi disebabkan serangkaian proses yang terjadi
selama beberapa kurun waktu. Karies merupakan penyakit multifaktorial
yaitu adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab terbentuknya karies.
Ada 4 (empat) faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor host, agen
atau mikroorganisme, substrat atau diet dan faktor waktu, yang digambarkan
sebagai empat lingkaran yang bertumpang tindih.
1.5.1
mukosa mulut sehingga gigi dan mukosa tidak menjadi kering. Saliva
membersihkan rongga mulut dari debris-debris makanan sehingga
bakteri tidak dapat turnbuh dan berkembang biak.
Mineral-mineral
di
dalam
saliva
membantu
proses
1.5.3
Mikroorganisme
Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan
terjadinya karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas
kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks
yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak
dibersihkan. Komposisi mikroorganisme dalam plak berbeda-beda.
Waktu
Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada
manusia yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun.
Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral
selama berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa proses karies
tersebut terdiri atas perusakan dan perbaikan yang silih berganti.
Adanya saliva di dalam lingkungan gigi mengakibatkan karies tidak
menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan
dalam bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk
berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48
bulan. Dengan demikian sebenarnya terdapat kesempatan yang baik
untuk menghentikan penyakit ini.
11
secara
teratur
rata-rata
41%
lebih
sedikit
kariesnya
beserta
bakteri
penyusunnya.
Dalam proses
terjadinya
kries,
12
13
Pulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibel yaitu radang pulpa ringan yang baru dapat juga
yang sudah berlangsung lama. Pulpitis irreversibel terbagi :
1.9.4.1 Pulpitis irreversibel akut
Pulpitis irreversibel akut yaitu peradangan pulpa lama atau baru
ditandai dengan rasa nyeri akut yang hebat
Subjektif
Nyeri tajam spontan yang berlangsung terus-menerus
menjalar
kebelakang
telinga,
Penderita
tidak
dapat
berlangsung lama
Subjektif
Gigi sebelumnya pernah sakit
Rasa sakit dapat hilang timbul secara spontan
15
1.9.5
Pemeriksaan Objektif
Ekstra oral : tidak ada pembengkakan
Intra oral :
o Karies profunda, bisa mencapai pulpa bisa tidak
o Sondase (+)
o Perkusi (-)
Terapi
Perawatan endodontik
Bila perlu berikan antibiotik dan analgetik
Ganggren pulpa
Ganggren pulpa adalah keadaan gigi dimana jaringan pulpa sudah mati
sebagai sistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan
sehingga jumlah sel pulpa yang rusak menjadi semakin banyak dan
menempati sebagian besar ruang pulpa.
Subjektif
Perubahan warna gigi (kecoklatan atau keabu-abuan)
Tercium bau busuk
Sakit jika minum atau makan yang panas.
Objektif
Ekstraoral : tidak ada kelainan
Intraoral :
o Karies profunda (+)
o Perkusi (-)
o Tes sonde (-)
o Pemeriksaan penciuman (+)
o Pemeriksaaan foto rontgen, terlihat suatu karies yang besar dan
dalam dan terlihat juga rongga pulpa yang telah terbuka dan
1.9.6
Objektif
Ekstraoral :
Intraoral :
16
Terapi :
1.10 Penatalaksanaan
Biasanya perawatan yang diberikan adalah pembersihan jaringan gigi
yang terkena karies dan penambalan (restorasi). Bahan tambal yang
digunakan dapat bermacam-macam, misalnya resin komposit (penambalan
dengan sinar dan bahannya sewarna gigi), glass ionomer cement,
kompomer, atau amalgam (sudah mulai jarang digunakan).
Pada lubang gigi yang besar dibutuhkan restorasi yang lebih kuat,
biasanya digunakan inlay atau onlay, bahkan mungkin mahkota tiruan. Pada
karies yang sudah mengenai jaringan pulpa, perlu dilakukan perawatan
saluran syaraf. Bila kerusakan sudah terlalu luas dan gigi tidak dapat
diperbaiki lagi, maka harus dilakukan pencabutan.
1.11 Pencegahan
Plaque control merupakan cara menghilangkan plaque dan mencegah
akumulasinya. Tindakan tersebut merupakan tingkatan utama dalam
mencegah terjadinya karies dan radang gusi. Menurut Wirayuni (2003), ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan plaque control,
antara lain:
a. Scalling
Scalling yaitu tindakan membersihkan karang gigi pada semua
permukaan gigi dan pemolesan terhadap semua permukaan gigi.
b. Penggunaan dental floss (benang gigi)
Dental floss ada yang berlilin ada pula yang tidak yang terbuat dari
nilon. Floss ini digunakan untuk menghilangkan plaque dan memoles
daerah interproximal (celah di antara dua gigi), serta membersihkan sisa
makanan yang tertinggal di bawah titik kontak.
c. Diet
Diet merupakan makanan yang dikonsumsi setiap hari dalam
jumlah dan jangka waktu tertentu. Hendaknya dihindari makanan yang
17
18
DAFTAR PUSTAKA
Angela, ami.2005. Pencegahan Primer pada anak yang beresiko tinggi.
http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-3-07.pdf (diakses
20 juli 2015)
Anonymous.2012. Karies Gigi. http://www.lib.ui.ac.id/file?file=digital/125312R19-ORT...Literatur.pdf (diakses 21 juli 2015)
Anonymous.2011.
Karies
Gigi.
Available
from:
http://www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28136/4/Chapter
%2011.pdf (diakses 21 juli 2015)
Anonymous.2010.
Karies
Gigi.
Available
from:
http://www.eprints.undip.ac.id/44896/3/Uun_22010110089_bab2KTI.
pdf (diakses 20 Juli 2015)
Fadhilah, Tuti. 2010. Pemeriksaan diagnosis dan deteksi karies gigi.
http://kejubicara.blogspot.com/2010/12/pemeriksaan-diagnosis-dandeteksi.html. Diakses Tanggal 25 Juli 2015.
Julianti,
Riri
dkk.
2008.
Gigi
dan
Mulut.
Available
From:
19
20