Anda di halaman 1dari 18

MODEL PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEADS

TOGETHER (NHT)
Mata Kuliah: Model Pembelajaran I

Dosen Pembimbing:
Dr. Sudarman Bennu, M.Pd.
Drs. I Nyoman Murdiana, M.Pd.
Dr. Muh. Rizal, M.Si.
Drs. H. M. Tawil Made Ali, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 7 (Kelas A)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
FEBRUARI 2012

Number Heads Together

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Dikatakan penting sebab pendidikan mempengaruhi segala
aspek dalam kehidupan manusia. Manfaat yang dirasakan atau diperoleh manusia
dari pendidikan sungguh tidak terkira banyaknya. Oleh sebab itu pendidikan
bukan hanya terbatas pada suatu proses yang hanya dibutuhkan oleh sebagian
orang saja, melainkan pendidikan dewasa ini telah menjadi kebutuhan dan
merupakan rutinitas dan aktivitas yang wajib dilakukan oleh semua orang.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat.
Mengingat pentingnya pendidikan untuk keberlangsungan hidup suatu
bangsa, maka dalam pendidikan terjadi usaha-usaha untuk membimbing,
mengajar dan mendidik peserta didik untuk dapat mengembangankan potensi
yang ada di dalam diri setiap peserta didik. Matematika merupakan pelajaran di
sekolah yang dipandang penting dan dipelajari oleh siswa di semua tingkat
pendidikan. Matematika informal diberikan pada anak-anak prasekolah, misalnya
di kelompok bermain atau play group dan di Taman Kanak-Kanak (TK). Mulai
di sekolah dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) siswa mendapat pelajaran
matematika formal.
Ada banyak cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.
Salah satunya yaitu dengan memilih dan menerapkan suatu model pembelajaran
yang sifatya melatih dan berorientasi pada siswa serta sesuai dengan materi yang
Number Heads Together

diajarkan. Siswa diberikan porsi lebih banyak dibandingkan dengan guru, bahkan
siswa harus dominan dalam kegiatan belajar mengajar. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) menekankan keterlibatan aktif antara guru dan siswa
dalam proses belajar mengajar.
Untuk mengembangkan k[eterlibatan aktif tersebut salah satunya melalui
model pembelajaran kooperatif. Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan
pada kesadaran siswa perlu belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan, konsep,
keterampilan kepada siswa yang membutuhkan atau anggota lain dalam
kelompoknya, sehingga belajar kooperatif dapat saling menguntungkan antara
siswa yang berprestasi rendah dan siswa yang berprestasi tinggi. Salah satu
model pembelajaran kooperatif yaitu Numbered Heads Together (NHT). Tipe
NHT merupakan model pembelajaran dengan sistem kerja atau belajar kelompok
yang terstruktur dengan melibatkan lebih banyak siswa dalam kegiatan
pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang diangkat adalah :
a) Apakah model pembelajaran kooperatif ?
b) Apakah pengertian model pembelajaran NHT ?
c) Teori belajar apa yang mendasari model pembelajaran NHT ?
d) Apa tujuan dan manfaat dari penggunaan model pembelajaran NHT ?
e) Bagaimana tahapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
NHT?
f)

Apa kelemahan dan kelebihan model pembelajaran NHT ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembuatan makalah
ini yaitu untuk mengetahui pengertian, tujuan, dan teori yang mendasari model
pembelajaran Numbered Heads Together. Serta untuk mengetahui tahapan
Number Heads Together

pembelajaran dari model Number Heads Together dan mengetahui kelemahan


dan kekurangannya.

Number Heads Together

BAB II
PEMBAHASAN

A. Model Pembelajaran Kooperatif


1. Pengertian
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran di mana
siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan siswa
yang berbeda kemampuannya, jenis kelamin bahkan latar belakangnya untuk
membantu belajar satu sama lainnya sebagai sebuah tim. Semua anggota
kelompok saling membantu anggota yang lain dalam kelompok yang sama
dan bergantung satu sama lain untuk mencapai keberhasilan kelompok dalam
belajar. Pembelajaran kooperatif dilakukan dengan membentuk kelompok
kecil yang anggotanya heterogen untuk bekerja sebagai sebuah tim dalam
menyelesaikan masalah, tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai
tujuan bersama

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif


Menurut Muslimin Ibrahim, dkk (2000:7-10)

terdapat tiga tujuan

instruksional penting yang dapat dicapai dengan pembelajaran kooperatif


yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, pengembangan
keterampilan social.
a) Hasil belajar akademik
Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan
sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis
penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul
dalam

membantu

siswa

memahami

konsep-konsep

sulit.

Para

pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur


penghargaan kooperatif
Number Heads Together

telah dapat meningkatkan nilai siswa pada


5

belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil


belajar pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada
siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaikan tugas-tugas akademik (Ibrahim, 2000:7).
b) Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan
secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas
sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya.
Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari bebagai
latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada
tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan
belajar saling menghargai satu sama lain (Ibrahim, 2000:9).
c) Pengembangan keterampilan social
Tujuan penting ketiga pembelajaran koperatif adalah mengajarkan
kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilanketerampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak
anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial (Ibrahim, 2007:9).

3. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif


Agar pembelajaran secara kooperatif atau kerja kelompok dapat
mencapai hasil yang baik maka diperlukan unsur-unsur sebagai berikut.
a) Siswa dalam kelompoknya harus beranggapan mereka sehidup
sepenanggungan.
b) Siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya
seperti milik mereka sendiri.
c) Siswa harus melihat bahwa semua anggota kelompoknya mempunyai
tujuan yang sama.
d) Siswa harus membagi tugas dan tanggungjawab yang sama pada semua
anggota kelompok.
Number Heads Together

e) Siswa akan dikenakan evaluasi atau akan diberikan hadiah/penghargaan


yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
f)

Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi


yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

g) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan


untuk belajar bersama. (Ibrahim, 2000:6).

4. Landasan Teori dan Empirik Pembelajaran Kooperatif


Perkembangn model pembelajaran kooperatif pada masa kini dapat
dilacak dari karya para ahli psikologi pendidikan dan teori belajar pada awal
abad ke-20, diantaranya :
1) John Dewey, Herbert Thelan, dan Kelas Demokratis
John Dewey menetapkan sebuah konsep pendidikan yang
menyatakan bahwa kelas seharusnya cermin masyarakat yang lebih besar
dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan
nyata. Pedagogi

Dewey mengharuskan guru menciptakan di dalam

lingkungan belajarnya suatu sistem sosial yang bercirikan dengan


prosedur demokrasi dan proses ilmiah. Seperti halnya Dewey, Thelan
berargumentasi bahwa kelas haruslah merupakan laboratorium atau
miniatur demokrasi yang bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial dan
antar pribadi. (Ibrahim, 2000:12)
2) Gordon Allport dan Relasi Antar Kelompok
Ahli sosiologi Gordon Allport mengingatkan bahwa hukum saja
tidak akan mengurangi kecurigaan antar kelompok dan mendatangkan
penerimaan serta pemahaman yang lebih baik.
Gordon merumuskan 3 kondisi dasar untuk mencegah terjadinya
kecurigaan antar ras dan etnik, yaitu:
a. kontak langsung antar etnik,

Number Heads Together

b. sama-sama berperan serta di dalam kondisi status yang sama antara


anggota dari berbagai kelompok dalam suatu setting tertentu,
c. setting secara resmi mendapat persetujuan kerjasama antar etnik.
3). Belajar Berdasakan Pengalaman
Johnson&Johnson seorang pencetus teori-teori unggul tentang
pembelajaran

kooperatif

menyatakan

bahwa

belajar

berdasarkan

pengalaman didasarkan atas tiga asumsi:


a. Bahwa belajar paling baik jika secara pribadi terlibat dalam
pengalaman belajar itu.
b. Bahwa pengetahuan harus ditemukan sendiri apabila pengetahuan itu
hendak dijadikan pengetahuan yang bermakna atau membuat suatu
perbedaan tingkah laku.
c. Bahwa komitmen terhadap belajar paling tinggi apabila anda bebas
menetapkan tujuan pembelajaran sendiri dan secara aktif mempelajari
tujuan itu dalam suatu kerangka tertentu. (Ibrahim, 2000:15)

5. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Terhadap Kemampuan Akademik


Satu aspek penting pembelajaran kooperatif

ialah bahwa disampin

pembelajaran kooperatif membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif


dan hubungan yang lebih baik antar siswa, pembelajaran kooperatif secara
bersamaan membantu siswa dalam bidang akademis mereka.
Setelah menelaah sejumlah penelitian, Slavin (Muslimin , 2000:16)
mengatakan bahwa kelas kooperatif menunjukkan hasil belajar akademik
yang signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Hasil lain
penelitian juga menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki
dampak yang amat positif untuk siswa yang rendah hasil belajarnya. Manfaat
pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan hasil belaja rendah antara lain:

Number Heads Together

a) meningkatkan pencurahan waktu pada tugas,


b) rasa harga diri menjadi lebih tinggi,
c) memperbaiki sikap terhadap IPA dan sekolah,
d) penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi besar,
e) pemahaman yang lebih mendalam,
f)

motivasi lebih besar,

g) hasil belajar lebih tinggi,


h) retensi lebih lama,
i)

meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi. (Ibrahim, 2000:16)

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together


(NHT)
1. Pengertian
Model NHT merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri atas
empat tahap yang digunakan untuk mereview fakta-fakta dan informasi dasar
yang berfungsi untuk mengatur interaksi siswa. Model pembelajaran ini juga
dapat digunakan untuk

memecahkan masalah yang tingkat kesulitannya

terbatas.
Struktur NHT sering disebut berpikir secara kelompok. NHT
digunakan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang
tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap
isi pelajaran tersebut. NHT sebagai model pembelajaran pada dasarnya
merupakan sebuah variasi diskusi kelompok. Adapun ciri khas dari NHT
adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya.
Dala menujuk siswa tersebut, guru tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa
yang akan mewakili kelompok tersebut. Menurut Muhammad Nur (2005:78),
dengan cara tersebut akan menjamin keterlibatan total semua siswa dan

Number Heads Together

merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab


individual dalam diskusi kelompok.
Selain itu model pembelajaran NHT memberi kesempatan kepada
siswa untuk membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang
paling tepat. Dengan adanya keterlibatan total semua siswa tentunya akan
berdampak positif terhadap motivasi belajar siswa. Siswa akan berusaha
memahami konsep-konsep ataupun memecahkan permasalahan yang disajikan
oleh guru seperti yang diungkapkan oleh Ibrahim, dkk (2000:7) bahwa dengan
belajar kooperatif akan

memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas

akademik penting lainnya serta akan memberi keuntungan baik pada siswa
kelompok

bawah

maupun

kelompok

atas

yang

bekerja

bersama

menyelesaikan tugas-tugas akademis


Slavin

(Lusiana,

2010:11-12)

menyatakan

bahwa

model

pembelajaran kooperatif tipa NHT merupakan model pembelajaran dengan


sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur, dimana dalam struktur
terdapat lima unsur pokok kooperatif yang perlu diperhatikan, yaitu:
a) Saling ketergantungan positif
Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam kelompok, setiap siswa harus
bekerja secara kooperatif dengan membagi tugas dan tanggung jawab
yang sama diantara anggota kelompoknya. Hal ini akan didukung
melalui tugas dan pola penilaian yang diterapkan berdasarkan model
pembelajaran kooperatif. Dengan demikian, siswa dapat melihat bahwa
semua anggota memiliki tujuan yang sama dan dapat saling membantu
dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajarnya.
b) Tanggung jawab individual
Dengan adanya tugas dan pola penilaian yang telah dirancang menurut
model pembelajaran kooperatif, akan mengakibatkan siswa dapat
merasa bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya.
c) Interaksi personal
Number Heads Together

10

Siswa harus diberi kesempatan untuk saling berdiskusi dan saling


mengenal satu dengan yang lainnya, sehingga dapat saling menghargai
perbedaan-perbedaan yang dimiliki.
d) Keahlian bekerja sama
Siswa perlu dibekali pengetahuan tentang keterampilan berkomunikasi
dalam kelompok sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, agar
mental dan emosi siswa dapat terkontrol sehingga dapat dijadikan
sebagai pengalaman belajar siswa yang bermanfaat.
e) Proses kelompok
Agar kegiatan pembelajaran lebih bermanfaat, maka diperlukan pula
evaluasi terhadap proses kerja kelompok dan hasil kerja sama siswa
tersebut.

2. Teori Belajar yang Mendasari Model Pembelajaran NHT


Teori belajar yang mendasari model pembelajaran NHT adalah teori
belajar dari Vigotsky. Sumbangan penting teori Vigotsky adalah penekanan
pada hakekat pembelajaran sosiokultural. Inti teori ini adalah menekankan
interaksi antara aspek internal dan eksternal dari pembelajaran dan
penekanannya pada lingkungan sosial pembelajaran.
Ringkasnya, menurut teori Vigotsky, siswa perlu belajar dan bekerja
secara berkelompok sehingga siswa dapat saling berinteraksi dan diperlukan
bantuan guru terhadap siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Selain Teori Vigotsky, teori yang menjadi landasan pembelajaran NHT
antara lain :
a.

John Dewey dan kelas demokratis


John Dewey menetapkan sebuah konsep pendidikan yang menyatakan
bahwa kelas seharusnya cermin masyarakat yang lebih besar dan
berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan nyata.
Pedagogi Dewey mengharuskan guru menciptakan di dalam lingkungan

Number Heads Together

11

belajarnya suatu sistem sosial yang bercirikan dengan prosedur


demokrasi.
b.

Teori Belajar Gestalt


Teori Gestalt atau yang dikenal dengan Field Theory menitikberatkan
pada model interaksi sosial, dimana terdapat hubungan antara individu
dengan individu lainnya. Model ini berorientasi pada prioritas terhadap
perbaikan kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain,
perbaikan

proses-proses

demokratis

dan

perbaikan

masyarakat.

Kendatipun titik beratnya pada hubungan sosial namun tidak berarti


merupakan satu-satunya tujuan yang paling penting. Titik berat ini hanya
menunjukkan bahwa hubungan sosial sebagai suatu domain yang lebih
penting

dibandingkan

dengan

domain-domain

lainnya,

misalnya

perkembangan berpikir dan diri (self).

3.

Tujuan dan Manfaat


Melalui relevansi pendidikan di sekolah dengan kehidupan masyarakat,
Dewey (Sumyanto, 2009:8-9) mengemukakan tujuan dan manfaat dari
model pembelajaran kooperatif tipe NHT sebagai berikut :
Tujuan model pembelajaran kooperatif tipe NHT antara lain:
a) Membantu siswa memahami konsep-konsep sulit.
b) Menumbuhkan kemampuan kerja sama, berpikir kritis, kemampuan
membantu teman.
c) Dapat

membantu

siswa

dalam

memecahkan

masalah

dan

mengajarkan siswa prinsip demokrasi melalui interaksi dari hari ke


hari satu sama lain.
d) Memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai
individu dan memenuhi kebutuhan belajar siswa.

Number Heads Together

12

e) Dapat mengumpulkan bahan-bahan informasi atau data yang lebih


banyak tentang berbagai aspek suatu masalah dalam waktu yang
relatif singkat.
Manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa
yang hasil belajar rendah antara lain:
a) Rasa percaya diri menjadi lebih tinggi
b) Memperbaiki kehadiran
c) Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
d) Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
e) Konflik antar pribadi berkurang
f)

Pemahaman yang lebih mendalam

g) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi


h) Hasil belajar lebih tinggi

Berdasarkan uraian di atas, dapat dimengerti bahwa model


pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat menjadikan siswa siap menghadapi
dan terampil dalam memecahkan masalah serta memberi pengertian kepada
siswa bahwa dalam menuntut ilmu pengetahuan, diperlukan bantuan, kerja
sama, dan informasi dari orang lain. Informasi bukan hanya berasal dari guru
saja, tetapi dapat juga berasal dari teman, orang tua, saudara, dan lain-lain.
Selain itu, siswa juga diharapkan dapat mengerti bahwa hubungan antar
individu itu bukan penghalang untuk berinteraksi tetapi sebagai suatu daya
tarik positif.

Number Heads Together

13

4.

Langkah-Langkah Pembelajaran
Adapun langkah-langkah pembelajaran NHT adalah:
a. Pendahuluan
Fase 1: Persiapan
1) Guru melakukan apersepsi
2) Guru menjelaskan tentang model pembelajaran NHT
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4) Guru memberikan motivasi

b. Kegiatan inti
Fase 2: Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe NHT
Tahap pertama
1. Penomoran: Guru membagi siswa dalam kelompok yang
beranggotakan 4 orang dan kepada setiap anggota diberi nomor
1-4.
2. Siswa bergabung dengan anggotanya masing-masing
Tahap Kedua : Mengajukan pertanyaan: Guru mengajukan
pertanyaan berupa tugas untuk mengerjakan soal-soal di LKS.
Tahap ketiga
Berpikir bersama: Siswa berpikir bersama dan menyatukan
pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan dalam LKS tersebut dan
meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tersebut.
Tahap keempat
1.) Menjawab: Guru memanggil siswa dengan nomor tertentu,
kemudian

siswa

yang

nomornya

sesuai

mengacungkan

tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan atau


mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk seluruh

Number Heads Together

14

kelas. Kelompok lain diberi kesempatan untuk berpendapat dan


bertanya terhadap hasil diskusi kelompok tersebut.
2.) Guru mengamati hasil yang diperoleh masing-masing kelompok
dan memberikan semangat

bagi kelompok yang belum

berhasil dengan baik. Guru memberikan soal latihan sebagai


pemantapan terhadap hasil dari pengerjaan LKS.

c. Penutup
Fase 3: penutup
1). Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan.
2). Guru memberikan tugas rumah
3). Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari kembali materi yang
telah diajarkan dan materi selanjutnya.

Pada setiap akhir pembelajaran, siswa akan diberikan penghargaan


sesuai dengan poin yang diperoleh masing-masing kelompoknya. Pemberian
poin tersebut dimaksudkan untuk mengetahui pencapaian hasil belajar setiap
individu maupun kelompok. Setiap poin yang diperoleh masing-masing
siswa akan memberikan konstribusi terhadap kesusksesan kelompoknya.
Slavin (Sumyanto, 2009:11-12) mengatakan bahwa setiap pelajar memiliki
kesempatan yang sama untuk menyumbangkan skor maksimal bagi
kelompoknya berdasarkan perolehan skor terdahulu (skor dasar) dengan skor
terkini.

5.

Kelemahan dan Kelebihan


Dijelaskan oleh Hill (Iqbal Ali, 2010) bahwa model NHT memiliki
kelebihan diantaranya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, mampu
memperdalam pemahaman siswa, menyenangkan siswa dalam belajar,
mengembangkan sikap positif siswa, mengembangkan sikap kepemimpinan

Number Heads Together

15

siswa, mengembangkan rasa ingin tahu, meningkatkan rasa percaya diri, dan
mengembangkan rasa saling memiliki.
Namun seperti yang diketahui, setiap model pembelajaran pasti
memiliki kelemahan juga. Diantara kelemahan model pembelajaran NHT
adalah tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru, tiap salah satu
anggota kelompok salah memberikan jawaban, maka dapat merugikan
semua anggota kelompok tersebut.

Number Heads Together

16

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
a) Cooperative adalah mengerjakan sesuatu bersama-sama dengan saling
membantu satu sama lain sebagai satu tim. Sedangkan Cooperative Learning
artinya belajar bersama-sama, saling membantu antara satu sama lain dalam
belajar dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok mencapai
tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa Cooperative Learning adalah menyangkut teknik
mengelompokkan yang didalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar
bersama pada kelompok kecil yang umumnya tediri dari empat atau lima
orang.
b) Model NHT merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri atas empat
tahap yaitu penomoran, berpikir bersama, mengajukan pertanyaan dan
menjawab.
c) Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Numered Heads Together
(NHT), siswa berperan lebih aktif dibandingkan dengan guru. Keterlibatan
total semua siswa akan berdampak positif terhadap motivasi belajar siswa
d) Adapun ciri khas dari NHT adalah siswa dibagi dalam beberapa kelompok,
dalam kelompok tersebut masing-masing siswa diberi nomor. Guru hanya
menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya. Dalam menujuk
siswa tersebut, guru tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan
mewakili kelompok tersebut. Dengan cara ini semua siswa akan berusaha
memahami konsep-konsep yang diberikan guru.

Number Heads Together

17

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Iqbal. 2010. Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT).
http://iqbalali.com/2010/01/03/nht-numbered-head-together/

Azizah, Noor. 2007. Keefektifan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe


NHT (Numbered Heads Together) Dengan Pemanfaatan LKS (Lembar Kerja Siswa
Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar (Kubus Dan Balok) Siswa Kelas VIII
Semester

SMP

Semarang

Tahun

Pelajaran

2006/2007.

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01d8/e207de66.dir/doc.p
df

Widyantini, Th. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan tipe Kooperatif.


http://p4tkmatematika.org/downloads/ppp/PPP_Pembelajaran_Kooperatif.pdf

Number Heads Together

18

Anda mungkin juga menyukai