Anda di halaman 1dari 19

PENAKSIRAN KADAR TITIK PADA BAHAN GALIAN

(MINERAL DAN BATUBARA)


KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

INDRAWIJAYA
NIM : 1209055001

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2015

PENAKSIRAN KADAR TITIK PADA BAHAN GALIAN


(MINERAL DAN BATUBARA)
KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

INDRAWIJAYA
NIM : 1209055001

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2015

PENAKSIRAN KADAR TITIK PADA BAHAN GALIAN


(MINERAL DAN BATUBARA)
KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai tugas mata kuliah pemodelan dan evaluasi tambang


Pada Program Studi Strata 1 Teknik Pertambangan,
Fakultas Teknik,Universitas Mulawarman

Oleh:

INDRAWIJAYA
NIM : 1209055001

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan karunianya,sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah mengenai PENAKSIRAN KADAR TITIK PADA
BAHAN GALIAN (MINERAL DAN BATUBARA).Penulisan karya tulis ilmiah ini disusun
sebagai salah satu syarat di dalam menyelesaikan jenjang pendidikan S1 Program Studi Teknik
Pertambangan,Fakultas Teknik,Universitas Mulawarman.
Adapun di dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis mencoba menganalisis dan
menggabungkan berbagai data baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif, yang didapatkan
melalui studi literatur baik melalui media cetak seperti buku pelajaran , skripsi, maupun dari media
online seperti ebook,Jurnal dan artikel ilmiah lainnya yang terkait,
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu , yang turut memberikan
bantuan ,dan arahan sehingga karya tulis ilmiah tentang penaksiran kadar titik pada bahan galian
(mineral dan batubara) ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
karya tulis ilmiah ini,dan akhir kata semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak termasuk penulis.
Samarinda 17 September 2015
Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Sampul @
Halaman Judul @
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

latar belakang
Mineral dan batubara atau yang secara umum dikenal sebagai bahan galian merupakan
kekayaan alam tak terbarukan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang memiliki peranan
penting didalam memenuhi hajat hidup orang banyak dan oleh karenanya pengelolaannya harus
dikuasai oleh Negara untuk memberi nilai tambah secara nyata bagi perekonomian nasional dalam
usaha mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara berkeadilan. kegiatan usaha
pertambangan mineral dan batubara yang merupakan kegiatan usaha pertambangan di luar panas
bumi, minyak dan gas bumi serta air tanah serta mempunyai peranan penting dalam memberikan
nilai tambah secara nyata kepada pertumbuhan ekonomi nasional dan pembangunan daerah secara
berkelanjutan
Secara teoritis mineral didefinisikan sebagai Senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang
memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang
membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu sedangan batubara didefinisikan sebagai
Endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan.Pada
dasarnya mineral dan batubara memiliki persamaan yang paling umum yaitu sama-sama memiliki
maanfaat bagi kemaslahatan umat manusia, dan oleh karenanya, pengambilan dan penggunaannya,
harus berdasar pada konsepsi sains dan teknologi serta berdasarkan asumsi-asumsi ilmiah sehingga,
di dalam prosesnya nanti segala kemungkinan kesalahan dan kerugian yang dapat timbul kedepannya
bisa dihindari ataupun dikurangi, berdasarkan pencegahan-pencegaan yang bersifat ilmiah.
Salah satu tahapan yang sangat penting di dalam proses atau kegiatan pertambangan

adalah

ekplorasi.proses ekplorasi sesungguhnya memiliki hubungan yang erat dengan keadaan dan prilaku
suatu endapan bahan galian,yaitu proses untuk mengetahui bagaimana suatu endapan terbentuk
(terakumulasi),bagaimana penyebaran dan bentuk (geometri) endapan tersebut di alam, berapa
banyak endapan tersebut yang dapat diambil,serta bagaimana tingkat (nilai) keekonomian endapan
tersebut. Di dalam kegiatan ekplorasi ada tiga fokus penting yang akan menjadi objek kajian secara
detail yaitu penaksiran kadar titik, perhitungan kadar blok ,dan perhitungan kadar total, sehingga
nantinya data tersebut akan dijadikan salah satu dasar di dalam melakukan pemodelan bahan galian.

Oleh karena itu

atas dasar pertimbangan sebelumnya , maka dianggap sangat penting

untuk dilakukannya kajian yang bersifat ilmiah walaupun hanya bersifat study literature ,
untuk memberikan pemahaman dasar atas konsep dasar penaksiran kadar titik pada suatu
bahan galian, sehingga ambiguitas antara penaksiran kadar titik dengan perhitungan kadar

blok serta perhitungan kadar total suatu bahan galian dapat dibedakan secara benar dan
lebih jelas. Sehingga nantinya data-data yang dihasilkan di dalam penaksiran kadar titik
bersifat valid dan siap untuk diteruskan pada tahap berikutnya, sampai pada tahap
pemodelan dan evaluasinya.
1.2

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penulisan karya tulis ilmiah yang telah diuraikan sebelumnya,maka
rumusan masalah yang diangkat adalah;
1. apa yang dimaksud dengan penaksiran kadar titik pada bahan galian ?
2. apa saja metode yang dapat digunakan di dalam melakukan penaksiran kadar titik
bahan galian ?
3. bagaimana pengaruh penaksiran kadar titik suatu bahan galian

di dalam proses

kegiatan selanjutnya di dalam tahapan eksplorasi.


1.3

tujuan penelitian

adapun tujuan dari dilakukannya penulisan karya ilmiah ini adalah

untuk mengetahui dan

memahami secara lebih rinci atau detail terkait dengan penaksiran kadar titik sebagai bagian dari
tahapan awal di dalam kegiatan eksplorasi suatu bahan galian.
1.4

batasan masalah

Adapun batasan masalah di dalam penulisan karya ilmiah ini adalah :


1. study penerapan konsep penaksiran kadar titik pada bahan galian
2. objek study hanya dalam ruang lingkup mineral dan batubara (bahan galian ) diluar
panas bumi,minyak ,gas bumi dan air tanah
1.5

sistematika penulisan

penulisan karya ilmiah ini menggunakan sistematika penulisan yang dapat penulis uraikan sebagai
berikut:
a. Bab I pendahuluan
Pada bab ini ada beberapa hal yang akan dibahas yaitu tentang latar belakang
masalah,perumusan masalah,tujuan,batasan masalah,serta sistematika penulisan

b. Bab II :Landasan Teori


Pada bab ini terdapat terdapat konsep dan prinsip dasar yang diperlukan untuk
memecahkan masalah di dalam penulisan karya ilmiah ini, dan untuk merumuskan
hipotesis apabila memang diperlukan.Berbentuk uraian kualitati,model matematis, dan
atau persamaan yang langsung berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas pada
karya ilmiah ini.
c. Bab III pembahasan.
Pada bab ini berisikan tentang segala bentuk uraian atau penaksiran

maupun

penafsiran baik secara kualitatif dan kuantitatif, untuk memecahkan masalah yang
dibahas di dalam karya ilmiah ini.
d. BAB IV penutup
Pada bab ini berisikan tentang pernyataan singkat yang menyatakan kesimpulan umum
dari pembahsan masalah, disertai dengan saran-saran

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

bahan galian

Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan


Pokok Pertambangan, bahan galian adalah unsur-unsur kimia, mineral-mineral, bijih-bijih,
dan segala macam batuan yang merupakan endapan-endapan alam.
Di dalam Pasal 1 angka 2 Rancangan Undang-Undang Pertambangan Umum
disebutkan pengertian bahan galian. Menurut RUU ini, bahan galian adalah aneka ragam
unsur kimia, mineral, kumpulan mineral, batuan, bijih, termasuk batu bara, gambut,

bitumen padat, panas bumi, dan mineral radio aktif yang terjad secara alami dan
mempunyai nilai ekonomis.
Unsur-unsur kimia adalah benda-benda yang tidak dapat dibagi melalui proses kimia.
Mineral-mineral adalah benda padat homogen yang bersifat takorganis yang berbentuk
secara alami dan mempunyai komposisi tertentu serta jumlahnya sangat banyak. Bijih-bijih,
yaitu batuan-batuan yang yang mengandung mineral yang cukup berguna untuk diolah
menjadi barang ekonomis. Batu-batu mulia merupakan logam yang sangat tinggi harganya.
Endapan-endapan alam adalah bahan-bahan bumi seperti pasir, kerikil, dan lain-lain.
Sukandarrumidi

juga

mengemukakan

pengertian

bahan

galian.

Ia

berpendapat,

bahwa bahan galian adalah bahan yang dijumpai di dalam, baik berupa unsur kimia,
mineral, bijih, ataupun segala macam batuan.
Dalam pengertian ini, bahan galian diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu bahan galian
yang berbentuk padat, bahan galian yang berbentuk cair, dan bahan galian yang berbentuk
gas.Yang termasuk bahan galian berbentuk padat adalah emas, perak, batu gamping,
lempung, dan lain-lain. Bahan galian yang berbentuk cair adalah minyak bumi, yodium,
dan lain-lain. Bahan galian yang berbentuk gas adalah gas alam.

2.1.1 Penggolongan Bahan Galian


Secara umum penggolongan bahan galian dapat didasarkan atas dua penggolongan utama yaitu:
A. Berdasarkan uu no 11 tahun 1967

Penggolongan bahan galian menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 1967 tentang


Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan, dibagi menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu:
a. Bahan galian golongan A, yaitu bahan galian golongan strategis. Yang
dimaksud strategis adalah strategis bagi pertahanan/keamanan negara atau
bagi perekonomian negara;
b. Bahan galian golongan B, yaitu bahan galian vital, adalah bahan galian yang
dapat menjamin hajat hidup orang banyak;

c. Bahan galian C, yaitu bahan galian yang tidak termasuk golongan A dan B.
Bahan galian apa saja yang termasuk ke dalam masing-masing golongan tersebut
diatur berdasarkan ketentuan pengelompokan lebih rinci, dalam Peraturan
Pemerintah No. 27 Tahun 1980, yaitu:
a. Bahan galian golongan A atau bahan galian strategis, terdiri dari:
Minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, dan gas alam;
Bitumen padat, aspal;
Antrasit, batu bara, batu bara muda;
Uranium, radium, thorium, dan bahan-bahan radio aktif

lainnya;
Nikel, kobalt;
Timah.

b. Bahan galian golongan B atau bahan galian vital, terdiri dari:


Besi, mangan, molibdenum, khrom, walfran, vanadium,

titanium;
Bauksit, tembaga, timbal, seng;
Emas, platina, perak, air raksa, intan;
Arsen, antimon, bismut;
Yttrium, rhutenium, crium, dan logam-logam langka

lainnya;
Berrillium, korundum, zirkon, kristal kwarsa;
Kriolit, flouspar, barit;
Yodium, brom, khlor, belerang.
c. Bahan galian golongan C atau bahan galian industri, terdiri dari:
Nitrat, phosphate, garam batu;
Asbes, talk, mike, grafit, magnesit;
Yarosit, leusit, tawas (alam), oker;
Batu permata, batu setengah permata;
Pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonite;
Batu apung, teras, obsidian, perlit, tanah diatome;
Marmer, batu tulis;
Batu kapor, dolomit, kalsit;
Granit, andesit, basal, trakkit, tanah liat, dan pasir.
B. Berdasarkan UU No.4 Tahun 2009

UU No, 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara, sesungguhnya
tidak secara tegas mengatur secara khusus tentang pembagian golongan bahan galian
sebagaimana dalam UU No. 11 Tahun 1967. Penggolongan bahan galian diatur
bedasarkan pada kelompok usaha pertambangan, sesuai Pasal 4, yaitu:
a. Usaha pertambangan dikelompokkan atas :
i. Pertambangan mineral
ii. Pertambangan batubara
b. Pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf (a)
digolongkan atas :
i. Pertambangan mineral radioaktif
ii. Pertambangan mineral logam
iii. Pertambangan mineral bukan logam
iv. Pertambangan batuan
2.2

Eksplorasi

Filosofi eksplorasi mempunyai hubungan ynag erat dengan keadaan dan perilaku suatu endapan
bahan galian ,yaitu proses untuk mengetahui bagaimana suatu endapan terbentuk atau
terakumulasi,bagaimana penyebarannya dan bentuk geometrinya , berapa banyak endapan tersebut
yang dapat diambil ,serta bagaimana nilai keekonomian endapan tersebut.
Sukandarrumidi (1995) berargumen bahwa batubara adalah batuan sedimen klastik yang
penyebarannya tidak merata.Penyebaran dan pengendapan batubara yang mempunyai nilai
ekonomis sangat dipengaruhi oleh keadaan geologi daerah yang bersangkutan.Besarnya
sumberdaya dan keadaan geologi dari daerah tersebut akan sangat mempengaruhi besarnya
produksi yang akan dicapai serta berapa besar investasi yang diperlukan . maka dari itu di dalam
penerapannya maka kegiatan ekplorasi sangat diperlukan sebagai bagian dari tahapan awal di dalam
rangkaian kegiatan pertambangan.keberhasilan ekplorasi sangat menentukan di dalam proses
ekploitaisi

Haldar (2012) ekplorasi merupakan urutan lengkap kegiatan yang mana kegiatan tersebut
berkisar antara pencarian terhadap prospek baru (renonnaissance) dan evaluasi hak milik

untuk ekonomi penambangan . ini juga termasuk dari penambahan dari cadangan mineral
tambahan di dambang dan seluruh area penambangan .ada berbagai teknik eksplorasi yang
menjadi acuan selama berabad-abad.ekplorasi terdiri dari satu atau kombinasi banyak
teknik,hal ini semua bergantung atas ketersediaan infrastruktur ,dana,ukuran,kompleksitas
cadangan, harga mineral dan pajak.
Di dalam rangkaian kegiatan ekplorasi khususnya batubara dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Tahapan penyelidikan
a. Penyelidikan umum
Penyeldikan umum diawali dengan studi pustaka atau disebut juga dengan
desk studi.studi ini mengenai keadaan geologi regional,tektonik dan yang
berkaitan dengan paleogeographic setting suatu daerah penyelidikan.
Maksud dari penyelidikan umum adalah untuk memperoleh informasi dan
menentukan batasan luas daerah.setelah itu selesai dilakukan penelitian
lapangan dengan tujuan pengecekan lapangan hasil studi pustaka.dalam
penelitian lapangan diusahakan pula mencari kemungkinan adanya
singkapan batubara,mengambil contoh batuan dan contoh batubaranya.
b. Penyelidikan pendahuluan
Pelksanaan ekplorasi pendahuluan dilakukan dengan memetakan daerah
penyelidikan ,baik dengan pemetaan topografi maupun dengan foto udara
dengan tujuan mendapatkan peta yang benar dan baik sebagai dasar
penyelidikan selanjutnya.
Tahap berikutnya melakukan pemetaan geologi dengan menggunakan peta
permukaan dan foto udara dimaksudkan untuk melakukan interpretasi
keadaan singkpan,struktur,kedudukan stratigrafi dari batubara. Untuk
mengetahui kedudukan stratigrafi lapisan batubara dilakukan pemboran
dangkal ataupun pemboran dalam di beberapa tempat.tjuannya untuk
mendapatkan data tentang ketebalan dan kedudukan formasi lapisan
batubara.dengan melakukan korelasi terlebih dahulu dari titik pemboran

dapat diketahui arah dan bentuk penyebaran lapisan batubara.disamping itu


diperoleh pula data pendahuluan tentang kualitas batubara.
Pada akhir program ini apabila sekiranya daerah tersebut memiliki nilai
ekonomi yang potensial maka akan diperoleh data sebagai berikut
1.
2.
3.
4.

Hasil perhitungan cadangan sampai tingkat indikatif


Perkiraaan tentang kaualitas
Interpretasi tentang geometrid an struktur endapan
Laporan tentang sumber cadangan secara lengkap untuk studi
pemasaran dan finansial

Disamping itu sudah dapat ditentukan pula:


1. Keadaan geologi endapan batuabara dan perkiraan struktur
bawah permukaan
2. Alternative cara penambangan baik secara tambang terbuka
atau tambang dalam.
c. Penyelidikan detail
Pada tingkat ini kegitan ekplorasi lebih terpusat pada kegiatan pemboran
yang bertujuan untuk lebih mengetahui bentuk geometri endapan
batubara,kualitas dari lapisan batubara dan kemungkinan adanya anomaly
geologi yang mungkin akan menimbulkan kesulitan dalam proses
penambangan yang akan dilaksanakan.apabila diperlukan dapat pula
dilakukan penyelidikan geofsika dengan tujuan untuk mengetahui secara
rinci keadaaan geologi bawah permukaan yang meliputi keadaan stratigrafi
dan

struktur

geologi

yang

tidak

terekam

dari

kegiatan

pemboran.pengumpulan dan pendokumentasian semua data yang telah


diperoleh berikut peta yang telah dibuat serta rencana penmabangan akan
dipergunakan sebagai dasar dan rencana kerja aktifitas penambangan yang
akan dating.pada akhir kegiatan program ini akan dihasilkan hal-hal sebagai
berikut :

Perhitungan cadangan sampai tingkat yang dapat diambil


recoverable reserve,sedang ketepatan perkiraan perhitungan
batubara yang dapat perhitungan sudah mendekati 20%

Data lengkap mengenai kualitas baik secara statistic dan


varasi yang terdapat secara regional data yang menyangkut

batuan ikutan
Data tentang penggunaan batubara dan laporan tentang hasil
tes pembakaran baik dalam skala lab maupun dalam skala

komersial di sector industry


Data yang menyangkut tentang

pencucian

batubara

(washability test).
Bilamana data yang telah dikumpulkan tersebut dan pada kenyataan sudah
komprehensif maka berarti pengembangan sumber cadangan batubara
tersebut telah memperoleh prioritas yang tinggi untuk dapat diajukan ke
tinggkat yang lebih lanjut.tingkat selanjunya akan dilakukan pengumpulan
data mengenai penambangan dan masalah yang menyangkut bidang yang
bersifat engineering seperti masalah geoteknik,hidrologi dan perencanaan
proses pencucian, hal yang menyangkut pengangkutan dan penimbunan
batubara
Semua data tersebut dikomplikasi dan dijadikan bahan untuk membuat studi
kelayakan pengembangan endapan batubara tersebut kea rah pembukaan
tambang
Pekerjaan ekplorasi akan tetap dilakukan terus selama masa umur tambang
tersebut

berjalan.pekerjaan

ekplorasi

ini

dikenal

sebagi

komersial

ekploration program,menyangkut pula pekerjaan pemboran produksi yang


bertujuan untuk lebih meningkatkan ketelitian cadangan yang dapat diambil
sampai pada tingkat 5%.
Apabila uraian tersebut diatas dibuat dalam bentuk diagram kerja sebagai
berikut :
gambar

Sumberdaya mineral dan cadangan (mineral resources and reserves)

2.3

Pengklasifikasian bahan galian mineral dapat dijabarkan sesuai dengan SNI13-4726-1998


tentang sumberdaya mineral dan cadangan
1) Sumberdaya mineral dibedakan atas:
a) Sumber Daya Mineral Hipotetik (Hypothetical Mineral Resource) adalah sumber
daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan perkiraan pada
tahap Survai Tinjau.
b) Sumber Daya Mineral Tereka (Inferred Mineral Resource) adalah sumber daya
mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Prospeksi
c) Sumber Daya Mineral Terunjuk (Indicated Mineral Resource) adalah sumber daya
mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi
Umum.
d) Sumber Daya Mineral Terukur (Measured Mineral Resource) adalah sumber daya
mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi
Rinci.
2) Cadangan
a) Cadangan Terkira (Probable Reserve) adalah sumber daya mineral terunjuk dan
sebagian sumberdaya mineral terukur yang tingkat keyakinan geologinya masih
lebih rendah, yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait
b)

telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomik


Cadangan Terbukti (Proved Recerve) adalah sumber daya mineral terukur yang
berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi,

sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomik.


3) Dasar klasifikasi
a) Tingkat keyakinan geologi
i) Survey tinjau
ii) Prospeksi
iii) Ekplorasi umum
iv) Ekplorasi rinci
b) Pengkajian layak tambang

i) Pengkajian layak tambang meliputi faktor-faktor ekonomi, penambangan,


pemasaran, lingkungan, sosial, dan hukum/ perundang-undangan. Untuk
endapan mineral bijih, metalurgi juga merupakan faktor pengkajian layak
tambang.
ii) Pengkajian layak tambang akan menentukan apakah sumber daya mineral akan
berubah menjadi cadangan atau tidak
iii) Berdasarkan pengkajian ini, bagian sumber daya mineral yang layak tambang
berubah statusnya menjadi cadangan sedangkan yang belum layak tambang
tetap menjadi sumber daya mineral.

2.4

Cadangan

BAB III PEMBAHASAN


BAB IV PENUTUP
4.1 kesimpulan
4.2 saran
Daftar pustaka
Lampiran-lampiran

Anda mungkin juga menyukai