Anda di halaman 1dari 9

TUGAS SEJARAH

Gambar Gambar Terkait Peristiwa Proklamasi Dan


Setelah Proklamasi

Disusun Oleh

Nama : Gilang Damar Panuluh


No

: 15

Kelas : XII.S3

Keterangan :
Ir. Soekarno , Sedang Membacakan Teks Proklamasi

Pada saat detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Ir. Soekarno ( Bung
Karno ) dan didampingi Drs Mohammad Hatta ( Bung Hatta ) pada tanggal 17 Agustus 1945
di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, ada 3 ( tiga ) foto bersejarah yang hanya sempat
diabadikan oleh Frans Mendur dari IPPHOS yang plat filmnya tinggal tiga lembar ( saat itu
belum ada rol film ) sehingga hanya dengan 3 foto tersebut saja saat detik-detik yang sangat
bersejarah tersebut dapat dilihat oleh kita sebagai anak-anak bangsa Indonesia sekarang.

KETERANGAN :
Pengibaran Bendera Merah Putih Pada Proklamasi

Pejuang kemerdekaan yang juga petugas pengibar bendera pusaka pertama pada Proklamasi 17
Agustus 1945 bernama Ilyas Karim , Pada Saat Itu Ir. Soekarno ( Bung Karno ) dan
didampingi Drs Mohammad Hatta ( Bung Hatta )

Keterangan :
Pertempuran Lima Hari di Semarang

Pertempuran 5 Hari atau Pertempuran 5 Hari di Semarang adalah serangkaian pertempuran


antara rakyat Indonesia di Semarang melawan Tentara Jepang. Pertempuran ini adalah
perlawanan terhebat rakyat Indonesia terhadap Jepang pada masa transisi (bedakan dengan
Peristiwa 10 November - perlawanan terhebat rakyat Indonesia dalam melawan sekutu dan
Belanda). Pertempuran ini dimulai pada tanggal 15 Oktober 1945 (walau kenyataannya suasana
sudah mulai memanas sebelumnya) dan berakhir tanggal 20 Oktober 1945.

Keterangan :
Pertempuran Surabaya

Pertempuran Surabaya merupakan peristiwa sejarah perang antara pihak tentara Indonesia dan
pasukan Belanda. Peristiwa besar ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 di Kota
Surabaya, Jawa Timur. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan
pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran terbesar dan
terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas
perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.

Keterangan :
Pertempuran Ambarawa

Pertempuran Ambarawa atau yang sering disebut sebagai palagan Ambarawa memang menarik.
Secara singkat, dapat diceritakan bahwa disebut Pertempuran Ambarawa karena memang
terjadinya di kota Ambarawa. Pertempuran itu sebenarnya sudah diawali sejak Oktober 1945, di
mana pada tanggal 20 Oktober 1945 tentara Sekutu mendarat di Semarang di bawah pimpinan
Brigadir Jenderal Bethel

Keterangan :
Pertempuran Medan Area

Pada tanggal 24 Agustus 1945, antara pemerintah Kerajaan Inggris dan Kerajaan Belanda
tercapai suatu persetujuan yang terkenal dengan nama civil Affairs Agreement. Dalam
persetujuan ini disebutkan bahwa panglima tentara pendudukan Inggris di Indonesia akan
memegang kekuasaan atas nama pemerintah Belanda.

Keterangan :
Bandung Lautan Api

Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota Bandung,
provinsi Jawa Barat, Indonesia pada 24 Maret 1946. Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000
penduduk Bandung[1] membakar rumah mereka, meninggalkan kota menuju pegunungan di
daerah selatan Bandung. Hal ini dilakukan untuk mencegah tentara Sekutu dan
tentara NICA Belanda untuk dapat menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer
dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.

Keterangan :
Pertempuran Margarana
Latar belakang munculnya puputan Margarana atau pertempuran Margarana sendiri bermula
dari Perundingan Linggarjati. Pada tanggal 10 November 1946, Belanda melakukan
perundingan linggarjati dengan pemerintah Indonesia. Salah satu isi dari perundingan
Linggajati adalah Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah
kekuasaan yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. Selanjutnya Belanda diharuskan sudah
meninggalkan daerah de facto paling lambat tanggal 1 Januari 1949. Pada tanggal 2 dan 3 Maret
1949 Belanda mendaratkan pasukannya kurang lebih 2000 tentara di Bali yang diikuti oleh
tokoh-tokoh yang memihak Belanda. Tujuan dari pendaratan Belanda ke Bali sendiri adalah
untuk menegakkan berdirinya Negara Indonesia Timur. Pada waktu itu Letnan Kolonel I Gusti
Ngurah Rai yang menjabat sebagai Komandan Resiman Nusa Tenggara sedang pergi ke
Yogyakarta untuk mengadakan konsultasi dengan Markas tertinggi TRI, sehingga dia tidak
mengetahui tentang pendaratan Belanda tersebut.

Anda mungkin juga menyukai