Anda di halaman 1dari 3

Politik, Kekuatan dan Kekuasaan

Oleh: Ayu Astria R A (208 0000 33)

Politik merupakan sebuah cara manusia untuk mendapatkan sebuah


kekuasaan dan kekuatan yang paling besar. Politik mampu menggerakkan
sebagian besar warga sebuah negara dengan sukarela tanpa diprotes jika
sistem politik dan seluruh elemen-elemennya berjalan sesuai dengan
keinginan rakyatnya. Namun jika tedapat banyak sekali penyelewengan
dan pengkhianatan terhadap rakyat maka rakyat tidak akan segan untuk
dapat menurunkan penguasa politik yang ada dengan kekuatan yang
besar.

Dalam politik kekuasaan dan kekuatan dapat ditambah atau dikurangi


bahkan dihilangkan sama sekali, juga kita dapat mengatur kadar
kepolitikan kita di manapun kita mau jika memang memungkinkan dan
berhasil. Berbagai pendekatan dapat kita lakukan untuk dapat
melakukannya, mulai dengan pendekatan yang baik sampai yang sangat
tidak baik sekalipun. Bergantung pada kita ingin memilih menjadi pemilik
singgasana yang bersih atau sebalinya yang penih dengan konspiras dan
intrik licik.

Otoritas dan legitimasi adalah sejenis aplikasi yang dapat dipergunakan


yang berkuasa dan atau elit politik jika ia memang memiliki sistem
berpolitik yang benar dan baik dimata rakyat. Kedua hal ini menjadi alat
untuk memperluas kekuasaan dan memperkuatnya. Sayangnya kedua hal
ini pula yang sering disalahgunakan oleh pelaku politik selama dalam
jabatan yang dipegangnya.

Di negara kita ini orang atau institusi yang berkekuasaan tinggi dalam
politik terkadang bergantung pada kharismanya. Kadang budaya
karismatik masih saja melekat pada sebagian masyarakat. Namun
sebenarnya kharisma tak lebih dari hanya sebuah pencitraan belaka. Citra
yang dapat dibuat dengan strategi yang biasa kita sebut kehumasan, dan
dibentuk selalu baik pada pandangan publik.
Pencitraan dan kharisma memerlukan media untuk penyebarannya, tanpa
media strategi apapun takkan ada gunanya tanpa media. Media tak hanya
dapat dikuasai oleh para elit politik yang jelas memiliki kekuasaan besar
dalam sistem kenegaraan. Ingat pula dengan para pemilik modal yang
mereka juga punya kuasa dalam pengendalian isu media.

Jadi apakah benar hanya elit politik saja yang hanya memiliki kuasa dan
kekuatan paling besar di istananya? Tentu tidak. Ingat pula para pemilik
dan pewaris harta terbesar di negeri ini dan pemilik media yang beberapa
diantaranya termasuk para elit politik.

Elit politik, elit ekonomi dan media.

Secara kasar dan mudahnya, elit politik membutuhkan media untuk


membentuk karisma yang terkadang dibuat-dibuat kepada masyarakat,
dan tentunya pembuatan pesan-pesan pada media tidaklah mudah dan
murah. Maka elit politik juga membutuhkan elit ekonomi dalam hal ini.
Dan elit ekonomipun mulai ikut terlibat dalam perpolitikan.

Ruang dalam media yang menjadi rebutan elit-elit ini menjadi semakin
mahal saja. Karena ternyata kemajuan teknologi juga membuat
masyarakat selalu haus dan dekat dengan media di kehidupannya. Dan
perlu diingat pula bahwa media memiliki fungsi kontruksi sosial dan
refleksi kehidupan sosial masyarakat. Akhrirnya media massa yang ada
akan selalu dimanfaatkan semaksimal mungkin unuk keperluan elit-elit
yang berkuasa tadi.

Masyarakat yang sekaligus publik media massa dan juga rakyat


sebenarnya adalah bagian penting dan penentu dalam negara yang
mengaku memiliki sistem yang demokratis. Rakyat diminta berpartisipasi
aktif dalam aktivitas politik, dan kemudian berubah menjadi pasar suara
ketika pemilihanpun dimulai.

Hal itulah yang menjadikan media penting bagi elit politik dan ekonomi.
Dengan penguasaan penuh di media maka mereka memiliki kontrol atas
informasi. Dan dengan kuasanya pula, mereka dapat membuat pesan
yang menguntungkan mereka dalam pembentukan image di masyarakat
untuk kepentingan politiknya.

Seperti itulah ternyata gambaran iklim politik di negeri ini. Ruang-ruang


publik yang disediakan media menjadi komoditas bagai elit untuk
memperluas kuasa dan memperkuat kekuatannya, baik itu pemerintah
ataupun institusi dan organisasi lain yang berkepentingan. Segala
carapun dilakukan untuk memilki ruang-ruang ini agar kekuasaannya
tetap abadi, tapi apakah memang selalu ada yang benar-benar abadi
didunia ini?

Anda mungkin juga menyukai