Anda di halaman 1dari 3

Politik Bermedia dalam Sistem Demokrasi

Oleh: Ayu Astria R A (208 0000 33)

Teknologi Informasi dan Komunikasi berkembang semakin pesat akhir-


akhir ini. Banyak inovasi-inovasi baru dalam bermedia hingga kita makin
dimanja dengan teknologi-teknologi yang muncul dan lahir ke dunia
tersebut. Kemudian setelahnya kita mengenal new media sebagai the
latest media yang benar-benar mengubah pola komunikasi kita.

Media tertama yang bersifat massa selalu akan memiliki ruang-ruang


yang luas bagi publik. Dan politik akan selalu mengisi dan
memanfaatkan ruang-ruang tersebut demi kepentingan–kepentingan
institusi mereka atau bahkan pribadi. Hampir selurh unsur dalam politik
akan dapat mencari akses pada media. Dan akan selalu terjadi
perebutan ruang-ruang publik yang disediakan oleh media.

Bagi negara-negara yang memiliki sistem demokrasi, dalam


menjalankan pemerintahannya, diakui bahwa demokrasi adalah sistem
yang mungkin terbaik dari yang terburuk dalam hal mengakomodasi
keinginan, suara serta dapat meningkatkan partisipasi aktif warga
negaranya.

Politik tak hanya menggunakan media sebagai sarana propaganda dan


kampanye saat musim pemilihan tiba. Pada pemerintahan yang
melakukan demokrasi media juga dapat dijadikn alat untuk
keberlangsungan sistem pemerintahannya.

Sejak internet belum dikenal, media massa yang dianggap konvensional


seperti surat kabar, televisi atau radio telah digunakan untuk
kepentingan para elit, pemerintah maupun institusi politik untuk
kepentingan mereka masing-masing.

Terdapat 3 tipe hubungan demokrasi dengan teknologi, yaitu


teledemokrasi dimana penggunaan komputer dianggap mampu
meningkatkan partisipasi politik warga. Kedua adalah cyberdemokrasi,
ketika internet menjadi primadona dan komunitas cyber mulai
menjamur dan menjadi salah satu kekuatan penggerak massa yang
cukup kuat. Danterakhir demokratisasi elektronik, ini yang terjadi pula
karena internet muncul. Pemilih dan wakilnya dapat bertemu dan
berinteraksi.

Kelebihan dari demokrasi elektronik adalah meningkatan transparansi


proses politik ,meningkatkan partisipasi dan keterlibatan warga secara
langsung serta, meningkatkan kualitas dari pembentukan opini melalui
ruang informasi baru.

Ada pula tiga dimensi analitis tentang hubungan internet dengan


demokrasi. Dimensi pertama adalah ketersediaan teknologi untuk
berinteraksi antara wakil di dewan dengan warga yang telah
memilihnyanya. Dimensi yang kedua adalah analisa praktek dan
keterwakilan dari para wakil yang telah terpilih. Dan dimensi yang
ketiga adalah kepentingan dan kecenderungan warga untuk
berpartisipasi, memanfaatkan alat-alat teknologi. Nemun terdapat
dimensi tambahan yang keempat yaitu bagaimana media massa yang
konvensional yaitu TV, radio, koran menempatkan diri mereka sebagai
promotor sekaligus connector atau juga penghambat dalam
menghubungkan masyarakat dengan para wakilnya di dewan.

Dengan adanya beragam bentuk aplikasi dari internet, seperti e-


government, e-legislature, e-petition, e-forum dan yang lainnya maka
pemerintah ataupun institusi politik lainnya dapat menjadi lebih dekat
dengan warganya. Dan tentu saja warga juga dapat mengakses
wakilnya juga pemerintah dengan mudah. Dengan kata lain, partisipasi
aktif warga dapat lebih ditingkatkan. Respon dari wara ternyata lebih
efektif dalam menyampaikan pendapat mereka pada pemerintah atau
wakl dalam parlemen.
Sedangkan perwakilan parlemen melihat interet dan segala aplikasinya
sebagai cara yang efektif untuk menngkatkan hubungan demokratis
hanya kepercayaan diantara mereka telah tinggi. Dan jika hubungannya
rendah, maka internet dianggap harapan untuk perbaikan masa depan
dalam demokrasi baik fungsi maupun elemennya.

Memang kelebihan dari demokrasi elektronik adalah keterlibatan


individu warga menjadi intensif. Dan mengubah model penyampaian
informasi dalam sistem politik demokrasi yang telah ada sebelumnya.
Namun memang tetap saja penggunaan internet dari warga bergantung
pada kemampuan dan keahlian pemanfaatan internet oleh warga
sendiri.

Tentunya selain dengan fungsi lama media sebagai sarana kampanye


dan propaganda atau juga sosialisasi bagi pemerintah. Sekarang ini
semua fungsi itu telah bertambah sampai dengan pembentukan forum
bagi pemerintah sebagai komunitas responsif terhadap segala
aktivitasnya.

Namun sayangnya demokrasi elektronik ini sangat sistemik, sehingga


jika ada yang tak sesuai dengan sistem, maka secara otomatis akan
ditolak. Selain itu, penggunaannya juga bergantung pada kemampuan
dan keahlian individu dalam penggunaan internet dan aplikasinya.

Dan sedangkan di negara kita sendiri, penerapan sistem ini drasa masih
sulit. Karena beragam faktor, diantaranya, geografis yang yang sangat
tidak merata, sosiologis karena warga kita masih banyak yang gaptek
(gagap teknologi), serta masih kuatnya beragam kepentingan ekonomi
dari pemerintah dan institusi yang selalu diuntungkan oleh pemerintah
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai