Mass Media and Democratic Politics by Delia Dumitrescu and
Anthony Mughan
Media massa dan politik demokrasi memiliki hubungan erat. Jika
diandaikan, politik adalah sebuah serum maka media adalah pembuluh darahnya yang akan menyebarluaskan formula tersebut ke seluruh tubuh dengan mudah.
Dalam buku ini, penulis berpendapat bahwa hubungan antara
komunikasi media massa dan politik demokrasi menjadi penting dikarenakan dua alasan penting, yakni:
1. Media massa adalah jaringan penghubung demokrasi
2. Media massa terutama teknologinya selalu berubah tanpa henti dan hal ini mungkin relevan dengan kepentingan politik
Media massa dala teori demokrasi idealnya adalah sebagai penolong
bagi warga sekaligu pemilih. Medialah yang sepatutnya menjadi kepercayaan sebagai sumber terkaya dalam informasi yang warga perlukan, terutama dalam kebutuhan dan pengetahuan politiknya.
Dan dalam media komunikasi massa tradisional yang dulu menjadi
satu-satunya alat dan kendaraan politik malah kemudian mulai di anggap kurang kuat. Karena terlalu massa atau masif dalam penyampaian pesan. Pengaruh yang lebih personal ternyata akan lebih efektif dalam mempengaruhi pembuatan keputusan dalam hal politik (personal touch).
New media yang dianggap sebagai inovasi terkini dalam teknologi
media massa teah memilki peran dalam demokrasi di beberapa negara. Keintiman antara voter dan perwakilannya dalam pemerintahan dapat terjadi. Dalam pandangan optimis terhadap new media, hal ini merupakan tanda meningkatnya partisipasi warga dalam sistem politik. Dan dapat memeberi sedikit interfensi pada perwakilannya dalam membuat keputusan pemerintahan.
Namun memang sepertinya tema riset yang banyak muncul adalah
tentang peningkatan partisipasi demokrasi, namun sebenarnya belum ada yang dapat menunjukkan fakta besar tentang pembuktian dari peningkatan tersebut. Dan belum tentu juga peningkatan partisipasi ini juga dapat mempengaruhi keputusan pemerintah. Dan ternyata perwakilan yang terpilih bukan hanya sebgai alat untuk berinteraksi dengan pemilihnya tapi juga sebagai kendaraan dalam mempertahankan keberadaannya dalam pemerintahannya.
Journalism and Democracy by Brian McNair
Dalam tulisan ini memang dijelaskan berbagai peran jurnalisme
dalam masyarkat demokrasi. Semenjak dulu ketika pertama kali demokrasi dikenal hingga sekarang ada saat teknologi media menjadi sangat berpengaruh. Jurnalisme memiliki peran baik secara nomatif, pragmatif dan kritis dalam menjaga budaya demokrasi yang memang belum ideal.
Dan dalam perkembangannya kini jurnalisme mungkin menjadi tak
berarti saja, atau setidaknya dangkal. Karena mereka semakin memperbanyak diri tapi isi dari hasil pekerjaan mereka hanyalah demi tujuan yang tak berpihak pada publik. Kasarnya kita melihat informasi poitik yang ada tak lebih hanyalah entertainment.
Entah kapan para jurnalis dapat menjalankan perannya di masa
sekarang dan sangat berpihak pada publik. Jika dulu mereka dianggap hampir ideal dalam peranna pada demokrasi seperti pilar keempatnya itu.
Tanggapan:
Sebenarnya dalam efek media ini, kita dapat menggunakan teori
tentang limited effect sebagai tanggapan. Dimana individu sendiri dapat membuat pilihan dan putusan sendiri dalam hal politik. Caranya adalah dengan mengadakan pemastian kepada orang yang dianggap lebih kredibel. Individu ini sering disebut gatekeeper, ialah yang dapat mempengaruhi lebih secara personal. Gatekeeper ini adalah heavy viewer yang memang sering mendapat informasi dari media dan menyeleksinya sendiri sesuai dengan yang ia butuhkan.
Namun sayangnya gatekeeper ini tak selalu memiliki kemampuan
literasi media hingga informasi yang ia ambil tak seluruhnya ideal. Karena media sendiri memiliki kekuatan sendiri untuk melakukan framing atau priming sesuai dengan kepentingangan yang beragam. Hal ini karena saya menganggap bahwa media sudah tak ada yang independen dan bersih dari kepentingan yang berbeda.
Individu sebenarnya memiliki kemampuan sendiri untuk dapat
menggunakan informasi dari media namun seperti yag disebutkan tadi, tak semua individu dapat menyeleksi sendiri. Dan dalam new media sendiri individu terlalu terlena dengan apa yang disediakan internet. Terutama untuk kepentingan pribadi. Ini pandangan saya tentang negeri ini.
Media sendiri terlalu digunakan sebagai make up para politisi untuk
kepentingan mereka. Selain elit politik, elit ekonomi juga mudah saja dalam mengontrol media. Media kembali menjadi komoditas paling meyenangkan bagi para elit.
Sumber:
– T. Leicht, Kevin n Craig Jenkins, J.2010. Handbook of Politics.
London: Springer, p. 477-492 – Wahl Jorgensen, Karin. 2009. The Handbook of Journalism Studies. London: Rouledge, p. 237-249