Reservoir Dalam Minyak & Gas Bumi
Reservoir Dalam Minyak & Gas Bumi
Anggi Pisko
270110120092
Geologi D
Batuan Reservoir
Didefinisikan sebagai suatu wadah yang diisi dan dijenuhi minyak dan/atau gas, merupakan
suatu lapisan berongga/berpori-pori. Secara teoritis semua batuan, baik batuan beku maupun
batuan metaforf dapat bertindak sebagai batuan reservoir, tetapi pada kenyataan ternyata 99%
batuan reservoir adalah batuan sedimen.
Jenis batuan reservoir ini akan berpengaruh terhadap besarnya porositas dan permeabilitas.
Porositas merupakan perbandingan volume pori-pori terhadap volume batuan keseluruhan,
sedangkan permeabilitas merupakan kemampuan dari medium berpori untuk mengalirkan
fluida yang dipengaruhi oleh ukuran butiran, bentuk butiran serta distribusi butiran.
Disamping itu batuan reservoir akan dipengaruhi juga oleh fasa fluida yang mengisi pori-pori
tersebut berhubungan atau tidak satu sama lainnya.
Minyak dan/atau gas terdapat di dalam reservoir. Untuk dapat menahan dan melindungi
fluida tersebut, lapisan reservoir ini harus mempunyai penutup di bagial luar lapisannya.
Sebagai penutup lapisan reservoir biasanva merupakan lapisan batuan yang rnempunyai sifat
kedap (impermeabel), yaitu sifat yang tidak dapat meloloskan fluida yang dibatasinya.
Jadi lapisan penutup didefinisikan sebagai lapisan yang berada di bagian atas dan tepi
reservoir yang dapat dan melindungi fluida yang berada di dalam lapisan di bawahnya, hal ini
akan mengakumulasikan minyak dalam reservoir.
2.2 Permeabilitas
Permeabilitas batuan didefinisikan sebagai kemampuan batuan tersebut untuk melewatkan
fluida dalam medium berpori-pori yang saling berhubungan.
Dikenal tiga istilah untuk permeabilitas yaitu permeabilitis absolut, permeabilitas effektif dan
permeabilitas relatif.
Permeabilitas absolut dipakai untuk aliran fluida satu fasa. Permeabilitas effektif digunakan
untuk aliran yang terdiri dari dua phasa atau lebih yang dikenal sebagai : Ko, Kw, Kg.
2.3 Saturasi
Reservoir mengandung fluida-fluida berupa; minyak, gas, atau air. Saturasi didefisikan
sebagai fraksi salah satu fluida terhadap pori-pori dari batuan. Di sini dikenal So, Sw, dan Sg,
di mana :
So =
Volume minyak dalam pori - pori
Sw =
Sg =
sehingga : So + Sw + Sg = 1.0
os ws = ow Cos c
os =energi antar muka antara minyak dengan padatan, dyne/cm ws =energi antar muka
antara air dengan padatan, dyne/cm
ow =energi antar muka antara minyak dengan air, dyne/cm
c = sudut pada antar muka antara minyak, air, dan padatan, derajat
Untuk menentukan energi antar muka sistem di atas, biasanya dapat dilakukan di
laboratorium secara langsung. Harga disebut sebagai sudut kontak, berkisar antara 0o
180o. Untuk > 90o, sifat kebasahan batuan reservoir disebut sebagai basah minyak (oil wet),
sedangkan Untuk < 90o, sifat kebasahan batuan reservoir disebut sebagai basah air (water
wet).
3. Tekanan Reservoir
Didefisikan sebagai tekanan fluida di dalam pori-pori reservoir, yang berada dalam keadaan
setimbang, baik sebelum maupun sesudah dilakukannya suatu proses produksi.
Berdasarkan hasil penyelidikan, besarnya tekanan reservoir mengikuti suatu hubungan yang
linier dengan kedalaman reservoir tersebut. Hal ini diinterpretasikan sebagai akibat dari
penyingkapan perluasan formasi batuan reservoir tersebut ke permukaan, sehingga reservoir
menerima tekanan hidrostatis fluida pengisi formasi. Berdasarkan ketentuan ini, maka pada
umumnya gradient tekanan berkisar antara 0,435 psi/ft.
Dengan adanya tekanan overburden dari batuan di atasnya, gradient tekanan dapat lebih besar
dari harga tersebut di atas, hal ini tergantung pada kedalaman reservoir. Dengan adanya
kebocoran gas sebelum/selama umur geologi migrasi minyak, dapat mengakibatkan tekanan
reservoir akan lebih rendah.
Besarnya tekanan reservoir dapat diketahui dengan merata-ratakan hasil pengukuran bottom
hole pressure sumur statis. Pengukurannya dapat diperoleh langsung dengan pengukuran sub
surface bomb.
Dengan metoda analisa pressure buildup, sebagaimana suatu persamaan telah disederhanakan
oleh Horner, dapat diketahui bottom hole pressure sebagai fungsi dari waktu penutupan.
P
=P
qu
ln
t+
t
t
i
4kh
di mana :
Pt = bottom hole pressure pada saat shut in time t + t, psi q = produksi rata- rata yang stabil
sebelum shut in, bbl/day u = viskositas, cp
= tebal lapisan minyak/produktif
= permeabilitas, Darcy
Dalam sejarah produksi, besarnya tekanan akan selalu menurun. Kecepatan penurunannya
tergantung pada pengaruh-pengaruh tenaga yang berada di luar reservoir, dalam hal ini adalah
mekanisme pendorong.
4. Temperatur Reservoir
Temperatur reservoir merupakan fungsi dari kedalaman. Hubungan ini dinyatakan oleh
gradient geothermal. Harga gradient geothermal itu berkisar antara 0,3 oF/100 ft sampai
dengan 4 oF/ 100 ft.
5. Perubahan Phasa
Perubahan fasa sistem hidrokarbon dalam bentuk cairan dan gas merupakan fungsi dari
tekanan, temperatur serta komposisinya.
Menurut Hawkin NF., fasa adalah bagian dan sistem yang sifat-sifatnya homogen dalam
komposisi, memiliki batas permukaan secara fisis serta terpisah secara mekanis dengan fasa
lainnya yang mungkin ada.
Fluida hidrokarbon suatu sistem yang heterogen, sangat dipengaruhi oleh jumlah komponen
yang ada di dalamnya. Untuk itu analisa fasa fluida hidrokarbon dilakukan dalam berbagai
komponen yang kemudian diinterpretasikan dalam diagram tekanan dan temperatur.
Berdasarkan posisi tekanan dan temperatur pada diagram phasa, kita dapat membedakan
berbagai type reservoir, misalnya gas condensate reservoir , gas reservoir dan lain-lain.
Berdasarkan penomena perubahan fasa fluida ini, kita dapat merencanakan fasilitas yang baik
untuk sistem produksi, separator, pemipaan serta storage/cara penyimpanannya.
dimana :
BgB
V1 V2 adalah berupa gas yang dibebaskan karena penurunan tekanan dan temperatur.
Penaksiran faktor volume formasi minyak dapat dilakukan dengan tiga cara, berdasarkan
data-data yang tersedia dan prosen ketelitian yang dibutuhkan.
Bt B
= Bo + (Rsi Rs) Bg
dimana :
BtB = faktor volume formasi dwi-fasa BoB = faktor volume formasi minyak BgB = faktor
volume formasi gas
Rs = kelarutan gas.
= keadaan mula-mula.
Viskositas ()
Viskositas suatu cairan adalah suatu ukuran tentang besarnya keengganan cairan itu untuk
mengalir. Viskositas didefinisikan sebagai besarnya gaya yang harus bekerja pada satu satuan
luas bidang horizontal yang terpisah sejauh satu satuan jarak dan suatu bidang horizontal lain,
agar relatip terhadap bidang kedua ini, bidang pertama bergerak sebesar satu satuan
kecepatan. Diantara kedua bidang horizontal inii terdapat cairan yang dimaksud.
Umumnya viskositas dipengaruhi langsung oleh tekanan dan temperatur. Hubungan tersebut
adalah :
API =
141,5
131,5
Semakin besar harga oAPI berarti berat jenis minyak semakin kecil dan sebaliknya.
7. Mekanisme Pendorongan
Berdasarkan mekanisme pendorongan yang menyebabkan minyak dan/atau gas dapat
bergerak ke titik serap (sumur produksi), reservoir minyak dan/atau gas dapat dibagi atas :
7.1.3. Gerakan air dari bawah dan dari samping (bottom & edge water
drive)
Pada keadaan ini tenaga pendorongan minyak berasal dari kombinasi antara bottom water
drive dan edge water drive".
Dari kurva sejarah produksi suatu reservoir dengan water-drive , memperlihatkan bahwa pada
permulaan produksi, tekanan akan turun dengan sedikit tajam. Karena air memerlukan waktu
dulu untuk mengisi ruangan yang ditinggalkan oleh minyak yang diproduksi. Kemudian
tekanan akan menurun secara perlahan-lahan.
Pada reservoir water drive, gas tidak memegang peranan, sehingga perbandingan produksi
gas terhadap produksi minyak (GOR) dapat dianggap konstan. Sedangkan perbandingan
produksi air terhadap produksi minyak (WOR) akan naik, karena air yang mendorong dari
belakang mungkin saja akan melewati minyak yang didorongnya akibat dari sifat mobiIitynya, sehingga air akan terproduksi. Recovery minyak dari type pendorongan "water drive" ini
berkisar 30% - 60%.
gelembung yang tersebar merata di dalam phasa minyak. Penurunan tekanan selanjutnya akan
menyebabkan gelembung-gelembung gas tadi akan berkembang, sehingga mendesak minyak
untuk mengalir ke daerah yang bertekanan rendah.
Pada kurva sejarah produksi suatu lapangan yang reservoirnya mempunyai mekanisme
pendorong "solution gas drive" akan memperlihatkan bahwa pada saat produksi baru dimulai,
tekanan turun dengan perlahan dan selanjutnya menurun dengan cepat. Hal ini disebabkan
karena pada saat pertama, gas belum bisa bergerak, karena saturasinya masih berada di bawah
saturasi kritis, setelah saturasi kritis dilampaui, barulah tekanan turun dengan cepat.
Perbandingan gas terhadap minyak (GOR), terlihat mula-mula hampir konstan, selanjutnya
akan naik dengan cepat, dan kemudian turun lagi. Hal ini disebabkan karena mula-mula
saturasi gas masih berada dibawah saturasi kritisnya. Sehingga permeabilitasnya masih sama
dengan nol. Setelah saturasi kritis dilampaui, gas mulai bergerak dan membentuk saturasi
yang kontinu. Kemudian gas ikut terproduksi bersama minyak.
Semakin lama GOR semakin besar, ini disebabkan karena mobility gas lebih besar dari
mobility minyak sehingga terjadi penyimpangan/slippage dimana gas bergerak lebih cepat
dari minyak.
Oleh karena gas lebih banyak diproduksikan, lama kelamaan kandungan gasnya semakin
berkurang sehingga recovery-nya akan turun. Recovery minyak dengan jenis solution gas
drive reservoir berkisar 5 - 20 %.
Pada reservoir type ini, mekanisme pendorongan minyak dapat berasal dari kombinasi antara
water drive dengan solution gas drive ataupun kombinasi antara water drive dengan gas cap
drive. Pada banyak reservoir, keempat mekanisme pendorongan dapat bekerja secara
simultan, tetapi biasanya salah satu atau dua yang lebih dominan.