Anda di halaman 1dari 26

KESELAMATAN

KERJA
WALK THROUGH SURVEY
PT. KARMA MANGGALA YUDHA

KELOMPOK 3

Dr. Ratna Sari


Dr. Ratu Mutiara Mustikasari
Dr. Riani Putri
Dr. Rova Martika
Dr. Sigit Pratama Lustitia
Dr. Syarkowi
Dr. Tegar Hidayat Jati
Dr. Tiolyna Doloksaribu
Dr. Yohanes Wawan Churniawan

BAB I
LATAR BELAKANG

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan


standar kerja yang harus dipenuhi oleh suatu
perusahaan guna menciptakan tempat kerja yang
aman,

efisien

dan

produktif

dengan

mengendalikan berbagai resiko yang berkaitan


dengan kegiatan kerja. Ruang lingkup K3 terdiri
dari aspek tenaga kerja, sistem kerja, sarana dan
prasarana perusahaan.

DASAR HUKUM

Sistem manajemen K3 (SMK3) wajib


diterapkan oleh perusahaan di Indonesia dan
memiliki landasan hukum yang diatur dalam
UUD 45 pasal 27 ayat 2, Undang-undang No.1
tahun 1970, Undang-undang No.13 tahun
2003, Permenaker No. 05/Men/1996, dan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No1/MEN/1980 tentang K3 Kontruksi
Bangunan.

PROFIL PERUSAHAAN

PT. Karma Manggala Yudha adalah sebuah


perusahaan jasa konstruksi nasional berdiri
sejak tahun 1983 dan bergerak dibidang sipil,
arsitektur, mekanikal, dan sedang
melaksanakan proyek high class building
seperti apartemen The Green Pramuka yang
berlokasi di Jl. Ahmad Yani Kav. 49 Jakarta
Pusat. PT. Karma Manggala Yudha memiliki
karyawan tetap 303 orang dan pegawai tidak
tetap 670 orang. Saat ini sedang dilakukan
pembangunan apartemen dengan luas area
10.3 Ha dan akan membangun 7 tower.

TINJAUAN TEORITIK
Keselamatan

dan

Kesehatan

Kerja

(K3)

merupakan standar kerja yang harus dipenuhi


oleh suatu perusahaan guna menciptakan tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif dengan
mengendalikan berbagai resiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja. Ruang lingkup K3 terdiri
dari aspek tenaga kerja, sistem kerja, sarana dan
prasarana perusahaan.

Tujuan keselamatan kerja

Melindungi tenaga kerja atas hak


keselamatannya dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produktifitas nasional

Menjamin keselamatan setiap orang lain


yang berada di tempat kerja

Sumber produksi dipelihara dan


dipergunakan secara aman dan efisien

BAB II. PELAKSANAAN


Tanggal dan Waktu Pengamatan
Kamis 13 Agustus 2015, Pukul 14.00 -.16.00
WIB.
Lokasi Pengamatan
Jl. Ahmad Yani Kav. 49 Jakarta Pusat.
Dokumen Pengamatan
Pengamatan secara langsung dan wawancara
dengan Bpk. Zainal Amri selaku HSE Manager
K3 PT. Karma Manggala Yudha.

BAB III
HASIL PENGAMATAN
DAN
PEMBAHASAN

MESIN, PESAWAT, ALAT KERJA


YANG DIGUNAKAN

Excavator berjumlah 2, Towing crane


berjumlah 3,dan truck pengangkut tanah
berjumlah 10, truck pengaduk semen 10 .

2 operator pada setiap mesin dan


pesawat,dimana jam kerja masing-masing
operator bekerja selama 12 jam setiap hari.

STRUKTUR KONSTRUKSI
BANGUNAN

Luas area 10,3 Hektar.

Bahan bangunan yang digunakan berupa semen adukan


beton, batu, serta bahan-bahan lain.

Setiap lantai terdapat tangga yang diterangi oleh lampu


40 watt.

Kebersihan dan kerapihan tempat kerja kurang baik


karena masih dalam proses pembangunan.

Data yang didapat sangat terbatas sekali karena tidak


dapat megakses kedalam gedung yang sedang dibangun.

BAHAN DAN PROSES KERJA


TERKAIT K3

Bahan bahan yang digunakan dalam proses


konstruksi yaitu besi, semen, kayu, batu kerikil,
dan plastik.
Proses konstruksi yang dilakukan diawali dengan
pemasangan pondasi bor pile, kemudian dilakukan
pemasangan besi beton. Setelah itu, dilakukan
perakitan bekisting, kemudian dilakukan
pengecoran.
Penyelenggaraan K3 lebih fokus ke area struktural,
sedangkan untuk safety patrol belum berjalan.
Masih banyak terdapat operator mesin dan pesawat
dalam proyek yang tidak menggunakan APD yang
sesuai dengan tingkat resiko kecelakaan kerja.

INSTALASI LISTRIK

Sumber listrik hanya berasal dari PLN


terdapat dua gardu utama.
Proses pengerjaan terhenti ketika listrik dari
PLN sedang padam karena tidak ada
cadangan tenaga listrik seperti generator.
Keselamatan kerja terhadap bahaya listrik
tentang tanda-tanda peringatan bahaya
listrik dan pemantauan kabel sudah cukup
baik.

SARANA PENANGGULANAN
KEBAKARAN

Tersedia : alarm kebakaran pada setiap lantai tower,


dan peralatan pemadam kebakaran (APAR dan
hydrant) yang diletakkan di setiap lantai pada tower
yang sudah selesai dibangun sebanyak 4 buah APAR
yang disebar diletakkan ditempat yang mudah
dijangkau.
Terdapat tim khusus untuk menanggulangi
kebakaran.
Pekerja secara rutin mendapatkan Safety talk
Di setiap tower yang sedang dibangun terdapat 3
pintu darurat yang dipakai dalam proses evakuasi
Ada jalur evakuasi tetapi untuk tanda atau rambu
jalur kurang banyak

RAMBU PERINGATAN

Rambu-rambu peringatan sudah ada seperti


garis kuning, alarm dan tanda-tanda bahaya
namun tidak terawat dengan baik dan
sebagian besar rambu tersebut rusak.
Titik kumpul jika terjadi bencana/bahaya di
pusatkan pada 2 titik yaitu pada assembly
point dan marketing.

SOP

Diberikan secara lisan melalui perwakilan


yang ditunjuk oleh pengawas perusahaan
kepada setiap mandor bagian sub kontraktor
yang selanjutnya akan disampaikan kepada
tenaga kerja.

ALAT PELINDUNG DIRI

Sudah ada rambu-rambu penggunaa APD

APD tidak sesuai SNI

Perawatan setiap APD diserahkan sepenuhnya


kepada pekerja.

Pekerja mendapatkan pelatihan APD. Namun


tidak dipergunakan dengan baik.

Terdapat tempat penyimpanan APD yang layak


namun tidak dipergunakan dengan baik

PRASARANA KERJA LAINNYA

Tersedia dua buah lift pengangkut pekerja,


penangkal petir pada tower crane, alarm
kebakaran dan pemadam kebakaran.
Namun pada prakteknya, alat pemadam
kebakaran tidak diletakan pada area kerja,
tetapi disimpan di kantor manajemen.

PERSONIL KESELAMATAN KERJA

Dari hasil wawancara pada bagian K3, PT.


Karma Manggala Yudha memiliki enam
pegawai yang bertugas sebagai health safety
environment yang tersertifikasi K3.

KEJADIAN KECELAKAAN KERJA

Selama dua minggu terakhir terdapat satu


kecelakaan berupa tertimpa batu kerikil yang
mengakibatkan helm nya pecah dan
membuat luka robek di kepala.
Dalam 2tahun, terdapat 40 orang yang
mengalami luka ringan,15 orang mengalami
luka terbuka, dan tidak ada yang mengalami
luka berat.
Setiap hari ada pekerja yang tertusuk paku,
rata-rata 2-3 orang pekerja karena tidak
menggunakan safety shoes.

PEMECAHAN MASALAH

Permasalahan

Pemecahan

Dasar Hukum

STRUKTUR KONSTRUKSI

Tata ruang bangunan juga belum maksimal,


terlihat dari masih banyaknya kontainerkontainer dan bahan-bahan produksi yang
diletakkan di ruang terbuka.

Tata ruang bangunan juga sebaiknya


diperbaiki agar alat-alat bangunan seperti
kontainer-kontainer dan bahan-bahan
produksi yang diletakkan di ruang terbuka
tidak terlihat, dan di sekelilingnya
sebaiknya diberikan safety line ataupun
pelindung.

UU No 1 tahun 1970 tentang keselamatan


kerja pasal 3, point 15

ALAT PELINDUNG DIRI


Tampak kelalaian penggunaan APD yang
dijumpai pada para pekerja

Memberlakukan sanksi berupa peringatan,


administrasi, dan pemutusan hubungan
kerja

PERMENAKERTRANS Per/04/Men/1980
Pasal 99 Ayat 1

APD tidak sesuai SNI (Safety shoes,


helmet, body harness)

Alat-alat harus selalu memenuhi syaratsyaratkeselamatan dan kesehatan kerja yang


telah ditentukan.

PERMENAKERTRANS Per/04/Men/1980
Pasal 99 Ayat 2

SARANA PENANGGULANGAN KEBAKARAN


Tidak meratanya penyebaran APAR di
sekitar gedung bengkel dan jumlahnya
terbatas

Menyediakan APAR dengan jarak 15


meter

PERMENAKERTRANS Per/04/Men/1980
Pasal 4 Ayat 5

Petunjuk untuk pemakaian APAR tidak


seluruhnya disediakan di dekat APAR dan
pendistribusian APAR tidak merata.

Setiap satu atau kelompok alat pemadam


api ringan harus ditempatkan pada
posisiyang mudah dilihat dengan jelas,
mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi
dengan pemberian tanda pemasangan

PERMENAKERTRANS Per/04/Men/1980
Pasal 4 Ayat 1

Permasalahan

Pemecahan

Dasar Hukum

KEJADIAN KECELAKAAN KERJA

Tenaga kerja tidak mematuhi aturan


pemakaian APD dan APD yang
dibawah standar menyebabkan
terjadinya kecelakaan kerja.

Karyawan diberikan penyuluhan


bekerja sesuai SOP dan menggunakan
alat pelindung diri, serta mematuhi
rambu peringatan di lingkungan kerja.

UU No 1 tahun 1970 tentang


keselamatan kerja pasal 3, point 1

SOP
Belum ada SOP tertulis yang resmi.

Menyediakan SOP tertulis

UU No 1 tahun 1970

KESIMPULAN
Perusahaan belum menerapkan standar K3
yang telah diatur oleh undang-undang,
diantaranya:
Perusahaan

belum sepenuhnya melaksanakan


program K3 dengan baik.
Tenaga kerja hanya sebagian menggunakan APD.
APD tidak sesuai dengan standar
Terdapat jalur evakuasi khusus namun rambunya
kurang jelas.
Tidak terdapat tangga darurat.
SOP hanya berupa lisan.

SARAN

Briefing rutin sebelum melakukan kerja yang


mengingatkan tentang pentingnya perhatian
dan kehati-hatian setiap pekerja agar terhindar
dari kecelakaan kerja.
Pengawasan yang lebih ketat terhadap tenaga
kerja dan pemberian sanksi yang mendidik
tenaga kerja agar lebih disiplin dalam
menjalankan
Pimpinan agar lebih memperhatikan tenaga
kerja terutama mengenai keselamatan kerja.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai