Anda di halaman 1dari 2

STROBERI TERMAHAL DI DUNIA

Tuan Bauman adalah seorang redaktur pada sebuah majalah, yang cukup dikenal
masyarakat. Siang itu, ia sedang bersiap-siap hendak pulang. Beberapa kertas kerja dimasukkan
dengan hati-hati sekali ke dalam tasnya, untuk dikerjakan di rumah.
Tiba-tiba, pintu kamar kerjanya diketuk seseorang. Tuan Bauman mempersilahkan orang
itu masuk. Hai, Pak,sapa si pengetuk pintu, yang tak lain adalah Nyonya Bauman. Ia berjalan
ke arah suaminya, yang masih mempersiapkan kertas kerja yang harus dibawa pulang.
Oh, Ibu. Bapak pikir siapa,seru Pak Bauman, ada perlu apa, Bu?
Pak, tolong antar aku ke kota sebentar.
Ke kota? Mau apa ke kota? Tanya Pak Bauman, seraya mengajak istrinya ke tempat
parkir mobil.
Ibu hendak membeli stroberi yang banyak sekali. Sekarang stroberi murah lo, Pak. Ibu
tahu persis, dimana bisa memperoleh stroberi yang paling murah.
Apa tidak bisa nanti sore saja, Bu? Tanya Pak Bauman seraya menghidupkan mesin
mobil. Kita akan terjebak kemacetan lalu lintas.
Tapi, Ibu perlu stroberi itu sekarang. Selagi murah, Pak, desak Nyonya Bauman.
Tuan Bauman sekali lagi menjelaskan kepada istrinya bahwa pada jam seperti ini jalan
biasanya ramai dan macet. Namun, istrinya tetap pada pendiriannya. Ia malah menjelaskan akan
membeli 10 Kg stroberi. Akhirnya Tuan Bauman meluluskan permintaan istrinya, walau agak
enggan.
Apa yang dikatakan Tuan Bauman benar. Lalu lintas sibuk sekali. Di beberapa
persimpangan terjadi kemacetan. Mobil keluarga Bauman terus merayap hati-hati di antara
mobil-mobil lainnya, yang menjubeli jalan.
Di sebuah perempatan jalan dekat sebuah rambu lalu lintas, tiba-tiba Nyonya Bauman
berteriak, Berhenti, Pak. Sebentar saja. Ibu hendak membeli stroberi di kios buah-buahan itu,
ia menunjuk kios buah-buahan yang dimaksud.
Tapi, Bu, di perempatan ini kendaraan tidak boleh berhenti, sahut Pak Bauman tegas,
Tuh, coba Ibu lihat rambu itu!
Iya, Ibu tahu. Tapi, cuma sebentar saja kok, katanya seraya turun membuka pintu.
Sebentar ya, Pak.
Bu! teriak Pak Bauman keras-keras. Tapi Nyonya Bauman tidak menghiraukan
teriakan itu. Ia semakin mempercepat langkahnya. Tuan Bauman hanya bisa menggelengkan
kepalanya. Dalam hati ia menggerutu.
Tak lama berselang, seorang polisi yang sedang
berpatroli melihat mobil Tuan Bauman, diparkir di
tempat terlarang.
Polisi segera turun dan menghampiri Tuan Bauman.
Selamat siang, Pak! sapanya hormat. Tidakkah
Bapak melihat larangan memarkir mobil di sini?
tanyanya seraya menunjukkan rambu lalu lintas yang
dimaksud.
Ya, ya, saya tahu, Pak, ucap Tuan Bauman agak
gelagapan. Tapi saya hanya sebentar saja, Pak. Saya
sedang menunggu istri saya sedang berbelanja. Sebentar
lagi ia pasti kembali
Tapi tempat ini bukan untuk parkir, Pak, kata
polisi itu tegas. Bapak harus membayar denda sebesar
Rp. 45.000,00. Ini surat dendanya, Pak, ujar polisi itu seraya menyerahkan secarik kertas.
Sekarang, Pak? Tanya Tuan Bauman sedikit kesal.

O, tidak, Pak, jawab polisi itu, Bapak bisa membayarnya nanti di pengadilan. Tetapi
surat kendaraan Bapak saya bawa.
Selamat siang, Pak! kata polisi itu sambil melangkah pergi.
Sementara itu, Nyonya Bauman telah selesai berbelanja. Ia membawa 10 Kg stroberi
yang masih segar. Lihat stroberi ini, Pak. Harganya murah sekali, serunya sambil masuk ke
dalam mobil.
Cepat sedikit! seru Tuan Bauman, tanpa mempedulikan ucapan istrinya.
Lo, kok Bapak marah, sih? Stroberi yang segar ini harganya cuma Rp. 18.000,00, Pak.
Murah sekali, kan?
Tidak! Stroberi itu justru paling mahal di dunia!
Ya, ampun ..ini stroberi paling murah, Pak. Kok Bapak tidak percaya sih. Bapak tahu
sendiri kan, di tempat lain harganya bisa dua kali lipat.
Tidak! kata Tuan Bauman lebih keras, Stroberi ini harganya Rp. 63.000,00.
Tuan Bauman kemudian menceritakan semuanya. Nyonya Bauman melongo
mendengarnya. Sekarang Ibu percaya, kan, stroberi itu paling mahal di dunia!

Anda mungkin juga menyukai