Kebijakan Pengembangan Irigasi Air Baku Air Tanah
Kebijakan Pengembangan Irigasi Air Baku Air Tanah
PENGEMBANGAN IRIGASI,
AIR BAKU, DAN AIR TANAH
BAGIAN 1:
KETAHANAN PANGAN
NASIONAL
250000000
250000000
200000000
200000000
150000000
150000000
100000000
100000000
(Juta
Jiwa)
(Juta
Ton)
50000000
4,313,125.40
4,935,201.54
6,573,033.00
33,055,967.91
33,329,094.63
33,604,478.08
8,304,250.00
10,133,616.00
33,882,136.89
34,162,089.88
237,556,363.00
66,800,000.00
241,095,952.81
70,599,000.00
244,688,282.51
74,000,000.00
248,334,137.91
77,700,000.00
252,034,316.57
81,600,000.00
2010
2011
2012
2013
2014
Product of Jumlah Penduduk (Jiwa)
50000000
Kebutuhan
Beras (Ton) Padi
Product ofKonsumsi
Surplus (Ton) Beras
Jumlah PendudukProduct ofTarget
Produksi
Surplus Beras
CATATAN
1) Berdasarkan gambaran kebutuhan beras nasional 2010 2014 dari Kementerian Pertanian RI, diproyeksikan
pada tahun 2014 jumlah penduduk Indonesia akan bertambah 14.48 juta jiwa (dari tahun 2010) menjadi 252.03
juta jiwa.
2) Dalam rangka Ketahanan Pangan Nasional, Presiden RI menyatakan bahwa Pemerintah harus mampu
mengamankan cadangan beras nasional dengan kemampuan surplus 10 juta ton pertahun pada akhir tahun
4
2014.
Berdasarkan data BPS tahun 2010, diketahui bahwa Indonesia memiliki total areal sawah
seluas 9.45 juta Ha. Sebagian besar diantaranya (7,23 juta Ha; 76%) merupakan sawah
beririgasi yang memiliki kontribusi 85% terhadap produksi beras nasional 2009 dan 2010
(BPS,2009 ; BPS,2010)
Sisanya adalah sawah rawa pasang surut (488,852 Ha ; 5%), sawah rawa lebak (171,994
Ha ; 2%), JIAT (92,090 Ha ; 1%) dan areal lainnya seperti sawah tadah hujan, sawah irigasi
desa, dan ladang (1,473,810 Ha ; 16%)
: 4.6
5)
6)
7)
8)
SUMBER
AIR
0
Wadu
k
1.
9
NonWaduk
1.
0
0.6
3
SUMATER JAWA
A
0.4
8
0.15
0.0
4
Keterangan:
25
6.7 juta ha
0.34
20
Juta Ha
1.16
7.23 juta
ha
0.71
0.56
1.88
1.56
15
0.71
1.17
10
5.20
3.48
4.41
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
TOTAL IRIGASI
(7,230,183 Ha)
KEWENANGAN
PUSAT
(2,315,000 HA)
Keterangan
:
KEWENANGAN
PROVINSI
(1,423,222 HA)
KEWENANGAN
KABUPATEN/KOTA
(3,491,961 HA)
BAGIAN 2:
PROGRAM 2010-2014
9.75
8
Triliun Rupiah
6.23
6
4
2
0
7.93
7.90
4.92
3.62
3.22
2.64
0.43
0.92
0.68
2005
DAK Irigasi
2006
2007
Irigasi-Pertanian
3.27
2008
2009
Irigasi-PU
2010
3.92
2011
4.98
2012
Kumulatif
Sumber : Bappenas
Catatan:
Alokasi irigasi pertanian di Kementan meliputi JITUT, JIDES, TAM, pencetakan sawah
dan optimasi lahan.
50%
47%
47%
16.00
45%
44%
41%
14.00
40%
37%
35%
34%
12.00
31%
10.00
Triliun Rupiah
16.44
8.00
4.00
4.76
2.26
1
6.25
7.38
2.59
2.76
Alokasi Irigasi
4.30
4
15%
9.54
9.17
10%
5.43
25%
20%
12.65
12.27
6.00
2.00
30% 30%
3.27
3.92
4.98
5%
0%
Proporsi Irigasi
Sumber : Bappenas
279.0
32.1
81.2
45.4
33.9
Kalsel
79.8
INDONESIA
52.31
m3/kapita
93.5
Kaltim
0.5
1.3
107.6
Sulsel
Maluku
62.1
42.1
7.4
Jabar
Jateng
DIY
24.2
18.7
3.9
Jatim
Bali
NTB
NTT
4,717
38
Ethiopia
1,277
Thailand
5,961
2,486
China
Australia
North America
A.
KEBUTUHAN
508,923 HA
Rp. 4.07 Triliun
REALISASI
833,947 HA
Rp. 3.1 Triliun
(x Rp. 1
juta)
(x 1,000
Ha)
201
0
201
1
: Biaya Reguler
(Rp.)
: Outcome Reguler
201
2
201
3
201
4
17
KEBUTUHAN
592,765 HA
Rp. 2.96 Triliun
(x 1,000
Ha)
(x Rp. 1
juta)
201
0
: Biaya
Reguler (Rp.)
: Outcome
201
1
201
2
201
3
: Biaya On Top
(Rp.)
: Outcome On Top
201
4
18
KEBUTUHAN
1,253,820 HA
Rp. 6.3 Triliun
(x Rp. 1
juta)
(x 1,000
Ha)
201
0
: Biaya
Reguler (Rp.)
: Outcome
201
1
201
2
201
3
: Biaya On Top
(Rp.)
: Outcome On Top
201
4
19
REALISASI
218,533 HA
Rp. 3.58 Triliun
(x Rp. 1
juta)
201
0
: Biaya
Reguler (Rp.)
: Outcome
(x 1,000
Ha)
201
1
201
2
201
3
: Biaya On Top
(Rp.)
: Outcome On Top
Target
areal
pembangunan/peningkatan
jaringan irigasi adalah 500,000
Ha
Rata-rata peningkatan IP dari
pembangunan/peningkatan
jaringan irigasi adalah 1
Akan tetapi, dari total 500,000
Ha
areal
yang
dibangun/ditingkatkan, kuranglebih baru 200,000 Ha yang
bisa berfungsi pada tahun 2014.
201
4
20
200
5
(juta Ha)
200
6
200
7
200
8
200
9
201
0
201
1
201
2
201
3
201
4
Berdasarkan
ARAM III
SKEMA PEMBIAYAAN
Dengan Asumsi bahwa alokasi anggaran 2013 dan 2014 diambil sama
dengan alokasi anggaran pada 2012, maka terdapat kebutuhan dana on top
sebagai berikut (dalam jutaan rupiah):
22
e. Pembangunan/peningkatan
(JIAT)
Jaringan
Irigasi
Air
Tanah
1. PEMBANGUNAN/PENINGKATAN
yang
terjadi
dalam
pelaksanaan
Pembangunan/Peningkatan:
a. Pengadaan lahan
Contoh: Operasional bendung Sei Ular yang direncanakan akan mengairi DI
Sungai Ular seluas 18.500 ha (hasil penyatuan 9 Daerah Irigasi non-Teknis),
terkendala akibat belum selesainya pengadaan tanah seluas 5,5 ha pada
areal genangan di hulu bendung.
b. Adanya alih fungsi lahan pada saat Proses Konstruksi sedang
berjalan.
d. Adanya
jeda
waktu
yang
cukup
lama
antara
Desain
dan
mengahambat
b.
d.
e.
kewenangan
propinsi
dan
kabupaten/kota
tidak
dapat
diatasi
100
P
RUTI
N
P
BERKALA
P. KHUSUS/
PERBAIKAN/
PENGGANTIA
N
REHABILITAS
I
0
BAIK
10
90
SANGAT
BAIK
80
BAIK
20
70
KURANG
55
40
JELEK
O&P
KURANG
BAIK
0
O&P
BAIK
RUSAK
RINGAN
RUSAK
SEDANG
RUSAK
BERAT
PEMBANGUNA
N BARU
10
0
RENCANA AKSI
Untuk pemenuhan target surplus beras 10 juta ton tahun 2014, Kementerian
PU melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, menyiapkan beberapa
skenario untuk mendukung Renstra Irigasi 2010-2014:
A. Skenario 1 : Pendekatan Ekstensifikasi
Difokuskan pada kegiatan fisik untuk mendapatkan luas tanam yang dibutuhkan
dalam pencapaian produksi padi 2014. Angka Produktivitas diambil pada angka
rata-rata produktivitas nasional yaitu 4.6 Ton/ha (ATAP 2010, BPS).
B. Skenario 2 : Pendekatan Ekstensifikasi & Intensifikasi
Diasumsikan Eksisting Areal Tanam diambil sesuai ATAP 2010, BPS (12,792,154 Ha),
dengan memperhitungkan Irigasi, Rawa, JIAT, dan Sawah Tadah hujan.
Dengan Kegiatan Fisik (Pembangunan dan rehablitasi) sebagaimana tercantum
dalam RENSTRA 2010-2014, dilakukan juga peningkatan Produktivitas sebesar 5
ton/Ha, sehingga tercapai produksi Padi 2014.
C. Skenario 3 : Pendekatan Ekstensifikasi & Intensifikasi
Diasumsikan
Eksisting
Areal
Tanam
diambil
memperhitungkan hanya Irigasi (dengan IP = 1.4).
10,122,256
Ha,
dengan
RENCANA AKSI
BAGIAN 5:
BAGIAN 6:
PERMASALAHAN
Bendung Way Kandis, Prasarana kantor, Rumah jaga, dan saluran Primer
5 km telah dibangun, tetapi saluran primer sisanya dan saluran
sekundernya belum bisa dibangunan karena lahan belum dibebaskan.
Untuk itu perlu dilakukan usaha-usaha agar bendung dan jaringan irigasi
sebagai prasarana penunjang produksi dapat berfungsi dengan baik
RENCANA TINDAK LANJUT
Diusulkan pembangunan kembali Bendung dan Jaringan Irigasi Way
kandis II dengan Daerah Layanan seluas 2.290 ha.
TAHUN
1982
2
3
1990
2011
KEGIATAN
Detail Desain yang dilakukan oleh Konsultan PRC-ECI
ENGINEERING CONSULTANT INC, direncanakan Areal Irigasi
Teknis mencapai 3.000,00 Ha
Pembangunan bendung tetap
Penyelesaian pembangunan dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi
PERMASALAHAN
Sebagian besar jaringan irigasi rusak berat
Jaringan irigasi belum seluruhnya terbangun
Kebutuha
n
- Domestik
- Perkotaan
- Industri
Pengembang
an Air Baku
Air Baku
Perkotaan
Air Baku
Pedesaan
Tantangan
- Pertumbuhan Penduduk
- Perubahan iklim
- Kerusakan lingkungan
Output
Tersedianya
jaringan air
baku
Outcome
Terpenuhinya
layanan air
baku
Embung
Long Storage
Waduk
cekungan
cekungan
cekungan
cekungan
air
air
air
air
tanah
tanah
tanah
tanah
lintas negara
Pemerintah Pusat
lintas provinsi
lintas kabupaten/kotaProvinsi
dalam satu kabupaten/kota
Kab / Kota
1.
2.
3.
4.
2.
3.
TH 2006,
Arungan Bali +18
Ha
TOTAL (2006-2008)
DESA AKAR-AKAR 63
Ha
NTB (DesaAkar-akar)
TH 2009
(Rencana),
BatuGembung+5
Ha
Arunga
n Bali
Drip Irrigation
Efisiensi air dan pupuk tinggi
Meningkatkan pertumbuhan
tanaman dan hasil
Menghemat tenaga kerja
Memerlukan perawatan yang
intensif (air harus bebas
endapan, emiter tidak boleh
tersumbat)
Investasi mahal (pompa, pipa
distribusi, dan lain-lain)
Irigasi tetes adalah salah satu teknologi irigasi mutakhir,
mampu
memberikan efisiensi tinggi dalam distribusi air ke tanaman.
Untuk tanaman dengan nilai ekonomis tinggi, harga jual di
pasar mahal, sehingga sebanding dengan investasi yang
dikeluarkan, nilai air
yang digunakan, dan biaya Operasi dan Pemeliharaan