A. DEFINISI
Amuba adalah organisme eukariotik uniseluler yang tidak memiliki bentuk pasti
karena organisme ini tidak memiliki dinding sel. Dan umumnya hidup sebagai parasit
pada tubuh inangnya. Mikroorganisme ini berkembang biak secara aseksual yaitu
pembelahan biner. Antiamuba bekerja sebagai amubisid yaitu membunuh amuba untuk
mengobati amubiasis. Amoebiasis mengacu pada salah satu spesies protozoa parasit
yaitu Entamoeba histolytica, tapi tak hanya itu, protozoa parasit lain yang menjadi sumber
penyebabnya yaitu; Dientamoeba fragilis, Entamoeba dispar, Entamoeba hartmanni,
Entamoeba coli, Entamoeba moshkovskii, Acanthamoeba, Balamuthia mandrillaris, Sappinia
diploidea, Naegleria fowleri,Endolimax nana dan Iodamoeba butschlii (Anonim, 2011).
Selain amuba parasit, spesies amuba yang hidup bebas juga dapat menjadi sumber
penyakit. Amuba ini sering digambarkan sebagai amuba yang hidup bebas oportunistik
karena infeksi pada manusia bukan merupakan bagian mewajibkan dari siklus hidup
mereka (Ditto, 2009).Lapisan muskularis usus biasanya lebih tahan. Biasanya lesi akan
terhenti didaerah membran basal dari muskularis mukosa dan kemudian terjadi erosi
lateral dan berkembang menjadi nekrosis. Jaringan tersebut akan cepat sembuh bila
parasit tersebut dihancurkan (mati). Pada lesi awal biasanya tidak terjadi komplikasi
dengan bakteri. Pada lesi yang lama (kronis) akan diikuti infeksi sekunder oleh bakteri
dan dapat merusak muskularis mukosa, infiltrasi ke sub-mukosa dan bahkan berpenetrasi
ke lapisan muskularis dan serosa.
B. PENGGOLONGAN
Dibagi menjadi dua golongan besar yaitu:
1. Obat amubiasid kontak, meliputi senyawa-senyawa metronidazol dan tinidazol,
antibiotika antara lain tetrasiklin dan golongan aminoglikosida.
2. Obat amubiasid jaringan, meliputi senyawa nitro-imidazol (metronidazoltinidasol) yang
berkhasiat terhadap bentuk histolitika di dinding usus dan jaringan-jaringan lain. Obat
Golongan ini merupakan obat pilihan dalam kasus amubiasis. Bila metronidazol dan
Tinidazol tidak efectif dapat digunakan dihidroemetin.
C. MEKANISME KERJA
a. Klorokuin
Klorokuin digunakan sebagai antimalaria juga digunakan sebagai antiamuba.Namun
biasanya efektif untuk mengobati malaria infeksi P.Falciparum. Klorokuin digunakan
untuk amubiasis sistemik, terutama abseshati.
b. Antibiotika
Eritromisin
Eritromisin yang bersifat bakteriostatik ini berikatan dengan ribosom 50s dan
menghambat tRNA-peptidadarilokasi asam amino kelokasi peptida. Antibiotik inimemiliki
sifat lebih peka terhadap bakteri gram positif.
Efeksamping
Mual, muntah, hilang nafsu makan, nyeri perut, hepatitis kolestatis, kulit kemerahan.
Tetrasiklin
Tetrasiklin umumnya bersifat bakteriostatik dan merupakan bakteri yang berspektrum
luas.Tetrasiklin memperlihatkan spectrum anti bakteriluas yang meliputi bakteri grampositif dan negatif, aerobic dan anaerobik. Antibiotik ini memiliki mekanisme masuk ke
dalam sel bakteri yang diperantai oleh transport protein, karena mempunyai sifat
pembentuk nukhelat, didugaaktivitas antibakterinya disebabkan kemampuan untuk
menghilangkan ion-ion logam-logam yang penting bagi kehidupan bakteri.
c. Alkaloida Ipeka
Contoh :emetin HCL dandehidroemetindiHCL
Emetin HCL
Efeksamping:
Lokal: nyeri tempat suntikan, kekakuan, lemah otot tempat suntikan.
Sistemik: merupakan akumulasi dari obat
-
Pada neuro muskuler: lemah, neyeri dan kaku otot rangka teruta maleher & anggota
gerak
Intoleransialcohol
Secnidazol
Menimbulkan potensiasi efek warfarin
kloroquin
Fenilbutazon yang menyebabkan reaksi dermatitis
F. Sediaan yang beredar di pasaran
1. Metronidazol: anmerob, biatron, metrolet, nidazole
2. Kloroquin: avlocor, cendoquine, duraquin, malarex
3. Eritromisin: eritromec, erira, erysanbe
4. Tertrasiklin: bufacyn, citocylin, corsatet, dumocyline
5. Tinidazol: fasiprim