Anda di halaman 1dari 2

Antara Demensia dan Alzheimer's Disease

Pengertian
Penyakit Alzheimer dan demensia memiliki pengertian berbeda. Demensia memiliki
cakupan lebih luas daripada Penyakit Alzheimer.
Penyakit Alzheimer (atau Alzheimers disease) adalah penyakit yang ditandai
gangguan mental/perilaku, memori, berbahasa; yang disertai dengan kelainan pada
struktur jaringan saraf di otak. Kelainan tersebut antara lain terbentuknya plak yang
disebut plak-plak amiloid, adanya persambungan antara ujung-ujung saraf yang
kusut di jaringan otak, dan terputusnya koneksi antara ujung-ujung saraf di otak.
Sedangkan demensia adalah kondisi hilangnya fungsi kognitif (berpikir, mengingat,
dan berargumen) yang cukup berat sehingga mengganggu kehidupan dan aktivitas
sehari-hari.

Kaitan Alzheimer's disease dan Demensia


Penyakit Alzheimer merupakan penyakit yang menyerang otak; bersifat progresif
(memburuk) secara persisten dan tidak dapat dipulihkan kembali ke kondisi semula
(ireversibel). Penyakit Alzheimer mempengaruhi daya ingat, kemampuan berpikir,
dan kemampuan melaksanakan tugas sehari-hari. Pada akhirnya, penyakit
Alzheimer menyebabkan demensia pada para lansia. Adapun penyakit ini
merupakan penyebab demensia terbanyak.

Penyebab
Penyebab pasti Penyakit Alzheimer belum diketahui. Diduga ada keterlibatan
berbagai faktor seperti faktor keturunan, lingkungan, dan gaya hidup.

Gejala dan Tanda yang Tampak


Pada umumnya, gejala penyakit mulai tampak pada umur 60 tahun. Biasanya
penyakit tahap awal ditandai dengan gangguan daya ingat yang lebih berat
dibandingkan orang lain yang seusia. Perlahan-lahan, penderita penyakit Alzheimer
memperlihatkan penurunan fungsi kognitifnya. Dimulai dari kesulitan mengingat
jalan pulang ke rumah, sering menanyakan pertanyaan yang sama berulang-ulang,
kebingungan saat berbelanja atau menukarkan uang, dan sulit memutuskan
sesuatu. Di tahap lebih lanjut, penderita mulai kebingungan mengenali keluarga dan
temannya, tidak mampu mempelajari hal baru; dan kadang-kadang mengalami
halusinasi atau mudah curiga. Di tahap akhir penyakit, kemampuan aktivitas

penderita sudah hampir hilang seluruhnya, ia sepenuhnya tergantung kepada orang


lain dan tak dapat lagi berkomunikasi.

Diagnosis
Di samping menanyakan riwayat gaya hidup, keturunan, serta perubahan yang
terjadi belakangan ini; dokter akan menilai fungsi kognitif si penderita dengan
menguji kemampuan penderita untuk menyelesaikan masalah, berbahasa,
menghitung, dan memori. Jika dokter mencurigai adanya Penyakit Alzheimer,
mungkin pemeriksaan CT-scan atau MRI akan dibutuhkan. Pemeriksaanpemeriksaan ini ditujukan untuk mendeteksi penyakit sedini mungkin sehingga
terapi untuk memperlambat perburukan penyakit dapat cukup banyak membantu
penderita.

Pengelolaan dan Pengobatan


Di pasaran sudah beredar beberapa obat yang dapat memperlambat perburukan
Penyakit Alzheimer; antara lain donepezil, galantamine, dan rivastigmine. Di
samping itu, kadang diberikan juga beberapa obat lain (misalnya antidepresan)
untuk meredakan gangguan mental yang menyertai perjalanan penyakit.

Jangan lupakan dukungan keluarga sebagai salah satu faktor yang penting namun
kadang sulit dikelola dengan baik. Merawat penderita penyakit Alzheimer memang
butuh biaya cukup besar untuk pengobatannya, kesabaran untuk menghadapi si
penderita, serta mungkin saja dapat melelahkan bagi seluruh anggota keluarga
serumah. Menciptakan jaringan pendukung antara keluarga, sahabat, yayasan
sosial, dan para caregiver diharapkan dapat membantu mengurangi stres akibat
perawatan penderita penyakit Alzheimer.

Disarikan dari:
NIH Publication: Alzheimer's Diseases Fact Sheet. Last updated November 2008
(reprinted February 2010).

Anda mungkin juga menyukai