Anda di halaman 1dari 11

Efek Air Kelapa (Cocos nucifera L.

) terhadap Jumlah Leukosit Darah Tepi


Tikus Putih (Rattus novergicus) Galur Wistar Leukopenia yang Diinduksi
Cyclophosphamide
A. Latar Belakang
Kanker adalah penyebab kematian utama kedua di dunia dengan jumlah
kematian sebesar 13% dari 22% kematian akibat penyakit tidak menular.1
Terdapat 14,1 juta kasus kanker baru dan 8,2 juta kasus kanker yang berhubungan
dengan jumlah kematian di tahun 2012. Penyakit kanker di Indonesia menduduki
urutan ke 6 dari pola penyakit nasional. Salah satu modalitas terapi pada pasien
kanker adalah kemoterapi. Kemoterapi merupakan jenis terapi kanker yang paling
banyak digunakan karena memilki keunggulan yaitu dapat mencapai sel kanker
yang tersebar di seluruh tubuh bagian manapun, sedangkan terapi radiasi dan
bedah bersifat hanya lokal.
Kemoterapi diharapkan mampu bekerja dengan menekan pertumbuhan atau
proliferasi sel kanker walaupun terdapat fakta bahwa obat antikanker tidak dapat
membedakan antara sel normal tubuh dan sel kanker sehingga obat ini juga
menyerang sel normal yang aktivitas proliferasinya cepat seperti sumsum tulang
sehingga kemoterapi dapat menyebabkan depresi pada sumsum tulang. Depresi
sumsum tulang akan menyebabkan proses hematopoietik terganggu karena proses
hematopoietik berlangsung di dalam sumsung tulang. Proses hematopoietik
adalah salah satu proses dengan pembelahan sel paling aktif dalam tubuh.
Leukopenia adalah salah satu akibat dari proses hematopoietik yang terganggu.
Obat-obatan yang digunakan dalam kemoterapi penyakit kanker dapat menggangu
proses hematopoietik. Kemoterapi yang dilakukan secara regular dapat
menyebabkan leukopenia pada 84% pasien kanker.
Leukopenia adalah suatu keadaan dimana jumlah total sel darah putih
(leukosit) <4x109/L (4000/mm3) total pada dua atau lebih pemeriksaan. Leukosit
mempunyai peranan penting dalam membentuk sistem imun. Jumlah leukosit
berkurang akan menyebabkan pasien kanker rentan terkena infeksi pada saluran
pencernaan dan saluran pernapasan serta sepsis terutama jika jumlah neutrofil

kurang dari 1000 sel/mm3.Salah satu tanaman yang belum banyak diteliti namun
memiliki potensi untuk meningkatkan sistem imun tubuh adalah kelapa. Kelapa
cukup mudah ditemukan pada daerah beriklim tropis seperti di Indonesia dan
persebarannya cukup merata di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh
Anthony Loki dan T. Rajamohan pada tahun 2003 telah membuktikan bahwa air
kelapa muda memiliki efek antioksidan dan hepatoprotektor. Air kelapa juga
memiliki efek regenerasi terhadap sel pancreas.
Air kelapa muda mengandung polisakarida, vitamin (Vitamin B2, B6, B12,
dan C), kinetin, asam folat dan asam amino (arginine, aspartic acid, glutamic
acid, glutamine, glycine, histidine, isoleucine, leucine, lysine, phenylalanine,
proline, serine, tyrosine, tryptophan) dalam jumlah yang tinggi. Bahan-bahan
yang terdapat pada air kelapa muda mampu menstimulasi dan menyediakan bahan
yang diperlukan pada pembelahan sel. Air kelapa sangat mudah ditemukan di
Indonesia dan juga sangat disukai masyarakat Indonesia untuk dikonsumsi
sehingga sangat berpotensi untuk meningkatkan sistem imun masyarakat
Indonesia. Penelitian ini ingin membuktikan apakah air kelapa muda memiliki
aktivitas untuk meningkatkan jumlah leukosit.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana efek pemberian air kelapa muda pada berbagai tingkat dosis
terhadap jumlah leukosit tikus putih (Rattus norvegicus) galur wistar yang
diinduksi cyclophosphamide ?
C. Hipotesis
Pemberian air kelapa muda akan meningkatkan jumlah leukosit pada tikus
putih

(Rattus

novergicus)

galur

wistar

leukopenia

yang

diinduksi

cyclophosphamide.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pemberian air kelapa muda terhadap jumlah leukosit
darah tepi tikus putih (Rattus norvegicus) galur wistar yang diinduksi
cyclophosphamide.

D2. Tujuan Khusus


a. Mengetahui efek penurunan jumlah leukosit darah tepi akibat induksi
cyclophosphamide.
b. Menganalisis jumlah leukosit darah tepi tikus putih (Rattus norvegicus)
galur wistar yang diberi air kelapa muda dalam berbagai dosis.
c. Membandingkan jumlah leukosit darah tepi pada tiap kelompok hewan
coba.
D.3 Manfaat Penelitian
D.3.1 Bagi Peneliti
Menambah pengalaman dalam melakukan penelitian dan menambah
wawasan mengenai pengaruh pemberian air kelapa muda terhadap jumlah leukosit
tikus putih (Rattus norvegicus) galur wistar yang diinduksi cyclophosphamide.
D.3.2 Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai masukan informasi dan referensi dalam mengetahui pengaruh
pemberian air kelapa muda terhadap jumlah leukosit tikus putih (Rattus
norvegicus) galur wistar yang diinduksi cyclophosphamide agar dapat digunakan
untuk penelitian selanjutnya.
D.3.3 Bagi Bidang Keilmuan
Sebagai tambahan informasi dan referensi mengenai pengaruh pemberian
air kelapa muda terhadap jumlah leukosit tikus putih (Rattus norvegicus) galur
wistar yang diinduksi cyclophosphamide agar dapat digunakan sebagai salah satu
terapi pada pasien dengan penurunan jumlah leukosit.

E. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep

E.1 Kerangka Teori

Jumlah Leukos

E.2 Kerangka Konsep


Induksi cyclophosphamide
Air kelapa muda dalam berbagai dosis
Depresi sumsum tulang

Mempercepat siklus sel dan menunjang pembentukan


DNA
Menghambat aktivitas
stem cell pluripote

Jumlah leukosit darah tepi


F. Metode Penelitian
F.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental laboratoris dengan
pendekatan randomized pre test post test control group design. Penelitian ini
menggunakan 5 kelompok hewan uji, yaitu 1 kelompok tanpa perlakuan, 1
kelompok kontrol negatif, dan 3 kelompok eksperimental.
F.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia di Fakultas Kedokteran


Universitas Tanjungpura Pontianak. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2015
- Agustus 2015.
F.3 Subjek Penelitian
F.3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah tikus jantan (Rattus novergicus) galur
wistar. Sampel dalam penelitian ini adalah tikus jantan (Rattus novergicus) galur
wistar berusia 3 bulan.

F.3.2 Besar Sampel


Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus Frederer.
(n-1)(t-1)

15

Dengan t= jumlah kelompok = 6, n=jumlah sampel.


(n-1)(5-1)

15

(n-1)(4)

15

4,75

Untuk mengantisipasi kematian subjek penelitian, digunakan drop out rate


sebesar 20%:
20% x 5 = 1
Jumlah sampel masing-masing kelompok menjadi:
5+1=6
Pembagian kelompok tersebut adalah sebagai berikut.
a. K1

: Kelompok kontrol positif (akuades)

b. K2

: Kelompok kontrol negatif (Induksi Cyclophosphamide)

c. D1

: Kelompok Uji 1

d. D2

: Kelompok Uji 2

e. D3

: Kelompok Uji 3

F.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi


F.4.1 Kriteria Inklusi
a. Tikus jantan galur wistar.
b. Umur 2 bulan pada awal penelitian.
c. Berat badan 150-250 gram.
d. Tidak ada kelainan anatomi, dalam keadaan sehat (bergerak aktif), dan tidak
ada penurunan berat baran berarti (deviasi 10%).
F.4.2 Kriteria Eksklusi
a. Tikus yang meninggal dalam masa penelitian.
F.5. Mekanisme kerja
F.5.1 Persiapan Air Kelapa Muda
Buah kelapa muda diperoleh dari perkebunan kelapa di Kelurahan Siantan
Hulu Kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak. Kelapa yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kelapa yang berumur 5-6 bulan dan memiliki warna kulit
kehijauan. Kelapa kemudian dikupas kulitnya dan kemudian di ambil airnya. Air
kelapa disimpan dalam wadah dan disimpan dalam freezer pada suhu -40 C sampai
digunakan. Saat akan digunakan air kelapa dicairkan terlebih daluhu dalam suhu
ruangan.
F.5.2 Perhitungan Dosis
Dosis air kelapa muda yang digunakan pada penelitian ini adalah 4 ml/100g
BB tikus. Dosis ini telah terbukti memiliki efek meningkatkan densitas sel
spermatogetik epididimal pada tikus jantan yang diinduksi nicotine. Selanjutnya
dilakukan orientasi dosis air kelapa muda yang akan diberikan pada hewan uji
yaitu dosis 0,5x, 1x, dan 2x dari dosis diatas sehingga didapatkan dosis untuk
masing-masing kelompok uji :
D1:

4 x 1/2

= 2 ml/100g BB

D2:

4x1

= 4 ml/100g BB

D3:

4 x 1,5

= 6 ml/100g BB

F.5.3 Aklimatisasi dan Randomisasi Hewan Coba


Tikus jantan galur Wistar sebanyak 30 ekor yang memenuhi kriteria inklusi,
diaklimatisasi di dalam labratorium. Hewan percobaan diberi pakan selama satu
minggu secara ad libbitum. Kemudian tikus jantan galur Wistar tersebut dibagi ke
dalam 6 kelompok secara acak sehingga setiap kelompok tersiri atas 5 ekor tikus.
6 kelompok tersebut terdiri dari:
1. Kelompok Kontrol Positif (K1).
2. Kontrol Kontrol Negatif (K2). Hewan uji diinduksi dengan cyclophosphamide
100 mg/kgBB secara intaperitoneal, tanpa diberi air kelapa muda.
3. Kelompok Uji 1 (D1). Hewan uji diinduksi dengan cyclophosphamide 100
mg/kgBB secara intaperitoneal, kemudian diberi air kelapa muda dengan dosis
2 ml/100g BB peroral selama 14 hari.
4. Kelompok Uji 2 (D2). Hewan uji diinduksi dengan cyclophosphamide 100
mg/kgBB secara intaperitoneal, kemudian diberi air kelapa muda dengan dosis
4 ml/100g BB peroral selama 14 hari.
5. Kelompok Uji 3 (D3). Hewan uji diinduksi dengan Cyclophosphamide 100
mg/kgBB secara intaperitoneal, kemudian diberi air kelapa muda dengan dosis
6 ml/100g BB peroral selama 14 hari.
F.5.4 Perlakuan Hewan Coba
Setelah masa adaptasi, tikus akan diinduksi dengan cyclophosphamide 100
mg/kgBB intraperitoneal selama 3 hari dimulai pada hari pertama setelah masa
aklitimisasi. Pemberian intraperitoneal merupakan rute pemberian parenteral yang
paling sering dilakukan. Luasnya permukaan area dari kavitas abdominal dan
banyaknya vaskularisasi pada daerah ini menyebabkan kecepatan absorpsi yang
cepat. Pemberian secara peritoneal dilakukan pada daerah kuadran kiri bawah.
Pada kuadran ini tidak terdapat organ vital, kecuali usus halus tikus. 36 Pemberian
air kelapa muda dilakukan secara oral sebanyak tiga kali sehari selama masa
percobaan pada hari ke-4 sampai hari ke-14. Pemberian air kelapa muda melalui
rute intragastric dilakukan 3 kali sehari setiap 12 jam.
F.5.5 Pengambilan Sampel Darah dan Pengukuran Jumlah Leukosit

Pengambilan darah dilakukan pada hari ke-1, ke-4 dan ke-15 untuk analisis
hematologi. Darah diambil dari vena ekor tikus kemudian dimasukkan dalam
tabung yang sebelumnya telah diisi dengan EDTA sebanyak 0,5 mg/mL darah.
Kemudian darah dianalisis jumlah leukositnya dengan hemositomer otomatis
Sysmex KX-21 Hematology Analyser dengan satuan sel/mm3.
F.6 Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan SPSS 20 for Windows.
Langkah pertama dalam analisis data adalah melakukan uji normalitas distribusi
dengan uji Shapiro-wilk. Selanjutnya dilakukan uji parametrik dengan
menggunakan uji T berpasangan terhadap jumlah leukosit sebelum dan sesudah
perlakuan. Untuk melihat hubungan antara dosis air kelapa muda dengan
efektivitas kerjaair kelapa muda dalam meningkatkan jumlah leukosit, dilakukan
uji ANOVA dengan tahap kepercayaan 95% (p=0,05) yang dilanjutkan dengan uji
Post Hoc LSD (Least significance difference)
F.7 Jadwal Kegiatan
Penelitian ini dimulai dari bulan September 2014 Juli 2015.
September

Desember-Februari

Maret

Apri

Mei

l
Studi Literatur
Penyusunan Proposal
Persiapan dan Perlakuan
Pengukuran

Kadar

Leukosit

G. Personalia Penelitian
G.1 Peneliti Utama:
Nama
Nim
Program Studi/Fakultas
Universitas

: Eko Kunaryagi
: I11112036
: Pendidikan Dokter/Kedokteran
: Universitas Tanjungpura

Jun
i

Juli

G.2 Pembimbing 1:
Nama
NIP
Bidang Ilmu
Program Studi/Fakultas
Universitas

: dr. Virhan Novianry, M.Biomed


: 19821129 200801 1 002
: Biokimia
: Pendidikan Dokter/Kedokteran
: Universitas Tanjungpura

G.3 Pembimbing 1:
Nama
NIP
Bidang Ilmu
Program Studi/Fakultas
Universitas

: dr. Effiana
: 19860906 201404 2 001
: Imunologi
: Pendidikan Dokter/Kedokteran
: Universitas Tanjungpura

HALAMAN PENGESAHAN
Demikianlah

protokol

penelitian

ini

kami

ajukan

dan

kami

bertanggungjawwab terhadap pelaksanaan penelitian tersebut diatas sesuai


dengan Protokol Penelitian.

Mengetahui

Pontianak, 1 Juni 2015

Kepala Bagian/SMF/Lab/Jurusan/Pembimbing 1

Peneliti Utama

dr. Virhan Novianry, M. Biomed


NIP. 19821129 200801 1 002

Eko Kunaryagi
NIM I11112036

Anda mungkin juga menyukai