Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pankreas merupakan suatu organ yang mempunyai fungsi endokrin dan
eksokrin, dan kedua fungsi ini saling berhubungan. Fungsi eksokrin yang utama
adalah untuk memfasilitasi proses pencernaan melalui sekresi enzim-enzim ke dalam
duodenum

proksimal.

Sekretin

dan

kolesistokinin-pankreozimin

(CCC-PZ)

merupakan hormon traktus gastrointestinal yang membantu dalam mencerna zat-zat


makanan dengan mengendalikan sekret pankreas.
Pankreatitis akut didefinisikan sebagai peradangan akut, non-bakterial pada
organ pankreas, yang terjadi akibat autodigesti enzim pankreas. Pada 75%85%
pasien, penyebabnya mudah diidentifikasi, dengan penyebab utama adalah batu
empedu dan alkohol.1-3
Secara global, insidens pankreatitis akut berkisar antara 5-80 tiap 100.000
populasi. Di Jerman, insidens pankreatitis akut 17,5 kasus tiap 100.000 orang. Di
Finlandia, 73,4 kasus tiap 100.000 orang, insidens yang sama juga dilaporkan di
Australia.4,5
Perjalanan pankreatitis akut dibagi menjadi 2, yaitu fase awal yang terjadi
dalam minggu pertama dan fase lambat yang terjadi dalam beberapa minggu hingga
bulan. Penyebab kematian pada fase awal adalah gagal organ dan pada fase lambat
adalah pankrezatitis nekrosis terinfeksi. Komplikasi pancreatitis akut dapat berupa
komplikasi gagal organ dan sistemik serta komplikasi lokal. Menilai tingkat
keparahan pancreatitis pada 072 jam pertama sangat penting untuk tujuan prognosis,
manajemen klinis awal dan dimana pasien harus dirawat (bangsal atau ICU).
Manajemen pankreatitis akut berupa resusitasi cairan, nutrisi enteral, analgesik,
oksigenasi, antibiotik bila ada indikasi dan intervensi invasif minimal atau bedah
terbuka bila ada komplikasi pancreatitis nekrosis terinfeksi atau pseudokista yang
simptomatik.6

BAB II
1

LAPORAN KASUS
2.1

2.2

Identitas
Nama

: Tn. J

Jenis Kelamin

: Laki laki

Usia

: 34 tahun

Kebangsaan

: Indonesia

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Satpam

Alamat

: Jeruju Pontianak

Anamnesis
Keluhan Utama
Nyeri di seluruh perut
Riwayat Perjalanan Penyakit
Nyeri di seluruh perut dirasakan pasien 10 jam SMRS sesaat setelah pasien BAB. Nyeri
dirasakan terus menerus di seluruh perut dan menjalar sampai ke pinggang kanan dan
kiri. Pasien juga mengeluhkan mual dan tidak ada kentut. Sehari yang lalu pasien
memakan makanan yang biasa dikonsumsi. Pasien juga tidak ada buang air kecil dan
tidak bisa kentut sejak BAB terakhir. Pasien juga mengeluhkan psusing dan demam.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama disangkal. Hipertensi dan DM juga
disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat keluhan yang sama di keluarga disangkal.

Riwayat Kebiasaan
Pasien suka makan makan yang berlemak dan berminyak seperti ayam goreng dan sering
minum alkohol (2-3 kali dalam seminggu). Pasien juga merupakan seorang perokok yang
rata-rata menghabiskan 1 bungkus rokok dalam satu hari.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien sehari-hari bekerja sebagai satpam.

2.3

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum

: Tampak Sakit Berat

Kesadaran

: Compos mentis

Tanda Vital
Pernafasan

: 22 x/menit

Nadi

: 84 x/menit

Tekanan Darah

: 120/90 mmHg

Suhu

: 39C

Status Generalis

1.

Kepala

: Normocephal (+), jejas (-), hematom (-), nyeri tekan

Mata

: Pupil isochor 3mm/3mm, releks cahaya (+/+),

(-)
2.

konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


3.

THT

: Rhinorhea(-/-), Otorheae (-/-), Nyeri tekan (-)

Krepitasi (-)
4.

Dada
Jantung

Iktus kordis terlihat di SIC 5 linea midclavicula sinistra


Batas jantung kanan di SIC 4 linea parasternalis dextra

Batas jantung kiri di SIC 5 linea midclavicula sinistra


Pinggang jantung di SIC 2 linea parasternalis sinistra
S1 S2 reguler, gallop (-), murmur (-), split (-)
Paru

Bentuk dada normal (+), barrel chest (-), pectus eksavatum (-) pectus
ekscarinatum (-)
Pergerakan dada simetris (+) dada tertinggal (-)
Perkusi sonor (+), nyeri ketok (-)
SND : Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)

5.

Abdomen :
Inspeksi

: Cembung (+) , luka bekas operasi (-), massa (-), spider

nervi (-)
Auskultasi
Palpasi

nyeri tekan (+) di semua regio abdomen, massa (-)


Perkusi
: Nyeri ketok CVA (+/+), Timpani

: Bising usus (-), bruit (-)


: Hepar dan lien tidak teraba, defans muskular (+),

6.

Genital

: tidak ada kelainan

7.

Ekstremitas: Akral hangat,CRT < 2 detik

Status Lokalis
Abdomen : defans muskular (+), nyeri tekan (+) di semua regio abdomen

2.4

Resume
Pasien Tn. J 34 tahun mengeluhkan nyeri di seluruh perut sejak 10 jam SMRS sesaat setelah
pasien BAB. Nyeri dirasakan terus menerus dan sampai ke pinggang. Pasien juga

mengeluhkan mual dan tidak ada kentut. BAK (-), muntah (-), pusing (+), demam (+). Pasien
memiliki riwayat sering mengkonsumsi alkohol dan senag dengan makanan berlemak. Pada
pemeriksaan tanda vital didapatkan peningkatan suhu (39 0C). Pada pemeriksaan fisik
abdomen didapatkan bising usus (-), defans muskular, nyeri tekan disemua regio abdomen,
massa (-) dan nyeri ketok CVA (+/+).

2.5

Diagnosis Kerja
Peritonitis generalisata

2.6

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah rutin :
Hemoglobin

: 16,6 gr/dl

Eritrosit

: 6.030.000 juta/mm3

Hematokrit

: 51,4 vol%

Leukosit

: 21.800 /mm3

Trombosit

: 213.000 /mm3

Granulosit

: 18,5%

SGOT

: 21 u/l

SGPT

: 54 u/l

Ureum

: 40 mg/dl

Kreatinin

: 1,1 mg/dl

Lipase

: 83,45 U/L

BT

: 300

CT

: 330

GDS

: 142 mg/dl

Urinalisa:
Warna

: kuning

Kejernihan

: keruh

Berat jenis

: 1,020

pH

:5

Nitrit

:-

Protein

:+

Glukosa

:-

Keton

:-

Urobilinogen

:-

Bilirubin

:-

Blood

: ++++

Eritrosit

: 3-5

Leukosist

: 1-2

Epitel

:+

Silinder

:-

Kristal

: urat amorf (++)

Pemeriksaan BNO 3 posisi :

2.7

Diagnosis
Peritonitis generalisata ec pankreatitis akut hemoragik

2.8

Penatalaksanaan
Tatalaksana pre op:
IVFD RL 20 tpm.
Inj ceftriaxon 2 x 1 g
Inj ketorolac 3 x 30 mg
Pro op Laparatomi:
Informed consent
Penandatanganan SPO
Puasa
Konsul spesialis anestesi
Tatalaksana post op:
IVFD RL 28 tpm + drip petidin, ondansentron, tramadol.
Inj Ceftriaxon 2 x 2 gr
Inj Metronidazole 3 x 500 mg

2.9

Inj Dexametason 3 x 1 ampul


Inj Ranitidin 2 x 1 amp
Puasa
Monitor balance cairan

Prognosis
Quo ad sanactionam : Dubia ad bonam
Quo ad vitam

: Dubia ad bonam

Quo ad functionam : Dubia ad bonam

2.10

Laporan Operasi

Tanggal

: 21 Maret 2016

Sifat

: Emergency

Indikasi

Pritonitis generalisata
Sepsis
Jenis operasi

: Laparatomi eksplorasi

Tahapan operasi :

1.
2.
3.
4.

Pasien dianestesi dan diposisikan dalam posisi supine


Desinfeksi daerah operasi dengan bethadine
Persempit lapang pandang dan dilakukan drapping dengan duk steril
Insisi midline pada adomen diperdalam lapis demi lapis. Buka peritoneum,

tampak pus coklat kemerahan, safonifikasi, dumber pankreatitis akut hemoragik.


5. Dilakukan debridement dan drainage
6. Cuci cavum abdomen dengan NaCl hangat.
7. Pasang drain 4 buah; 1 buah cavum douglas, 1 buah retrogaster, 1 buah subhepatal, 1 buah di paracolical colon descenden.
8. Luka operasi dijahit lapis demi lapis, peritoneum dengan safil 0, subkutis dengan
chrome 1-0, kulit dengan promilen 4-0
9. Tutup luka dengan sufratule dan kassa steril.
2.11

Follow Up

10

Tanggal
21/3/2016

Subjective
Objective
Nyeri diseluruh perut TD : 120/90

Assesment
Peritonitis

Planning
- IVFD RL 20

(+),

generalisata

tpm
- Inj.

Mual

(+), N : 80 x/menit

Muntah (-), Demam RR : 20 x/menit

Ceftriaxon

(+), BAB (-) 24 jam, T : 390 C

2x1 gr via
- Inj. Ketorolac

Kentut (-), BAK dbn


Mata:

3 x 30 mg
- Inj

CA (-/-)
SI (-/-)

Metronidaz
ole

C/P:

3x500

mg
- Pro

S1S2 reg g(-) m(-)

Laparatomi

Ves (+/+) sama,


Wh (-/-). Rh (-/-)
Abdomen:
Defans muskular
(+), NT(+) semua
regio abdomen,
CVA (+/+), BU(+)
menurun,
hipertimpani.
Ekstremitas:
Akral hangat, CRT
22/3/2016

<2
Nyeri post op (-), TD : 113/73

POD

Mual (+), Muntah (-), N : 85 x/menit

Laparotomi

tpm + drip

Demam (-), BAB (-), RR : 31 x/menit

ec

petidin,

I - IVFD RL 28

11

Kentut (-), BAK via T : 380 C

Pankreatitis

kateter

akut
Mata:
CA (-/-)
SI (-/-)

hemoragik

ondansentro
n, petidin
- Inj.
Ceftriaxon
2x2 gr
- Inj.
Metronidaz

C/P:
S1S2 reg g(-) m(-)
Ves (+/+) sama,
Wh (-/-). Rh (-/-)

ole 3 x 500
mg
- Inj
Dexamatha
son 3 x 1

Abdomen:
Defans muskular
(-), NT(-), BU(+)
normal,
hipertimpani.
Luka op tertutup
perban, rembesan
darah (-), pus (-)
Drain:
Darah (+) 250 cc
Urine:
1000cc/16 jam
Ekstremitas:

amp
- Inj Ranitidin
2x 30mg
- Puasa

12

Akral hangat, CRT


<2
Balance

cairan:

-650cc
23/3/2015

Nyeri post op (-), TD : 110/60

POD

Mual (+), Muntah (-), N : 82 x/menit

Laparotomi

tpm + drip

Demam (-), BAB (-), RR : 22 x/menit

ec

petidin,

Kentut (-), BAK via T : 36,40 C

Pankreatitis

ondansentro

kateter

akut
Mata:
CA (-/-)
SI (-/-)

hemoragik

II - IVFD RL 28

n, petidin
- Inj.
Ceftriaxon
2x2 gr
- Inj.
Metronidaz

C/P:
S1S2 reg g(-) m(-)
Ves (+/+) sama,
Wh (-/-). Rh (-/-)

ole 3 x 500
mg
- Inj
Dexamatha
son 3 x 1

Abdomen:
Defans muskular
(-), NT(-), BU(+)
normal,
hipertimpani.
Luka op tertutup
perban, rembesan
darah (-), pus (-)

amp
- Inj Ranitidin
2x 30mg
- Mobilisasi
- Boleh minum
sedikitsedikit
- Kosongkan
drain
urine

dan

13

- Boleh pindah
Drain:

ruangan

Darah (+) 350 cc


Urine:
900cc/24 jam
Balance

cairan:

-903cc
Ekstremitas:
Akral hangat, CRT
<2

14

24/3/2016

Nyeri post op (-), TD : 130/80

POD

Mual (+), Muntah (-), N : 83 x/menit

Laparotomi

tpm + drip

Demam (-), BAB (-), RR : 20 x/menit

ec

petidin,

Kentut (+), BAK via T : 36,50 C

Pankreatitis

ondansentro

kateter

akut
Mata:
CA (-/-)
SI (-/-)

hemoragik

III - IVFD RL 28

n, petidin
- Inj.
Ceftriaxon
2x2 gr
- Inj.
Metronidaz

C/P:
S1S2 reg g(-) m(-)
Ves (+/+) sama,
Wh (-/-). Rh (-/-)

ole 3 x 500
mg
- Inj
Dexamatha
son 3 x 1

Abdomen:
Defans muskular
(-), NT(-), BU(+)
normal,
hipertimpani.
Luka op tertutup
perban, rembesan
darah (-), pus (-)
Drain:
Darah (+) 200 cc
Urine:
1500cc/18 jam

amp
- Inj Ranitidin
2x 30mg
- Mobilisasi
- Boleh minum
sedikitsedikit
- Sering makan
bubur
- Kosongkan
drain

dan

urine
- Boleh pindah
ruangan

15

25/3/2016

Nyeri post op (-), TD : 110/80

POD

Mual (+), Muntah (-), N : 82 x/menit

Laparotomi

tpm + drip

Demam (-), BAB (-), RR : 22 x/menit

ec

petidin,

Kentut (+), BAK via T : 36,10 C

Pankreatitis

ondansentro

kateter, Cegukan (+),

akut

Nafsu

hemoragik

makan

dan Mata:

minum meningkat.

CA (-/-)
SI (-/-)

IV - IVFD RL 28

n, petidin
- Inj.
Ceftriaxon
2x2 gr
- Inj.
Metronidaz

C/P:
S1S2 reg g(-) m(-)
Ves (+/+) sama,
Wh (-/-). Rh (-/-)

ole 3 x 500
mg
- Inj
Dexamatha
son 2 x 1

Abdomen:
Defans muskular
(-), NT(-), BU(+)
normal, timpani.
Luka op tertutup
perban, rembesan
darah (-), pus (-)
Drain:
Darah (+) 0 cc
Urine:
1600cc/24 jam

amp
- Inj Ranitidin
2x 30mg
- Mobilisasi

16

Balance

Cairan:

-650cc
Ekstremitas:
Akral hangat, CRT
<2
26/3/2016

Nyeri perut kiri atas TD : 140/100

POD

sampai

Laparotomi

tpm + drip

pada pukul 3 pagi RR : 22 x/menit

ec

petidin,

berlangsung selama 2 T : 36,50 C

Pankreatitis

ondansentro

jam. Nyeri post op

akut

(-), Mual (-), Muntah Mata:

hemoragik

kepinggang N : 86 x/menit

(-), Demam (-), BAB CA (-/-)


(-), Kentut (+), BAK SI (-/-)
via

kateter,

Nafsu

n, petidin
- Inj.
Ceftriaxon
2x2 gr
- Inj.
Metronidaz

makan dan minum C/P:


meningkat.

V - IVFD RL 28

S1S2 reg g(-) m(-)


Ves (+/+) sama,
Wh (-/-). Rh (-/-)

ole 3 x 500
mg
- Inj
Dexamatha
son 1 x 1

Abdomen:
Defans muskular
(-), NT(-), BU(+)
normal, timpani.
Luka op tertutup
perban, rembesan

amp
- Inj Ranitidin
2x 30mg
- Mobilisasi

17

darah (-), pus (-)


Balance Cairan:
-300cc
Ekstremitas:
Akral hangat, CRT
<2

18

27/3/2016

Nyeri

pinggang TD : 130/100

POD

VI - IVFD RL 28

kanan (+), Nyeri post N : 90 x/menit

Laparotomi

tpm + drip

op

ec

petidin,

Muntah (-), Demam T : 370 C

Pankreatitis

ondansentro

(-), BAB (-), Kentut

akut

(+), BAK berwarna Mata:

hemoragik

(-),

Mual

(-), RR : 24 x/menit

merah saat pagi hari, CA (-/-)


Nafsu

makan

dan SI (-/-)

minum baik. Sesak


(+) pukul 03.00.

n, petidin
- Inj.
Ceftriaxon
2x2 gr
- Inj.
Metronidaz

C/P:
S1S2 reg g(-) m(-)
Ves (+/+) sama,
Wh (-/-). Rh (-/-)

ole 3 x 500
mg
- Inj
Dexamatha
son 1 x 1

Abdomen:
Defans muskular
(-), NT(+) regio
hipokondrium
dextra dan iliaca
dextra, BU(+)
normal, timpani,
CVA(+/-).
Luka op tertutup
perban, rembesan
darah (-), pus (-)
Drain:
Darah (+) 0 cc

amp
- Inj Ranitidin
2x 30mg
- Mobilisasi

19

28/3/2016

Nyeri

pinggang TD : 130/100

POD

VII - Cefixime tab

kanan (+), Nyeri post N : 98 x/menit

Laparotomi

op (-), Mual (+), RR : 24 x/menit

ec

Muntah (+), Demam T : 370 C

Pankreatitis

(-), BAB (-), Kentut

akut

(+), BAK berwarna Mata:

hemoragik

merah saat pagi hari, CA (-/-)


Nafsu

makan

dan SI (-/-)

minum baik. Sesak


(+) pukul 03.00.

C/P:
S1S2 reg g(-) m(-)
Ves (+/+) sama,
Wh (-/-). Rh (-/-)
Abdomen:
Defans muskular
(-), NT(+) regio
hipokondrium
dextra dan iliaca
dextra, BU(+)
normal, timpani,
CVA(+/-).
Luka op tertutup
perban, rembesan
darah (-), pus (-)
Drain:
Darah (+) 100 cc

2 x 200 mg
- Omeprazole
tab 2 x 20
mg
- Paracetamol
tab 3 x 500
mg
- Kosongkan
drain
- Mobilisasi

20

29/3/2016

Nyeri

pinggang TD : 130/70

POD

VIII - Cefixime tab

kanan (-), Nyeri post N : 80 x/menit

Laparotomi

op (-), Mual (+), RR : 244 x/menit

ec

Muntah (-), Demam T : 36,50 C

Pankreatitis

(-), BAB (-), Kentut

akut

(+),

hemoragik

BAK

dalam Mata:

batas normal. Nafsu CA (-/-)


makan dan minum SI (-/-)
baik.
C/P:
S1S2 reg g(-) m(-)
Ves (+/+) sama,
Wh (-/-). Rh (-/-)
Abdomen:
Defans muskular
(-), NT(-), BU(+)
normal, timpani,
CVA(+/-).
Luka op tertutup
perban, rembesan
darah (-), pus (-)
Drain:
Darah (+) 40 cc
Ekstremitas:
Akral hangat, CRT

2 x 200 mg
- Omeprazole
tab 2 x 20
mg
- Paracetamol
tab 3 x 500
mg
- Besok
drain
- Mobilisasi

Aft

21

30/3/2016

Nyeri

pinggang TD : 110/80

POD

IX - Cefixime tab

kanan (-), Nyeri post N : 82 x/menit

Laparotomi

op (-), Mual (+), RR : 22 x/menit

ec

Muntah (-), Demam T : 36,10 C

Pankreatitis

(-), BAB (+), Kentut

akut

(+),

hemoragik

BAK

dalam Mata:

2 x 200 mg
- Omeprazole
tab 2 x 20
mg
- Paracetamol
tab 3 x 500

batas normal. Nafsu CA (-/-)


makan dan minum SI (-/-)
baik.
C/P:
S1S2 reg g(-) m(-)
Ves (+/+) sama,
Wh (-/-). Rh (-/-)
Abdomen:
Defans muskular
(-), NT(-), BU(+)
normal, timpani,
CVA(+/-).
Luka op tertutup
perban, rembesan
darah (-), pus (-)
Drain:
Darah (+) 0 cc
Ekstremitas:
Akral hangat, CRT

mg
Aft drain
GV
Mobilisasi
BLPL

22

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Pankreatitis akut didefinisikan sebagai peradangan akut, non-bakterial pada
organ pankreas. Pankreatitis adalah inflamasi pankreas yang berlangsung akut
(onset tiba-tiba, durasi kurang dari 6 bulan) atau akut berulang (>1 episode
pankreatitis akut sampai kronik -durasi lebih dari 6 bulan). Rentang gejala dan
penyakit berbeda-beda. Pankreatitis terjadi oleh karena enzim autodigesti, dimana
enzim pankreas yang teraktivasi mencerna pankreas, sehingga menyebabkan edema,
kerusakan vaskular, perdarahan dan nekrosis organ pankreas.1,7
3.2 Etiologi
Etiologi yang paling sering adalah batu empedu (40-70%) dan alkohol
(25-35%). Karena prevalensi yang tinggi dan pentingnya pencegahan,

USG

abdomen untuk menilai kolelitiasis harus dilakukan pada semua pasien pankreatitis
akut. Pankreatitis karena batu empedu biasanya merupakan kejadian akut, dan
sembuh apabila batu telah disingkirkan atau lewat/lepas secara spontan.8
Apabila tidak ada riwayat batu empedu dan minum alkohol, medikasi, agen
infeksius, dan penyebab

metabolik

seperti

hiperkalsemia dan

hiperparatiroid

dianggap sebagai penyebab. Beberapa obat termasuk 6-mercaptopurine, azathioprine,


dan

DDI (2-,3-dideoxyinosine)

dapat

menyebabkan pankreatitis

akut.

Trigliserida serum harus di atas 1000 mg/dL untuk dipertimbangkan sebagai


penyebab pankreatitis akut jika tidak ditemukan etiologi lain.8,9
Penyebab tersering pankreatitis adalah batu empedu (termasuk mikrolitiasis),
alkohol (alkoholisme akut dan kronik), hipertrigliseridemia, ERCP (khusunya setelah
manometri bilier), trauma tumpul abdomen, pasca operasi (sebagian besar operasi
abdomen), obat (azathioprine, 6-mercaptopurine, sulfonamides, asam valproat,
tetrasiklin, abat anti HIV) dan disfungsi sfingter Oddi. Sedangkan penyebab
pankreatitis yang lebih jarang antara lain vaskulitis, gangguan autoimun (misalnya

23

SLE, thrombocytopenic purpura), hiperkalsemiaa, periampulary diverticulum,


gangguan anatomi (pancreas divisum), kanker pankreas, kistik fibrosis, gagal ginjal,
infeksi pankreas dan iatrogenik (misal trauma, ERCP).9
3.3 Epidemiologi
Secara global, insidens pankreatitis akut berkisar antara 5-80 tiap 100.000
populasi. Di Jerman, insidens pankreatitis akut 17,5 kasus tiap 100.000 orang. Di
Finlandia, 73,4 kasus tiap 100.000 orang, insidens yang sama juga dilaporkan di
Australia. Data insidens penyakit ini di luar Amerika Utara, Eropa, dan Australia
masih terbatas (Gambar 1). 10,11

Gambar 1. Epidemiologi pankreatitis di berbagi negara.10

24

Pankreatitis akut lebih banyak terjadi pada pria. Pada pria, etiologi lebih banyak
dihubungkan dengan alkohol, sedangkan pada wanita lebih sering dihubungkan
dengan penyakit saluran bilier. Berdasarkan ras, risiko keturunan AfrikaAmerika
berumur 35-64 tahun adalah 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan kelompok lain.
Risiko untuk ras Afrika-Amerika selalu lebih tinggi daripada ras Kaukasia pada
tiap kelompok umur.10
3.4

Anda mungkin juga menyukai