: RISKA
: 0911121329
: 15 April 2013
: Murai I
Endang mengatakan, Nilai GFR merupakan parameter terbaik ukuran fungsi ginjal.
Nilai ini dihitung dengan rumus Cockcroft-Gault atau MDRD (modification of diet in renal
disease) sebagai berikut :
(140-Umur) x Berat Badan
Cockcroft-Gault : Klirens Kreatinin = ------------------------------- x (0,85, jika wanita)
(ml/menit)
72 x Kreatinin Serum
-1,154
Penurunan lanjut pada GFR (30-59). Saat CKD sudah berlanjut pada stadium ini, anemia
dan masalah tulang menjadi semakin umum. Kita sebaiknya bekerja dengan dokter untuk
mencegah atau mengobati masalah ini.
Stadium 4:
Penurunan berat pada GFR (15-29). Teruskan pengobatan untuk komplikasi CKD dan
belajar semaksimal mungkin mengenai pengobatan untuk kegagalan ginjal. Masing-masing
pengobatan membutuhkan persiapan. Bila kita memilih hemodialisis, kita akan
membutuhkan tindakan untuk memperbesar dan memperkuat pembuluh darah dalam lengan
agar siap menerima pemasukan jarum secara sering. Untuk dialisis peritonea, sebuah kateter
harus ditanam dalam perut kita. Atau mungkin kita ingin minta anggota keluarga atau teman
menyumbang satu ginjal untuk dicangkok.
Stadium 5:
Kegagalan ginjal (GFR di bawah 15). Saat ginjal kita tidak bekerja cukup untuk menahan
kehidupan kita, kita akan membutuhkan dialisis atau pencangkokan ginjal.
C. Klasifikasi
1. Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik atas Dasar Derajat Penyakit (KDOQI, 2002).
Derajat
Penjelasan
LFG (ml/mn/1,73m2)
atau
Kerusakan ginjal dengan GFR ringan
60 89
30 59
15 29
Gagal ginjal
2
3
4
5
Penyakit ginjal
non diabetes
Penyakit pada
transplantasi
1. Penyakit
glomerular
(penyakit
autoimun,infeksi sistemik,
obat, neoplasia)
2. Penyakit vaskular (penyakit pembuluh
darah besar, hipertensi, mikroangiopati)
3. Penyakit tubuluinterstitial (pielonefritis
kronik, batu,
obstruksi, keracunan obat)
4. Penyakit kistik (ginjal polikistik)
Rejeksi
kronik,
keracunan
obat
(siklosporin/takrolimus), penyakit recurrent
(glomelural), Transplant glomerulopathy
D. Etiologi
Penyebab GGK dapat dibagi dalam 3 kelompok yaitu:
1.
Penyebab pre-renal: berupa gangguan aliran darah kearah ginjal sehingga ginjal
kekurangan suplai darah --> kurang oksigen dengan akibat lebih lanjut jaringan ginjal
mengalami kerusakan, misal: volume darah berkurang karena dehidrasi berat atau
kehilangan darah dalam jumlah besar, berkurangnya daya pompa jantung, adanya
sumbatan/hambatan aliran darah pada arteri besar yang kearah ginjal, dsb.
2.
3.
tumor,
Fungsi Ginjal
Tugas yang diemban ginjal sangat banyak, kompleks dan saling mempengaruhi
(berpengaruh) terhadap organ-organ tubuh lainnya. Bila dikelompokkan, terdapat 3 fungsi
utama ginjal yaitu:
a.
b.
Membuang kelebihan air dan produk akhir dari hasil metabolisme protein
seperti: ureum, kalium, fosfat, sulfat anorganik dan asam urat.
c. Menjalankan fungsi endokrin yaitu fungsi ginjal sebagai organ pembentuk (sekresi)
berbagai substansi dan hormon diantaranya: erythropoietin (suatu hormon yang mengatur
pembentukan sel darah merah); renin (suatu hormon yang menjadi bagian dari Sistem
Renin-Angiotensin-Aldosteron atau Renin-Angiotensi-Aldosterone system = RAAS yang
mengatur tekanan darah dan keseimbangan cairan); bentuk aktif Vitamin D (Kalsitriol)
yang mengatur penyerapan kalsium dari makanan untuk pembentukan tulang dan
metabolisme tubuh lainnya.
E. Manifestasi klinis
1. Hematologik
Anemia normokrom, gangguan fungsi trombosit, trombositopenia, gangguan lekosit.
2. Gastrointestinal
a. Anoreksia, nausea, dan vomitus, yang berhubungan dengan gangguan metabolisme
protein didalam usus, terbentuknya zat-zat toksik akibat metabolisme bakteri usus
seperti ammonia dan motil guanidin, serta sembabnya mukosa usus.
b. fektor uremik disebabkan oleh ureum yang berlebihan pada air liur diubah oleh
bakteri dimulut menjadi amonia sehingga napas berbau ammonia. Akibat yang lain
adalah timbulnya stomatitis dan parotitis.
c. Cegukan (hiccup) sebabnya yang pasti belum diketahui.
d. Gastritis erosive, Ulkus peptikus, dan colitis uremik.
3. Syaraf dan otot
a. Miopati
Kelemahan dan hipertrofi otot-otot terutama otot-otot ekstrimitas proksimal
b. Ensefalopati metabolik
Lemah, tidak biasa tidur, gangguan konsentrasi, tremor, asteriksis, mioklonus, kejang
c. Burning feet syndrome
Rasa semutan dan seperti terbakar, terutama ditelapak kaki
d. Restless leg syndrome
Pasien merasa pegal pada kakinya sehingga selalu digerakkan.
4. Kulit
a. Kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning-kuningan akibat penimbunan
urokrom. Gatal-gatal dengan eksoriasi akibat toksin uremik dan pengendapan kalsium
dipori-pori kulit.
b. Echymosis akibat gangguan hematologis
c. Urea frost, akibat kristalisasi urea yang ada pada keringat
d.
5. Kardiovaskuler
a. Hipertensi akibat penimbunan cairan dan garam atau akibat peningkatan aktivitas
sistem renin-angiotensi-aldosteron.
b. Nyeri dada dan sesak nafas, akibat perikarditis, efusi perikardial, penyakit jantung
koroner akibat aterosklerosis yang timbul dini, dan gagal jantung akibat penimbunan
cairan dan hipertensi.
c. Gangguan irama jantung akibat aterosklerosis dini, gangguan elektrolit dan kalsifikasi
metastastatik.
d. Edema akibat penimbunan cairan.
6. Endokrin
Gangguan toleransi glukosa, gangguan metabolisme lemak, gangguan seksual, libido,
fertilitas dan ereksi menurun pada laki-laki, gangguan metabolisme vitamin D.
7. Gangguan Sistem Lain
a. Tulang : Osteodistrofi renal, yaitu osteomalasia, osteitis fibrosa, osteosklerosis, dan
kalsifikasi metastatik.
b. Asidosis metabolic akibat penimbuunan asam organic sebagai hasil metabolism
c. Elektrolit : hiperfosfatermia, hiperkalemia, hipokalsemia (IPD, ).
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Radiologi Ditunjukkan untuk menilai keadaan ginjal dan derajat komplikasi gagal ginjal
kronik.
2. Foto polos abdomen Sebaiknya tanpa puasa karena dehidrasi akan memperburuk fungsi
ginjal menilai bentuk dan besar ginjal serta adakah batu atau obstruksi lain foto polos
yang disertai tonogram memberi keterangan yang lebih baik.
3. Pielografi intra vena (PIV) Dapat dilakukan dengan cara intravenous imfusion
pyelography, menilai sistem peilviokalikes dan ureter. Pemeriksaan ini mempunyai resiko
penurunan faal ginjal pada keadaan tertentu, misalnya pada usia lanjut, diabetes mellitus
dan nefropati asam urat.
4. USG Digunakan untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal, kepadatan
parenkim ginjal, anatomi sistem pelviokalises dan ureter proksimal kandung kemih serta
prostat.
5. Renogram Untuk menilai fungsi ginjal kiri dan kanan, lokasi gangguan (vaskuler,
parenkim, ekskresi) serta sisa fungsi ginjal.
6. Pemeriksaan radiologi jantung Mencari kardiomegali, efusi perikarditis.
7. Pemeriksaan radiologi tulang Mencari osteodistrofi (terutama falank / jari)
8. Pemeriksaan radiologi paru Mencari uremic lung yang belakangan ini disebabkan
bendungan.
9. EKG Digunakan untuk melihat kemungkinan :
a. Hipertrofi ventrikel kiri
b. Tanda-tanda perikarditis
c. Aritmia
d. Gangguan elektrolit (hiperkalemia)
10. Biopsi ginjal
Dilakukan bila keraguan diagnostik mengenai gagal ginjal kronik menentukan ada
tidaknya kegawatan, menentukan derajat gagal ginjal kronik, menetapkan gangguan
sistem dan membantu menetapkan etiologi seperti pemeriksaan BUN, kreatinin elektrolit,
kalium, fosfor, albumin, hitung darah lengkap dan hormon paratiroid (Soeparman dan
Waspadji, 1998).
G. Komplikasi
Menurut Smeltzer (2000), komplikasi potensial gagal ginjal kronik yang memerlukan
pendekatan kolaboratif dalam perawatan, mencakup :
1. Hiperkalemia : akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik, katabolisme dan masukan
diet berlebih
2. Perikarditis : efusi perikardial , dan tamponade jantung akibat retensi produk sampah
uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta mal fungsi sistem renin, angiotensin,
aldosteron.
4. Anemia : akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah,
perdarahan gastro intestinal.
5. Penyakit tulang serta kalsifikasi metastatik akibat retensi fosfat
metabolik
harus
dikoreksi
karena
meningkatkan
serum
kalium
Anoreksi, cegukan, mual dan muntah, merupakan keluhan yang sering dijumpai pada
GGK. Keluhan gastrointestinal ini merupakan keluhan utama (chief complaint) dari
GGK. Keluhan gastrointestinal yang lain adalah ulserasi mukosa mulai dari mulut
sampai anus. Tindakan yang harus dilakukan yaitu program terapi dialisis adekuat dan
obat-obatan simtomatik.
d. Kelainan kulit
Tindakan yang diberikan harus tergantung dengan jenis keluhan kulit.
e. Kelainan neuromuskular
Beberapa terapi pilihan yang dapat dilakukan yaitu terapi hemodialisis reguler yang
adekuat, medikamentosa atau operasi subtotal paratiroidektomi.
f. Hipertensi
Pemberian obat-obatan anti hipertensi.
g. Kelainan sistem kardiovaskular
Tindakan yang diberikan tergantung dari kelainan kardiovaskular yang diderita.
3. Terapi pengganti ginjal
Terapi pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium 5, yaitu pada LFG
kurang dari 15 ml/menit. Terapi tersebut dapat berupa hemodialisis, dialisis peritoneal,
dan transplantasi ginjal (Suwitra, 2006).
a. Hemodialisis
Tindakan terapi dialisis tidak boleh terlambat untuk mencegah gejala toksik
azotemia, dan malnutrisi. Tetapi terapi dialisis tidak boleh terlalu cepat pada pasien
GGK yang belum tahap akhir akan memperburuk faal ginjal (LFG).Indikasi tindakan
terapi dialisis, yaitu indikasi absolut dan indikasi elektif.
Beberapa
yang
termasuk
dalam
indikasi
absolut,
yaitu
perikarditis,
buatan
yang
kompartemen
darahnya
adalah
kapiler-kapiler
selaput
semipermiabel (hollow fibre kidney). Kualitas hidup yang diperoleh cukup baik dan
panjang umur yang tertinggi sampai sekarang 14 tahun. Kendala yang ada adalah
biaya yang mahal (Rahardjo, 2006).
b. Dialisis peritoneal (DP)
Akhir-akhir
ini
sudah
populer
Continuous
Ambulatory
Peritoneal
obat
I. Asuhan Keperawatan
1. Fokus Pengkajian
a. Aktifitas /istirahat
Gejala:
1) Kelemahan malaise
2) Kelelahan ekstrem
3) Gangguan tidur (insomnis/gelisah atau somnolen)
Tanda:
Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak
b. Sirkulasi
Gejala:
1) Riwayat hipertensi lama atau berat
2) Palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda:
1) Hipertensi, nadi kuat, edema jaringan umum dan piting pada kaki, telapak tangan
2) Nadi lemah, halus, hipotensi ortostatik
3) Disritmia jantung
4) Pucat pada kulit
5) Friction rub perikardial
6) Kecenderungan perdarahan
c. Integritas ego
Gejala:
1) Faktor stress, misalnya masalah finansial, hubungan dengan orang lain
2) Perasaan tak berdaya, tak ada harapan
Tanda:
1) Menolak, ansietas, takut, marah, perubahan kepribadian, mudah terangsang
d. Eliminasi
Gejala:
1) Penurunan frekuensi urin, oliguria, anuria ( gagal tahap lanjut)
2) Diare, Konstipasi, abdomen kembung,
Tanda:
1) Perubahan warna urin, contoh kuning pekat, coklat, kemerahan, berawan
2) Oliguria, dapat menjadi anuria
e. Makanan/cairan
Gejala:
1) Peningkatan BB cepat (edema), penurunan BB (malnutrisi)
2) Anoreksia, mual/muntah, nyeri ulu hati, rasa metalik tak sedap pada mulut
( pernafasan amonia)
Tanda:
1) Distensi abdomen/ansietas, pembesaran hati (tahap akhir)
2) Edema (umum, tergantung)
3) Perubahan turgor kulit/kelembaban
4) Ulserasi gusi, perdarahan gusi/lidah
5) Penurunan otot, penurunan lemak subkutan, penampilan tak bertenaga
f. Neurosensori
Gejala:
1) Kram otot/kejang, sindrom kaki gelisah, kebas rasa terbakar pada Sakit
kepala,penglihatan kabur
2) telapak kaki
3) Kebas/kesemutan dan kelemahan khususnya ekstrimitas bawah (neuropati perifer)
Tanda:
1) Gangguan status mental, contohnya ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan
memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, penurunan lapang perhatian, stupor,
koma
2) Kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang
3) Rambut tipis, kuku tipis dan rapuh
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala:, sakit kepala, kram otot/nyeri kaki, nyei panggul
Tanda: perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah
h. Pernapasan
Gejala:
1) Dispnea, nafas pendek, nokturnal paroksismal, batuk dengan/tanpa sputum
Tanda:
1) Dispnea, takipnea pernapasan kusmaul
2) Batuk produktif dengan sputum merah muda encer (edema paru)
i. Keamanan
Gejala: kulit gatal, ada/berulangnya infeksi
Tanda:
1) Pruritus
2) Demam (sepsis, dehidrasi)
j. Seksualitas
Gejala: amenorea, infertilitas, penurunan libido
k. Interaksi sosial
Gejala:
Kesulitan menurunkan kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankan fungsi
peran dalam keluarga
2. Diagnosa dan intervensi
a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan edema sekunder :
volume cairan tidak seimbang oleh karena retensi Na dan H2O)
Tujuan:
Mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan
kriteria hasil: tidak ada edema, keseimbangan antara input dan output.
Intervensi
a. Kaji status cairan dengan menimbang BB
perhari, keseimbangan masukan dan
haluaran, turgor kulit tanda-tanda vital
b. Batasi masukan cairan
c. Jelaskan pada pasien dan keluarga
tentang pembatasan cairan
d. Anjurkan pasien / ajari pasien untuk
mencatat penggunaan cairan terutama
pemasukan dan haluaran
a.
b.
c.
d.
Rasional
Pasien tidak mengkonsumsi cairan
sama sekali mengakibatkan dehidrasi
atau mengganti cairan
Pembatasan cairan akn menentukan
BB ideal, haluaran urin, dan respon
terhadap terapi
Pemahaman meningkatkan kerjasama
pasien
dan
keluarga
dalam
pembatasan cairan
Untuk mengetahui keseimbangan
input dan output.
TD,
saat
Siapkan dialysis
Rasional
a. S3/S4
dengan
tonus
meffled,takikardia, frekuensi jantung
teratur, dipsnea, gemerisik, mengi
dan edema
b. Hipertensi bermakna dapat terjadi
karena gangguan pada sistem
aldosteron
renin
angiotensin
( disebabkan oleh fungsi ginjal)
c. Hipertensi dan GJK kronik dapat
menyebabkan IM, kurang lebih
pasien
GGK
dengan
dialisis
mengalami perikarditis
d. Adanya hipotensi tiba-tiba, nadi
paradoksik,
penympitan
nadi,
penurunan/ tak adanya nadi perifer,
penyimpangan
mental
cepat
menunjukkan tamponade
e. Kelalahan dapat menyertai GJK juga
anemia
Ketidakseimbangan
dapat
menggangu konduksi elektrikal dan
fungsi jantung
Penurunan ureum toksik dan
memperbaiki
ketidakseimbangan
elektrolit dan kelebihan cairan
a.
b.
c.
c.
orang d.
e.
Rasional
Mengidentifikasi kekurangan nutrisi
Gejala yang menyertai akumulasi toksin
endogen yang dapat mengubah atau
menurunkan pemasukan dan memerlukan
intervensi
Porsi lebih kecil dapat meningkatkan
masukan makanan
Memberikan
pengalihan
dan
meningkatkan aspek social
Menurunkan ketidaknyamanan stomatitis
oral dan rasa tak disukai dalam mulut
yang dapat mempengaruhi masukan
makanan
catat
kerja
Rasional
a. Vasokonstriksi sistemik diakibatkan
oleh penurunan curah jantung
mungkin dibuktikan oleh penurunan
perfusi kulit dan penurunan nadi.
b. Pompa jantung gagal dapat mencetus
distress pernafasan
c. Kaji
fungsi
gastrointenstinal,
penurunan/ tak ada bising usus,catat
anoreksia, mual/ mutah, distensi
abdomen, konstipasi
d. Pantau
pemasukan
dan
perubahan haluaran urine
catat
e. Integritas kulit, kerusakan, resiko tinggi terhadap gangguan status metabolik, sirkulasi
( anemia dan iskemia jaringan) dan sensasi
Tujuan: Mempertahankan kulit
Hasil yang diharapkan: Menunjukkan prilaku untuk mencegah kerusakan / cedera
kulit
Intervensi
kulit
terhadap
perubahan
warna,
turgor,
vaskular. Perhatiakan kemerahan,
ekskoriasi.
b. Pantau masukan cairan dan
hidrasi kulit dan membran
mukosa
c. Inspeksi area tergantung terhadap
edema
a. Inspeksi
Rasional
a. Menandakan area sirkulasi buruk/ kerusakan
Rasional
a. Memberikan dasar pengetahuan dimana
pasien dapat membuat pilihan berdasarkan
imformasi
b. Pembatasan fosfat meransang kelenjar
paratiroid untuk pergeseran kalsium dan
tulang
c. Menurunkan resiko sehubungan dengan
perubahan pembekuan / penurunan jumlah
trombosit
d. Membantu dalam mempertahankan tonus
otot dan kelenturan sendi
e. Depresi sistem imun, anemia, malnutrisi,
dan semua meningkatkan resiko infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Price & Wilson. (2006). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit volume 2. Jakarta:
EGC.
Purnomo, B. (2003). Dasardasar urologi. Jakarta: Sagung Seto.
Smeltzer & Bare. (2002). Keperawatan medikal-bedah brunner & suddarth edisi 8. Jakarta:
EGC.
Sudoyo, dkk,. 2009. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 2 edisi 5. Jakarta: InternaPublishing.
Syaifuddin. (2011). Anatomi tubuh manusia untuk mahasiswa keperawatan edisi 2. Jakarta: Salemba
Medika.