Anda di halaman 1dari 17

BAB I

STATUS PASIEN
I.

Identitas Pasien
Nama/Jenis Kelamin/Umur
Pekerjaan
Alamat

II.

: An. R / Perempuan / 6 tahun


: : Rt 19 Kel.Payo Lebar Kec. Jelutung

Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga


a. Status Perkawinan
:
b. Jumlah anak/saudara
:
c. Status ekonomi
: cukup
d. Kondisi Rumah
Rumah dengan kawasan padat penduduk.tinggal dirumah semi
permanen, dengan ukuran 7 x 8 meter mempunyai 2 kamar tidur, 1 ruang
tamu, 1 dapur dan 1 kamar mandi yang bergabung dengan rumah, dengan
sumber air bersih dan minum berasal

dari PDAM, ventilasi dan

pencahayaan memadai, BAB di jamban leher angsa yang letaknya di


dalam kamar mandi, penataan rumah kurang rapi. Sampah rumah tangga
dibuang di belakang rumah dan kadang berserakan di halaman rumah.
jarak antar rumah tidak berdekatan.
e. Kondisi Lingkungan Keluarga : Pasien tinggal bersama ibu, ayah dan
bersama kakaknya dan adik. ayah dan ibu sangat menyayangi pasien,
begitu juga kakak dan adik pasien sayang dan perhatian terhadap pasien.

III. Aspek Psikologis di Keluarga


IV.

Riwayat Penyakit Dahulu/Keluarga


-

V.

: Baik

Riwayat Asma disangkal


Riwayat TB disangkal
Riwayat Alergi disangkal
Riwayat Kejang disangkal
Keluhan Utama

: Batuk sejak 4 hari yang lalu

VI. Keluhan Tambahan


: Demam, pilek sejak 4 hari yang lalu
VII. Riwayat Perjalanan Penyakit:
Pasien dibawa orang tuanya ke Puskesmas Simpang Kawat dengan keluhan
batuk sejak 4 hari yang lalu, batuk berdahak, dahak warna putih 1/2 sendok teh
setiap batuk, darah (-), pilek (+) dimana keluhan ini dirasakan bersamaan. Pilek
dirasakan sepanjang hari dan tidak tidak dipengaruhi cuaca. Ibu pasien juga
mengeluhkan adanya demam, demam tidak terlalu tinggi, menggigil tidak ada,
berkeringat pada malam hari tidak ada, dan demam tidak disertai kejang, mimisan
(-), gusi berdarah (-), bintik-bintik merah seperti digigit nyamuk ditangan dan
dikaki (-). sesak (-), biru disekitar mulut disangkal, pasien mengeluhkan sakit saat
menelan. Anak masih mau makan dan minum, dan masih bisa bermain seperti
biasanya. BAB dan BAK biasa. Ibu hanya memberikan obat penurun panas pada
anak. Riwayat penurunan berat badan disangkal, riwayat kontak dengan orang
dengan batuk lama disangkal.
VIII. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Keadaan umum
Kesadaran
Suhu
Nadi
Pernafasan
Berat Badan
Tinggi Badan

: Tampak sakit ringan


: compos mentis
: 37, 8C
: 98 x/menit
: 24 x/menit
: 23 kg
: 98 cm

Pemeriksaan Organ
1. Kepala
Bentuk
Simetri
2. Mata
3. Hidung
4. Telinga
5. Mulut

6. Leher

Conjungtiva

: normocephal
: simetris
: anemis (-)

Sklera
: ikterik (-)
:konka mediana hiperemis (+/+), sekret (+/+)
:Tak ada kelainan
Bibir
: lembab
Gusi
: warna merah muda, perdarahan (-)
Lidah
: putih kotor, ulkus (-)
Tonsil
: T1/T1
Mukosa faring
: hiperemis (+)
KGB
: Tak ada pembengkakan

7. Thorax

Bentuk
: simetris
Pergerakan dinding dada : tidak
ada

yang

tertinggal
Pulmo
Pemeriksaan
Inspeksi

Kanan
Statis &

Kiri
dinamis: Statis

Palpasi
Perkusi
Auskultasi

simetris
Stem fremitus normal
Sonor
Vesikuler, Wheezing

simetris
Stem fremitus normal
Sonor
Vesikuler, Wheezing

(-), rhonki (-)

(-), rhonki (-)

&dinamis

Jantung
Inspeksi

Ictus cordis terlihat di ICS V linea midclavicula

Palpasi

kiri
Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula

Perkusi

Auskultasi

kiri
Batas-batas jantung :
Atas : ICS II kiri
Kanan : linea sternalis kanan
Kiri : ICS VI linea midclavicula kiri
BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi
Palpasi

Datar, skar (-), venektasi (-), spidernevi (-)


Nyeri tekan regio epigastrium (+), defans
musculer (-), , hepatomegali (-), splenomegali

Perkusi
Auskultasi

(-), nyeri ketok costovertebra (-/-)


Timpani
Bising usus (+) normal

Ekstremitas Atas
Edema (-), akral hangat
Ekstremitas bawah
Edema (-), akral hangat

IX. Diagnosis
ISPA ( Batuk Bukan Pneumonia)
X.

Diagnosa Banding
- Batuk Bukan Pneumonia
- Faringitis Akut
- Pneumonia

XI. Manajemen
a. Preventif :
Menjaga keadaan gizi agar tetap baik
Imunisasi
Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
Mencegah kontak dengan penderita ISPA
b. Promotif :
Menjelaskan kepada orang tua tentang penyakit anaknya

c. Kuratif :
Non Farmakologi
Istirahat
Minum air putih yang banyak
Minum obat secara teratur
Farmakologi

Paracetamol tablet 500 mg

CTM tablet 2 mg
4

Gliseril Guaiakolat 100 mg

d. Rehabilitatif
Meningkatkan daya tahan tubuh
Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.

Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.


Mengatur pola makan yang bergizi

Dinas Kesehatan Kota Jambi


Puskesmas Simpang Kawat
dr. Anita Mubarokah

Dinas Kesehatan Kota Jambi


Puskesmas Simpang Kawat
dr. Anita Mubarokah

Agustus 2015
R/Paracetamol tab 500 mg No V
S3 dd tab
R/ CTM tab 4 mg NO V
S3 dd tab
R/ GG tab 100 mg No V

Agustus 2015
R/ Paracetamol tab 500 mg No V
S 3 dd tab
R/ Cetrizine tab 10 No V
S1 dd tab
R/ Ambroxol 30 mg tab No V

S3 dd tab 1

S3 dd tab

Pro : An.R / 6 tahun

Pro : An. R / 6 tahun

Alamat : Rt 19 Kel.Payo Lebar Kec. Jelutung

Alamat : Rt 19 Kel.Payo Lebar Kec. Jelutung

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi ISPA
ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang
benar ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA
meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah.
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang
dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai
gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga
tengah dan selaput paru.
Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan
seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun
demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan
antibiotik dapat mengakibat kematian.

Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit ISPA


dalam 2 golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia
dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak
berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan
napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari
sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak
dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang
ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin,
semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan
yang

mengandung

kuman

yang

terhirup

oleh

orang

sehat

kesaluran

pernapasannya.
Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan
bagian atas dan bawah, asma dan ibro kistik, menempati bagian yang cukup besar
pada lapangan pediatri. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang
disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada
bulan-bulan musim dingin.
Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak
kecil terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan
lingkungan yang tidak hygiene. Risiko terutama terjadi pada anak-anak karena
meningkatnya kemungkinan infeksi silang, beban immunologisnya terlalu besar
karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau
berlebihannya pemakaian antibiotik.
2.2.Tanda-tanda bahaya
Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan
keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit
mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh
dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal. Bila sudah dalam
kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit,
meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang
ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan
tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan.
7

Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan


tanda-tanda laboratoris.
Tanda-tanda klinis

Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea),


retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah
atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing.

Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardi, hypertensi, hypotensi


dan cardiac arrest.

Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala,


bingung, papil bendung, kejang dan coma.

Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.

Tanda-tanda laboratoris

hypoxemia,

hypercapnia dan

acydosis (metabolik dan atau respiratorik)


Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun

adalah: tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk,
sedangkan tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah:
kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari
setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun, stridor,
Wheezing, demam dan dingin.
2.3. PENEGAKAN DIAGNOSA
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar
pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan
antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat
batuk yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula
petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan
penunjang yang penting bagi pederita ISPA. Penatalaksanaan ISPA meliputi
langkah atau tindakan sebagai berikut :
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan artinya memperoleh informasi tentang penyakit anak dengan


mengajukan beberapa pertanyaan kepada ibunya, melihat dan mendengarkan
anak.
Hal ini penting agar selama pemeriksaan anak tidak menangis (bila menangis
akan meningkatkan frekuensi napas), untuk ini diusahakan agar anak tetap
dipangku oleh ibunya. Menghitung napas dapat dilakukan tanpa membuka
baju anak. Bila baju anak tebal, mungkin perlu membuka sedikit untuk
melihat gerakan dada. Untuk melihat tarikan dada bagian bawah, baju anak
harus dibuka sedikit. Tanpa pemeriksaan auskultasi dengan steteskop penyakit
pneumonia dapat didiagnosa dan diklassifikasi.
2.4. Klasifikasi ISPA
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai
berikut:
Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding
dada kedalam (chest indrawing).
Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai
demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat.
Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat dibuat suatu klasifikasi penyakit ISPA.
Klasifikasi ini dibedakan untuk golongan umur dibawah 2 bulan dan untuk
golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun.
Untuk golongan umur kurang 2 bulan ada 2 klasifikasi penyakit yaitu :
Pneumonia berada: diisolasi dari cacing tanah oleh Ruiz dan kuat
dinding pada bagian bawah atau napas cepat. Batas napas cepat untuk
golongan umur kurang 2 bulan yaitu 60 kali per menit atau lebih.
Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tanda
tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau napas cepat.
Untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit yaitu:

Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada
bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik napas (pada saat diperiksa
anak harus dalam keadaan tenang tldak menangis atau meronta).
Pneumonia: bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah untuk usia 2 -12
bulan adalah 50 kali per menit atau lebih dan untuk usia 1 -4 tahun adalah 40
kali per menit atau lebih.
Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan dinding
dada bagian bawah dan tidak ada napas cepat.
2.5. Penatalaksanaan
Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral,
oksigen dan sebagainya.
Pneumonia: diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita
tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian
kontrimoksasol keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik
pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain.
Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan
di rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat
batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti
kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin. Bila demam diberikan obat
penurun panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila
pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah (eksudat)
disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai
radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotik
(penisilin) selama 10 hari. Tanda bahaya setiap bayi atau anak dengan
tanda bahaya harus diberikan perawatan khusus untuk pemeriksaan
selanjutnya
Perawatan dirumah
Beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi anaknya
yang menderita ISPA.
Mengatasi panas (demam)
Untuk anak usia 2 bulan sampai 5 tahun demam diatasi dengan
memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan

10

dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap


6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai
dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan
kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak
perlu air es).
Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional
yaitu jeruk nipis sendok teh dicampur dengan kecap atau madu
sendok teh , diberikan tiga kali sehari.
Pemberian makanan
Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulangulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah.
Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.
Pemberian minuman
Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih
banyak dari biasanya.Ini akan membantu mengencerkan dahak,
kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita.
Lain-lain
Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal
dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam. Jika pilek, bersihkan
hidung

yang

berguna

untuk

mempercepat

kesembuhan

dan

menghindari komplikasi yang lebih parah. Usahakan lingkungan


tempat tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi cukup dan tidak
berasap. Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak memburuk
maka dianjurkan untuk membawa kedokter atau petugas kesehatan.
Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, selain tindakan diatas
usahakan agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan benar
selama 5 hari penuh. Dan untuk penderita yang mendapatkan
antibiotik, usahakan agar setelah 2 hari anak dibawa kembali
kepetugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang.
Pencegahan dan Pemberantasan

11

Pencegahan dapat dilakukan dengan :

Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.


Immunisasi.
Menjaga kebersihan prorangan dan lingkungan.
Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.

Pemberantasan yang dilakukan adalah :

Penyuluhan kesehatan yang terutama di tujukan pada para ibu.


Pengelolaan kasus yang disempurnakan.
Immunisasi

BAB III
ANALISA KASUS
a.

Hubungan diagnosis dengan

anamnesis, pemeriksaan fisik,

keadaan rumah dan lingkungan sekitar


Pada anamnesa, os mengeluh batuk sejak 4 hari yang lalu, batuk berdahak,
dahak warna putih sendok teh setiap batuk, darah (-), pilek (+) dirasakan
sepanjang hari dan tidak tidak dipengaruhi cuaca, demam, demam tidak terlalu
tinggi, menggigil tidak ada, berkeringat pada malam hari tidak ada. Riwayat
penurunan berat badan disangkal, riwayat kontak dengan orang dengan batuk
lama disangkal. Sehingga kemungkinan diagnosa TB dapat disingkirkan. Karena
pada anak-anak rentan terjadi TB.
Pasien Demam sejak 4 hari yang lalu, demam tidak telalu tinggi, dan
demam tidak disertai kejang, mimisan (-), gusi berdarah (-), bintik-bintik merah
seperti digigit nyamuk ditangan dan dikaki (-), sehingga kemungkinan diagnose
kearah malaria ataupun demam berdarah dapat disingkirkan.
Sesak (-), biru disekitar mulut disangkal, pasien mengeluhkan sakit saat
menelan namun pasien masih mau makan dan minum dan masih bisa bermain
12

seperti biasa. Pada pemeriksaan fisik tidak adanya retraksi dinding dada bagian
bawah dan tidak ada napas cepat serta tidak adanya ronkhi dan wheezing pada
auskultasi kedua paru.
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik, pasien ini hanya berupa
batuk dan pilek biasa. Pasien ini digolongkan ke dalam golongan penyekit ISPA.
Untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit yaitu :
Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan dinding
dada bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik napas
Pneumonia: bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah untuk usia 212 bulan adalah 50 kali per menit atau lebih dan untuk usia 1 -4 tahun
adalah 40 kali per menit atau lebih.
Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan dinding
dada bagian bawah dan tidak ada napas cepat.
Berdasarkan klasifikasi penyakit ISPA diatas maka yang sesuai dengan
anamnesa dan pemeriksaan fisik Pasien hanya berupa batuk pilek biasa disertai
demam dan tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada
nafas cepat. Pada penyakit bukan pneumonia dapat berupa Rinofaringitis,
faringitis dan tonsillitis.
Pasien ini diberikan terapi sediaan Tablet sesuai dengan berat badan anak
diantaranya adalah :
1. Parasetamol 500 mg
2. CTM 2 mg
3. Gliseril Guaiakolat 100 mg
b.

Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan


keluarga
Pasien anak kedua dari 3 orang bersaudara dengan seorang ayah yang
bekerja swasta dan ibu sebagai IRT. Dalam keluarga tidak ada yang
menderia ISPA pada saat itu. Tidak terdapat hubungan diagnosis dengan
keadaan keluarga dan hubungan keluarga

c.

Rencana Promosi dan pendidikan kesehatan kepada pasien


dan kepada keluarga:
Menjaga kebersihan diri, rumah dan lingkungan rumah

untuk

mewujudkan hidup yang sehat dan bersih.

13

Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang faktor-faktor yang


dapat menyebabkan terjadinya ISPA pada anak
Menjelaskan kepada ibu pasien bagaimana cara mencegah dan
memberantas terjadinya ISPA pada anak:
Pencegahan dapat dilakukan dengan : Menjaga keadaan gizi agar tetap
baik, imunisasi, menjaga kebersihan prorangan dan lingkungan, mencegah
anak berhubungan dengan penderita ISPA.
Pemberantasan yang dilakukan adalah : penyuluhan kesehatan yang
terutama di tujukan pada para ibu, pengelolaan kasus yang disempurnakan,
imunisasi.
Menjelaskan kepada ibu pasien tindakan apa saja yang dapat diberikan jika
sebelum diberikan pengobatan, seperti:
Mengatasi panas (demam)
Untuk anak usia 2 bulan sampai 5 tahun demam diatasi dengan
memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan
dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6
jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan
dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres,
dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).
Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional
yaitu jeruk nipis sendok teh dicampur dengan kecap atau madu
sendok teh , diberikan tiga kali sehari.
Pemberian makanan
Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang
yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI
pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.

14

Pemberian minuman
Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih
banyak

dari

biasanya.Ini

akan

membantu

mengencerkan

dahak,

kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita.


Lain-lain
Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan
rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam. Jika pilek, bersihkan hidung
yang berguna untuk mempercepat kesembuhan dan menghindari
komplikasi yang lebih parah. Usahakan lingkungan tempat tinggal yang
sehat yaitu yang berventilasi cukup dan tidak berasap. Apabila selama
perawatan dirumah keadaan anak memburuk maka dianjurkan untuk
membawa kedokter atau petugas kesehatan. Untuk penderita yang
mendapat obat antibiotik, selain tindakan diatas usahakan agar obat yang
diperoleh tersebut diberikan dengan benar selama 5 hari penuh. Dan untuk
penderita yang mendapatkan antibiotik, usahakan agar setelah 2 hari anak
dibawa kembali kepetugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang.
d. Rencana Edukasi penyakit kepada pasien dan kepada keluarga:
1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa penyakit ini
merupakan penyakit yang dapat berulang kembali dan dapat dicegah
kekambuhannya dengan menjaga daya tahan tubuh.
2. Menjelaskan

kepada

pasien

bagaimana

cara

konsumsi

obat,

menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit tersebut


sehingga apabila tidak ada perbaikan atau keluhan yang memburuk
pasien diminta kembali kontrol ke puskesmas ataupun sarana kesehatan
lainnya untuk dilakukan pemeriksaan yang lebih lanjut.

15

DAFTAR PUSTAKA
1. Pudjiadi H. Antonius, dkk. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak
Indonesia. Jilid 1. Jakarta :Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2010. Hal.250-5
2. WastoroDadiyantoDwi, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Semarang
:BadanPenerbitUndip. 2011. Hal. 172-7
3. Charles G.Prober. Pneumonia dalam Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta :
EGC. Hal. 883-9
4. Lizza Idzni. Infeksi Saluran Napas Akut. Diunduh dari: Scrib Didownload
tanggal 19 Desember 2013

LAMPIRAN

16

17

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan
    Laporan
    Dokumen23 halaman
    Laporan
    Anita Mubarokah
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen1 halaman
    Bab I Pendahuluan
    Anita Mubarokah
    Belum ada peringkat
  • PPT
    PPT
    Dokumen36 halaman
    PPT
    Anita Mubarokah
    Belum ada peringkat
  • Tinea Corporis
    Tinea Corporis
    Dokumen31 halaman
    Tinea Corporis
    Anita Mubarokah
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan-Phbs Simpang Kawat
    Penyuluhan-Phbs Simpang Kawat
    Dokumen36 halaman
    Penyuluhan-Phbs Simpang Kawat
    Anita Mubarokah
    Belum ada peringkat
  • Tinea Korporis
    Tinea Korporis
    Dokumen10 halaman
    Tinea Korporis
    Anita Mubarokah
    Belum ada peringkat
  • Laporan
    Laporan
    Dokumen18 halaman
    Laporan
    Anita Mubarokah
    Belum ada peringkat
  • PPT
    PPT
    Dokumen36 halaman
    PPT
    Anita Mubarokah
    Belum ada peringkat
  • Pembimbing Dr. Azwar Djauhari M.SC: Anita Mubarokah, S.Ked
    Pembimbing Dr. Azwar Djauhari M.SC: Anita Mubarokah, S.Ked
    Dokumen32 halaman
    Pembimbing Dr. Azwar Djauhari M.SC: Anita Mubarokah, S.Ked
    Anita Mubarokah
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Anita Mubarokah
    Belum ada peringkat
  • PPT
    PPT
    Dokumen36 halaman
    PPT
    Anita Mubarokah
    Belum ada peringkat
  • JURNAL
    JURNAL
    Dokumen9 halaman
    JURNAL
    Arif
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan
    Penyuluhan
    Dokumen32 halaman
    Penyuluhan
    Anita Mubarokah
    Belum ada peringkat
  • Laporan
    Laporan
    Dokumen23 halaman
    Laporan
    Anita Mubarokah
    Belum ada peringkat
  • MDG Blok-18
    MDG Blok-18
    Dokumen82 halaman
    MDG Blok-18
    Anita Mubarokah
    Belum ada peringkat
  • Tutorial 2 - Skenario 1, Blok 16
    Tutorial 2 - Skenario 1, Blok 16
    Dokumen30 halaman
    Tutorial 2 - Skenario 1, Blok 16
    Anita Mubarokah
    Belum ada peringkat
  • Asma
    Asma
    Dokumen33 halaman
    Asma
    Anita Mubarokah
    Belum ada peringkat
  • Sistem Kesehatan Nasional - Temu3
    Sistem Kesehatan Nasional - Temu3
    Dokumen35 halaman
    Sistem Kesehatan Nasional - Temu3
    Anita Mubarokah
    Belum ada peringkat
  • PEMBIAYAAN Temu2
    PEMBIAYAAN Temu2
    Dokumen39 halaman
    PEMBIAYAAN Temu2
    Anita Mubarokah
    Belum ada peringkat
  • BST
    BST
    Dokumen28 halaman
    BST
    Anita Mubarokah
    Belum ada peringkat
  • Pengenalan SPSS
    Pengenalan SPSS
    Dokumen37 halaman
    Pengenalan SPSS
    Anita Mubarokah
    Belum ada peringkat
  • Imunologi Kanker
    Imunologi Kanker
    Dokumen17 halaman
    Imunologi Kanker
    anakagungbagus
    Belum ada peringkat
  • PENGANTAR KOMUNITAS Temu1
    PENGANTAR KOMUNITAS Temu1
    Dokumen38 halaman
    PENGANTAR KOMUNITAS Temu1
    Anita Mubarokah
    Belum ada peringkat
  • BST
    BST
    Dokumen28 halaman
    BST
    Anita Mubarokah
    Belum ada peringkat
  • Asi Eksklusif PDF
    Asi Eksklusif PDF
    Dokumen60 halaman
    Asi Eksklusif PDF
    Nurhasni Fauzan
    Belum ada peringkat
  • Referat Pielonefritis Kronik
    Referat Pielonefritis Kronik
    Dokumen19 halaman
    Referat Pielonefritis Kronik
    Riana Suwarni
    100% (1)
  • Ivp
    Ivp
    Dokumen5 halaman
    Ivp
    Nurul Nadia Marzuki
    Belum ada peringkat
  • Pielonefritis Refrat
    Pielonefritis Refrat
    Dokumen21 halaman
    Pielonefritis Refrat
    Mira E Putri
    100% (1)
  • Infeksi Traktus Urogenital
    Infeksi Traktus Urogenital
    Dokumen62 halaman
    Infeksi Traktus Urogenital
    abudh011
    Belum ada peringkat