Dalam teori pembelajaran perilaku, motivasi adalah konsekuensi dari penguatan. Namun,
nilai penguatan (reinforcer) tersebut bergantung pada banyak faktor, dan kekuatan motivasi
mungkin saja berbeda antar siswa.
Dalam teori kebutuhan manusia, yang didasarkan pada hierarki kebutuhan, orang harus
memuaskan kebutuhan mereka pada tingkat yang lebih rendah (defisiensi) sebelum mereka
termotivasi untuk mencoba memuaskan kebutuhan mereka pada tingkat yang lebih tinggi
(pertumbuhan). Konsep Maslow tentang kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan
tertinggi, didefinisikan sebagai keinginan untuk menjadi apa saja yang sanggup dicapai
seseorang.
Teori atribusi berupaya memahami penjelasan manusia tentang keberhasilan atau kegagalan
mereka. Asumsi intinya bahwa orang akan mencoba mempertahankan citra diri yang positif.
luar kendali mereka. Lokus kendali dapat bersifat internal (keberhasilan atau
kegagalan terjadi karena upaya atau kemampuan pribadi) atau eksternal (keberhasilan atau
kegagalan adalah akibat dari keberuntungan atau kesulitan tugas). Siswa yang merupakan
pelajar yang mengatur diri sendiri berkinerja lebih baik daripada siswa yang termotivasi
secara eksternal. Pelajar yang mengatur diri sendiri dengan sadar merencanakan dan
memantau pembelajaran mereka dan dengan demikian mengingat pelajaran lebih baik.
4
manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi,
untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.
Menurut Haryanto(2010) motivasi belajar siswa adalah keinginan siswa untuk
berpartisipasi dalam proses belajar. Meskipun siswa dapat sama-sama termotivasi untuk
melakukan suatu tugas, sumber motivasi mereka mungkin berbeda. Bisa secara intrinsik atau
ekstrinsik, yaitu :
1.
Motivasi Intrinsik
Seorang siswa yang termotivasi secara intrinsik akan melakukan suatu kegiatan
belajar untuk kepentingan diri sendiri, untuk mengejar kesenangan dalam proses belajar
dan merasa puas dengan meningkatnya pemahaman.
2.
Motivasi Ekstrinsik
mengembangkan strategi belajar yang menuntut upaya lebih banyak namun memungkinkan
mereka untuk memproses informasi lebih dalam. Ketika siswa dihadapkan dengan tugas-tugas
intelektual yang kompleks, mereka yang memiliki orientasi intrinsik akan lebih logis dalam
pengumpulan informasi dan pengambilan keputusan dari pada siswa yang berorientasi ekstrinsik.
Siswa dengan orientasi intrinsik juga cenderung lebih menyukai tugas-tugas yang cukup
menantang, sedangkan siswa dengan motivasi belajar ekstrinsik, berorientasi tertarik terhadap
tugas yang rendah tingkat kesulitannya. Siswa yang berorientasi ekstrinsik cenderung
mengusahakan upaya seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil semaksimal mungkin.
Meskipun setiap kegiatan pendidikan tidak bisa, dan mungkin tidak harus, secara intrinsik
memotivasi, namun penemuan ini menunjukkan bahwa ketika para guru dapat memanfaatkan
motivasi intrinsik yang ada, akan ada banyak keuntungan yang didapat. Murid-murid akan
memahami bahwa belajar adalah untuk mengejar pemahaman dengan kegairahan dan mengerti
keasyikan proses belajar, bukan sekedar mengejar nilai semata.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan keinginan untuk
berpartisipasi dalam proses belajar baik yang timbul karena diri sendiri (intrinsik) maupun dari
lingkungan luar (ekstrinsik).
2.2.2 Aspek motivasi belajar
Menurut Purwanto (1999) mengatakan bahwa ada tiga aspek yang terdapat dalam
motivasi belajar, yaitu :
a
Menggerakkan
Kebutuhan
Kebutuhan timbul dalam diri seseorang apabila ia merasa ada kekurangan dalam
dirinya.
Dorongan
Usaha untuk mengatasi ketidak seimbangan biasanya menimbulkan dorongan.
Dorongan merupakan usaha pemenuhan kekurangan secara terarah. Dorongan
berorientasi pada tindakan tertentu yang secara sadar dilakukan oleh seseorang.
Tujuan
Tujuan adalah segala sesuatu yang menghilangkan kebutuhan dan mengurangi
dorongan. Dengan kata lain mencapai tujuan berarti mengembalikan keseimbangan
dalam diri seseorang.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek motivasi belajar
yaitu menggerakkan, mengarahkan dan menopang tingkah laku yang didasari kerena adanya
kebutuhan, dorongan dan tujuan tertentu.
2.2.3 Faktor-faktor motivasi belajar
Motivasi yang dimiliki siswa untuk belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Purwanto
(1999) membedakan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar menjadi dua golongan,
yaitu :
a
Faktor individual
Faktor individual merupakan factor yang berada pada diri individu itu sendiri. Yang
termasuk ke dalam faktor individual yaitu :
1
Kecerdasan
Semakin tinggi taraf intelegensi yang dimiliki oleh seseorang, maka akan
membantu orang tersebut untuk dapat memecahkan suatu permasalahan dengan
lebih baik.
Latihan
Untuk dapat memahami sesuatu dengan baik kita memerlukan suatu
latihan tertentu. Sesuatu yang sering kita latih dan lakukan secara berulang-ulang
akan membuat kita lebih mampu dan memahami hal tersebut.
Faktor pribadi
Faktor pribadi berhubungan dengan diri pribadi orang yang bersangkutan. Hal ini
mencangkup keadaan kesehatan fisik seseorang.
b
Faktor sosial
Faktor sosial merupakan faktor yang berada di luar individu. Yang termasuk ke dalam
faktor sosial antara lain : keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara
pengajarannya, alat-alat yang digunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan dan
kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.
Faktor-faktor yang memperngaruhi motivasi belajar juga diungkapkan oleh Rusyan, dkk
(1992). Menurut mereka faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa tersebut yaitu :
a
Faktor internal
Faktor internal meliputi tiga hal, yaitu :
1
Faktor jasmani baik yang bersifat bawaan maupun yang didapat dari lingkungan,
faktor ini dapat mempengaruhi semangat dan intensitas seseorang dalam belajar.
Faktor intelektual yang terdiri dari faktor potensial (kecerdasan dan bakat) dan
faktor kecakapan nyata (prestasi yang dimiliki).
Faktor kematangan fisik maupun psikis, karena penyesuaian diri juga akan
mempengaruhi motivasi belajar pada siswa.
Faktor eksternal
Faktor eksternal meliputi empat hal sebagai berikut :
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim.
4) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar adalah faktor individual dan faktor social. Faktor individual
meliputi kematangan, latihan, faktor pribadi, dan psikologis. Sedangkan faktor sosial meliputi
keluarga, alat yang dipakai, lingkungan, kesempatan, spiritual dan komunikasi.
Daftar pustaka
Sadirman, A.M..2001. Interaksi dan motivasi belajar mengajar .
Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
Purwanto,M.N.1999.Psikologi Pendidikan.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Siagian,S.P.1995.Teori Motivasi dan Aplikasinya.Jakarta:PT Rineka Cipta.
Slavin,R.E.2011.Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Edisi Kesembilan Jilid 2.Jakarta:PT
Indeks.
Haryanto.2010.Pengertian Motivasi.Dalam http://belajar psikologi.com/pengertian-motivasibelajar/.Diakses pada 16 Desember 2013.