Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut H.L Blum derajat kesehatan dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan medis dan keturunan. Faktor
yang mempunyai pengaruh terhadap kesehatan adalah keadaan
lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan perilaku
masyarakat yang merugikan, baik masyarakat di pedesaan maupun di
perkotaan yang disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan
kemampuan masyarakat dibidang kesehatan, ekonomi maupun teknologi
(Departemen Kesehatan RI, 2004).
Rumah sakit dapat menghasilkan dampak positif berupa produk
pelayanan kesehatan yang baik terhadap pasien dan memberikan
keuntungan retribusi bagi pemerintah dan lembaga pelayanan itu sendiri,
rumah sakit juga dapat menimbulkan dampak negatif berupa pengaruh
buruk kepada manusia, seperti sumber penularan infeksi nosokomial dan
menghambat proses penyembuhan serta penyembuhan penderita. Infeksi
nosokomial dapat disebabkan adanya paparan penderita oleh mikroba
potensial pathogen yang dimilikinya maupun mikroba pathogen yang
berasal dari penderita lain di rumah sakit (Indan Entjang, 2003. H.56).
Infeksi nosokomial terjadi di rumah sakit dan menyerang penderita
yang sedang dalam proses perawatan. Prevalensi infeksi nosokomial di
Indonesia sebesar 7,1%.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang angka kuman udara ruang perawatan
kelas I dan II di RSKB Jatiwinangun Purwokerto. Selajutnya peneliti

bermaksud mengambil judul Studi Komparasi Angka Kuman Udara


Ruang perawatan kelas I dan II di RSKB Jatiwinangun Purwokerto
Tahun 2015.

B. Perumusan Masalah
Infeksi nosokomial terjadi di rumah sakit dan menyerang penderita yang
sedang dalam proses perawatan. Prevalensi infeksi nosokomial di
Indonesia sebesar 7,1%. Pertanyaan penelitian yang diajukan bagaimana
komparasi angka kuman udara ruang perawatan kelas I dan II di Rumah
Sakit Jatiwinangun Purwokerto?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui komparasi angka kuman uadara ruang perawatan kelas I
dan II di RSKB Jatiwinangun Purwokerto.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui kondisi kebersihan ruang perawatan kelas I dan II di
RSKB Jatiwinangun Purwokerto.
b. Menghitung angka kuman udara ruang perawatan kelas I di RSKB
Jatiwinangun Purwokerto.

c. Menghitung angka kuman udara ruang perawatan kelas II di


RSKB Jatiwinangun Purwokerto.
d. Mengukur suhu ruang perawatan kelas I dan II di RSKB
Jatiwinangun Purwokerto.
e. Mengukur kelembaban ruang perawatan kelas I dan II di RSKB
Jatiwinangun Purwokerto.
f.

Mengukur intensitas cahaya ruang perawatan kelas I dan II di


RSKB Jatiwinangun Purwokerto.

g. Mengukur luas ventilasi ruang perawatan kelas I dan II di RSKB


Jatiwinangun Purwokerto.
h. Menghitung kepadatan hunian ruang perawatan kelas I dan II di
RSKB Jatiwinangun Purwokerto.

D. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
Dapat dijadikan bahan pertimbangan dan rencana dalam upaya
meminimalisir penularan infeksi nosokomial melalui udara.
2. Bagi Almamater

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan ilmu


pengetahuan dan sebagai bahan tambahan kepustakaan bagi
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang dan Jurusan
Kesehatan Lingkungan Purwokerto khususnya.
3. Bagi Peneliti
Hasil penenlitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan
pengetahuan yang dapat dijadikan sarana menerapkan ilmu-ilmu
yang

pernah diterima selama

pendididkan

serta memperluas

wawasan dalam penulisan karya tulis ilmiah.


E. Keaslian Penenlitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No. Nama Penelitian/Judul


1.
Suparmin
(Hubungan kualitas
lingkungan dengan
angka kuman udara
ruang perawatan di
RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo
Purwokerto Tahun
2008)

Metode
Penelitian
observasional
analitik. Sampel
yang diambil
adalah ruang
perawatan kelas 3
dan kelas VIP.

2.

Penelitian
observasional
analitik dengan
pendekatan cross
sectional. Sampel
yang diambil
adalah IRNA

Dyah Moriska Candra


(Studi komparasi
jumlah angka kuman
udara ruang perawatan
kenanga kelas 2 dan 3
di RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo

Hasil Penenlitian
Rata-rata angka kuman
udara di ruang
perawatan pada siang
hari sebesar 2604
CFU/m3. Ruang
perawatan VIP memiliki
angka kuman udara
paling rendah 477
CFU/m3. Sedangkan
ruang perawatan kelas 3
memiliki rata-rata angka
kuman udara paling
tinggi sebesar 2468
CFU/m3.
Rata-rata angka kuman
udara ri ruang perawatan
kenanga kelas 2 adalah
54 CFU/m3. Dan kelas 3
sebesar 149 CFU/m3.

Purwokerto Tahun
2012.

Kenanga kelas 2
dan 3. Kelas 2
kamar 4 dan kamar
5. Kelas 3 kamar 7
dan kamr 8.

Perbedaan dengan yang akan dilakukan :


1. Lokasi pengukuran berada di Rumah Sakit Jatiwinangun Purwokerto
2. Waktu pengukuran dilakukan pada tahun 2015

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit
1. Rumah sakit
Menurut WHO (World Health Organization) bahwa :
Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi soaial dari
kesehatan

dengan

fungsi

menyediakan

pelayanan

paripurna

(komprehensif), menyembuhkan penyakit (kuratif), dan mencegah


penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan
pusat penelitian bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
2. Sanitasi Rumah sakit
Menurt WHO (1957) bahwa :

Sanitasi rumah sakit adalah upaya dari bagian yang tidak terpisahkan
dari sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit dalam memberikan
pelayanan dan asuhan pasien yang sebaik-baiknya, karena tujuan
dari santasi rumah sakit adalah menciptakan kondisi lingkungan
rumah sakit yang agar tetap bersih, nyaman, dan dapat mencegah
terjadinya infeksi silang serta tidak mencemari lingkungan.
3. Fungsi dan Tugas Rumah sakit
Menurut undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
fungsi dan tugas rumah sakit yaitu :
a. Penyelengggaraan

pelayanan

pengobatan

dan

pemulihan

kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.


b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
sesuai kebutuhan medis.
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam

rangka

meningkatkan

kemampuan

dala

pemberian

pelayanan kesehatan.
d. Penyelenggaraan
penampilan

penenlitian

teknologi

bidang

dan

pengembangan

kesehatan

dalam

serta
rangka

peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika


ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

B. Mikroorganisme Udara
1. Menurut Lud waluyo (2007:334) udara buakan habitat asli dari
mikroba udara, juga bukan merupakan medium tempat mikroba
bertumbuh, tetapi merupakan bahan partikular, debu dan tetesan air
yang semuanya sangat mungkin diminati mikroba. Mikroba yang
paling banyak berkeliaran di udara bebas adalah bakteri, jamur dan
mikroalga. Kelompok mikroba yang paling banyak berkeliaran
ditemukan sebagai jasad kontaminan.
2. Factor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme udara pada
ruang perawatan adalah :
a. Suhu
b. Kelembaban
c. Pencahayaan
d. Luas Ventilasi
e. Kepadatan hunian

C. Kualitas Udara
1. Mutu Udara

Menurut Depkes RI (2004:5). Mutu rumah sakit yang memenuhi


syarat adalah sebagai berikut :
a. Tidak berbau (terutama H2S dan amoniak)
b. Kadar debu (particulate matter) berdiameter kurang dari 10 mikron
dengan rata-rata pengukuran 8 jam atau 24 jam tidak melebihi
150g/m3, dan tidak mengandung debu asbes.
c. Angka kuman maksimum per m3 udara menuut fungsi ruang atau
unit rumah sakit yang diperbolehkan oleh Kepmenkes No 1204
tahun 2004 untuk ruang/unit pemulihan/perawatan adalah 200-500
CFU/m3.

D. Kerangka Teori

Suhu

Kelembaban

Pencahayaa
n

Ventilasi

Faktor yang mempengarhi


pertumbuhan
mikroorganisme udara di
ruang perawatan
8 ruang
Angka kuman di
perawatan kelas I dan II di
RSKB Jatiwinangun
Purwokerto

Kepadatan Hunian

Upaya penyehatan rumah


sakit : Sanitasi RSKB
Jatiwinangun Purwokerto

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Tidak memenuhi syarat
Memenuhi syarat
kesehatan >500 CFU/m3
kesehatan 200-500
CFU/m3
E. Hipotesis
1. Hipotesis Nol (Ho), tidak ada perbedaan angka kuman udara antara
ruang perawatan kelas I dan II.
2. Hipotesis Alternatif (Ha), ada perbedaan angka kuman udara antara
ruang perawatan kelas I dan II.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian
1. Jenis Variabel
a. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang berpengaruh atau yang
menyebabkan berubahnya variabel terikat dan merupakan variable
yang diutamakan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kondisi
sanitasi ruang perawatan kelas I dan II RSKB Jatiwinangun
Purwokerto.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang nilainya diduga akan berubah
karena adanya pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah angka kuman di udara.
c. Variabel Pengganggu
9

Variabel pengganggu adalah variabel yang diduga berpengaruh


terhadap

variabel

terikat,

tetapi

dalam

penenlitian

ini

tidak

diutamakan. Variabel pengganggu dalam penenlitian ini adalah suhu,


kelembaban, pencahayaan, dan aktivitas kepadatan hunian.

2. Struktur Hubungan Variabel

Variabel Bebas
Variabel Terikat

Kondisi sanitasi ruang


perawatan kelas I
dan II

Angka kuman di udara

Gambar 3.1
Struktur Hubungan Antar Variabel

Variabel Pengganggu
Suhu, kelembaban,
pencahayaan, ventilasi
dan kepadatan hunian

3. Definisi Oprasional
Tabel 3.1Definisi Oprasional

Metode dan Alat


No.

Variabel

Definisi

Satuan dan kategori

Skala

pengukurandata
1.

Kondisi

Keadaan

Observasi

1. Baik

sanitasi ruang

kebersihan

dengan

2. Cukup baik

perawatan

ruang yang

menggunakan

3. Kurang baik

10

Ordinal

kelas I dan II

dapat

checklish

4. Tidak baik

mempengaruh
i kuman udara
di ruang
perawatan
2.

Angka kuman

kelas I dan II
Jumlah koloni

Pengamatan

udara

yang terhitung

dengan media NA

Suhu

1.

syarat >500

pemeriksaan

CFU/m3
2.

Temperature

Pengukuran

udara di ruang

menggunakan

perawatan

termometer

Nominal

Tidak memenuhi

pada media

kuman udara
3.

CFU/m3

Memenuhi syarat
>500 CFU/m3
o
C

Nominal

1. Tidak memenuhi
syarat ( <22oC dan
>24oC).

kelas I dan II

2. Memenuhi syarat
(22oC-24oC).
4.

Kelembaban

Banyaknya

Pengukuran

uap air yang

menggunakan

terkandung

hygrometer

dalam ruang

Pencahayaan

kelas I dan II
Intensitas
cahaya di
ruang
perawatan
kelas I dan II

Nominal

1. Tidak memenuhi
syarat (>45% dan
>65%).

perawatan
5.

2. Memenuhi syarat
(45%-65%)
Pengukuran
Lux
menggunakan lux 1. Tidak memenuhi
meter
syarat ( <10.000
dan >20.000)
2. Memenuhi syarat
(10.000-20.000).
11

Nominal

6.

Luas Lubang
Ventilasi

7.

Kepadatan
hunian

Mengukur dan
menghitung
luas lubang
angin yang
berupa jendela
dan pintu yang
terbuka dibagi
luas lantai dan
hasilnya
dikalikan
100% diukur di
ruang
perawatan
kelas I dan II
Perbandingan
antara luas
lantai ruang
perawatan
kelas I dan II
dengan jumlah
orang
diruangan.

B. Jenis Penelitian
Penelitian yang

dilaksanakan

Pengukuran
dengan
menggunakan roll
meter

Nominal

Pengukuran
dengan roll meter

M2/orang

Nominal

merupakan penelitian

observasional

dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan untuk menenliti angka


kuman udara dan factor lingkungan fisik meliputi suhu, kelembaban,
pencahayaan, ventilasi, dan kepadatan hunian.
C. Ruang Lingkup
1. Waktu
a. Tahap persiapan

: Desember 2015-Februari 2016


12

b. Tahap pelaksanaan
: Maret 2016-April 2016
c. Tahap penyelesaian
: Mei 2016-Juni 2016
2. Lokasi
Kegiatan penelitian mengambil lokasi pada ruang perawatan kelas I dan II
di RSKB Jatiwinangun.
3. Materi
Materi dalam penelitian ini adalah kesehatan lingkungan dengan bidang
kajian penyehatan udara mengenai angka kuman udara pada ruang
perawatan kelas I dan II di RSKB jatiwinangun Purwokerto.

D. Populasi dan sampel


1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Ruang Perawatan Kelas I dan
II di RSKB Jatiwinangun Purwokerto.
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah 3 kamar pada masing-masing
Ruang Perawat baik kelas I maupun II dengan mengambil 1 titik sampel
pada tiap-tiap kamar.

E. Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data Umum
13

Gambaran mum mengenai RSKB Jatiwinangun Purwokerto


meliputi sejarah berdirinya, struktur organisasi, fasilitas
pelayanan, tenaga pelaksana dan kapasitas tempat tidur.
b. Data Khusus
Gambaran umum mengenai ruang perawatan kelas I dan II
ruang perawatan kelas I dan II di RSKB jatiwinangun
purwokero meliputi angka kuman udara, suhu, kelembaban,
pencahayaan, luas lubang ventilasi , kepadatan hunian dan
pelaksanaan desinfeksi.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer diperoleh peneliti dari hasil pengukuran dan
wawancara dan observasi menggunakan checklist pada
ruang perawatan kelas I dan II ruang perawatan kelas I dan
II di RSKB Jatiwinangun Purwokerto.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari profil ruang perawatan kelas I
dan II di RSKB Jatiwinangun Purwokerto.

3. Metode Pengumpulan Data


a. Wawancara
Pengumpulan data dengan melakukan serangkaian Tanya
jawab dengan IPL (Instalasi Pengelolaan Lingkungan)
tentang pelaksanaan desinfeksi ruang perawatan kelas I dan
II oleh peneliti dengan menggunakan quesioner.
b. Observasi
Pengumpulan data secara langsung dengan mengamati
kondisi sanitasi ruang perawatan kelas I dan II di RSKB
Jatiwinangun Purwokerto menggunakan checklist.
c. Pengukuran

14

Pengumpulan data dengan cara mengukur angka kuman


udara, suhu, kelembaban, pencahayaan, luas ventilasi, dan
kepadatan hunian ruang perawatan kelas I dan II di RSKB
Jatiwinangun Purwokerto.
d. Pemerikasaan Laboratorium
Pengumpulan data dengan melakukan analisis angka kuman
udara pada ruang perawatan kelas I dan II di RSKB
Jatiwinangun Purwkerto.
4. Instrument pengumpulan Data
a. Checklist
Daftar pertanyaan yang

digunakan

untuk

observasi.

Checklist dapat dilihat pada lampiran.


b. Kuestioner
Daftar pertanyaan yang digunakan untuk mewawancarai
reponden. Responden pada penelitian ini adalah petugas
IPL.
F. Pengolahan data
1. Editing, yaitu proses koreksi semua data yang berhasil
dikumpulkan

berdasarkan

kebutuhan

untuk

mengetahui

kebenaran dan mencegah terjadinya kekeliruan data.


2. Coding,yaitu proses pengkodean pada setiap data yang di
kumpulkan

untuk

memudahkan

dalam

proses-proses

selanjutnya.
3. Tabulating, yaitu suatukegiatan memasukkan data yang telah
diseleksi ke dalam table dengan tujuan untuk mempermudah
dalam menganalisis data.
G. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
1. Univariat
Analisis data yang dilakukan terhadap tiap-tiap variabel yang
diteliti. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi.
15

2. Bivariat
Analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
denagan menggunakan uji paired t. tes (pre-post) dan analisis
data menggunakan software SPSS.
H. Etika penelitian
Etika penelitian ini mempunyai tujuan untuk melindungi dan
menjaga kerahasiaan dari responden dan intansi terkait dengan
menekankan prinsip-prinsip etik ameliputi :
1. Informed Contact atau lembar persetujuan untuk Instansi
Rumah Sakit.
Lembar persetujuan akan diberikan subyek penelitian yang akan
diteliti. Peneliti akan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian
yang akan dilakukan serta dampak yang mungin terjadi sebelum
dan sesudah pengumpulan data. Jika responden tersebut
menolak untuk diteliti makan peneliti tidak akan memaksa dan
tetap menghormati hak-haknya.
2. Anonymity atau tanpa nama
Untuk menjaga kerahasiaan

responden,

peneliti

tidak

mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, cukup


member inisial pada masing-masin lembar tersebut.
3. Confidentiality atau Kerahasiaan
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya
data tertentu yang disajikan sebagai hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

16

Departemen Kesehatan RI, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Runah Sakit, Jakarta: Departemen Kesehatan RI
, 2010, Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 340/MENKES/PER/III/2010 Terntang Klasifikasi Rumah
Sakit Berdasarkan Fasilitas dan Kemampuan Pelayanan, Jakarta:
Departemen Kesehatan RI

Checklis Ruang Perawatan

A. Data Umum
1. Nama ruangan

2. Ruang yang diperiksa

3. Tanggal pemeriksaan

B. Data Khusus

No.

Variabel Upaya
Kesehatan

Komponen yang dinilai


17

Ya

Tidak

Lingkungan
I.

Kontruksi Bangunan
Kuat
Utuh
Bersih
Mudah dibersihkan

1.

Lantai
Kedap air
Berwarna terang
Permukaan rata
Tidak licin
Kuat
Rata
Berwarna terang

2.

Dinding

Mudah dibersihkan
Bersih
Utuh
Kedap air
Luas lubang ventilasi alamiah
minimal 15% dari luas lantai

3.

Ventilasi
Ventilasi mekanis (Fan, AC,
Exhauster)

4.

Atap

Bebeas serangga dan tikus


Tidak bocor
Berwarna terang

18

Mudah dibersihkan
Tinggi langit-langit minimal 2,7 m
dari lantai
5.

Langit-langit

Kuat
Berwarna terang
Mudah dibersihkan

6.

Pintu

Dapat mencegah masuknya


serangga dan tikus
Kuat
Mudah dibersihkan

7.

Jendela

Kuat
Jendela berfungsi dengan baik
Angka kuman 200-500 CFU/m3

8.

Kualitas fisik
ruangan

Pencahayaan 100-200 lux


Suhu 22-24oC
Kelembaban 45-60%
Pelalatan tertata rapid an teratur

9.

Sarana dan
prasarana

Peralatan dalam kondisi bersih


Peralatan masih berfungsi dengan
baik

Petunjuk penggunaan checklist


1. Untuk pernyataan yang terdiri dari beberapa item, di hitung sebagai
berikut :
Jumlah jawaban Ya x 100 %
19

Jumlah seluruh item


2. Kriteria penelitian yang digunakan menurut Suharsini Ari Kunto (1996,
h. 264), penentuan kategori:
Baik
Cukup
Kurang baik
Tidak baik

: 76%-100%
: 56-75%
: 41%-55%
: <40%

Kuesioner (Petugas Pelaksana Desinfeksi)


A. Data umum
Nama responden
:
Jenis kelamin
:
Umur
:
B. Data Khusus
1. Siapa yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan desinfeksi ruang
perawatan kelas I dan II?
Jawab :
2. Apakan pernah dilakukan pemeriksaan kesehatan bagi petugas
desinfeksi?
Jawab :
3. Apakah dilakukan pemeriksaan angka kuman udara di ruang
perawatan kelas I dan II?
4. Berapa kali dilakukan pengukuran angka kuman udara dalam
setahun?
Jawab :
5. Bahan apa yang digunakan sebagai desinfektan ?
Jawab :
6. Kapan terakhir kali dilakukan desinfeksi?
Jawab :
7. Apakah ada SOP dalam pelaksanaan desinfeksi?
Jawab :

20

Anda mungkin juga menyukai