Anda di halaman 1dari 15

1

UJIAN BED SIDE


GANGGUAN ANXIETAS FOBIA SPESIFIK (F.40.2)

OLEH :
GAMA NATAKUSUMAWATI
I11111017

SMF ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI KALIMANTAN BARAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015
STATUS PSIKIATRI
1

I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. YP
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Usia
: 37 tahun
Agama
: Kristen Advent
Suku
: Dayak
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Pekerja Bangunan
Status Pernikahan
: Menikah
Ruang
: PICU-IGD
Masuk RS
: 7 September 2015
Kunjungan
: Ke-1 di RSJ Provinsi Kalimantan Barat.
Didiagnosis berdasarkan: PPDGJ-III
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Data diperoleh melalui autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 7
September 2015.
A. Keluhan utama
Pasien mengeluhkan apabila cuaca mendung, hujan, dan mendengar suara
petir pasien takut dan cemas tidak beralasan. Menurut istri pasien, suaminya
sering ketakutan apabila hujan dan mendengar petir dan rasa takut tidak bisa
hilang bahkan setelah istri dan anak-anaknya menemani pasien. Biasanya
mereka akan pergi ketempat orangtua pasien apabila hal tersebut sudah
terjadi agar suasana menjadi ramai dan pasien menjadi tenang.

B. Riwayat gangguan sekarang


Autoanamnesis
Pasien mengatakan bahwa hal ini sudah berlangsung lama sejak 2009
tetapi pasien baru datang sekarang karena sejak 2 bulan lalu sering terjadi
hujan sehingga pasien merasa ketakutan dan membuat istri pasien khawatir
sehingga pasien dibawa secara paksa oleh istrinya ke rumah sakit jiwa.

Pasien mengatakan apabila cuaca mendung, hujan, dan terdapat suara


petir pasien langsung merasa ketakutan dan rasa cemas yang tidak
beralasan, gelisah, dan merasa tidak tenang. Rasa cemas ini disertai dengan
adanya rasa dada berdebar, keringat dingin, tegang seluruh tubuh, pusing
berputar seperti akan pingsan, sesak, dan mual-muntah. Pasien biasanya
langsung masuk kerumah dan meminta ditemani oleh istri dan anakanaknya. Seringkali pasien masih merasa takut, sehingga pasien biasanya
pergi ke rumah ibunya karena lebih banyak orang disana sehingga pasien
merasa tidak takut lagi dan merasa tenang. Sehari-hari pasien bisa
beraktivitas dan bekerja dengan baik untuk mencari nafkah bagi anakanaknya. Pasien mengatakan tidak terdapat suara-suara yang berbisik, tidak
melihat bayangan atau hantu, tidak terdapat rasa curiga, atau akan dicelakai.
Pasien mengatakan tidak pernah berperilaku atau berbicara kacau. Rasa
ketakutan hanya apabila muncul hujan.
Alloanamnesis
Menurut istri pasien apabila hujan dan terdapat petir pasien terlihat
sangat ketakutan dan khawatir dan selalu minta dibawakan makanan karena
pasien merasa pusing seperti akan pingsan yang diterjemahkan oleh pasien
sebagai kekurangan makanan. Padahal menurut istri pasien sebenarnya
ketakutan dan cemas, terlihat dari muka pasien yang pucat, nafas yang
memburu, tidak bisa tidur dan tangan yang dingin. Istri pasien mengatakan
suami nya akan tetap ketakutan meskipun anak dan istri sudah menemani.
Tidak perduli pukul berapa pasien akan mengajak istri pergi kerumah orang
tuanya supaya suasana lebih ramai. Apabila hujan terdapat ditempat erja
pasien akan segera pulang ke rumah dan mencari istrinya. Dirumah mertua,
istri mengatakan pasien terlihat lebih nyaman, semua gejala hilang, dan
pasien bisa tidur. Apabila tidak terdapat hujan pasien bisa beraktivitas
seperti biasa. Pasien tidak pernah terlihat berbicara sendiri, tertawa sendiri,
perilaku kacau, menceritakan seperti ada orang berbisik, melihat sesuatu
atau hantu, atau mengatakan hal aneh lainnya.
C. Riwayat gangguan dahulu

1. Riwayat gangguan psikiatri


Pasien dan istri mengatakan pada tahun 2009 pernah sakit demam
tifoid dan setelah dirawat dirumah sakit pasien harus beristirahat selama
beberapa hari dirumah. Pada suatu hari, di pagi buta terdapat hujan
yang sangat deras disertai petir yang cukup besar. Pasien terbangun dan
merasa sangat ketakutan disertai sesak napas, berdebar, keringat dingin,
tegang seluruh tubuh, rasa cemas tanpa alasan, tidak bisa tidur hingga
hujan berhenti. Semenjak saat itu pasien menjadi ketakutan untuk pergi
keluar rumah karena takut hujan dan juga takut ditempat keramaian
karena taut apabila hujan pasien tidak bisa mendapatkan pertolongan
ketika serangan panik datang. Pasien akhirnya tidak bekerja akan tetapi
pasien ingin sembuh tetapi pasien mencari pertolongan pada dukun dan
mulai dipijat secara rutin, setahun kemudian ketakutan pasien terhadap
hujan sangat berkurang dan pasien bisa bekerja. Akan tetapi setiap akan
hujan pasien selalu langsung pulang atau ketempat keluarga maupu
kerabat agar tidak merasa ketakutan.
2. Kondisi medis umum
Tidak ditemukan gangguan maupun penyakit pada pasien.
3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif
Pasien mengatakan bahwa ia merokok (+) satu bungkus sehari,
alkohol disangkal, dan penggunaan NAPZA disangkal.

D. Riwayat kehidupan pribadi


1. Prenatal dan Perinatal
Kelahiran pasien merupakan kelahiran yang diharapkan. Kelahiran
pasien dibantu dengan dukun beranak secara normal.
2. Masa Kanak-kanak Awal (1-3 tahun)
Pasien mengatakan bahwa pasien merupakan anak yang ceria pada masa
kecilnya dan mudah bergaul. Menurut pasien dia tidak mengalami

gangguan pertumbuhan maupun perkembangan. Akan tetapi pasien pada


umur tersebut sering sakit-sakitan seperti demam, tetapi pasien tidak
mempunyai riwayat kejang demam.
3. Masa Kanak-kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Di masa ini, pasien tidak ada masalah dalam perkembangan, prestasi
pasien saat sekolah selalu peringkat pertama, mempunyai banyak teman,
mudah bergaul dan tidak pernah terlibat kenakalan atau pertengkaran.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (12-20 tahun)
Di masa ini, pasien merasa tidak ada masalah selama masa-masa ini,
prestasinya saat kelas 6 SD menjadi peringkat pertama dan sering
mengikuti lomba. Akan tetapi karena bapak pasien merupakan seorang
pemabuk, pasien dipaksa berhenti sekolah. Semenjak itu pasien bekerja
serabutan.
E. Riwayat masa dewasa ( 21 tahun)
1. Pendidikan
Pasien hanya bersekolah hingga kelas 6 SD.
2. Pekerjaan
Pasien setelah berhenti sekolah mulai bekerja serabutan hingga umur
28 tahun dan setelah itu mulai bekerja bangunan. Pasien termasuk
pekerja yang rajin.
3. Perkawinan
Pasien menikah umur 28 tahun dan selama pernikahannya pasin
mengatakan tidak pernah mengalami konflik yang berarti dan
keluarganya cukup harmonis. Pasien dikaruniai satu orang putri yang
sekarang kelas 6 SD dan satu orang putra yang berumur 2 tahun.
4. Agama
Pasien merupakan kristen Advent dan mengaku tidak pernah ke
gereja kecuali untuk melangsungkan pernikahannya.
5. Aktivitas Sosial
Pasien dengan tetangga dan masyarakat sekitarnya juga tidak ada
masalah dalam bersosialisasi. Termasuk orang yang akrab dengan
tetangga dan tetangga sering bercerita padanya. Tetangga juga tidak
segan untuk memberikan bantuan padanya dan begitu juga sebaliknya.
6. Riwayat Militer
Tidak ada keterlibatan pasien dalam kemiliteran.
7. Riwayat Pelanggaran Hukum

Pasien tidak pernah melanggar hukum (berurusan dengan polisi) dan


tidak pernah masuk penjara.
8. Riwayat Psikoseksual
Orientasi seksual pasien normal, diperlihatkan dengan adanya
riwayat pernikahan
F. Riwayat keluarga
Pasien merupakan anak ke 6 dari 7 bersaudara. Pasien merupakan
tulang punggung keluarganya dirumah. Pasien memiliki keluarga yang baik
dan ia merasa tidak ada masalah dalam keluarganya. Pasien juga
mengatakan bahwa tidak ada yang menderita seperti yang ia alami.

Keterangan:
= laki-laki

= Meninggal Dunia

= Perempuan
= Pasien

= Tinggal serumah

G. Impian, Fantasi, dan Nilai-Nilai


Pasien mengatakan bahwa cita-cita pasien saat ini adalah ingin
menghasilkan uang yang banyak agar bisa menyekolahkan anakanya
setinggi-tingginya. Mengenai nilai, pasien mengetahui bahwa tidak pergi ke
tempat ibadah yang rutin merupakan hal yang salah dan tidak baik untuk
dicontoh.

H. Persepsi keluarga tentang pasien


Keluarga pasien merasa bahwa pasien merupakan orang yang bertanggung
jawab dalam menghidupi keluarganya. Istri pasien berharap bahwa pasien
dapat beraktivitas tanpa ketakutan apabila terdapat hujan dan petir dan istri
akan berusaha membantu pasien semaksimal mungkin.
III.

STATUS MENTAL
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 9 September 2015.
1. Penampilan
Pasien berpenampilan sesuai umur. Pasien tampak cukup rapi dan pasien
menggunakan baju coklat, celana hingga dibawah lutut. Kesan perawatan
diri kurang baik.
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Pada saat diwawancara pasien tampak tenang, kontak mata (+) cukup
tajam. Tidak terdapat gerakan abnormal selama pemeriksaan.
3. Sikap terhadap pemeriksa
Kontak mata (+), pasien kooperatif terhadap pemeriksa.
4. Pembicaraan
Kontak verbal (+), Bicara pasien sesuai dengan pertanyaan yang
ditanyakan dan mengungkapkan isi hatinya secara jelas. Tidak ada
pembicaraan yang tidak sesuai. biara spontan, volume bicara normal,
intonasi sesuai, artikulasi jelas.
5. Mood, afek dan keserasian
Mood
: Eutimik
Afek/Emosi : Sesuai
Keserasian
: Serasi
6. Persepsi
Halusinasi
: (-) tidak terdapat halusinasi
Ilusi
: (-) tidak terdapat ilusi
Derealisasi
: (-) tidak terdapat derealisasi
Depersonalisasi
: (-) tidak terdapat depersonalisasi
7. Pikiran / Proses pikir
Bentuk : Realistik

Arus

: Koheren

Isi

: Terdapat fobia spesifik

8. Sensorium dan kognisi


a. Taraf kesadaran:
Kuantitas : Kompos mentis, GCS E4V5M6
Kualitas :Tidak terganggu
b. Orientasi
Waktu : Baik, pasien mengetahui waktu saat pemeriksaan
Tempat: Buruk, pasientidak mengetahui dimana ia sekarang.
Orang : Baik, pasien mengenali pemeriksa padahal baru beberapa saat
berkenalan.

c. Konsentrasi dan perhatian


Konsentrasi baik, pasien dapat menghitung mundur angka yang
diperintahkan pemeriksa. Perhatian pasien tidak mudah teralih/ fokus
d. Daya ingat
Jangka panjang : Baik, pasien dapat mengingat nama sekolah pasien
dahulu.
Jangka sedang : Baik, pasien ingat mengetahui dimana ia tinggal.
Jangka pendek : Baik, pasien bisa mengingat kembali sarapan yang ia
makan pada pagi hari.
Segera : Buruk, pasien bisa mengulangi angka yang disebutkan oleh
pemeriksa.
e. Pengetahuan umum
Baik. Pasien mengetahui siapa Gubernur Kalimantan barat dan Wakil
Presiden saat ini.
f. Kemampuan membaca dan menulis
Baik. Pasien menulis dapat menuliskan namanya sendiri, dan dapat
membaca tulisan yang ditunjuk pemeriksa.

Gambar 1. Tulisan tangan pasien, ia menuliskan namanya sendiri

g. Kemampuan visuospasial
Baik.Gambar pasien hampir mirip yang dicontohkan dengan
pemeriksa.
(a)

(b)

Gambar 2. (a) gambar pemeriksa dan (b) gambar pasien


h. Bakat kreatif
Pasien mengaku pernah senang bernyanyi.
i. Kemampuan berpikir abstrak
Cukup baik. Pasien dapat mengetahui perbedaan dari melon dan bola,
namun tidak bisa memberikan ciri persamaannya.
j. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik. Pasien mengatakan ia dapat makan, minum, mandi, dan
mengganti pakaian sendiri tanpa disuruh dan bekerja menafkahi
keluarganya.
k. Pengendalian impuls
Baik. Menurut istri pasien pasien cukup sabar ketika anak-anaknya nakal.
9

10

9. Daya nilai dan tilikan


a. Kesannilai sosial

: Baik. Menurut pasien

kalau menemukan barang milik orang lain


(dompet) harus dikembalikan kepemiliknya.
b. Daya nilai realita
:
Tidak terganggu
c.Tilikan :
5 (tilikan intelektual yaitu
pengakuan bahwa pasien sakit dan bahwa
gejala atau kegagalan penyesuaian sosial
disebabkan oleh perasaan atau gangguan dari
pasien sendiri yang tidak rasional tanpa
menerapkan

pengetahuan

ini

pada

pengalaman dimasa depan)


10. Taraf dapat dipercaya
Informasi yang didapat dari hasil wawancara dengan pasien dapat
dipercaya.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 7 September 2015

IV.

A.

Pemeriksaan Tanda Vital


Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Kompos mentis
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Frekuensi pernafasan : 20kali per menit
Frekuensi nadi
: 76 kali per menit
Gizi
: Kesan gizi cukup

B.

Status Generalis
Kulit
Kepala
Rambut

: Warna sawo matang. Sianosis (-), Bekas Luka (-).


: Deformitas (-), nyeri tekan (-).
: Rambut pendek disisir ke kanan, lurus, berwarna

Mata
THT
Gigi dan mulut
Leher
Jantung
Paru

:
:
:
:
:
:

hitam.
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-).
Deviasi septum (-/-), perdarahan (-/-), tonsil (T1/T1)
Oral hygiene cukup baik.
Pembesaran KGB (-), JVP dalam batas normal.
S1/S2 reguler, murmur (-), gallop (-).
Suara napas dasar vesikuler (+/+),ronki (-/-),
wheezing (-/-).

10

11

Abdomen
Alat Kelamin
Anus
Ekstremitas

:
:
:
:

Nyeri tekan (-), asites (-), bising usus normal.


Tidak diperiksa
Tidak diperiksa
Akral hangat (+/+), edema (-/-), tremor (-/-)

C. Status Neurologi
Glasgow Coma Scale (GCS)
Pupil
Refleks cahaya
Tanda Rangsang Meningeal (TRM)
Pemeriksaan Motorik :
5555
5555
Pemeriksaan Refleks :

: E4M6V5 = 15
: Isokor, diameter 3mm
: Langsung
: (+/+)
Tidak langsung
: (+/+)
: Kaku kuduk (-)
5555
5555

a. Refleks Fisiologis
Biseps
: normal
Triceps
: normal
Brachioradialis : normal
Patella
: normal
Tendo achilles :normal
b. Refleks Patologis
Negatif
Pemeriksaan Sensorik
a. Sensibilitas: Normal
b. Pemeriksaan Saraf Otonom: Inkontinensia urine dan alvi negatif
D. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan.

V.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien laki-laki umur 37 tahun datang untuk pertama kali dengan keluhan
utama ketakutan apabila terhadap hujan dan suara petir yang disertai
palpitasi, muka pucat, keringat dingin, tegang otot, dan sesak pernapasan.
Pasien tidak mengeluhkan adanya waham, halusinasi, dan ilusi. Pasien juga
tidak mengalami keluhan derealisasi dan depersonalisasi. Pasien mengaku
bahwa dirinya tidak mempunyai riwayat meminum alkohol dan penggunaan

11

12

NAPZA. Keluhan hanya muncul apabila terdapat cuaca mendung, hujan,


dan mendengar petir yang sudah dirasakan sejak tahun 2009.
Selama ini pasien tidak pernah menderita suatu penyakit yang menyebabkan
disfungsi otak. Pasien memiliki orientasi waktu, tempat, dan orang yang
baik dengan fungsi kognitif dan pengendalian impuls yang baik. Pasien
memiliki riwayat cedera kepala yang sudah sangat lama.
Pada saat wawancara pasien terbuka terhadap semua pertanyaan. Pasien
memiliki riwayat pendidikan hingga kelas 6 Sekolah Dasar yang selanjutnya
bekerja secara serabutan hingga umur 27 tahun. Selama menjalani
pendidikan dan aktivitas sosial pasien dapat berinteraksi atau bersosialisasi
dengan orang lain sebagaimana orang normal lainnya. Pada pemeriksaan
fisik didapatka tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 76x permenit, dan napas
20x permenit dengan pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal. Seharihari pasien dapat bekerja untuk menafkahi keluarganya dan melakukan
aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain.
Hubungan pasien dengan keluarga baik. Pasien tinggal bersama istri dan
kedua anaknya. Saat ini pasien bekerja sebagai pekerja bangunan dan uang
yang

didapatkan

digunakan

untuk

menafkahi

keluarganya

dan

menyekolahkan anak-anaknya. Pada pasien didapatkan gejala ringan,


disabilitas ringan dan fungsi secara umum masih baik.
VI.

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Berdasarkan hasil anamnesis pada pasien terdapat sekmpulan gejala dan

perilaku yang menimbulkan penderitaan atau disabilitas yang mengganggu fungsi


sehari-hari, maka pasien dikatakan menderita gangguan jiwa.
Aksis I :
1. Pada pasien inti tidak terdapat penyakit fisik baik primer maupun sekunder
yang menyebabkan disfungsi otak, sehingga pasien ini bukan penderita
gangguan mental organik (F.0)
2. Dari anamnesis tidak didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif serta
tidak ditemukan riwayat mengonsumsi alkohol. Maka pasien ini bukan

12

13

merupakan penderita gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif


atau alkohol. (F.1)
3. Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai realitas.
Pada pasien ini tidak ditemukan adanya halusinasi, waham, depersonalisasi,
dan serealisasi. Maka pasien ini bukan merupakan penderita gangguan
psikotik (F.2)
4. Pada pasien ini tidak ditemukan mood yang meningkat, aktivitas fisik dan
pembicaraan meningkat, maka pasien ini bukan merupakanpenderita
gangguan manik. Pasien juga tidak mengalami mood yang menurun,
kehilangan minat dan kegembiraan, penurunan aktivitas fisik, maka pasien
ini bukan merupakan penderita gangguan depresi, maka pasien ini bukan
merupakan penderita gangguan mood dan afek (F.3)
5. Pada pasien ini terdapat perasaan takut yang dicetuskan oleh adanya situasi
dan objek yang jelas seperti cuaca yang mendung, hujan, dan suara petir.
Pada pasien ini juga terdapat gejala sesak napas dan pusing yang datang
tiba-tiba dan keluhan tersebut menghilang dengan sendirinyajika tidak
dalam situasi tersebut, sehingga pada pasien ini diagnosis aksis I merupakan
penderita gangguan anxietas fobik khas atau fobia spesifik (F.40.2)
Aksis 2 :
Pasien tumbuh dan berkembang pada masa kanak-kanan sampai dewasa
secara normal, pasien memiliki banyak teman, dan dapat berinteraksi dan
bersosialisasi dengan orang lain sebagaimana orang normal lainnya. Maka
pada pasien ini bukan merupakan penderita gangguan kepribadian. Pasien
dapat menyelesaikan pendidikan sampai SD, sehingga pasien bukan
merupakan penderita gangguan retardasi mental, maka aksis II tidak ada
diagnosis.
Aksis 3:
Pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis pada pasien ini ditemukan
tekanan darah pasien 110/70 mmHg dan pasien tidak terdapat riwayat
penyakit dahulu. Maka pada aksis III tidak terdapat diagnosis.
Aksis 4:
Pasien menikah dan memiliki dua orang anak. Pasien dan keluarga merasa
cukup dengan keadaan keluarga saat ini meskipun hanya bekerja sebagai

13

14

pekerja bangunan. Maka pada aksis IV pada pasien ini tidak terdapat masalah
psikososial dan ekonomi.
Aksis 5:
Pada pasien ini gejala minimal, fungsi baik, cukup puas, hanya masalah
VII.

harian apabila fobia datang maka skor GAF pada pasien ini 90-81.
EVALUASI DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I : Gangguan ansietas fobik khas (F.40.2)
Aksis II :Tidak ditemukan gangguan kepribadian dan retardasi mental
Aksis III :Tidak ditemukan gangguan medis organik
Aksis IV :Tidak ditemukanstressor psikososial dalam 1 tahun terakhir
Aksis V :GAF = 90-81

VIII. DAFTAR MASALAH


a. Organobiologik : tidak ditemukan masalah dengan organobiologik pada
pasien.
b. Psikologik:
Ketakutan dan kecemasan terhadap cuaca mendung, hujan, dan petir.
c. Sosial:
Tidak terdapat masalah sosial yang berarti.
IX.

PENATALAKSANAAN
a. Rawat Jalan
b. Medikamentosa
- Alprazolam 1 mg 2x1 P.O
c. Psikoterapi Suportif
1. Edukasi pada pasien untuk kontrol rutin dan pemakaian obat apabila
serangan ketakutan mulai muncul.
2. Cognitive behavioural exposure dimana pasien diminta untuk
mencoba bertahan dalam keadaan hujan tidak pergi kerumah ibu
maupun sanak saudara dan tetap berada bersama istri di rumah.
3. Keluarga pasien diharapkan ikut mendukung pasien agar tidak terlalu
memikirkan banyak hal
4. Menyarankan pasien agar lebih banyak beribadah dan mendekatkan
diri kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dirinya diberi ketenangan
dalam menghadapi masalah yang ada.
d. Usul Pemeriksaan Penunjang
1. Darah rutin
14

15

2. Tes fungsi ginjal dan fungsi hati


3. EKG
X.

PROGNOSIS
Berdasarkan penemuan bermakna yang didapatkan dari anamnesis
terdapat beberapa faktor yang meringankan, antara lain:
1) pasien memiliki keinginan untuk sembuh
2) pasien datang untuk berobat
3) tidak ada faktor genetik
4) istri selalu mendukung
5) berasal dari layanankesehatan pemerintah /Jamkesmas sehingga tidak
terbebani biaya
6) tilikan pasien 5
Sedangkan untuk faktor yang memperberatnya antara lain:
1) perjalanan penyakit sudah berlangsung lama sejak tahun 2009
Maka dapat disimpulkan bahwa prognosisnya: dubia et bonam.

15

Anda mungkin juga menyukai