Banyak aritmia namun hanya beberapa aritmia saja yang dapat mengakibatkan siklus jantung
menjadi memburuk dan mengakibatkan sudden death. Aritmia yang tergolong kedalam aritmia
mengancam jiwa memerlukan tindakan cepat dan segera.
Aritmia yang tergolong mengancam jiwa diantaranya: Ventrikel Tachycardia dan Ventrikel
Fibrilasi. ...
Istilah Ventrikel Tachycardia sering juga disingkat dengan istilah VITAC . Dua perbedaan
VITAC terletak pada morfologi gelombangnya. Berdasarkan bentuk gelombangnya, VITACH
dibagi dalam 2 morfologi. Yaitu VT monomorfik dan VT polimorfik.
1/8
1. VT monomorfik
2. VT polimorfik
Tatalaksana VT dibagi dalam 2 cara dengan mengacu pada perabaan denyut nadi. VT dengan
denyut nadi masih teraba, dan VT dengan denyut nadi tidak teraba.
Ketika sedang terjadi VT, anda harus memastikan dulu apakah denyut nadinya masih ada atau
2/8
tidak? Pemeriksaan denyut nadi harus dilakukan dalam waktu yang sangat cepat (3-5 detik)
karena semakin lama VT dibiarkan maka ancaman jiwa semakin cepat.
Setelah denyut nadi sudah dapat dipastikan maka tatalaksananya kita bagi dalam 2 cara:
VT yang masih teraba nadi menunjukan bahwa jantung masih melakukan kontraksi dengan
baik. Masih ada sirkulasi (aliran darah) dari jantung ke seluruh tubuh.
Tatalaksananya meliputi:
Umumnya kesadaran pasien tidak menurun sehingga masih bisa diajak bicara.
Jika tekanan darah masih stabil, pilihan terafi adalah obat-obatan anti aritmia yaitu amiodaron
dan lidocaine (xylocard).
3/8
Amiodaron diberikan bolus 150 mg 300 mg (dilarutkan dalam 50 ml Dex 5%) diberikan dalam
10 menit. Jika setelah bolus tidak memberikan efek, pemberian dapat diulang dengan dosis 150
mg setiap 3-5 menit. Untuk pemberian drip, dimulai dari 1 mg/menit selama 6 jam selanjutnya
diturunkan menjadi 0,5 mg/menit selama 18 jam. Total pemberian amiodaron tidak boleh lebih
dari 2,2 gram dalam 24 jam. Amiodarone dapat mengakibatkan efek samping berupa hipotensi
dan dapat meningkatkan kadar SGOT dan SGPT.
Lidocaine dapat menjadi alternatif pilihan kedua. Dosis untuk bolus 0,5 mg 0,75 mg/kgBB drip
dimulai dari 1-4 mg/menit.
Jika tekanan darah sistole < 100 mmHg, kardioversi menjadi pilihan utama.
Kardioversi dimulai dari 200 J, jika tidak berhasil (irama masih VT) energi dinaikan bertahap
300J kemudian kaji irama, jika tidak berhasil naikan energi menjadi 360 Joule.
Sebelum tindakan kardioversi dimulai, inform concern (persetujuan tindakan) harus sudah
disetujui keluarga
Karena pada VT dengan teraba nadi pada umumnya pasien masih sadar, maka pemberian
sedasi dan analgetik harus diberikan agar saat tindakan pasien dalam keadaan tertidur dan
tidak merasakan sensasi yang tidak nyaman.. Midazolam iv 1-2 mg diulang 3-5 menit sampai
efek sedasi tercapai. Dapat juga ditambahkan morfin 2,5 mg iv bolus pelan jika efek sedasi
belum tercapai.
4/8
Midazolam lebih baik dalam hal memory, sehingga setelah midazolam iv diberikan, pasien tidak
ingat apa yang terjadi saat kardioversi dilakukan..
VT dengan tidak teraba nadi menunjukan bahwa jantung tidak melakukan kontraksi dengan
baik.Tidak ada sirkulasi (aliran darah) dari jantung ke seluruh tubuh.
Kesadaran pasien sudah dapat dipastikan menurun (tidak sadar), dan umumnya pada VT tanpa
nadi kondisi pasien disertai dengan efisode kejang
Jika defibrilator belum tersedia, resusitasi jantung paru (RJP) atau CPR lebih baik daripada
tindakan pukul dada (chest tumb). Karena dengan CPR masih memungkinkan adanya sirkulasi
jantung keseluruh tubuh.
5/8
Jika defibrilasi sudah tersedia, energi dimulai dengan 360 J (energi paling tinggi) unsynchronize
Jika 1x defibrilasi 360 J tidak berhasil, berikan efinefrine iv 1mg bolus cepat diikuti plush 20 ml
Nacl 0,9% dengan ekstrimitas diekstensikan.
Prinsif pada VT tanpa nadi adalah DRUG and SHOCK artinya efinefrin dan shock listrik atau
defibrilasi.
Defibrilasi diulang setiap pemberian efinefrin. Energi yang digunakan tetap 360 Joule selama
iramanya masih VT tanpa nadi.
Efinefrine dapat diulang setiap 3-5 menit dengan dosis sama 1 mg selama VT masih menetap.
Obat- obat anti aritmia lain dapat dijadikan pertimbangan jika VT masih menetap. Diantaranya
Amiodarone, Lidokain, MgSO4, Prokainamide dan bikarbonat.
Lebih lanjut anda bisa lihat pada buku Krisna Sundana. INTERPRETASI EKG Pedoman untuk
perawat Penerbit EGC jakarta. Tahun 2008.
6/8
Sekalipun resusitasi (RJP) berhasil dilakukan namun tidak jarang kondisi pasien jatuh pada
kegagalan nafas (respiratory failure) dan pada akhirnya memerlukan dukungan ventilasi
mekanik atau ventilator.
Lebih lanjut tentang ventilator, anda bisa lihat di buku Krisna Sundana. VENTILATOR
Pendekatan Praktis di Unit Perawatan Kritis Edisi I Volume I.Penerbit CICURSHS. Tahun 2008.
Pada VF, sirkulasi dari jantung keseluruh tubuh sudah dipastikan tidak ada. Organ jantung tidak
mengalami kontraksi atau relaksasi tapi hanya bergetar saja.
7/8
Untuk algoritma lebih lanjut anda bisa lihat di buku INTERPRETASI EKG Pedoman untuk
perawat.
www.krisnasundana.com
8/8