Anda di halaman 1dari 13

REKAYASA NILAI DALAM PROYEK

KONSTRUKSI
Disusun untuk memenuhi mata kuliah Rekayasa Nilai

Disusun Oleh :
Maghfur Rozak (21010112130081)

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk dengan kebutuhan tak terbatas. Manusia
membutuhkan tempat tinggal untuk bernaung, infrastruktur untuk kelancaran
aktivitas, dan lain-lain. Semakin banyaknya populasi manusia dunia membuat
kebutuhan akan perumahan dan infrastruktur semakin tinggi, lebih-lebih
didorong oleh berkembangnya perekonomian global. Hal ini memicu semakin
banyaknya proyek konstruksi yang dilakukan.
Dengan semakin banyaknya proyek konstruksi dan adanya keterbatasan
sumber daya, maka inovasi di bidang konstruksi telah banyak dilakukan.
Penemuan material, alat bantu, dan metode baru membuat suatu proyek
konstruksi semakin efisien. Pilihan peggunaan sumber daya pun semakin
banyak dan beragam.
Menyadari adanya permintaan yang tinggi atas proyek konstruksi, para
pelaku usaha konstruksi mulai memikirkan cara agar dapat melaksanakan
proyek dengan seefisien mungkin dan biaya sekecil mungkin. Beberapa
metode penghematan biaya proyek dapat menjadi pilihan. Salah satu usaha
yang dapat dilakukan adalah dengan rekayasa nilai atau value engineering.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari rekayasa nilai?
2. Sejauh mana lingkup rekayasa nilai dalam poyek konstruksi?
3. Apa saja metode yang digunakan dalam rekayasa nilai proyek
konstruksi?
4. Bagaimanakah efektivitas rekayasa nilai pada pembiayaan proyek?
1.3 Tujuan
Mengetahui pengertian dari rekayasa nilai dan pentingnya usaha

tersebut dalam proyek konstruksi.


Mengetahui batas-batas lingkup pembahasan rekayasa nilai dalam

proyek konstruksi.
Mengidentifikasi metode yang digunakan dalam usaha rekayasa nilai.
Menyimpulkan efektifitas rekayasa nilai dalam budgeting proyek.

1.4 Manfaat

Penulis berharap makalah ini dapat membuka pengetahuan awal tentang


rekayasa nilai, khususnya dalam bidang konstruksi. Makalah ini diharapkan
dapat menjadi bahan pengetahuan bagi mahasiswa maupun mmasyarakat
awam mengenai rekayasa nilai.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Proyek Konstruksi
Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan
untuk mencapai tujuan tertentu (bangunan/konstruksi ) dalam batasan waktu,
biaya dan mutu tertentu. Proyek konstruksi selalu memerlukan resources (sumber
daya) yaitu man (manusia), material (bahan bangunan), machine (peralatan),
method (metode pelaksanaan), money (uang), information (informasi), dan time
(waktu).
Dalam Suatu proyek konstruksi terdapat tiga hal penting yang harus
diperhatikan yaitu waktu, biaya dan mutu (Kerzner, 2006). Pada umumnya, mutu
konstruksi merupakan elemen dasar yang harus dijaga untuk senantiasa sesuai
dengan perencanaan. Namun demikian, pada kenyataannya sering terjadi
pembengkakan biaya sekaligus keterlambatan waktu pelaksanaan (Proboyo, 1999;
Tjaturono, 2004). Dengan demikian, seringkali efisiensi dan efektivitas kerja yang
diharapkan tidak tercapai. Hal itu mengakibatkan pengembang akan kehilangan
nilai kompetitif dan peluang pasar (Mora dan Li, 2001).
Adapun pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan proyek konstruksi
antara lain:
1. Pemilik
2. Perencana (konsultan)
3. Pelaksana kontraktor
4. Pengawas (konsultan)
5. Penyandang dana
6. Pemerintah (regulasi)
7. Pemakai bangunan
8. Masyarakat :
a. Asosiasi
b. Masyarakat umum

2.2 Rekayasa
Teknik atau rekayasa (bahasa Inggris: engineering) adalah penerapan ilmu
dan teknologi untuk menyelesaikan permasalahan manusia. Hal ini
diselesaikan lewat pengetahuan, matematika dan pengalaman praktis yang
diterapkan untuk mendesain objek atau proses yang berguna. Para praktisi
teknik profesional disebut insinyur (sarjana teknik).
Menurut sejarahnya, banyak para ahli yang meyakini kemampuan teknik
manusia sudah tertanam secara natural. Hal ini ditandai dengan kemampuan
manusia purba untuk membuat peralatan peralatan dari batu. Dengan kata lain
teknik pada mulanya didasari dengan trial and error untuk menciptakan alat
untuk mempermudah kehidupan manusia. Seiring dengan berjalannya waktu,
ilmu pengetahuan mulai berkembang, dan mulai mengubah cara pandang
manusia terhadap bagaimana alam bekerja. Perkembangan ilmu pengetahuan
ini lah yang kemudian mengubah cara teknik bekerja hingga seperti sekarang
ini. Orang tidak lagi begitu mengandalkan trial and error dalam menciptakan
atau mendesain peralatan, melainkan lebih mengutamakan ilmu pengetahuan
sebagai dasar dalam mendesain.
2.3 Budgeting Proyek
Hal pertama yang harus dilakukan sebelum mulai menyusun budget
proyek adalah mempelajari kontrak dengan seksama. Dua hal yang harus
dilihat dalam kontrak adalah pembagian tugas (scope of work) antara
kontraktor dan client dan jadwal pelaksanaan proyek.
Meskipun jenis proyeknya sama, scope of work bisa berbeda antara satu
proyek dengan proyek yang lain. Untuk melihat beberapa contoh perbedaan
scope of work silakan membaca perbedaan scope of work dan pengaruhnya
terhadap anggaran proyek.
Anggaran atau budget suatu proyek biasanya terbagi menjadi beberapa pos
anggaran. Susunan beberapa pos anggaran tersebut dikenal dengan nama Cost
Breakdown Structure (CBS). Berikut adalah contoh CBS proyek konstruksi :

A Direct dan Indirect Labor


B Contractor Staff
C Heavy Equipments
D Tools
E Consumables
F Mobilisasi & Demobilisasi
G Temporary Facilities
H Suplai Permanent Material
I Sub Contracting Cost
J Insurance
CBS di atas adalah CBS level-1. Setiap proyek bisa memiliki CBS yang
berbeda, meskipun jenis proyeknya sama. Semuanya tergantung pada scope of
work yang ada di dalam kontrak.
Agar penyusunan dan pengendalian anggaran proyek bisa dilakukan
dengan lebih mudah dan lebih teliti, CBS level-1 perlu dipecah-pecah
(dibreak-down) lagi menjadi pos-pos anggaran yang lebih detail, atau biasa
dikenal juga dengan istilah CBS level-2.
Selain Cost Breakdown Structure, dalam menyusun budget suatu proyek
kita juga memerlukan adanya Work Breakdown structure (WBS). Jika CBS
memperlihatkan uraian anggaran berdasarkan pos-pos pembelanjaan, maka
WBS memperlihatkan uraian suatu proyek berdasarkan jenis pekerjaannya.
Silakan membaca breakdown dan pembobotan proyek untuk mengetahui WBS
lebih jauh.
Sebelum mulai menyusun anggaran proyek, kita juga harus membuat
membuat jadwal proyek terlebih dahulu. Jadwal ini nantinya kita perlukan
untuk menentukan mobilisasi dan demobilisasi tenaga kerja, staff dan peralatan
proyek. Untuk menentukan saat mobilisasi dan demobilisasi seringkali kita
harus membuat jadwal proyek hingga WBS level-2 atau bahkan level-3.

Kemudian kita juga harus menyusun struktur organisasi project team.


Struktur ini nantinya kita pakai sebagai dasar pembuatan jadwal penugasan
staff (contractor staff schedule) dalam proyek bersangkutan. Biasanya struktur
organisasi proyek dirumuskan bersama oleh project manager, site manager dan
project control engineer.
Kini setelah mengidentifikasi scope of work dengan seksama, menentukan
Work Breakdown structure, jadwal masing-masing pekerjaan, struktur
organisasi team yang akan diterjunkan ke dalam proyek, dan rencana pos-pos
anggaran yang akan dihitung biayanya (cost breakdown structure), maka kita
pun siap untuk menyusun anggaran proyek secara keseluruhan.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Value Engineering
Sumber pertama menyebutkan:
Value engineering atau disebut rekayasa nilai yaitu suatu teknik untuk
mencapai efektivitas serta efisiensi suatu barang atau jasa, dengan mengacu
kepada fungsi utama dari barang atau jasa tersebut, agar didapatkan manfaat
bersih setinggi-tingginya. Proses perencanaan yang dilakukan dalam
pelaksanaan value engineering selalu didasarkan pada fungsi-fungsi yang
dibutukan serta nilai yang diperoleh. Hal tersebut diperlukan karena
seringkali biaya yang tidak diperlukan terdapat dalam suatu perencanaan
proyek. Untuk itu dalam suatu proyek penting sekali untuk melakukan
penerapan value engineering agar dapat memunculkan alternatif - alternatif
pengganti item pekerjaan lama sebagai rekomendasi bagi pihak-pihak yang
terkait, yang memberikan keuntungan berupa cost saving / penghematan
biaya. (Dep. PU, 1998)
Sumber kedua menyebutkan :
Rekayasa nilai adalah Usaha yang terorganisasi secara sistematis dan
mengaplikasikan

suatu

teknik

yang

telah

diakui,

yaitu

teknik

mengidentifikasikan
fungsi produk atau jasa yang bertujuan memenuhi fungsi yang
diperlukan dengan harga yang terendah (paling ekonomis). (Imam Soeharto,
1995)
Sumber lain :
1. Rekayasa Nilai adalah Evaluasi sistematis atas desain engineering suatu
proyek untuk mendapatkan nilai yang paling tinggi bagi setiap dolar yang
dikeluarkan. Selanjutnya Rekayasa Nilai mengkaji dan memikirkan
berbagai komponen kegiatan seperti pengadaan, pabrikasi, dan konstruksi
serta kegiatan-kegiatan lain dalam kaitannya antara biaya terhadap

fungsinya, dengan tujuan mendapatkan penurunan biaya proyek secara


keseluruhan. (E.R. Fisk, 1982).
2. Rekayasa Nilai adalah Sebuah teknik dalam manajemen menggunakan
pendekatan sistematis untuk mencari keseimbangan fungsi terbaik antara
biaya, keandalan dan kinerja sebuah proyek. (DellIsola).
3. Rekayasa Nilai adalah suatu pendekatan yang terorganisasi dan kreatif
yang bertujuan untuk mengadakan pengidentifikasian biaya yang tidak
perlu. Biaya yang tidak perlu ini adalah biaya yang tidak memberikan
kualitas, kegunaan, sesuatu yang menghidupkan penampilan yang baik
ataupun sifat yang diinginkan oleh konsumen. (Barrie dan Poulson, 1984).
Dari berbagai sumber tersebut, penulis menemukan beberapa kata
kunci, yaitu : usaha, fungsi, perencanaan, dan penurunan biaya.
Maka penulis mendefinisikan rekayasa nilai dalam proyek konstruksi
sebagai berikut:
Suatu USAHA untuk MENURUNKAN BIAYA keseluruhan proyek
konstruksi dengan cara mengidentifikasi FUNGSI yang ada untuk dicari nilai
pengorbanan paling optimum untuk mencapai nilai manfaat dari fungsi
tersebut, yang dilakukan dalam tahap PERENCANAAN proyek konstruksi.
3.2 Lingkup Pekerjaan Rekayasa Nilai dalam Proyek Konstruksi
Karena proyek konstruksi ada bermacam-macam jenisnya, maka terdapat
ruang lingkup yang luas dalam melakukan usaha rekayasa nilai. Sebagai
contoh, pada proyek konstruksi High Rise Building, terdapat ruang lingkup
konstruksi sebagai berikut :
Pekerjaan Tanah dan Pondasi
Pekerjaan Struktur
Pekerjaan Mekanikal Elektrikal dan Plumbing
Pekerjaan Arsitektur
Penataan Lansekap
maka dalam tiap scope of work proyek konstruksi di atas dapat dilakukan
proses rekayasa nilai. Misalnya,:
1. Untuk pekerjaan struktural, fungsi utamanya adalah kekuatan dan
keamanan. Maka dapat dipilih material struktur dengan nilai biaya

manfaat paling optimal yang dapat menunjang kekuatan struktural yang


disyaratkan.
2. Untuk pekerjaan arsitektural dengan beragam fungsi yang diinginkan,
rekayasa nilai dapat diterapkan di hampir seluruh lingkup pekerjaan ini.
3. Untuk pekerjaan tanah semisal galian, rekayasa nilai dapat dilakukan pada
analisis pemilihan dan kombinasi alat berat yang akan digunakan.
Dari asumsi dan analogi proyek serupa, dan dengan mengesampingkan selera
khusus dari masing-masing pengguna hasil konstruksi, maka dapat
disimpulkan bahwa ruang lingkup rekayasa nilai dalam proyek konstruksi
melingkupi semua scope of work dari proyek konstruksi itu sendiri.
3.3 Metode Rekayasa Nilai Proyek Konstruksi
Tahapan usaha rekayasa nilai adalah sebagai berikut :
a. Analisis fungsi
Analisis fungsi merupakan basis utama di dalam value engineering karena
analisis inilah yang membedakan VE dari teknik-teknik penghematan biaya
lainnya. Analisis ini membantu tim VE di dalam menentukan biaya terendah
yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi-fungsi utama dan fungsi-fungsi
pendukung dan mengidentifikasi biaya-biaya yang dapat dikurangi atau
dihilangkan tanpa mempengaruhi kinerja atau kendala produk.
b. Spekulasi
Tim VE menggunakan suatu proses interaksi kelompok yang kreatif untuk
mengidentifikasi gagasan alternatif guna memenuhi fungsi suatu sistem atau
subsistem.
c. Komparasi
Gagasan yang muncul selama Fase Spekulatif/Kreatif disaring dan dievaluasi
oleh tim. Gagasan yang memiliki potensi penghematan biaya dan peningkatan
mutu proyek dipilih untuk ditelaah lebih lanjut.

d. Rekomendasi dan Pelaporan

Setelah beberapa opsi penghematan dan optimasi dilakukan, tim VE harus


mengambil suatu kesimpulan, sebagai bahan rekomendasi untuk kepala
perencana proyek konstruksi.
3.4 Efektivitas Rekayasa Nilai dalam Proyek Konstruksi
Perhitungan besarnya prosentase penghematan biaya konstruksi dari hasil
rekayasa nilai dapat diketahui dengan cara : menghitung harga satuan alternatif
gagasan, menghitung ulang biaya konstruksi, lalu menghitung total biaya
alternatif. Perbandingan antara selisih biaya total dengan biaya total awal itulah
prosentase penghematan hasil rekayasa nilai.
Perbedaan harga satuan alternatif gagasan dengan harga satuan gagasan
awal dapat bevariasi sesuai lingkup pekerjaan yang dianalisis dengan rekayasa
nilai. Misalnya, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Utus Hari Pristanti
(2009) pada proyek pembangunan RS Kediri, dapat dilakukan penghematan
biaya pekerjaan kamar mandi sebesar 10,1%, pekerjaan pintu sebesar 28%,
pekerjaan dinding sebesar 6,1% dan pekerjaan jendela sebesar 21,9%. Total
penghematan biaya proyek tersebut sebesar 2,8% setelah melalui tahap
rekayasa nilai.
Akan tetapi, tidak dapat diambil suatu kesimpulan angka prosentase
penghematan total hasil rekayasa nilai untuk proyek konstruksi secara umum.
Hal ini dikarenakan salah satu dari sifat proyek, yaitu unik. Artinya bahwa
selera dari owner, lingkup pekerjaan proyek, dan volume proyek yang sangat
beragam.

BAB IV
KESIMPULAN
1. Rekayasa nilai atau value engineering adalah suatu usaha untuk menurunkan
biaya keseluruhan proyek konstruksi dengan cara mengidentifikasi fungsi
yang ada untuk dicari nilai pengorbanan paling optimum untuk mencapai
nilai manfaat dari fungsi tersebut, yang dilakukan dalam tahap perencanaa
proyek konstruksi.
2. Ruang lingkup rekayasa nilai dalam proyek konstruksi sangatlah luas,
melingkupi semua scope of work dari proyek konstruksi itu sendiri.
3. Metode rekayasa nilai dilakukan melalui beberapa tahapan : analisis fungsi,
spekulasi alternatif, komparasi gagasan, lalu rekomendasi dan pelaporan.
4. Tidak dapat ditentukan angka prosentase penghematan biaya hasil analisis
rekayasa nilai untuk proyek konstruksi secara umum. Hal ini karena sifat unik
proyek dan banyaknya perbedaan antar proyek mulai dari selera owner,
lingkup pekerjaan proyek, dan besar kecilnya ukuran proyek konstruksi.
Namun dari hasil penelitian empiris dapat ditaksir prosentase penghematan
untuk pekerjaan tertentu.

DAFTAR PUSTAKA
DellIsola, Alphonse. 1975. VALUE ENGINEERING IN CONSTRUCTION
INDUSTRY. Van Nostrand Company: New York.
Dinas Pekerjaan Umum. 1998. PEDOMAN STUDI KELAYAKAN PROYEK
JALAN DAN JEMBATAN.
Kerzner, Harold. 2006. MANAGEMENT LOGIC PUZZLE. Amazon Media.
Marzuki, Puti F. 2007. REKAYASA NILAI : KONSEP DAN PENERAPANNYA
DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI. ITB : Bandung.
Pristanti, Utus H. 2009. PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA
PEMBANGUNAN GEDUNG RSUD KOTA KEDIRI. ITS: Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai