Anda di halaman 1dari 15

Perencanaan dan Pengembangan Karir

Landasan Teori
1.

Perencanaan Karir

A. Pengertian Perencanaan Karir (Career Planning)


Perencanaan Karir (career planning) terdiri atas dua suku kata, yaitu perencanaan dan
karir. perencanaan didefinisikan sebagai proses penentuan rencana atau kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan pada masa yang akan datang. sedangkan karir adalah semua
pekerjaan yang dilakukan seseorang selama masa kerjanya yang memberikan
kelangsungan, keteraturan dan nilai bagi kehidupan seseorang.
Jadi perencanaan karir (career planning) adalah suatu proses dimana individu dapat
mengidentifikasi dan mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan-tujuan
karirnya. Melalui perencanaan karir (career planning) setiap individu mengevaluasi
kemampuan dan minatnya sendiri, mempertimbangkan kesempatan karir alternative,
menyusun tujuan karir, dan merencanakan aktivitas-aktivitas pengembangan praktis.
Menurut Simamora (2001) dalam jurnalsdm.blogspot,
individu merencanakan karir guna meningkatkan status dan kompensasi, memastikan
keselamatan pekerjaan, dan mempertahankan kemampuan dalam pasar tenaga kerja yang
berubah. Disisi lain, organisasi mendorong manajemen karir individu karena ingin
mengembangkan dan mempromosikan karyawan dari dalam perusahaan, mengurangi
kekurangan tenaga berbakat yang dapat dipromosikan, menyatakan minat pada karyawan,
meningkatkan produktivitas, mengurangi turnover karyawan, memungkinkan manajer
untuk menyatakan minat pribadi terhadap bawahannya, menciptakan cita rekrutmen yang
positif.

B. Elemen Utama Perencanaan Karir (Career Planning)


Pada dasarnya perencanaan karir terdiri atas 2 (dua) elemen utama yaitu :

1. Perencanaan Karir Individual (Individual Career Planning)


Perencanaan karir individual terfokus pada individu yang meliputi latihan diagnostic,
dan prosedur untuk membantu individu tersebut menentukan siapa saya dari segi
potensi dan kemampuannya.
Perencanaan karir individual meliputi :
a. Penilaian diri untuk menentukan kekuatan, kelemahan, tujuan, aspirasi,
preferensi, kebutuhan, ataupunjangka karirnya (career anchor)
b. Penilaian pasar tenaga kerja untuk menentukan tipe kesempatan yang tersedia
baik di dalam maupun di luar organisasi
c. Penyusunan tujuan karir berdasarkan evaluasi diri
d. Pencocokan kesempatan terhadap kebutuhan dan tujuan serta pengembangan
strategi karir
e. Perencanaan transisi karir.
2. Perencanaan Karir Organisasional (Organizational Career Planning)
Perencanaan karir organisasional mengintegrasikan kebutuhan SDM dan sejumlah
aktivitas karir dengan lebih menitikberatkan pada jenjang atau jalur karir (career
path). Tujuan program perencanaan karir organisasional adalah :
a. Pengembangan yang lebih efektif tenaga berbakat yang tersedia.
b. Kesempatan penilaian diri bagi karyawan untuk memikirikan jalur-jalur karir
tradisional atau jalur karir yang baru.
c. Pengembangan sumber daya manusia yang lebih efisien di dalam dan di antara
divisi dan/atau lokasi geografis
d. Kepuasan kebutuhan pengembangan pribadi karyawan

e. Peningkatan kinerja melalui pengalaman on the job training yang diberikan oleh
perpindahan karir vertical dan horizontal
f. Meningkatkan loyalitas dan motivasi karyawan yang dapat menyebabkan
berkurangnya perputaran karyawan
g.

Suatu metode penentuan kebutuhan pelatihan dan pengembangan.

C. Langkah- Langkah Perencanaan Karir


Proses atau langkah-langkah yang akan ditempuh untuk menyusun rencana karir terdiri
atas hal-hal berikut ini :
1. Menilai Diri Sendiri
Hal utama dalam memulai perencanaan karir adalah bertanya atau memahami diri
sendiri. Mengenali peluang-peluang, kesempatan-kesempatan, kendala-kendala,
pilihan-pilihan, konsekuensi-konsekuensi, keterampilan, bakat dan nilai berhubungan
pada kesempatan karir.
2. Menetapkan Tujuan Karir
Setelah orang dapat menilai kekuatan, kelemahan, dan setelah mendapat pengetahuan
tentang arah dari kesempatan kerja, maka tujuan karir dapat diidentifikasi dan
kemudian dibentuk.
3. Menyiapkan Rencana-Rencana
Rencana tersebut mungkin dibuat dari berbagai macam desain kegiatan untuk
mencapai tujuan karir.
4. Melaksanakan Rencana- Rencana
Untuk mengimplementasikan satu rencana kebanyakan diperlukan iklim organisasi
yang mendukung. Artinya bahwa manajemen tingkat atas harus mengajak semua
tingkatan dari manajemen untuk membantu bawahan mereka dalam meningkatkan
karir mereka.

D. Manfaat Perencanaan Karir


Dengan adanya perencanaan karir, maka perusahaan dapat :
1. Menurunkan tingkat perputaran karyawan (turnover), dimana perhatian terhadap karir
individual dalam perencanaan karir yang telah ditetapkan akan dapat meningkatkan
loyalitas pada perusahaan di mana mnereka bekerja, sehingga akan memungkinkan
menurunkan tingkat perputaran karyawan.
2. Mendorong pertumbuhan, dimana perencanaan karir yang baik akan dapat
mendorong semangat kerja karyawan untuk tumbuh dan berkembang. Dengan
demikian motivasi karyawan dapat terpelihara.
3. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi akan sumber daya manusia di masa yang
akan datang.
4. Memberikan informasi kepada organisasi dan individu yang lebih baik mengenai jalur
potensial karir di dalam suatu organisasi.
5. Mengembangkan pegawai yang dapat dipromosikan, perencanaan karir membantu
membangun penawaran internal atas talenta yang dapat dipromosikan untuk
mempertemukan dengan lowongan yang disebabkan oleh masa pension, berhenti
bekerja dan pengembangan.
6. Menyediakan fasilitas bagi penempatan internasional, organisasi global menggunakan
perencanaan karir untuk membantu mengidentifikasikan dan mempersiapkan
penempatan di luar negeri.
7. Membantu menciptakan keanekaragaman angkatan kerja, ketika mereka diberikan
bantuan perencanaan karir, pekerja dengan latar belakang berbeda dapat belajar
tentang harapan-harapan organisasi untuk pertumbuhan sendiri dan pengembangan.
8. Membuka jalan bagi karyawan yang potensial, perencanaan karir memberikan
keberanian kepada karyawan untuk melangkah maju kemampuan potensial mereka
karena mereka mempunyai tujuan karir yang spesifik, tidak hanya mempersiapkan
pekerja untuk lowongan di masa depan.

9. Mengurangi kelebihan, perencanaan karir menyebabkan karyawan, manajer dan


departemen sumber daya manusia menjadi berhati-hati atas kualifikasi karyawan,
mencegah manajer yang mau menang sendiri dari pembatasan sub-ordinate kunci.
10. Membantu pelaksanaan rencana-rencana kegiatan yang telah disetujui, perencanaan
karir dapat membantu anggota kelompok agar siap untuk jabatan-jabatan penting,
persiapan ini akan membantu pencapaian rencana-rencana kegiatan yang telah
disetujui.
E. Metode Perencanaan Karir
Perencanaan karir dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
1. Pendidikan karir
2. Penyediaan informasi
3. Bimbingan karir
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Karir
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perencaan karir, di mana seseorang akan
mengakui dan mau mempertimbangkan faktor-faktor tersebut saat mereka merencanakan
karir, yaitu sebagai berikut :
Tahap Kehidupan Karir
Seseorang akan berubah secara terus menerus dan kemudian memandang perbedaan karir
mereka pada berbagai tingkatan dalam hidupnya.
Dasar Karir
Setiap orang dapat memiliki aspirasi, latar belakang dan pengalaman yang berbeda satu
dengan yang lain.
Ada lima perbedaan motif dasar karir yang menjelaskan jalan bagi orang-orang untuk
memilih dan mempersiapkan karirnya, di mana mereka menyebutnya sebagai jangkar
karir (career anchors) yaitu antara lain:

a. Kemampuan manajerial
Tujuan karir bagi manajer adalah untuk meningkatkan kualitas dari diri sendiri,
analitis dan kemampuan emosional.
b. Kemampuan fungsional-teknis
Digunakan para teknisi yang akan melanjutkan pengembangan dari bakat teknisnya.
Orang-orang tersebut tidak mencari kedudukan dalam manajerial.
c. Keamanan
Digunakan untuk kesadaran keamanan individu untuk memantapkan kesadaran karir
mereka.
d.

Kreativitas
Seseorang yang kreatif memiliki sedikit sikap seperti pengusaha. Mereka ingin
menciptakan atau membangun sesuatu yang benar-benar milik mereka.

e. Otonomi dan kebebasan


Dasar karir ini digunakan untuk orang yang memiliki hasrat kebebasan agar bebas
dari aturan-aturan organisasi. Mereka menilai otonomi dan ingin menjadi bos dari
mereka sendiri dan bekerja pada langkah mereka sendiri.
G. Kebutuhan Karyawan Dalam Perencanaan Karir
1. CAREER EQUITY / KEADILAN KARIR
Karyawan ingin keadilan dalam hal system promosi

dengan menerima peluang

kemajuan karir.
2. SUPERVISORY CONCERN / PERHATIAN SUPERVISOR
Karyawan ingin supervisornya memainkan peran aktif dalam mengembangkan karir dan
memberikan umpan balik kinerja tepat pada waktunya
3. AWARENESS OF OPPORTUNITIES /SADAR AKAN PELUANG-PELUAN

Karyawan ingin pengetahuan tentang peluang-peluang kemajuan karir.


4. EMPLOYEE INTEREST
Karyawan membutuhkan jumlah perbedaan dari informasi dan memiliki perbedaan
tingkatan dari kemajuan karir yang tergantung pada berbagai macam faktor.
5. CAREER SATISFACTION
Karyawan tergantung pd usia dan jabatan mereka memeiliki perbedaan tingkatan dari
keputusan karir.

II. Pengembangan Karir (Career Development)


Pengembangan karier dapat didefinisikan sebagai :
1) Suatu usaha formal, terorganisasi, dan terencana untuk mencapai keseimbangan antara
kebutuhan karier individu dan tuntutan angkatan kerja organisiasional, dan
2) Suatu usaha yang terus menerus secara formal dilakukan oleh organisasi yang berfokus
pada pengayaan sumber daya manusia organisasi, dalam rangka memenuhi kebutuhan
baik individu maupun organisasi
Pengembangan

karir

(career

development)

meliputi

aktivitas-aktivitas

untuk

mempersiapkan seorang individu pada kemajuan jalur karir yang direncanakan. Beberapa
prinsip pengembangan karir adalah sebagai berikut :
1.

Pekerjaan itu sendiri mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap


pengembangan karir.

2.

Bentuk pengembangan skill yang dibutuhkan ditentukan oleh permintaan


pekerjaan yang spesifik

3.

Pengembangan akan terjadi hanya jika seorang individu belum memperoleh skill
yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan

4.

Waktu yang digunakan untuk pengembangan dapat direduksi/dikurangi dengan


mengidentifikasi rangkaian penempatan pekerjaan individu yang rasional.

Implementasi

perencanaan

karir

merupakan

pengembangan

karir.

Untuk

itu

pengembangan karir dapat didefinisikan sebagai semua usaha pribadi karyawan yang
ditujukan untuk melaksanakan rencana karirnya melalui pendidikan, pelatihan, pencarian
dan perolehan kerja, serta pengalaman kerja.
Titik awal pengembangan karir dimulai dari diri karyawan sendiri, di mana setiap orang
bertanggung jawab atas pengembangan atau kemajuan karirnya. Setelah komitmen
dimiliki, beberapa kegiatan pengembangan menguntungkan karyawan dan organisasi,
departemen SDM melakukan pelatihan dan pengembangan bagi karyawan.
A. Manfaat Pengembangan Karir
Pada dasarnya pengembangan karir dapat bermanfaat bagi organisasi maupun
karyawan.
a. Bagi organisasi, pengembangan karir dapat :
1. Menjamin ketersediaan bakat yang diperlukan
2. Meningkatkan

kemampuan

organisasi

untuk

mendapatkan

dan

mempertahankan karyawan-karyawan yang berkualitas


3. Menjamin agar kelompok-kelompok minoritas dan wanita mempunyai
kesempatan yang sama untuk meningkatkan karir.
4. mengurangi frustasi karyawan
5. Mendorong adanya keanekaragaman budaya dalam sebuah organisasi
6. Meningkatkan nama baik organisasi.
b. Bagi karyawan, pengembangan karir identik dengan keberhasilan, karena
pengembangan karir bermanfaat untuk dapat :
1. Menggunakan potensi seseorang dengan sepenuhnya.

2. Menambah tantangan dalam bekerja


3. Meningkatkan otonomi
4. Meningkatkan tanggung jawab.
5. Merancang Sistem Pengembangan Karier
Menurut Bernardin dan Russel (1998), suatu sistem pengembangan karier yang efektif harus
berusaha mengintegrasikan serangkaian perencanaan karier individual dan aktivitas manajemen
karier organisasional yang melibatkan karyawan, manajemen dan organisasi.
Berbagai komponen karier (aktivitas dan alat) tersedia untuk digunakan organisasi, meliputi :
1.

Alat-alat penilaian sendiri (misal,workshop perencanaan karier, career


workshop)Konseling individual;

2.

Servis informasi (missal, system posting pekerjaan, inventori keahlian, tangga atau jalur
karier, pusat sumber karier dan format komunikasi lain);

3.

Program pekerjaan awal (missal, program sosialisasi antisipatori, rekrutmen realistik,


program oreintasi karyawan);

4.

Program penilaian organisasional (pusat penelitian, testing psikologis, perencanaan


suksesi),dan

5.

Program bersifat pengembangan (misal, pusat penialain, program rotasi pekerjaan,


pelatihan in-house, tuition-refund plands).

Menurut Byars dan Rue (1997), menyatakan bahwa ada empat langkah dasar yang harus diikuti
agar implementasi program pengembangan karier berhasil , yaitu :
1.

Penilaian individu

2.

Penilaian organisasi

3.

Mengomunikasikan pilihan karier

4.

Bimbingan karier

Berikut adalah beberapa saran khusus, yang dikemukan oleh Byars dan Rue (1997), untuk
membantu para manajer agar dapat pembimbing karier yang lebih baik, yaitu :
1. Temukan batas-batas pembimbing karier.
2.

Respect confidentiality.

3.

Menjalin suatu hubungan.

4.

Dengarkan secara efektif.

5.

Mempertimbangkan altenatif.

6.

Cari dan sebarkan informasi.

7.

Bantu dengan mendifinisikan dan merencanakan sasaran.

Mondy dan Noe (1996), mengemukakan beberapa metode yang biasa digunakan oleh organisasi
dan di antaranya digunakan dengan berbagai variasi dan kombinasi, yaitu :
1. Diskusi atasan-bawahan.
2. Bahan-bahan dari perusahaan.
3. Sistem penilaian kinerja.
4. Workshop.

B. SIKLUS KARIR
Tahapan-tahapan pengembangan karir seseorang, terdiri dari :
1. TAHAP PERTUMBUHAN
Periode dari lahir sampai usia 14 tahun. Orang mengembangkan konsep diri
dengan mengidentifikasikan diri dan berinteraksi dengan orang lain (keluarga,
teman, guru,dll)
2. TAHAP PENJELAJAHAN

Usia 15 sampai dengan 24 tahun. Secara serius menjelajahi berbagai alternative


kedudukan , berusaha mencocokkan alternative tersebut dengan minat dan
kemampuan.
3. TAHAP PENETAPAN TUJUAN
Usia 24 sampai dengan 44 tahun. Jantung dari kehidupan kerja, terdiri dari :
-

Sub Tahap Percobaan


Usia 25 sampai dengan 30 tahun. Menentukan apakah bidang pilihannya
cocok, jika tidak maka akan mengubahnya.

Sub Tahap Pemantapan


Usia 30 sampai dengan 40 tahun. Kedudukan diperusahaan ditetapkan dan
perencanaan karir lebih eksplisit dijalankan.

Sub Tahap Krisis Pertengahan Karir


Membuat penilaian baru yang besar atas kemajuan mereka sehubungan
dengan ambisi dan tujuan awal karir.

4. TAHAP PEMELIHARAAN
Usia 45 sampai dengan 60 tahun. Menciptakan suatutempat didunia kerja dan
kebanyakan usaha sekarang diarahkan pada memelihara tempat tersebut.
5. TAHAP KEMEROSOTAN
Orang menghadapi prospek harus menerima berkurangnya level kekuasaan dan
bertanggung jawab.

STUDI KASUS DAN PERUMUSAN MASALAH


Saya berharap dapat membicarakan masalah ini dengan Wika pikir Citra. Wika telah menjadi
pembimbingnya selama beberapa tahun di Artha Consulting, namun sekarang dia lah
masalahnya. Citra berpikir kembali kepada awal keterkaitannya dengan Artha Consulting dan

dengan Wika. Citra telah bergabung dengan perusahaan itu sebagai seorang penulis dan editor.
Pekerjaan selama tahun-tahun awal adalah merevisi dan memperhalus laporan bisnis konsultan
itu. Pekerjaan itu telah membawanya kepada kontak yang sering dengan Wika, yang pada saat
merupakan wakil direktur senior. Citra menyukai berdiskusi tentang pekerjaan konsultan itu
dengan Wika, dan saat ia memutuskan untuk berusaha bergabung dengan kelompok konsultan
itu,ia meminta bantuan Wika. Wika menjadi pembimbingnya dan juga atasannya dan
membantunya melalui transisi yang berhasil menjadi konsultan dan pada akhirnya menjadi
rekanan. Pada setiap promosi hingga menjadi rekanan, Citra menguatkan hubungannya dengan
para bawahan barunya dan juga dengan rekan kerjannya dengan mengakui kejanggalan awal
yang tidak dapat dihindari dan dengan bertemu dengan setiap orang secara pribadi untuk
menempa sebuah hubungan kerja yang baru. Karirnya maju terus, dan saat Wika pindah untuk
menjalankan sebuah usaha penerbitan software pemula untuk Artha Consulting, Citra
dipromosikan untuk menggatikan Wika. Namun, usaha baru Wika itu terhuyung,dan para
rekanan memutuskan bahwa orang lain harus menggantikannya. Diluar fakta bahwa Citra jauh
lebih muda daripada Wika dan pernah bekerja untuknya, ia diberikan tugas untuk
menyelamatkan operasi pemula itu.
Ketidaknyamanan Citra atas tugas itu hanya tumbuh saat ia mulai meninjau sejarah usaha yang
baru. Misi penyelamatannya akan merupakan memperbaiki sebagian besar dari apa yang telah
dikerjakan Wika,membalikkan keputusannya tentang segala hal dari rancangan produk hingga
pemasaran dan pembuatan harga. Citra begitu segan untuk mengecam mantan pembimbing dan
atasannya sehungga ia menemukan dirinya tidak mampu mendiskusikan solusi yang
diusulkannya secara langsung kapada Wika. Ia meragukan bahwa pengalamannya dimasa lalu
telah menyiapkannya untuk mengambil peran atasan Wika, dan dalam keadan sulit ini
kebutuhannnya untuk membalikkkan operasional dirasanya seperti menuangkan garam ke lukalukanya.

Perumusan masalah dari kasus di atas, antara lain :


1. Bagaimana peran Citra dalam pengembangan karir Wika sekarang? Adakah peran Artha
Consulting dalam hal demikian ?

2. Saran apa yang akan ditawarkan kepada Citra untuk mendekat Wika ?
3. Bila Citra harus memberhentikan Wika, bagaimana saran secara khusus tentang apa yang
harus dikerjakan Citra ?
4. Asumsikan

bahwa

Citra

telah

mendengar

desas

desus

bahwa

Wika

telah

mempertimbangkan untuk mengundurkan diri. Apa yang harus dilakukan atas hal itu ?

PEMBAHASAN
Adapun penyelesaian yang diberikan untuk jawaban studi kasus yang telah diuraikan dimuka
akan diterangkan di bawah ini sesuai dengan uraian kajian teori yang telah diberikan.
1)

Penyelesaian soal kasus 1

Dalam hal ini Citra harus mampu menciptakan hubungan peran yang optimal dalam
pengembangan karier Wika yang baru saja posisinya tergantikan akibat tidak berhasil dalam
pemasaran software baru. Karier Wika harus tetap diperhatikan karena bagaimanapun juga ia
adalah bagian dari organisasi yang sudah lama berpartisipasi dengan perusahaan dan telah
sempat menduduki posisi fungsional. Oleh sebab itu karir dari Wika tetap harus diperhatikan
agar ia lebih bekerja lagi secara optimal. Karena kegagalan yang ia dapat adalah suatu akibat dari
pekerjaannya yang kurang optimal. Artha Consulting harus melakukan peran seperti ini yang
tentu saja akan berimbas untuk mengurangi turn over dari karyawannya.
2)

Penyelesaian soal kasus 2

Citra dan Wika adalah rekan yang dekat, mereka sudah lama saling berinteraksi baik dalam
pekerjaan maupun diluar pekerjaan. terlebih kebiasaan dari Citra yang selalu mengupayakan
pendekatan pribadi dengan karyawannya dalam pekerjaan baru dapat ia praktekkan untuk
mendekati Wika. Melalui pendekatan pribadi hubungan emosional akan lebih terjalin dan akan
dapat tersalurkan tujuan dari Citra untuk dapat membicarakan permasalahan yang terjadi pada
Wika.

3)

Penyelesaian soal kasus 3

Saran yang dapat kita berikan kepada Citra apabila Wika harus diberhentikan adalah agar
pemecatan tersebut dirasa cukup adil diterima oleh Wika harus diperhatikan beberapa hal, antara
lain :
a.

Citra harus menghindari penampilan berkuasa dan dominasi

b.

Hindari perilaku menang kalah

c.

Tetap bersifat bisnis dan professional

d. Sedapat mungkin pertahankanlah sebuah perasaan yang baik tentang perusahaan yang
diperoleh.

4)

Penyelesaian soal kasus 4

Karir sesungguhnya diadakan untuk mengurangi turn over dari karyawan, maka sedapat mungkin
Citra harus mengupayakan untuk mempertahankan Wika karena peran sertanya dalam
perusahaan yang sudah cukup lama. Namun apabila ternyata desas-desus pengunduran diri itu
benar terjadi, maka Citra harus mempersiapkan pengganti yang tepat dan juga tetap membina
hubungan baik dengan Wika.

Kesimpulan

Melalui uraian pembahasan tentang kasus di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
manajemen karir harus melibatkan semua pihak termasuk pegawai yang bersangkutan dengan
unit tempat si pegawai bekerja, dan organisasi secara keseluruhan. Oleh karena itu manajemen
karir mencakup area kegiatan yang sangat luas. Pentingnya manajemen karir bagi karyawan
adalah untuk meningkatkan potensi dan produktifitas bagi kemajuan dirinya, sedangkan bagi
perusahaan adalah untuk merencanakan SDM mereka dalam meningkatkan nilai bisnis
perusahaan dan kompetisi bisnis.

Saran
a.

Banyak karyawan perusahaan yang tidak mampu berkompetisi bahkan mundur dari
posisinya karena emosi, kemampuan, dan pengetahuan mereka yang belum mendukung.
Perusahaan sebagai tempat mengembangkan ide dan potensi karyawan sangat berperan
dalam mengarahkan karir pegawainya supaya dapat berkembang sesuai dengan potensi
karyawannya. Oleh karena itu perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar profit bagi
bisnisnya saja namun berusaha meningkatkan kemampuan dan pengetahuan karyawan
mereka.

b.

Dalam organisasi, terdapat berbagai masalah yang berhubungan dengan karir pegawai. Ada
yang tidak terlampau serius sehingga dapat dipecahkan dalam tempo relatif cepat. Ada pula
yang sangat serius sehingga mengganggu pekerjaan si pegawai sendiri maupun pekerjaan
rekan sekerja lainnya. Dalam keadaan seperti ini, konseling karir sangat diperlukan, baik
oleh pegawai maupun oleh organisasi. Bahkan organisasi yang cukup besar seringkali
merasa perlu mempekerjakan seorang pakar (konselor) yang khusus menangani masalahmasalah karir ini.

Anda mungkin juga menyukai