Anda di halaman 1dari 4

PUSKESMAS

KEDUNDUNG

STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL


ARTRITIS REUMATOID
Nomor Dokumen

Nomor Revisi

Tanggal Terbit

Halaman

Ditetapkan :
KEPALA PUSKESMAS KEDUNDUNG

Drg. ENI SURYAWATI


NIP. 19620704 198803 2 006
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR

Penyakit autoimun yang ditandai dengan terdapatnya sinovitis erosif simetrik yang
walaupun terutama mengenai jaringan persendian, seringkali juga melibatkan organ
tubuh lainnya.
Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk pedoman dokter dalam memberikan terapi
pada pasien artritis reumatoid sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien
dan mencegah komplikasi lebih lanjut
Diagnosis Klinis
Diagnosis RA biasanya didasarkan pada gambaran klinis dan radiografis.
Kriteria Diagnosis berdasarkan ACR tahun 1987:
a. Kaku pagi, sekurangnya 1 jam.
b. Artritis pada sekurangnya 3 sendi.
c. Artritis pada sendi pergelangan tangan, metacarpophalanx (MCP) dan
Proximal Interphalanx (PIP).
d. Artritis yang simetris.
e. Nodul rheumatoid.
f. Faktor reumatoid serum positif. Hasil positif dijumpai pada sebagian besar
kasus (85%), sedangkan hasil negatif tidak menyingkirkan adanya RA.
g. Gambaran radiologik yang spesifik.
h. LED dan CRP meningkat.
i. Analisis cairan sendi: terdapat gambaran inflamasi ringan-sedang.
Pemeriksaan Penunjang : LED
Rencana Penatalaksanaan Komprehensif
a.
b.
c.
d.

Pasien diberikan informasi untuk memproteksi sendi, terutama pada


stadium akut dengan menggunakan decker.
Pemberian obat anti inflamasi non-steroid, seperti: diklofenak 50-100 mg
2x/hari, meloksikam 7,515 mg/hari, celecoxib 200-400 mg/sehari.
Pemberian golongan steroid, seperti: prednison atau metil prednisolon
dosis rendah (sebagai bridging therapy).
Fisioterapi, tatalaksana okupasi, bila perlu dapat diberikan ortosis.

Kriteria rujukan
a. Tidak membaik dengan pemberian obat anti inflamasi dan steroid dosis rendah.
b. RA dengan komplikasi.
c. Rujukan pembedahan jika terjadi deformitas

PUSKESMAS
KEDUNDUNG

STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL


DIABETES MELITUS
Nomor Dokumen
Tanggal Terbit

Nomor Revisi

Halaman

Ditetapkan :
KEPALA PUSKESMAS KEDUNDUNG

Drg. ENI SURYAWATI


NIP. 19620704 198803 2 006
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN

Gangguan metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia akibat defek pada kerja
insulin (resistensi insulin) dan sekresi insulin atau kedua-duanya.
Prosedur ini dibuat dimaksudkan agar dokter puskesmas dapat melakukan
pengobatan pasien diabetes melitus dengan baik agar gula darah pasien dapat
terkontrol dengan baik sehingga dapat mencegah komplikasi lebih lanjut
Diagnosis Klinis

Pemeriksaan Penunjang Lanjutan (bila diperlukan)


Urinalisis (proteinuri dan mikroalbuminuria), funduskopi, ureum, kreatinin, lipid

profil, EKG, foto thorak.


Rencana Penatalaksanaan komprehensif (Plan)
Terapi untuk Diabetes Melitus dilakukan dengan modifikasi gaya hidup dan
pengobatan (algoritma pengelolaan DM tipe 2)

Cara Pemberian OHO, terdiri dari:


a. OHO dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara bertahapsesuai re
ns kadar glukosa darah, dapat diberikansampai dosis optimal.
b. Sulfonilurea: 15 30 menit sebelum makan.
c. Repaglinid, Nateglinid: sesaat sebelum makan.
d. Metformin : sebelum/pada saat/sesudah makan.
e. Penghambat glukosidase (Acarbose): bersama makan suapanpertama.
f. Tiazolidindion: tidak bergantung pada jadwal makan.

g.

DPP-IV inhibitor dapat diberikan bersama makan dan atausebelum makan.

Kriteria Rujukan
untuk penanganan tindak lanjut pada kondisi berikut:
a. DM dengan komplikasi
b. DM dengan kontrol gula buruk
c. DM dengan infeksi berat
d. DM dengan kehamilan
e. DM type 1

Anda mungkin juga menyukai