TINJAUAN PUSTAKA
pemrosesan
buah
kelapa
sawit
menjadi
ekstrak
minyak
sawit,menghasilkan limbah padat yang sangat banyak dalam bentuk serat, cangkang
dan tandan buah kosong, dimana untuk setiap 100 ton tandan buah segar yang
diproses ,akan di dapat lebih kurang 20 ton cangkang, 7 ton serat dan 25 ton tandan
kosong. Untuk membantu pembuangan limbah dan pemulihan energi,cangkang dan serat
ini
digunakan
lagi
sebagai
bahan
bakar
untuk
menghasilkan
uap
pada
Gambar 3. Kuat tekan beton arang cangkang sawit pada umur 7 dan 28 hari
A
Beton dengan agregat kasar 50% arang cangkang sawit dirawat dalam ruang lembab
Beton dengan agregat kasar 50% arang cangkang sawit dirawat dengan perendaman
Beton dengan agregat kasar 100% arang cangkang sawit dirawat dalam ruang lembab
Beton dengan agregat kasar 100% arang cangkang sawit dirawat dengan perendaman
Gambar 3 menunjukkan bahwa penggunaan arang cangkang sawit sebagai bahan cam-
puran beton tidak dapat menghasilkan kuat tekan yang memadai sebagai beton struk- tural namun
masih memungkinkan untuk digunakan sebagai beton ringan nonstruk- tural.
Tahun 2009 Syaifullah Ali dari jurusan teknik sipil Politeknik Negeri Padang
melakukan penelitian yaitu mengenai Karakteristik Marshall Campuran Hot Rooled Sheet
(HRS) yang Mengandung Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Agregat Kasar. Melalui
penelitiannya dia mencoba mencari alternatif bahan lain yang dapat digunakan sebagai
agregat dalam campuran aspal, dia mencoba memanfaatkan limbah cangkang kelapa sawit
sebagai pengganti sebagian agregat kasar dalam campuran HRS.
Dari semua hasil yang diperoleh ternyata karakteristik campuran HRS dapat
dipenuhi, sehingga cangkang kelapa sawit yang selama ini hanya sebagai limbah yang
dibuang begitu saja dapat digunakan sebagai pengganti sebagian agregat kasar dalam
campuran beraspal terutama campuran HRS-WC.
Arifal Hidayat, ST, MT dan Anton Ariyanto, M.Eng juga melakukan penelitian
mengenai Pengaruh Penambahan Cangkang Kelapa Sawit Terhadap Kuat Tekan Beton Fc
30 MPa. Dalam penelitiannya mereka mencoba memanfaatkan limbah cangkang kelapa
sawit sebagai pengganti sebagian agregat kasar pada campuran beton. Dengan penelitian ini
diharapkan dapat menghasilkan beton dengan mutu yang baik dan tidak menurunkan nilai
kekuatan beton, selain itu juga dapat mengurangi dampak negative dari limbah cangkang
kelapa sawit terhadap lingkungan. Perencanaan campuran brton menggunakan DoE
(Departement of Enviroment) yang berlaku di Indonesia.
Berdasarkan penelitian diperoleh peningkatan kuat tekan beton dengan penggunaan
cangkang kelapa sawit yaitu dengan presentase 5% dari berat agregat kasar.
F. Elsa Putra (2003), telah mengadakan penelitian
terhadap
cangkang
kelapa
sawit guna mendapatkan suatu bahan baru untuk beton. Dari penelitian tersebut dihasilkan
beton ringan struktural yang diperoleh dengan mengganti agregat kasar (kerikil) dengan
material yang lebih ringan yaitu cangkang kelapa sawit.
Dwina Archenita (2004) juga telah melakukan penelitian dengan memanfaatkan
cangkang kelapa sawit ini sebagai pengganti agregat kasar untuk bahan perkerasan jalan
pada campuran Asphaltic Concrete (AC) dengan metode marshall. Dari penelitian ini
diperoleh hasil yang
agregat 25%.
batasan atas dari beton ringan yang sebenarnya, meskipun nilai ini kadang- kadang
melebihi.(Murdock,L.J,1991).
Secara garis besar bila diringkas pembagian penggunaan beton ringan dapat
dibagi tiga yaitu:
3
(1) Untuk nonstruktur dengan berat jenis antara 240 kg/m sampai 800 kg/m dan kuat
tekan antara 0.35 MPa sampai 7 MPa yang umumnya digunakan seperti untuk dinding
pemisah atau dinding isolasi.
3
(2) Untuk struktur ringan dengan berat jenis antara 800 kg/m sampai 1400 kg/m dan
kuat tekan antara 7 MPa sampai 17 MPa yang umumnya digunakan seperti untuk
dinding yang juga memikul beban.
3
(3) Untuk struktur dengan berat jenis antara 1400 kg/m sampai 1800 kg/m dan kuat
tekan lebih dari 17 MPa yang dapat digunakan sebagaimana beton normal.
(Wisnuwijanarko,2008)
2.4 Semen
Semen adalah bahan anorganik yang mengeras pada pencampuran dengan air.
Yang paling sering digunakan sebagai perekat pada bahan bangunan adalah semen
portland. Semen portland dibuat dari serbuk halus mineral kristalin yang komposisi
utamanya adalah kalsium dan aluminium silikat. Penambahan air pada mineral ini
menghasilkan suatu pasta yang jika mengering akan mempunyai kekuatan seperti
batu. (Surdia,T.,1999).
Semen Portland adalah semen hidrolis yang terutama terdiri dari silikat-silikat
kalsium yang bersifat hidraulis bersama bahan-bahan tambahan yang biasa digunakan
yaitu gypsum. (Segel,R,.Ing P.K & G.H,kusuma,1997)
Semen portland dibuat dari serbuk halus mineral kristalin yang komposisi
utamanya adalah kalsium atau batu kapur (CaO), Alumunia (Al2O3), Pasir silikat
(SiO2) dan bahan biji besi (FeO2) dan senyawa-senyawa MgO dan SO3, penambahan air
pada mineral ini akan menghasilkan suatu pasta yang jika mengering akan mempunyai
kekuatan seperti batu.(Nawy.G.Edward, 1990).
2.4.1 Jenis-Jenis Semen
Semen merupakan hasil industri yang sangat kompleks, dengan campurn serta
susunan yang berbeda-beda. Semen dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
a. Semen non-hidrolik
Semen non hidrolik tidak dapat mengikat dan mengeras di dalam air, akan
tetapi dapat mengeras di udara.Contoh utama dari semen non hidrolik adalah kapur.
b. Semen hidrolik
Semen hidrolik mempunyai kemampuan untuk mengikat dan mengeras di dalam
air. contoh dari semen hidrolik yaitu:
1.
Kapur hidrolik
2.
Semen Pozollan
3.
Semen Terak
4.
Semen Alam
5.
Semen Portland
6.
7.
Semen Putih
8.
Semen Alumina
2.5 Agregat
Agregat adalah bahan-bahan campuran beton yang saling diikat oleh perekat
semen. Agregat yang umum dipakai adalah pasir; kerikil dan batu-atu pecah.
Pemilihan agregat tergantung dari:
Karena terdiri dari bahan yang lemah atau terdiri dari partikel yang kuat tetapi
tidak baik dalam hal pengikatan. Granite misalnya terdiri dari bahan yang kuat dan
keras yaitu kristal quarts dan feldspar, tetapi bersifat kurang kuat dan modulus
elastisitasnya rendah. Hal ini terjadi karena butir-butir granit tidak terikat dengan
baik.
2. Porositas yang besar. Porositas yang besar mempengaruhi keuletan yang menentukan
ketahanan terhadap benda kejut.
Cara Pengujian Kekuatan Agregat
Untuk menguji kekuatan agregat dapat menggunakan bejana Rudelloff ataupun
los Angelos Test. Bejana Rudelloff yang banyak digunakan di negara Inggris berupa
bejana yang berbentuk silinder baja dengan garis tengah bagian dalam 11.8 cm dan
tingginya 40 cm dengan dilengkapi stempel pada dasarnya. Cara pengujiannya butiran
agregat dimasukan kedalam silinder tersebut dan diletakkan stempel kemudian ditekan
dengan gaya tekan 20 ton selama 20 menit. Bagian yang hancur yang lebih kecil dari 2
mm kemudian ditimbang. Beratnya merupakan ukuran dari kekuatan agregat yang
dinyatakan dalam persen hancur. Semakin banyak bagian yang hancur semakin rendah
kekuatan agregat tersebut.(Mulyono,T.,2004)
Kuat tarik-belah beton benda uji silinder beton ialah nilai kuat tarik tidak
langsung dari benda uji beton berbentuk silinder yang diperoleh dari hasil pembebanan benda
uji tersebut yang diletakkan mendatar sejajar dengan permukaan meja penekan mesin
uji. Kuat tarik belah seperti inilah yang diperoleh melalui metode pengujian kuat tarik-belah
dengan Universal Testing Machine (UTM).