BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Batasan Masalah
Latar Belakang
Dalam beberapa jenis struktur yang ada telah banyak digunakan beton mutu tinggi sebagai bahan bakunya
sehingga mengharuskan pabrik produsen beton untuk bisa memproduksi lebih banyak beton mutu tinggi.
Seiring dengan kebutuhan beton yang semakin meningkat, seorang engineer dituntut pula untuk tetap
menjaga lingkungan sekitar.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tarahan adalah salah satu dari Sektor Pembangkit Listrik Sumatera
Bagian Selatan yang dapat mengkonsumsi batubara per unit sebanyak 50 ton/jam, dan menghasilkan limbah
abu batubara sekitar 5% atau sama dengan 2,5 ton/jam.
Bottom ash (abu dasar) merupakan limbah dari hasil
proses pembakaran batubara pada sektor pembangkit
listrik yang mengandung senyawa kimia yang dapat
membahayakan lingkungan sekitar.
Berdasarkan permasalahan itu, maka dilakukan
penelitian mengenai pengaruh bottom ash sebagai
bahan pengganti sebagian agregat halus untuk
campuran beton mutu tinggi.
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
1. Jenis Beton Mutu Tinggi dengan campuran bottom ash.
2. Ukuran agregat maksimum 20 mm.
3. Variasi bottom ash yang digunakan yaitu: 0 %, 20 %, 40 %, 60 %, 80 % dan 100 % dari jumlah pasir.
4. Benda uji berupa silinder 15 x 30 cm untuk uji kuat tekan dan benda uji berupa balok 10 x 10 x 40 cm
untuk uji kuat tarik lentur.
5. Jumlah benda uji sebanyak 4 buah silinder dan 4 buah balok untuk masing-masing variasi bottom ash
dalam beton.
6. Kuat tekan rencana yang ditetapkan (fc) 50 MPa pada umur 28 hari.
7. Pengujian kuat tekan beton dan kuat tarik lentur dilakukan pada usia 7, 14, 21 dan 28 hari.
8. Perencanaan campuran beton (mix design) dengan menggunakan metode ACI dan penambahan high-range
water reducing (HRWR) seperti superplasricizer.
Beton
Beton Mutu Tinggi
Abu Batubara
Bottom ash (abu dasar)
Agregat
Semen
Air
Admixture
Kuat Tekan Beton
Beton
Berdasarkan SNI 2847:2013 beton (concrete) merupakan campuran semen portland atau semen
hidrolis lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan campuran tambahan
(admixture).
Berdasarkan kuat tekannya, beton dapat dibagi menjadi beberapa jenis.
Tabel Beberapa jenis beton menurut kuat tekannya
Jenis beton
Beton sederhana
Beton normal
Beton pra tegang
Beton kuat tekan tinggi
Beton kuat tekan sangat
tinggi
Sumber : Tjokrodimuljo, 2012
Kuat tekan
sampai 10 Mpa
15 - 30 Mpa
30 - 40 Mpa
40 - 80 Mpa
> 80 Mpa
Abu Batubara
Abu batubara merupakan bagian dari sisa pembakaran batubara pada boiler pembangkit
listrik tenaga uap yang berbentuk partikel halus
Abu batubara bersifat pozzolan, yakni bahan yang mengandung senyawa silika dan
alumunium.
Abu batubara dapat digunakan pada beton sebagai material terpisah atau sebagai bahan
dalam campuran semen dengan tujuan untuk memperbaiki sifat-sifat beton.
Dari proses pembakaran batubara akan terbentuk dua jenis abu yaitu abu terbang (fly
ash) dan abu dasar (bottom ash). Komposisi abu batubara yang dihasilkan terdiri dari
20% - 30% abu dasar, sedangkan sisanya sekitar 70%-80% berupa abu terbang.
Sifat Fisik
Abu dasar
Wet
Bentuk
Angular/bersiku
Warna Hitam
Hitam
Tampilan
Keras, mengkilap
Ukuran
(% lolos
ayakan)
Spesific gravity
Dry unit weight
Penyerapan
Dry
Berbutir kecil /
granular
Abu-abu gelap
Seperti pasir halus,
Sangat berpori
1,5 s/d in (100%)
No. 4 (50 - 90%)
No. 10 (10 - 60%)
No. 40 (0 - 10%)
2,1 2,7
720 1600 kg/m3
0,8 2,0 %
Karakteristik kimia
Komposisi kimia dari
bottom ash sebagian
besar terdiri dari silika
(Si), alumina (Al) dan
besi (Fe) dengan sedikit
magnesium
(Mg),
kalsium (Ca), sulfat (S),
natrium (Na) dan unsur
kimia lain.
Karakteristik mekanis
Sifat mekanis
Max. Dry Density
Kelembaban
Optimum
Test Abrasi LA
(% kehilangan)
Sodium Sulfat
Soundness tess
(% kehilangan)
Dry bottom
ash
1210 - 1620
kg/m3
12 - 24%
(umumnya <
20%)
30 50
Boiler slag
961 - 1440
kg/m3
8 - 20%
24 48
beton.
2. Sebagai lapisan base dan sub base pada perkerasan
1,5 10
19
jalan.
38o
42o
38o
46o
o
o
45
38 45o
Kuat geser (sudut
geser)
(ukuran butir < (ukuran butir <
9,5 mm)
9,5 mm)
38o
CBR (%)
40 70
40 70
Koefisien
Permeabilitas
10-2 10-3
cm/det
10-2 10-3
cm/det
Friable partikel
Ada
Tidak ada
Agregat
Berdasarkan SNI 2847:2013 agregat (aggregate) merupakan bahan berbutir, seperti pasir, kerikil, batu
pecah, dan slag tanur (blast-furnace slag), yang digunakan dengan media perekat untuk menghasilkan
beton atau mortar semen hidrolis.
Sifat yang terpenting dari agregat adalah kekuatan hancur dan ketahanan terhadap benturan, yang
mempunyai pengaruh terhadap ikatan dengan pasta semen, porositas dan karakteristik penyerapan air
yang mempengaruhi daya tahan terhadap proses pembekuan pada musim dingin dan ketahanan
terhadap penyusutan.
Agregat Halus
Agregat Kasar
diperoleh
dari
pemecahan
batu,
dan
Semen
Air
Admixture
Admixture adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam campuran beton pada saat atau selama
pencampuran berlangsung. Fungsi dari bahan ini adalah untuk mengubah sifat-sifat dari beton agar
menjadi lebih cocok untuk pekerjaan atau untuk menghemat biaya (Mulyono, 2004).
Bahan
Peralatan
Variabel Penelitian
Pelaksanaan Penelitian
Analisis Hasil Penelitian
Bagan Alir Penelitian
Bahan Bahan yang digunakan yaitu: Semen, Pasir, Bottom Ash, Agregat Kasar, Air dan
Admixture.
Peralatan
Satu set saringan, Timbangan, Piknometer, Botol Le Chatelier, Oven, Cetakan Beton, Mesin
Pengaduk, Internal Vibrator, Kerucut Abrams, Mesin Uji Kuat Tekan dan Kuat Lentur dan
Alat bantu lainnya.
Timbangan
Oven
Cetakan Beton
Kerucut Abrams
Variabel Penelitian
Umur beton, dan
jumlah benda uji
Kode
Sampel
B0
B2
B4
B6
B8
B10
Variasi
penggunaan
bottom ash Uji Kuat
Tekan
(%)
0
20
40
60
80
100
4
4
4
4
4
4
24
Uji Kuat
Tarik
Lentur
28 hari
4
4
4
4
4
4
24
Pelaksanaan Penelitian
Pengadaan Bahan dan Peralatan
Pemeriksaan Bahan dan Peralatan
Perencanaan Campuran Beton (Mix Design)
Pelaksanaan Pengecoran Campuran Beton
Perawatan Beton (Curing)
Pengujian Beton
TERIMA KASIH
atas perhatiannya