Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH BOTTOM ASH

SEBAGAI BAHAN PENGGANTI


SEJUMLAH PASIR PADA
PERILAKU BETON MUTU TINGGI
Oleh: Sholahuddin Triwidinata
1215011103
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Penguji

: Ir. Surya Sebayang, M.T.


: Ir. Laksmi Irianti, M.T.
: Andi Kusnadi, S.T.,M.T.,M.M

BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN

Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Batasan Masalah

Latar Belakang
Dalam beberapa jenis struktur yang ada telah banyak digunakan beton mutu tinggi sebagai bahan bakunya
sehingga mengharuskan pabrik produsen beton untuk bisa memproduksi lebih banyak beton mutu tinggi.
Seiring dengan kebutuhan beton yang semakin meningkat, seorang engineer dituntut pula untuk tetap
menjaga lingkungan sekitar.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tarahan adalah salah satu dari Sektor Pembangkit Listrik Sumatera
Bagian Selatan yang dapat mengkonsumsi batubara per unit sebanyak 50 ton/jam, dan menghasilkan limbah
abu batubara sekitar 5% atau sama dengan 2,5 ton/jam.
Bottom ash (abu dasar) merupakan limbah dari hasil
proses pembakaran batubara pada sektor pembangkit
listrik yang mengandung senyawa kimia yang dapat
membahayakan lingkungan sekitar.
Berdasarkan permasalahan itu, maka dilakukan
penelitian mengenai pengaruh bottom ash sebagai
bahan pengganti sebagian agregat halus untuk
campuran beton mutu tinggi.

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan dari penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana pengaruh penggantian


1. Untuk mengetahui apakah bottom ash bisa
agregat pasir dengan bottom ash
difungsikan sebagai pengganti agregat halus
terhadap hasil pengujian beton mutu
(pasir) dalam pembuatan beton mutu tinggi.
tinggi
2. Untuk menentukan variasi campuran bottom
2. Pada variasi berapakah campuran
ash yang optimal sebagai pengganti agregat di
agregat pasir dengan bottom ash
dalam beton.
dalam beton yang optimum.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu:


1. Memberikan informasi kepada produsen beton tentang manfaat dari bottom ash yang
digunakan sebagai bahan pengganti sebagian agregat halus pada beton mutu tinggi.
2. Sebagai usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah bottom ash yang ada
dengan memanfaatkan limbah tersebut.
3. Mencoba memberikan alternatif pilihan bagi masyarakat dan produsen industri kontruksi
beton, untuk memanfaatkan bahan-bahan limbah sehingga diharapkan dapat menekan harga
beton yang tinggi dengan tetap memperhatikan aspek kualitas dari beton tersebut.

Batasan Masalah
1. Jenis Beton Mutu Tinggi dengan campuran bottom ash.
2. Ukuran agregat maksimum 20 mm.
3. Variasi bottom ash yang digunakan yaitu: 0 %, 20 %, 40 %, 60 %, 80 % dan 100 % dari jumlah pasir.
4. Benda uji berupa silinder 15 x 30 cm untuk uji kuat tekan dan benda uji berupa balok 10 x 10 x 40 cm
untuk uji kuat tarik lentur.
5. Jumlah benda uji sebanyak 4 buah silinder dan 4 buah balok untuk masing-masing variasi bottom ash
dalam beton.
6. Kuat tekan rencana yang ditetapkan (fc) 50 MPa pada umur 28 hari.
7. Pengujian kuat tekan beton dan kuat tarik lentur dilakukan pada usia 7, 14, 21 dan 28 hari.
8. Perencanaan campuran beton (mix design) dengan menggunakan metode ACI dan penambahan high-range
water reducing (HRWR) seperti superplasricizer.

Beton
Beton Mutu Tinggi
Abu Batubara
Bottom ash (abu dasar)

Agregat
Semen
Air
Admixture
Kuat Tekan Beton

Beton
Berdasarkan SNI 2847:2013 beton (concrete) merupakan campuran semen portland atau semen
hidrolis lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan campuran tambahan
(admixture).
Berdasarkan kuat tekannya, beton dapat dibagi menjadi beberapa jenis.
Tabel Beberapa jenis beton menurut kuat tekannya
Jenis beton
Beton sederhana
Beton normal
Beton pra tegang
Beton kuat tekan tinggi
Beton kuat tekan sangat
tinggi
Sumber : Tjokrodimuljo, 2012

Kuat tekan
sampai 10 Mpa
15 - 30 Mpa
30 - 40 Mpa
40 - 80 Mpa
> 80 Mpa

Sifat-sifat beton setelah mengeras yaitu:


Durability
Kuat Tekan
Modulus Elastisitas
Rangkak (Creep)
Susut (Shrinkage)
Kelecakan (Workability)

Beton Mutu Tinggi


Menurut peneliti dari Amerika, Albinger dan Shah, bahwa beton mutu tinggi dengan agregat
normal adalah beton yang mempunyai kekuatan tekan minimum 6000 Psi/40 MPa (420 kg/cm2) pada
umur 28 hari.
Menurut ACI dan HOC Committee a High Strength, Toronto, 1978, bahwa beton mutu tinggi
adalah beton yang mempunyai kekuatan tekan antara 6000 12000 Psi (40 80 MPa, 420 840
kg/cm2).

Abu Batubara
Abu batubara merupakan bagian dari sisa pembakaran batubara pada boiler pembangkit
listrik tenaga uap yang berbentuk partikel halus
Abu batubara bersifat pozzolan, yakni bahan yang mengandung senyawa silika dan
alumunium.
Abu batubara dapat digunakan pada beton sebagai material terpisah atau sebagai bahan
dalam campuran semen dengan tujuan untuk memperbaiki sifat-sifat beton.
Dari proses pembakaran batubara akan terbentuk dua jenis abu yaitu abu terbang (fly
ash) dan abu dasar (bottom ash). Komposisi abu batubara yang dihasilkan terdiri dari
20% - 30% abu dasar, sedangkan sisanya sekitar 70%-80% berupa abu terbang.

Bottom ash (abu dasar)


Bottom ash mempunyai karakteristik fisik bewarna abu-abu gelap, berbentuk butiran, berporos,
mempunyai ukuran butiran antara pasir hingga kerikil.
Karakteristik bottom ash diantaranya :
Karakteristik fisik
Bottom
ash
merupakan material
dengan
gradasi
yang baik, dengan
variasi
ukuran
partikel
yang
berbeda-beda.
Ukuran bottom ash
lebih
mendekati
ukuran pasir.

Sifat Fisik
Abu dasar

Wet

Bentuk

Angular/bersiku

Warna Hitam

Hitam

Tampilan

Keras, mengkilap

Ukuran
(% lolos
ayakan)
Spesific gravity
Dry unit weight
Penyerapan

No. 4 (90 - 100%)


No. 10 (40 - 60%)
No. 40 ( 10%)
No. 200 ( 5%)
2,3 2,9
960 1440 kg/m3
0,3 1,1 %

Dry
Berbutir kecil /
granular
Abu-abu gelap
Seperti pasir halus,
Sangat berpori
1,5 s/d in (100%)
No. 4 (50 - 90%)
No. 10 (10 - 60%)
No. 40 (0 - 10%)
2,1 2,7
720 1600 kg/m3
0,8 2,0 %

Karakteristik kimia
Komposisi kimia dari
bottom ash sebagian
besar terdiri dari silika
(Si), alumina (Al) dan
besi (Fe) dengan sedikit
magnesium
(Mg),
kalsium (Ca), sulfat (S),
natrium (Na) dan unsur
kimia lain.

Karakteristik mekanis
Sifat mekanis
Max. Dry Density
Kelembaban
Optimum
Test Abrasi LA
(% kehilangan)
Sodium Sulfat
Soundness tess
(% kehilangan)

Dry bottom
ash
1210 - 1620
kg/m3
12 - 24%
(umumnya <
20%)
30 50

Boiler slag

Berdasarkan komposisi yang terkandung dalam bottom

961 - 1440
kg/m3

ash maka ada beberapa kemungkinan kegunaan dari

8 - 20%

bottom ash antara lain :


1. Sebagai filler atau pengisi pada campuran aspal dan

24 48

beton.
2. Sebagai lapisan base dan sub base pada perkerasan

1,5 10

19

jalan.
38o

42o

38o

46o

o
o
45
38 45o
Kuat geser (sudut
geser)
(ukuran butir < (ukuran butir <
9,5 mm)
9,5 mm)
38o

CBR (%)

40 70

40 70

Koefisien
Permeabilitas

10-2 10-3
cm/det

10-2 10-3
cm/det

Friable partikel

Ada

Tidak ada

3. Sebagai bahan filtrasi.


4. Sebagai agregat dalam semen dan beton ringan.
(Sumber : Jesse J. Nowak, 2004)

Agregat
Berdasarkan SNI 2847:2013 agregat (aggregate) merupakan bahan berbutir, seperti pasir, kerikil, batu
pecah, dan slag tanur (blast-furnace slag), yang digunakan dengan media perekat untuk menghasilkan
beton atau mortar semen hidrolis.
Sifat yang terpenting dari agregat adalah kekuatan hancur dan ketahanan terhadap benturan, yang
mempunyai pengaruh terhadap ikatan dengan pasta semen, porositas dan karakteristik penyerapan air
yang mempengaruhi daya tahan terhadap proses pembekuan pada musim dingin dan ketahanan
terhadap penyusutan.
Agregat Halus

Agregat Kasar

Agregat halus untuk beton adalah agregat

Agregat kasar untuk beton adalah agregat

berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi

berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami

alami dari batu-batuan atau berupa pasir buatan

dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang

yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu

diperoleh

dan mempunyai ukuran butir maksimum 5 mm.

mempunyai ukuran butir antara 5-40 mm.

dari

pemecahan

batu,

dan

Semen

Air

Berdasarkan SNI 2049:2004, semen portland adalah


semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara
menggiling terak semen portland terutama yang terdiri
atas kalsium silikat yang bersifat hidrolis dan digiling
bersama-sama dengan bahan tambahan berupa satu
atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat dan
boleh ditambah dengan bahan tambahan lain.

Air merupakan bahan dasar pembuatan


beton yang penting namun harganya paling
murah. Untuk bereaksi dengan semen
portland, air yang diperlukan hanya sekitar
25% - 30% dari berat semen.

Semen merupakan bahan ikat yang penting dan


banyak digunakan dalam pembangunan. Jika
ditambah air, semen akan menjadi pasta semen dan
bila ditambah dengan agregat halus, pasta semen akan
menjadi mortar yang jika digabungkan dengan agregat
kasar akan menjadi campuran beton yang setelah
mengeras akan menjadi beton keras (concrete).

Dalam pemakaian air untuk beton sebaiknya


air memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Air harus bersih.
2. Kandungan lumpur, minyak, dan benda
melayang lainnya tidak boleh lebih dari 2
gram/liter.
3. Tidak mengandung garam-garam yang
dapat larut dan merusak beton lebih dari
15 gram/liter.
4. Tidak mengandung klorida lebih dari 0,5
gram/liter.

Admixture
Admixture adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam campuran beton pada saat atau selama
pencampuran berlangsung. Fungsi dari bahan ini adalah untuk mengubah sifat-sifat dari beton agar
menjadi lebih cocok untuk pekerjaan atau untuk menghemat biaya (Mulyono, 2004).

Kuat Tekan Beton


Kekuatan tekan yaitu kemampuan beton
untuk dapat menerima gaya per satuan
luas. Kuat tekan beton diwakili oleh
tegangan maksimum fc dengan satuan
N/mm2 atau MPa (Mega Pascal).
dengan rumus sebagai berikut:
P
=
A
dengan = kuat tekan silinder/kubus
P = beban yang dipikul pada saat runtuh
A = luas penampang silinder/kubus

Pada umumnya kuat tekan beton diukur dengan


menggunakan benda uji silinder dengan diameter
15 cm den tinggi 30 cm atau dengan benda uji
kubus dengan dimensi 15 x 15 x 15 cm. Kuat
tekan silinder beton normal rata-rata 0,83 kali
kuat tekan kubus, namun angka sebenarnya
tergantung dari mutu beton yang diuji. Semakin
tinggi kuat tekan beton maka rasio kuat tekan
silinder terhadap kubus akan mendekati satu.
Pengaruh ukuran benda uji (size effect) terhadap
kuat tekan beton pada beton mutu tinggi sangat
kecil dibandingkan dengan beton normal.

Bahan
Peralatan
Variabel Penelitian
Pelaksanaan Penelitian
Analisis Hasil Penelitian
Bagan Alir Penelitian

Bahan Bahan yang digunakan yaitu: Semen, Pasir, Bottom Ash, Agregat Kasar, Air dan
Admixture.

Peralatan

Satu set saringan, Timbangan, Piknometer, Botol Le Chatelier, Oven, Cetakan Beton, Mesin
Pengaduk, Internal Vibrator, Kerucut Abrams, Mesin Uji Kuat Tekan dan Kuat Lentur dan
Alat bantu lainnya.

Satu set saringan

Timbangan

Oven

Mesin Pengaduk (Mix Concrete)

Cetakan Beton

Kerucut Abrams

Variabel Penelitian
Umur beton, dan
jumlah benda uji

Kode
Sampel

B0
B2
B4
B6
B8
B10

Variasi
penggunaan
bottom ash Uji Kuat
Tekan
(%)
0
20
40
60
80
100

Jumlah benda uji (buah)

4
4
4
4
4
4
24

Uji Kuat
Tarik
Lentur
28 hari
4
4
4
4
4
4
24

Pelaksanaan Penelitian
Pengadaan Bahan dan Peralatan
Pemeriksaan Bahan dan Peralatan
Perencanaan Campuran Beton (Mix Design)
Pelaksanaan Pengecoran Campuran Beton
Perawatan Beton (Curing)

Analisis Hasil Penelitian

Pengujian Beton

Menghitung kuat tekan beton dengan menggunakan rumus


Mengetahui pengaruh dari adanya varibel bottom ash terhadap
hubungan kuat tekan dan tarik lentur beton
Mengetahui pengaruh dari adanya varibel bottom ash terhadap
kekuatan beton 28 hari

Bagan Alir Penelitian

TERIMA KASIH
atas perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai