TRANSPORTASI
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK
TRANSPORTASI
Jamaluddin Rahim
UNIVERSITAS HASANUDDIN
PROGRAM PASCA SARJANA
2015
Daftar Bacaan
1. Transport Economic by KJ Button
2. Transport Demand Analysis By Adif Kanafani
3. Khisty, J. C., Lall, B. K., 2003, Transportation Engineering:
An Introduction/ Third Edition, Erlangga, Jakarta.
4. Manheim, Marvin L., 1979, Fundamentals of Transportation
Systems Analysis Volume 1: Basic Concepts, The MIT
Press, Massachus
5. Morlok, Edward K., 1978, Introduction to Transportation
Engineering and Planning, McGraw-Hill Kogakusha Ltd,
Tokyo.
6. Dunn, William N, 1994, Public Policy Analysis : An
Interduction, Prentice Hall, New Jersey
7. Douglas, George W., Miller, James C., 1974, Economic
Regulation of Domestic Air Transport: Theory and Policy,
The Brookings Institution, Washington
Tujuan Pembelajaran
Meningkatkan kompetensi agar :
Mampu menganalisis aspek ekonomi
terhadap kebijakan pembangunan dan
pengembangan
jaringan
prasarana
transportasi.
Mampu menganalisis aspek ekonomi
terhadap kebijakan pembangunan dan
pengembangan
jaringan
pelayanan
transportasi.
Lanjutan....
Mampu memantau dan mengevaluasi
kinerja kebijakan transportasi yang telah
melayani masyarakat.
Menguasai metode analisis kebijakan dari
berbagai kriteria penilaian
Mampu
mengkomunikasikan
mensosialisasikan kepada stakeholder
terhadap kebijakan yang telah ditetapkan
SESI I
ILMU EKONOMI
Lanjutan...
Dalam melakukan kegiatan ekonomi
seseorang, kelompok, perusahaan
dan masyarakat akan melakukan
berbagai pilihan atau alternatif untuk
melakukannya.
Berdasarkan alternatif tersebut yang
tersedia
seseorang,
kelompok,
perusahaan atau masyarakat perlu
memutuskan yang terbaik untuk
dilaksanakan.
Lanjutan...
Mengapa kita harus memilih alternatif,
karena kegiatan ekonomi memiliki
masalah kelangkaan atau kekurangan.
Ekonomi
menyangkut
kehidupan
manusia, kebutuhan pokok terdiri atas
sandang, pangan dan papan.
Kelangkaan
terjadi
akibat
ketidakseimbangan antara kebutuhan
masyarakat dengan faktor produksi.
Kebutuhan masyarakat
Kebutuhan
masyarakat
adalah
keinginan
masyarakat
untuk
memperoleh barang dan jasa.
Kita ketahui bahwa sebagian barang
dan jasa harus diimport sehingga
membutuhkan
proses
meskipun
sebagian besar diproduksi dalam
negeri.
Barang
Barang yang dibutuhkan manusia
terutama terdiri dari benda yang
dapat dilihat dan diraba secara fisik
seperti baju, sepatu, makanan dan
minuman.
Barang adalah Setiap benda yang
dibutuhkan manusia karena berguna
atau bermanfaat. Ukuran barang
tersebut adalah nilai guna (utility).
JASA
Jasa bukanlah berbentuk benda
sebab
ia
merupakan
layanan
seseorang atau suatu barang yang
akan
memenuhi
kebutuhan
masyarakat.
Jasa adalah tindakan ekonomi oleh
individu maupun oleh kelompok
yang mampu memenuhi kebutuhan
manusia.
Uang tidak termasuk barang dan
Lanjutan...
Ciri jasa dapat dirasakan dapat
dinikmati meskipun tanpa dilihat
mujudnya tanpa dirasa bila diraba
bentuknya, dapat didengar suaranya
atau dapat dilihat atau dilihat pada
waktu tertentu gambarnya.
Contoh jasa adalah kegiatan tukang,
pelayanan dokter, guru, service,
transportasi, siaran radio, film, cetak
foto dan hiburan.
JASA TRANSPORTASI
Karakteristik
barang
terhadap
konsumen adalah kepuasan dalam
memanfaatkan,
mengoperasikan
atau menikmati barang tersebut.
Karakteristik
jasa
terhadap
konsumen adalah dapat memberikan
kesan
yang
menarik
terhadap
pelayanan yang diberikan oleh
pemberi jasa, kesan menikmati jasa
yang diberikan oleh pemberi jasa.
Siklus Loope
Operat
or
Bandar
Udara
Penjual
ikan
ATC
Butik
Nela
yan
Tukan
Jahit
Petani
Penjual
Kain
Penju
al
beras
PENGERTIAN
Transportasi adalah proses perpindahan/
pergerakan orang, barang atau jasa dari
suatu tempat (asal) ke tempat yang lain
(tujuan) yang dilengkapi prasarana dan
sarana.
Transportasi akan melibatkan empat unsur
yaitu barang/orang yang diangkut, alat
angkut (sarana/moda), jaringan/trayek/rute
(Way),
prasarana
asal
dan
tujuan
(terminal,pelabuhan, stasiun, bandar udara)
PergerakanTransportasi
BARANG/
PAX
ASAL
TRANSPORTASI
TUJUAN
SARANA
(MODA)
MEDIA
(WAY)
PRASARANA
Trip
Trip adalah jasa transportasi yang diberikan
oleh operator transportasi dalam hal ini
penumpang
yang hanya mengharapkan
berangkat dan tiba ditempat tujuan dengan
aman dan selamat.
Travel adalah jasa trasportasi yang diberikan
oleh operator transportasi dalam hal ini
penumpang
menikmati
perjalanannya,
selain mengharapkan tiba ditempat tujuan
dengan aman dan selamat.
Travel
Travel adalah jasa trasportasi
yang diberikan oleh operator
transportasi dalam hal ini
penumpang
menikmati
perjalanannya,
selain
mengharapkan tiba ditempat
tujuan dengan aman dan
selamat.
Jenis Transportasi
Transportasi jalan
Transportasi jalan baja
Transportasi Air ( Sungai, danau
Penyeberangan dan laut)
Transportasi Udara
Transportasi Pipa
Transportasi kabel, rantai, ban
berjalan, screw
Perencanaan Transportasi
Teknik Transportasi
Manajemen Transportasi
Ekonomi Transportasi
Lingkungan Transportasi
Hukum Transportasi
Penunjang Transportasi
Becak di Beijing
Kapal Penyeberangan di
Lembar
Karakteristik Transportasi
Tidak dibatasi administrasi
pemerintahan
Multi Modal
Multi Sektor
Multi Masalah
Multi Disiplin ilmu
Multi moda transportasi
Batas Administratif
Operasional transportasi tidak boleh
dibatasi oleh batas administrasi untuk
suatu wilayah tingkat nasional.
Untuk operasional
antar negara
membutuhkan hubungan bilateral
terhadap pengoperasian multimoda
berdasarkan
hukum
internasional
seperti IMO untuk transportasi laut
dan ICAO untuk transportasi udara.
Multi Sektor
Sektor Transportasi termasuk bidang
ekonomi dan sektor penunjang,
keberhasilan sektor lain sangat
tergantung dari kesiapan fasilitas
dan moda transportasi.
Beberapa pemerintah daerah dalam
era otonomi menjual keterlambatan
pertumbuhan ekonominya karena
keterbatasan pelayanan transportasi.
Lanjutan...
Barang konsumsi dan strategis pada setiap
wilayah terjadi surplus/defesit sehingga
membutuhkan pola distribusi logistik.
Kebijakan sektor (pertanian, perdagangan,
industri,
pariwisata,
pertambangan,
pendidikan, kesehatan, dll) perlu dijabarkan
oleh sektor transportasi.
Begitupula sebaliknya kebijakan sektor
transportasi mutlak dijabarkan sektor
terkait.
Multi Masalah
Permasalahan
transportasi
tidak
dapat
dipecahkan
dengan
pendekatan parsial karena multi
sektor di atas.
Betapa
banyak
pelaksanaan
pembangunan terhambat
karena
belum
mampu
memecahkan
masalahnya.
Masalah kemacetan, zero insiden
belum mampu diwujudkan.
Lanjutan....
Masalah keterbatasan SDM
berdasarkan persyaratan
internasional.
Masalah keterbatasan dana untuk
membangun fasilitas transportasi
yang memadai.
Masalah
Legalitas
yang
selalu
membutuhkan revisi
Masalah koordinasi lintas sektor, dll.
Multi Disiplin
Sektor Transportasi membutuhkan campur
tangan berbagai Latar belakang pendidikan.
Perencanaan dan Pembangunan Pelabuhan,
Bandar Udara akan melibatkan tenaga ahli
Transportasi, Teknik sipil, geodesi,
lingkungan, ekonomi, Penerbangan,
Kelautan, Statistik, Komputer, Elekto,
Elektronika, Arsitektur, Mesin , Industri,
Perencanaan Wilayah dan Kota, Sosial, Juru
Gambar dll.
Multi Moda
Moda transportasi darat terdiri atas Moda
transportasi jalan dan jalan baja (kereta
api).
Moda transportasi jalan, non mesin,
bermesin dan baterey
Moda transportasi jalan non mesin adalah
kendaraan yang digunakanan dengan
mengan dalkan otot baik otot manusia
(becak, sepeda) maupun hewan dokar,
pedati, andong, cidomo dll
TUGAS 1 (Individu)
Cari satu kasus pelayanan jasa transportasi
dan buatlah/gambarkan satu siklus loope
yang menggambarkan keterkaitan sektor
transportasi
dengan
sektor
ekonomi,
Tetapkan Topiknya
Deskripsikan hubungan antara loope dengan
loope dari aspek ekonomi dan transportasi
Minimal 10 Loope, 800 kata, spasi 2, form
4433
Dikumpul minggu depan.
SESI II
Operasional Transportasi
Regula
tor
Safety
Lingkungan
Legalita
s
Operat
or
Pajak
Pajak
Service
User
ongkos
REGULATOR
Regulator sebagai pengatur dari unsur
pemerintah
dan
pembuat
kebijakan
transportasi dalam bentuk regulasi sehingga
pihak operator dan user berkewajiban
menjalankannya selain itu pihak regulator
memberikan penjaminan kepada pihak user
dari aspek keselamatan sedangkan pihak user
berkewajiban
membayar
pajak
kepada
regulator dan ongkos kepada operator dan
pihak operator berkewajiban memberikan
pelayanan terbaik kepada user
Unsur Lingkungan
Operasional transportasi tidak terlepas dari
aspek lingkungan, sehingga bisa terjadi
orang tidak terlibat didalam operasional
transportasi tetapi menerima dampak
terhadap operasional transportasi baik
sifatnya positif maupun negatif.
Dampak Positif dari aspek ekonomi dan
sosial
Dampak negatif dari aspek lingkungan ,
sosial dan budaya
Modernisasi moda
Transportasi
Tuntutan Pemakai jasa transportasi untuk
menaklukkan
jarak,
waktu
perjalanan,
kapasitas muatan serta karakteristik wilayah.
Penemuan
moda
transportasi
dengan
kecepatan tinggi, Kapasitas besar dan tingkat
keamanan dan keselamatan yang handal,
serta kenyamanan .
Penyusunan
peraturan
dan
standar
operasional prosedure yang berlaku nasional
dan internasional.
Peran Ekonomi
Transportasi adalah derived demand
(permintaan
turunan),
sehingga
pertumbuhan
ekonomi
terhadap
sektor akan diikuti oleh pertumbuhan
transportasi.
Mekanisme pasar akan berfungsi
bilamana tersedia fasilitas dan moda
transportasi.
Jangkauan pemasaran barang dan
jasa dapat dilakukan tanpa mengenal
Lanjutan...
Hal tersebut akan memberikan
kontribusi yang cukup
besar
terhadap
pendapatan
masyarakat,
pertumbuhan
ekonomi
dan
pemerataan
pembangunan.
Indikatornya dapat dilihat dari
PDRB dan Indeks Pembangunan
Manusia
Ekonomi Transportasi
Melakukan analisis ekonomi dan finansial terhadap
pembangunan suatu Prasarana Transportasi serta
pengadaan dan operasional moda transportasi.
Kemungkinan layak dari segi ekonomi tetapi tidak
layak dari segi finansial (ditinjau dari aspek
ekonomi makro)
Kelayakan ekonomi dapat ditinjau dari segi manfaat
lintas sektor dan kontribusinya pada PDRB daerah.
Kelayakan finansial ditinjau dari segi investasi,
pendapatan sehingga menghasilkan keuntungan
pada tahun tertentu.
Aplikasi
Pembangunan jaringan jalan, pelabuhan dan
bandar udara dengan melakukan perhitungan
kelayakan finansial ekonomi (Benefit Cost
Rasio, Net Present Value, Internal Rate Return
dan Payback Period).
Operasional pelabuhan dan bandar udara
dilakukan dengan membandingan antara
pendapatan dan pengeluaran.
Operasional operator jasa transportasi
dengan menghitung keuntungan perusahaan
Transportasi. (Konektivitas)
membandingkan
antara
keuntungan
yang
diperoleh
dengan biaya yang dikeluarkan
dalan
kurun
waktu
penyelenggaraan
kegiatan
pembangunan/pengembangan
bandar udara.
Lanjutan....
Pendekatan analisis finansial dan
ekonomi terhadap investasi dalam
pembangunan infrastruktur ekonomi
termasuk bandar udara.
Jika suatu investasi pemerintah dari
aspek finansial menunjukkan angka
B/C < 1, tetapi aspek ekonomi dan
sosialnya menunjukkan angka positif
terhadap sektor lain maka investasi
tersebut dapat dilaksanakan.
Payback Priode
PP adalah kurun waktu dalam
tahun yang diperlukan untuk
mengembalikan sejumlah dana
yang telah dikeluarkan dalam
suatu
kegiatan
pembangunan/pengembangan
bandar udara
Bisnis Pelayaran
Kepelabuhanan (dermaga umum, khusus)
Perusahaan Pelayaran (Kapal motor,
pelayaran rakyat, kapal penyeberangan)
Logistik permakanan kapal
Perusaan Lapangan Penumpukan Peti Kemas
Jasa Transportasi Dump Truk, Traller, Fork Lift
dll
Ekspedisi Muatan Kapal Laut
Travel, jasa tiketing
Lembaga Pendidikan (SDM Transportasi Laut).
Bisnis Penerbangan
Perusahaan Penerbangan (sayat tetap,
sayap putar, carter, penumpang dan
kargo)
Katering Penerbangan
Pemadu moda transportasi (Monorel,
Travel, Bus, taxi, rental)
Restoran, Kios
Espedisi Muatan Pesawat Udara (Kargo)
Lanjutan...
Handling Equipment
Hotel bandar Udara
Gedung Parkir Bandar Udara
Pengelolaan Parkir
Perawatan Pesawat Udara
Hanggar Pesawat
Travel, jasa ticketing
Pendidikan SDM Penerbangan
Lanjutan
Pelayanan lalu lintas udara dengan
meminimalisasi waktu operasional (taxi,
holding dan parkir) pesawat udara.
Perusahaan ekspedisi muatan pesawat
udara dengan mempercepat waktu
pelayanan barang .
Sistem ticketing dengan menklsasifikasi
harga tiket berdasarkan waktu (hari-jam),
No. Flight, operator, nomor seat dan jenis
pesawat
Faktor Produksi
Benda-benda yang disediakan oleh alam
atau diciptakan manusia yang dapat
digunakan untuk memproduksi barang dan
jasa.
Dalam istilak ekonomi faktor produksi dapat
dinyatakan dengan sumber-sumber daya.
Faktor produksi dibedakan atas :
- Tanah dan sumber alam seperti tanah,
jenis tambang, hasil hutan , sumber daya
air untuk listrik.
Nilai Transportasi
Place Utility : Nilai Tempat
Time Utility : Nilai Waktu
Dimana seorang berdomisili tidak selalu
sama dimana orang tersebut beraktivitas
Dimana suatu barang diproduksi selalu
tidak sama dimana barang tersebut
dipasarkan
Untuk menjembatani pemasaran maka
adaTransportasi
Transportasi menjual Jasa
Tugas 2
Cari
satu
kasus
pelayanan
jasa
transportasi
(jalan,
kereta
api,
penyeberangan, sungai dan danau, laut
dan udara yang menunjukkan disparitas
harga
karena
faktor
transportasi.
Tetapkan Topiknya.
Tulisan didukung data sekunder yang
menunjukkan disparitas harga.
Minimal 800 kata, spasi 2, form 4433
Dikumpul minggu depan.
SESI III
Aspek Ekonomi Transportasi
Analisis demand (permintaan), Bab 2,9,10 Khisty,
Bab 3, 10 Morlok
Analisis Supply (persediaan), Bab 2,9,10 Khisty,
Bab 3,10 Morlok
Analisis pembiayaan, Bab 2 Khisty, Bab 8,9
Morlok
Analisis investasi/permodalan, Khisty dan Morlok
Analisis pentarifan(pricing), Bab 2 Khisty dan
Bab 9 Morlok
Analisis ruang (space), Bab 3 Khisty dan Bab 2
Morlok
Pemanfaatan Ruang
Dalam RTRW telah terekomendasi tentang
arahan pembangunan yang bersefat sektor dan
terkecuali prasarana transportasi.
Terbentuknya
tatanan
kepelabuhan
dan
kebandarudaraan merupakan acuan untuk
melihat kemampuan suatu wilayah dalam
memberikan pelayanan.
Tidak semua wilayah tetap konsisten terhadap
pemanfaatan ruang karena kadang kala unsur
lain yang cukup berpengaruhi seperti politik
dan ekonomi daerah.
Pengembangan Wilayah
Pengembangan wilayah erat
kaitannya dengan sistem
transportasi.
Pusat nodal (hirarki, konfigurasi dan
orientasi, jasa distribusi secara
geografis)
Wilayah pengaruh atau wilayah
pelayanan
Jaringan transportasi
Interaksi antar wilayah (Provinasi,
Hirarki Satuan
Pengembangan
Pusat Kegiatan Nasional, Wilayah dan Lokal
Kota Megapolitan, Metropolitan Besar,
Sedang dan Kecil
Kota Orde I, Orde II dan Orde III
Satuan Wilayah Pengembangan, Wilayah
Pengembangan Parsial (A,B,C,D,E)
Pengembangan Kawasan (Budidaya,
Industri, Pariwisata, Taman Nasional,
Ekonomi (KAPET,KEK,MP3EI dll)
Nilai Lahan
Aksesibilitas
Perjalanan
Kebutuhan
akan
Transportasi
Fasilitas
Transportasi
Pengembangan Transportasi
dan Pertumbuhan Ekonomi
Pengembangan Sistem
Transportasi
Memperluas Pasar
komoditas
Membuka Lapangan
Kerja
Kegiatan Baru
Muncul
Perekonomian
Wilayah Tumbuh
Eksp
ansi
Usaha
Jaringan Transportasi
Jaringan jalan Arteri, Kolektor dan Lokal
Jaringan jalan Kawasan Agropolitan, Industri,
Pariwisata dll
Trayek Utama, Cabang, Ranting dan
Langsung
Lintas Negara, Provinsi, Kabupaten/kota dst
Trayek Reguler dan tidak teratur
Rute Komersial dan non komersial,
Internasional, domestik, lokal, perintis dan
tidak teratur
Infrastruktur
Transportasi
Seluruh prasarana dan
Sarana
transportasi yang berfungsi untuk
mendukung kelancaran operasional
transportasi (Asal Tujuan) yang
efesien dan efektif .
Pembangunan
Infrastruktur
membutuhkan ruang, jalan, Track KA,
LKr dan LKp Pelabuhan, LKr dan LKp
bandar udara, KKOP maupun diluar
kawasan tersebut.
Transportasi Jalan
Transportasi jalan meliputi jaringan jalan,
jembatan, bahu jalan, Saluran air, Median Jalan,
Trotoar,pedestarian(Rumaja, Rumija dan Ruwasja)
Terminal Barang(tanaman pangan, hortikultura,
buah, hasil perkebunan dan Penumpang (A,B,C)
Marka, Rambu,RPPJ,
Delinator, Guard Real,
Traffic Light
Jembatan
Penyeberangan,
Terowongan
Penyeberangan, Halte, Shelter, Pita penggayuh,
ATCS, PKB, Jembatan Timbang, Paku marka, Mata
Kucing dll
Transportasi Laut
Fasilitas sisi Laut :
Dermaga, Jetty, Couse way dan talud,
Trestel, Mooring dolpin, Catwalk, Boalder
Pemecah Gelombang ; (buatan) :Balok atau buis
beton
Tetra pods, quadri pods, hexa pods, tribars,
modified cubes
Kolam pelabuhan
Alur Pelayaran
Mooring bouy (silinder, drum, pear shped,
spherical)
Lanjutan.....
Pemecah Gelombang ; (buatan) :
Balok atau buis beton
Tetra pods, quadri pods, hexa pods,
tribars, modified cubes
Kolam pelabuhan
Alur Pelayaran
Mooring bouy (silinder, drum, pear
shped, spherical)
Lanjutan...
Gedung operasional, Tempat parkir
kendaraan, Fasilitas bunker, Tempat
Pengolahan Limbah, Pool Kendaraan
operasional, Gudang B3 (Barang
berbahaya, bau dan beracun)
Gantry Crane
Peralatan
operasional
lainnya
(trailler, Truck forklift, staddle carrier)
Transportasi Udara
Fasilitas sisi udara :
Lanjutan.....
Differential Global Positioning System
(DGPS), Automatic Dependent
Suvellace (ADS), Satelit Navigation
System(SNS), Aerodrome Survace
Detection Equipment (ASDE), Very
High Frequency Omni Directional
Range (VHF-ODR).
Fasilitas Listrik
Catu Daya Listrik
Sistem Pembangkit & Catu daya
cadangan
Fasilitas Penerangan
AFL (Airfield Lighting System)
Lanjutan...
Sequence Flashing Light, Runway
Lead in Lighting System, Runway
Guard Light,Road hoalding Position
Light, AirSystem, Signal Area and
landing Tee, Wind Cone, Obctraction
Light, Air craft Docking Guidance
Pemeliharaan Peralatan
Penunjang
Peralatan Listrik
Elevator
Escalator
Travelator
Bagage Handling System
Peralatan Garbarata
AC system
Fasilitas Komunikasi
Penerbangan
Komunikasi antar stasiun
Penerbangan (aeronautical Fixed
Servise/AFS) terdiri : Automatic
Messege Switching (AMSC),
Aeronautical Fixed
Telecommunication Network
(Telex/AFTN)
High Frequency Since Side Band (HFSSB), Direct Speech, Tele Printer.
Lanjutan.....
Peralatan Komunikasi Lalu Lintas Udara
Penerbanagan (Aeronautical Mobile
Service/AMS) terdiri :
High Frequency Air Ground Comunication, Very
High Frequency air Ground Communication,
Voice Swiching Communication System, Very
High Frequency Digital Link, Intergrated Remote
Control and Monitoring System, Aerodrome
Terminal Information System.
Transmissi Terdiri : Radio Link dan Very Small
Apperture Terminal (VSAT)
Kereta Api
Perasarana Jalan baja oleh Pemerintah Pusat
Pengelolaan/operasional oleh PT.KIA
Transportasi Sungai dan Danau dikelola oleh
Pemerintah Kabupaten/kota atau Swasta
Transportasi Penyeberangan, Pemerintah
Pusat, Provinsi dan ASDP
Transportasi Laut, Pemerintah Pusat, Provinsi,
Kabupaten/kota, BUMN dan Swasta
Transportasi Udara, Pemerintah Pusat, BUMN,
Swasta dan Yayasan Sosial
Latihan Individu
Cari waktu tersingkat pada soal
3-4 Morlok dari : NY LOU, CHI
NY, BOS IND dan DET RIC.
Hitung gerbong yang efesien
pada soal 3-8 Morlok
SESI IV
Perencanaan Transportasi
Proses yang dilaksanakan dalam bentuk
studi atau telaah teknis untuk menghasilkan
dokumen dalam bentuk rencana induk
Sistem Transportasi (Sistranas, Tatranas,
Tatrawil, Tatralok), Jalan Arteri, Kereta Api,
Terminal Penumpang, Terminal Barang,
Pergudangan, Terminal Peti Kemas, Tatanan
kebandarudaraan, Rencana induk trayek,
tatanan kepelabuhan, keterpaduan jaringan
prasarana dan jaringan pelayanan.
Model Perencanaan
Transportasi
Land Use
Trip
Generation
Trip
Distribution
Model Choice
Traffic
Assignment
Lanjutan....
Memperhatikan Kebijakan Internasional,
Nasional, Regional tentang transportasi
Menetapkan skenario yang
menimbulkan bangkitan pergerakan
Melakukan proyeksi jumlah pergerakan
Menerapakan hasil teknologi
berdasarkan karakteristik wilayah
Merumuskan rekomendasi
Guna Lahan
Guna Lahan mengindetifikasikan
fungsi lahan yang diperkirakan dapat
menjadi bangkitan dan tarikan lalu
lintas.
Besaran bangkitan dan tarikan
tergantung dari besaran potensi
yang dimiliki baik dari segi demografi
maupun potensi sektor .
Dibutuhkan data primer dan
sekunder untuk mengetahui besaran
Trip Generation
Besaran
bangkitan
pergerakan
transportasi yang terjadi pada setiap
zone
yang
dapat
diidentifikasi
berdasarkan karakteristik pergerakan
yang terjadi pada setiap zone.
Jumlah bangkitan dapat dilakukan
berdasarkan hasil survey data primer
melalui wawancara rumah tangga,
atau cara lain yang dapat mewakili.
Trip Distribution
Jumlah sebaran pergerakan yang
terjadi pada setiap zone terhadap
bangkitan, atau dan sebaliknya
jumlah tarikan yang terjadi pada
waktu yang sama.
Pada setiap zone memiliki unsur
tarikan dan bangkitan transportasi,
dan jumlah ini selalu sama
besarannya.
Model Choice
Pola distribusi yang terjadi akan
memunculkan
pemilihan
moda
transportasi
bagi
pemakai
transportasi, dan hal ini penting
untuk mengetahui moda transportasi
unggulan suatu zone atau wilayah.
Moda transportasi unggulan sangat
terkait dengan karakteristik wilayah,
demografi, potensi wilayah dll.
Traffic Assignment
Model ini mengarahkan pada pemilihan
jaringan
moda
transportasi
yang
digunakan (taryek, rute), dan kondisi ini
dipengaruhi
oleh
pemakai
jasa
transportasi terhadap tingkat pelayanan.
Pemilihan
trayek
atau
rute
bisa
dipengaruhi oleh faktor kepentingan,
biaya, lingkungan, artinya seseorang
melakukan perjalan Asal Tujuan dapat
melewati zone A,B,C atau B,D,F.
Makassa
Gowa
Maros
Takalar
Jumlah
Tujuan
Makassa
Internal
M-G
M-Ms
M-T
Asal
Makassa
r
Gowa
G -M
Internal
G-Ms
G-T
Asal
Gowa
Maros
Ms-M
Ms-G
Internal
Ms-T
Asal
Makasssa
r
Takalar
T-M
T-G
T-Ms
Internal
Asal
Takalar
Jumlah
Tujuan
Makassar
Tujuan
Gowa
Tujuan
Maros
Tujuan
Takalar
Total
Pergeraka
n
Lanjutan...
G-M, Gowa sebagai bangkitan dan
Makassar seagai Tarikan
M-G, Makasar sebagai bangkitan dan
Gowa sebagai tarikan
T-M, Takalar sebagai bangkitan dan
Makassar sebagai Tarikan
M-T, Makassar sebagai bangkitan dan
Takalar sebagai Tarikan
Gowa
Makass
ar
Takala
r
Maros
NTB
NTT
Sulut
17,684,7 2,765,89
66
0
2,556,69 5,207,16
3
3
NTB
NTT
Sulut
540,321
463,235
Sulteng
764,304
594,786
6,841,42 4,634,92
1
8
1,245,49 1,304,47
0
6
Sulsel
Sultra
Sulteng
Sulsel
Sultra
Gorontal
o
Sulbar
Maluku
Maluku
Utara
1,109,49
298,179 454,578 281,929 208,249
4
1,100,43
408,701 551,014 2,887,053
236,487 289,389 323,067 193,175
3
20,369,1 2,255,9
1,714,88 2,339,11
1,397,5
4,137,495
586,705 806,250
03
23
3
8
35
2,375,41
877,122
965,060 310,033 242,001 160,611 73,648 74,834
4
6,575,82 1,615,1 156,634,7 17,761,6 4,093,04 12,135,8 2,470,0 2,101,0
8
81
18
92
7
88
42
41
1,834,21
12,862,38 1,336,17
335,662
120,434 145,606 100,155 78,073
0
5
9
2,154,55
4,069,06
219,402 2,395,988 101,537
522,133 424,615 556,227
7
7
1,997,99
642,184 185,509 8,146,792 144,360 567,052
282,713 264,617
7
512,583 747,656 4,301,964
Papua
Papua
Barat
249,661 109,275
243,898 105,055
571,861 341,625
52,417
26,121
1,863,9
949,343
99
63,468
32,164
Gorontal
o
308,909
255,515
Sulbar
501,558
337,749
Maluku
269,220
316,053
799,844
67,713 1,500,465
87,235
420,530
77,859
Maluku
Utara
212,643
206,428
1,376,76
1
72,787 1,293,892
72,341
548,902
48,900
Papua
231,983
234,074
524,602
46,697 1,085,670
52,597
291,205
179,220 114,868
58,264
Papua
Barat
124,106
125,393
377,375
28,964
631,214
32,756
184,660
101,249
31,281,
414
16,445,
691
23,823,
539
13,410,
682
Dd
Sumber
Hasil
analisis
87,696
307,479 176,225
222,389 104,947
64,135
1,361,8
133,922
28
Oi
28,724,2
26
14,102,1
27
35,524,0
56
6,516,35
1
217,677,
127
19,458,3
02
11,491,6
54
13,397,8
67
4,388,40
9
4,785,19
5
4,314,93
0
2,188,09
6
362,568,
340
Hirarki Pergerakan
Transportasi
Sistem Konektivitas
Model Pendekatan
Travel Demand Management (Pengelolaan
Kebutuhan Perjalanan), yaitu melakukan
penataan
terhadap
pemakai
jasa
transportasi (moda transportasi, parkir,
aktivitas dll)
Transit
Oriented
Development
( Pengembangan berorientasi Transit), yaitu
menata sistem transit perjalanan sehingga
dapat mengurangi pergerakan pada ruang
lalu lintas, seperti model gedung parkir dll.
SESI V
Permintaan Transportasi
Permintaan transportasi dipengaruhi
oleh 2(dua) variabel yaitu :
Aktivitas dan Service atau :
D = f (A,S)
Aktivitas adalah seluruh kegiatan
manusia yang dapat menghasilkan
produksi seperti pekerjaan,
pendapatan, PDRB, kebijakan
tentang transportasi, dan lain-lain.
Lanjutan...
Permintaan atas barang dan jasa
tergantung pada pendapatan masyarakat
dan tarif yang ditetapkan oleh operator.
Permintaan memiliki karakteristik terhadap
moda transportasi dan tingkat pelayanan
(service) yang diberikan oleh operator.
Pada saat tertentu tarif tidak berpengaruh
pada menurunnya permintaan seperti hari
raya keagamaan, liburan atau terdapat
momen penting.
Lanjutan.....
Permintaan transportasi kadangkala kurang
diimbangi oleh kapasitas yang tersedia baik
pada jaringan prasarana maupun jaringan
pelayanan.
Kemacetan yang terjadi di kota-kota besar
selain faktor manajemen peran keterbatasan
kapasitas jalan sangat berpengaruh.
Pertumbuhan panjang jaringan jalan kurang
diimbangi dengan pertumbuhan moda
transportasi.
Load Faktor
Ketidakseimbangan antara
permintaan dan supply dapat dilihat
dari Load Faktor untuk angkutan
penumpang, D/S untuk jalan, BOR,
OSOR untuk dermaga dan kinerja
RWY, Apron, Terminal untuk Bandar
Udara.
Permintaan angkutan penumpang
pada load faktor di atas 70 % terjadi
pada jam puncak.
Elastisitas Tarif
Pengguna jasa transportasi akan
meningkat bilamana tarif transportasi
pada suatu trayek mengalami penurunan,
begitu pula sebaliknya menurun pada saat
tarif taransportasi mengalami
peningkatan.
Elastisitas (e) = Perbandingan antara
persentase (%) perubahan jumlah satuan
permintaan dengan persentase perubahan
tarif.
Pegertian nilai e
Jika e > 1, artinya tarif dan pendapatan total
memiliki hubungan yang negatif atau besifat elastis,
maka kenaikan tarif akan mengurangi penerimaan
total, namun penurunan tarif akan menaikkan
pendapatan operator.
Jika e < 1, artinya tarif dan pendapatan total
memiliki hubungan yang positif atau bersifat tidak
elastis, maka kenaikan tarif akan meningkatkan
pendapatansedangkan penurunan tarif akan
menurunkan pendapatan total.
Jika e = 1, maka pendapatan tidak berubah,
meskipun tarif naik maupun turun.
Latihan ...
Elastisitas permintaan terhadap
moda transportasi adalah 2,75,
kenaikan tarif 1 % akan menurunkan
penumpang 2,75 orang. Jika moda ini
mengangkut 12.500 penumpang/hari
dengan tarif 50 rupiah, jika tarif
dinaikkan 70 rupiah, Lakukan
perhitungan dan apa sarannya.
Penyelesaian
12.500 = (50)- 2.75
= 12.500 x 50 2,75
= 5.876 x 10 8
Q = 5.876 x 10 8 x (70)
= 4.955 orang
-2,75
Kalkulasi Pendapatan
Pada saat tarif 50 rupiah jumlah
penumpang 12.500 atau Rp
625.000, Pada saat tarif menjadi 70 rupiah
jumlah penumpang sisa 4.955 atau
pendapatan sebesar : Rp 346.850
Artinya terjadi penurunan
pendapatan sebesar Rp 278.150,
sehingga kebijakan yang perlu
ditetapkan adalah tunda kenaikan
Service
Service adalah sesuatu yang
dilakukan oleh operator atau
regulator yang dapat memberikan
kesan atau cita rasa kepada user.
Dalam Sistranas terdapat 14 variabel
yang mempengaruhi pelayanan,
yaitu :
Selamat : terhindarnya
pengoperasian transportasi dari
kecelakaan akaibat faktor internal.
Lanjutan....
Aksesbilitas tinggi : jaringan
transportasi dapat menjangkau
seluas mungkin wilayah nasional dan
internasional.
Terpadu : terwujudnya keterpaduan
intra dan antar moda transportasi.
Kapasitas : Kapasitas sarana dan
prasarana transportasi cukup
tersedia untuk memenuhi
permintaan penggunan jasa.
Lanjutan.....
Teratur : Pelayanan transportasi
memiliki jadwal waktu
keberangkatan dan kedatangan.
Lancar dan cepat : Terwujudnya
waktu tempuh yang singkat dengan
tingkat keselamatan tinggi.
Mudah dicapai : Pelayanan
informasi yang jelas, shg mudah
mendap[atkan tiket, alih moda
transportasi.
Lanjutan....
Tepat waktu : Pelayanan
transportasi dilakukan dengan jadwal
yang tepat baik pada saat
keberangkatan maupun kedatangan.
Nyaman : Terwujudnya ketenangan
dan kenikmatan bagi penumpang
selama perjalanan.
Tarif terjangkau : Tarif mampu
dijangkau oleh pemakai jasa
berdasarkan kelasnya.
Lanjutan....
Tertib : Pengoperasian dilakukan dengan
peraturan perundang-undang yang
berlaku (NSPM, NSPK, SOP) dll.
Aman : Terhindarnya pengopersian
transportasi akibat faktor eksternal seperti
gangguan alam, gangguan manusia dll.
Polusi rendah : polusi yang dihasilkan
berupa gas buang, air, suara dan getaran
terjadi serendah mungkin.
Lanjutan....
Efesiensi : mampu memberikan
manfaat yang maksimal dengan
pengorbanan tertentu yang harus
ditanggung oleh pemerintah,
operator, masyarakat dan lingkungan
atau memberikan manfaat tertentu
dengan pengorbanan minimum.
Karakteristik Moda
Transportasi
Setiap moda transportasi memiliki
keunggulan dan keterbatasan .
Sebagai contoh moda transportasi udara
memiliki karakteristik (i) Penumpang, (ii)
Barang dengan Nilai Ekonomi Tinggi, (ii)
Cepat , (iv) Aman dan Nyaman, (v) Presisi
Tinggi, (vi) Mengikuti Perkembangan
Teknologi, dan (vii)Investasi Mahal
Transportasi Laut
Kapasitas Besar
Kecepatan rendah
Berbagai type kapal terkait dengan
peruntukannya
Butuh investasi besar tergantung
bobot kapal
Menguntungkan untuk jarak jauh
Transportasi jalan
Kapasitas kecil
Jumlah trip lebih banyak
Cocok untuk jarak dekat
Investasi lebih kecil
Aksesibilitas lebih tinggi
Fleksibel dalam pengoperasian
Indeks Aksesibilitas
Jaringan jalan
Atau
Atau
jalan
C1
KA
C2
C3
laut/udara
D1
D2
Jarak
SESI VI
TARIF
Tarif adalah biaya yang dikeluarkan oleh
pemakai
jasa
transportasi
untuk
mendapatkan pelayanan dari tempat asal
ke tujuan.
Tarif didasarkan atas kalkulasi ekonomi
agar pihak pengusaha mendapatkan
keuntungan dalam waktu tertentu disatu
pihak
dan
dipihak
lain
konsumen
mendapatkan
pelayanan
berdasarkan
besarnya tarif yang dikeluarkan.
Lanjutan.....
Tarif dibagi atas dua kategori yaitu tarif
yang mengikuti mekanisme perhitungan
tarif dan tarif berdasarkan perjanjian.
Operator mengharapkan tarif yang
tinggi
sedangkan
pemakai
jasa
menginginkan tarif lebih rendah.
Perbedaan ini membutuhkan batas
batas kewajaran tarif yang difasilitasi
oleh pemerintah.
Lanjutan.....
Tarif operator dapat dilakukan pelayanan
berjadwal dan tidak berjadwal
Tarif terdiri atas tarif golongan tarif
pelayanan kelas ekonomi dan non ekonomi.
Komponen perhitungan tarif penumpang
pelayanan kelas ekonomi terdiri atas : tarif
jarak, pajak, iuran wajib, asuransi dan
biaya tambahan seperti fuel surcharge dll.
Tarif berdasarkan pax/km atau Ton/km
Lanjutan
......
Penumpang
ditetapkan berdasarkan
Tarif
keputusan Pemerintah/Pemda untuk tarif
ekonomi sedangkan non ekonomi ditetapkan
oleh operator berdasarkan mekanisme pasar.
Tarif terdiri atas tarif atas (ceiling tarif) dan
tarif bawah (floor tarif).
Tarif ekonomi harus dipublikasikan kepada
konsumen, dan tidak diizinkan melebihi tarif
atas.
Tarif kargo ditetapkan oleh pemerintah/pemda
dan operator pelayanan jasa ekspedisi.
Lanjutan......
Tarif penumpang angkutan udara niaga
dan angkutan kargo berjadwal luar negeri
ditetapkan dengan berpedoman pada hasil
perjanjian angkutan udara bilateral atau
multilateral.
Tarif angkutan perintis (darat, sungai dan
danau, penyeberangan, laut dan udara)
ditetapkan
berdasarkan
pertimbangan
asumsi load faktor penumpang serta biaya
operasi penerbangan, dan kekurangannya
akan disubsidi oleh pemerintah sehingga
tarifnya lebih rendah dari tarif normal.
Pelayanan Perintis
Transportasi Jalan
Bus DAMRI melayani lintas
Perbatasan (Jayapura Skow)
Jayapura Bandar Udara Sentani.
Transportasi Sungai
Trayek Merauke - Bade Getentiri
Tanah
merah
Merauke Okaba - Kaptel
Lanjutan...
Transportasi Laut :
R - 72 melayani Trayek Merauke -173Wanam-130-Bayum-134-Atsy-89-Ecy145Agat45-Akat-80-Yamas-24- Sawaerna PP,
Kapal 350 DWT, 1.640 mil, 15 hari dan 20
Voyage.
Transportasi Udara :
Makassar Selayar, Makassar Bua ,
Makassar Masamba, Masamba Rampi,
Masamba Seko.
Pesawat Perintis
Biri
Panaga
Marmi
t
Kasonaweja
Ndund
u
Mulia
Karubag
a
Bokondin
i
Tiom
Kapeso
Biak
Dabra
Sarmi
Bato
m
Jayapura
Sumoha
i
Aboy
Obokai
m
Bafone
Mulia
Wamena
Bime
Senggeh
Serdala
Luban
Dekai
Kanowage
Tokoni
Kenyem
Yogura
Nami
a
Eleli
m
Iwur
Ilaga
Benana
Sinak
Kower
Tarub
Kepi
Apalipsil
i
Puidama
t
Oksibil
Tanah
Merah
Kamur
Makassa
r
Bomakia
Yadimura
Mendipita
nah
Merauke
Wanan
Okaba Kimaan
Lanjutan.....
Bagi
operator
yang
melanggar
aturan tersebut dapat diberikan
sanksi peringatan atau pencabutan
izin rute penerbangan.
Tarif angkutan udara niaga untuk
penumpang dan angkutan kargo
tidak
berjadwal
dalam
negeri
ditentukan berdasarkan kesepakatan
antara pengguna jasa dan operator.
KARAKTERISTIK TARIF
Operator penerbangan
Rute penerbangan(langsung, transit)
Nomor Penerbangan
Waktu booking tiket
Waktu pembelian tiket
Harga promosi
Kondisi jam puncak (kegiatan nasional,
keagamaan,
budaya,
olahraga,
pendidikan dll)
Lanjutan.........
Pelayanan diatas pesawat (konsumsi
dan non konsumsi)
Ekonomi dan non ekonomi
Nomor Seat (jendela, tengah dan
gang)
Seat pada posisi exit
Tipe pesawat
Kantor operator di Kota, di Bandar
udara atau di Travel.
Biaya tetap
Penyusutan
moda
transportasi,
Bangunan pool, terminal, dan modal
tetap lainnya.
Biaya tetap tidak berpengaruh oleh
perubahan besarnya jasa transportasi
yang dihasilkan dan hanya berubah
dalam jangka panjang jika terjadi
perobahan kapasitas produksi
Biaya Variabel
Biaya yang dikeluarkan yang erat
hubungannya
dengan
kegiatan
operasional seperti bahan bakar,
pelumas, suku cadang, asuaransi,
SDM, peralatan penunjang.
Biaya ini berobah sejalan dengan
besarnya jasa transportasi yang
dihasilkan oleh perusahaan.
Biaya Umum
Biaya umum adalah biaya yang tidak
dapat dialokasikan secara tepat kepada tiap
jasa transportasi karena penggunaan yang
sama atas fasilitas transportasi tertentu.
Biaya khusus : Biaya yang timbul karena
adanya
perlakuan
khusus,
seperti
pengiriman barang, termasuk pengepakan,
penyimpanan
diruang
pendingin,
penggunaan oksigen, pengunaan catu daya
listrik dll.
Latihan Individu
Kerjakan Soal dari Teks book Morlok:
81
82
83
8- 5
88
Kerjakan Soal dari Teks book Khisty
Bab 2 dan Bab 3
SESI VII
KINERJA TRANSPORTASI
Perbandingan terbait antara fasilitas
yang tersedia dengan produksi yang
dihasilkan
Kinerja dapat dilihat dari jaringan
prasarana maupun jaringan
pelayanan
Untuk kinerja Transportasi jalan
dapat didasari pada SPM yang
diterbitkan oleh Kementerian PU,
sedangkan Transportasi laut dan
Lanjutan...
Tamin : Arus Lalulintas berinteraksi
dengan sistem jaringan transportasi,
jika arus lalu lintas meningkat makan
pada ruas jalan tertentu waktu
tempu akan meningkat pula, karena
kecepatan kendaraan menurun yang
dapat melewati
suatu ruas jalan
atau disebut kapasitas ruas jalan.
Transportasi Jalan
Perhatikan PM Pekerjaan Umum No.
01/PRT/M/2014 Tanggal 24 Pebruari 2014
tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang.
PM Menteri Perhubungan No.49 Tahun
2005 Tentang Sistem Transportasi Nasional
Bab 6,7 Khisty
Bab 5,16 Morlok
Konversi SMP
Mobil Penumpang/jeep : 1
Taksi : 1
Pick Up/Mobil barang Ringan : 1
Bis Besar Tingkat : 1,8
Bis Kecil (9 25 Pnp) : 1,3
Mobil Barang > 2,5 Ton : 1,5
Gandengan/Trailer : 2,5
Bemo/bajaj : 0,8
Sepeda Motor : 0,2
Becak : 0,5
Dokar/bendi : 1,8
Lanjutan...
Faktor SMP untuk jenis kendaraan
tertentu pada ruas jalan akan
berbeda pada persimpangan. Untuk
roda 3 dan sepeda di persimpangan
faktor SMP akan lebih kecil dari pada
SMPnya pada ruas jalan, ini berrti
bahwa kedua kendaraan memiliki
kelincahan gerak sedangka untuk
bus besar SMPnya akan
semakinmeningkat.
Tingkat Pelayanan
Tingkat Pelayanan di jalan dapat
diukur dengan kecepatan atau waktu
tempuh dan derajat kejenuhan pada
suatu ruas jalan.
Beberapa variavel yang berpengaruh
dalam perhitungan Tingkat
Pelayanan di Jalan adalah Kecepatan,
Vulume kendaraan dan Kapasitas
jalan.
Lanjutan....
Penurunan tingkat pelayanan di jalan
menjadi masalah pada setiap kota besar di
Indonesia, karena salah satu dampaknya
adalah kemacetan.
Faktor kemacetan disebabkan karena
sistem jaringan jalan, pengelolaan lalu
lintas dan faktor sarana transportasi.
Dampak kermacetan adalah pemborosan
bahan bakar, efesiensi waktu dan
kenyamanan.
Tingkat Pelayan C
Tingkat Pelayanan C, menunjukkan
arus stabil, kecepatan dikontrol oleh
lalu lintas, volume pelayanan yang
dipakai untuk disain jalan perkotaan.
Tingkat Pelayanan D, Menunjukkan
mendekati arus tidak stabil atau arus
mulai tidak stabil
Tingkat E
Tingkat Pelayanan E, Menunjukkan
arus yang tidak stabil, kecepatan
rendah dan berbeda-beda, volume
mendekati kapasitas.
Tingkat Pelayanan F, menunjukkan
arus yang terhambat, kecepatan
rendah, volume lebih besar dari
kapasitas, banyak berhenti dan aliran
arus lalu lintas mengalami
kemacetan total.
90
< 0,35
70
< 0,54
50
< 0,77
40
< 0,93
33
<1
< 33
Transportasi Laut
PM Menteri Perhubungan No.49 Tahun 2005
Tentang Sistem Transportasi Nasional
Bab 6,7 Khisty
Keputusan Menteri Perhubungan No. 53
Tahun 2002 tentang Tatanan Kepelabuhan
Nasional
DITJEN Perhubungan Laut, Pedoman Teknis
Pemilihan dan Penetapan Lokasi Pelabuhan
Di Indonesia
Port Development Hand Book, JICA
Kinerja Pelabuhan
Berth Occupancy Rtaio (BOR), dalam
%
Berth Through Put (BTP), dalam
m3/ton/m
Shed Occupancy Ratio (SOR) dalam
%
Shed Through Put (STP), dalam
m3,Ton/m2
Yard Occupancy Ratio (YOR) dalam %
Container Yard Occupancy Ratio
Lanjutan...
(panjang kapal + 5) x waktu
tambat
BOR =
____________________________x100 %
panjang dermaga x waktu
yang tersedia
Dermaga yang digunakan untuk
penambatan kapal secara susun
sirih, panjang yang diperhitungkan
tidak mengikuti panjang kapal tetapi
Lanjutan ....
Panjang dermaga yang dipakai
BOR =_________________________ x 100
Panjang demaga x waktu
tersedia
Dermaga yang digunakan untuk
penambatan kapal melambung tidak
diperhitungkan ke dalam BOR karena
BOR hanya dihitung berdasarkan
kapal yang bertambat secara
merapat.
Latihan .....
Jika pelabuhan di atas terdapat
jumlah barang yang dibongkar dan
muat sebesar 27.856 ton dan 9.854
Teus, maka :
BTP General cargo = 27.856/640 =
43,525 T/m
BTP Peti Kemas = 9.854/640 = 15,40
Teus/m
Untuk perhitungan kinerja gudang
dan lapangan penumpukan pada
Kinerja Gudang
Gudang pada saat ini relatif menurun
pemanfatannya, hal ini disebabkan
karena penggunaan peti kemas
sebagai media angkutan barang jauh
lebih efesien .
Untuk menghitung kinerja gudang
dibutuhkan variabel luas gudang,
dwelling time (DT) (ton,M3) dan lama
penumpukan / penyimpanan.
Lanjutan....
DT adalah jumlah hari rata2 tiap ton
atau m3 barang yang ditampung
selama priode tertentu.
Jumlah ton tiap party barang X
Lama hari penumpukan tiap
party
DT = -----------------------------------------Jumlah ton barang yang
ditumpuk pada priode tertentu
Lanjutan......
Untuk menghitung YOR perinsipnya sama,
hanya SOR adalah gudang sedangkan YOR
adalah lapangan penumpukan (Gudang
terbuka)
STP adalah jumlah Ton/m3 barang dalam
satuan priode (waktu) yang melewati
gudang atau lapangan peumpukan perluas
gudang/lapangan penumpukan.
Jika soal di atas dihitung STPnya, maka :
STP = 5 x 32 x 9 /400 = 3,6 ton/m2/tahun
Lanjutan....
Untuk menghitung CYOR dibutuhkan variabel
luas CY yang efektif, jumlah peti kemas, ukuran
peti kemas, lama /waktu penumpukan peti
kemas dan teknik penyusunan peti kemas.
Penyusuanan peti kemas didasarkan atas
pertimbangan kapasitas optimal setiap lapangan
penumpukan peti kemas, mengingat peti kemas
memiliki dimensi berbeda tergantung jenis peti
kemas, misalnya jenis 1 CC, memiliki dimensi 20
x 8 x 8,5 feet, sedangkan dimensi lapangan
penumpukan penumpukan adalah metrik.
Peti Kemas
Jenis Peti Kemas :
Tunnel Type Container / dry 20 feet, yaitu
konstruksinya terbuat dari aluminium, banyak
digunakan untuk mengangkut atau
menyimpan barang kelontong, barang kering
termasuk barang mahal dan mudah pecah.
Open top steel container yaitu kontainer tanpa
tutup banyak digunakan untuk mengangkut
alat-alat berat dan ukuran tingginya 8,5 ft,
penutupnya biasanya digunakan terpal.
1A
40 x 8 x 8
1 AA
40 x 8 x 8,5
1B
30 x 8 x 8
1 BB
30 x 8 x 8,5
1C
20 x 8 x 8
1 CC
20 x 8 x 8,5
1D
10 x 8 x 8
1E
6,5 x 8 x 8
1G
5x8x8
Sumber : Pedoman Pembangunan
Pelabuhan
Volume (M3)
30,5
30,5
25,4
25,4
20,3
20,3
10,2
7,1
5,1
Transportasi Udara
PM Menteri Perhubungan No.49 Tahun 2005
Tentang Sistem Transportasi Nasional
Perhatikan
PM No. 69 Tahun 2013 Tentang
Tatanan Kebandarudaraan
PM Menteri Perhubungan No. 38 Tahun 2015
Tentang Standar Pelayanan Penumpang di
Bandar Udara.
Standar Terminal Bandar Udara (KM 20 Th 2005)
Perhatikan PM No. 69 Tahun 2013 Tentang
Tatanan Kebandarudaraan
Bab 16 Morlok
Lanjutan....
. Annex 14, aerodrome Design and operation
Volume1
Doc. 9157, Aerodrome Design Manual Part 1
Runway
Doc. 9157, Aerodrome Design Manual Part 2
Taxiway
Doc. 9157, Aerodrome Design Manual Part 3
Pavement
SESI VIII
Ujian Tengah Semester (UTS)
Materi soal besar dari latihan individu
(optimalisasi, efesiensi waktu dan
biaya)
Pengembangan dari soal latihan
individu, sifatnya deskripsi
SESI IX
Analisis Kebijakan
Prof. Dr. Mustopadidjaja. AR.
Suatu keputusan yang dimaksudkan untuk
mengatasi permasalahan tertentu, untuk
melakukan kegiatan tertentu, untuk
mencapai tujuan tertentu, yang dilakukan
oleh instansi yang berwenang dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan
negara dan pembangunan.
Lanjutan....
Carl Friedrich
Suatu usulan arah tindakan atau
kebijakan yang diajukan oleh seseorang,
kelompok
atau
pemerintah
guna
mengatasi
hambatan
atau
untuk
memanfaatkan kesempatan pada suatu
lingkungan
tertentu
dalam
rangka
mencapai
suatu
tujuan
atau
merealisasikan suatu sasaran.
Lanjutan...
William N Dunn
Suatu daftar pilihan tindakan yang saling
berhubungan yang disusun oleh instansi
atau pejabat pemerintahan dalam bidang
pertahanan,
kesehatan,
pendidikan,
kesejahteraan, pengendalian kriminalitas
serta pembangunan perkotaan.
Lanjutan..
William N. Dunn.
Awal dan bukan akhir dalam upaya
memperbaiki proses pembuatan kebijakan
- Sebagai
metode
paradigma
dan
sebagai
Lanjutan...
W.I. JENKINS
Suatu daftar pilihan tindakan yang saling
berhubungan yang disusun oleh instansi
atau pejabat pemerintahan dalam bidang
pertahanan,
kesehatan,
pendidikan,
kesejahteraan, pengendalian, kriminalitas
serta pembangunan perkotaan
Lanjutan..
Raymond. A. Bauer (1968)
Proses dalam pembuatan kebijakan yang
didasari atau meneliti sebab akibat dan
kinerja kebijakan yang ada.
Lanjutan...
CHIEF J. O. UDOJI
Suatu tindakan bersanksi yang mengarah pada
suatu tujuan tertentu yang diarahkan pada suatu
masalah atau sekelompok masalah tertentu yang
saling berkaitan dan mempengaruhi sebagian
besar warga masyarakat.
THOMAS R. DYE
Pilihan tindakan apapun yang dilakukan atau
tidak ingin dilakukan oleh pemerintah.
Lanjutan...
JAMES E ANDERSON
Perilaku dari sejumlah aktor (pejabat, kelompok,
instansi pemerintah) atau
serangkaian aktor
dalam suatu bidang kegiatan tertentu.
ANDERSON
Langkah tindakan yang sengaja dilakukan oleh
seorang aktor atau sejumlah aktor berkenaan
dengan adanya masalah atau persoalan tertentu
yang dihadapi.
Rangkuman Pendapat
Suatu aktivitas keilmuan yang dilakukan
dalam proses politik, yang mana memiliki
lima tahap dalam pembuatan kebijakan
yaitu penyusunan agenda, formulasi
kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi
kebijakan dan penilaian kebijakan .
Kebijakan
Sasaran
Realisasi
Masalah
Pembangunan rumah
masyarakat terasing Tau Balo
di Ralla Kabupaten Barru
Sulawesi Selatan.
Sumber air
baku terbatas
Pengadaan
pangan
umbi- Menenuhi
umbian
pada
bencana
kebutuhan
kekeringan
pegunungan
pangan
tengah Provinsi Irian Jaya
masyarakat
Umbi-umbian
rusak tidak
dapat
dikonsumsi
Didatangkan
dari Pulau Jawa
Relokasi
Tidak satupun Asing terhadap
masyarakat
keluarga yang
kehidupan baru
Tau Balo dari
pindah.
Jauh dari mata
Desa Bulo-Bulo
pencaharian
ke Ralla
Lanjutan...
No Kebijakan
Sasaran
Realisasi
Masalah
Areal sawah
diolah oleh
masyarakat
pendatang
Budaya
pramu
Pembukaan
dan
percetakan
areal
persawahan pada Unit
Pemukiman
Transmigrasi di Koya
Jayapura
Pemberdayaa
n masyarakat
Papua dalam
bidang
pertanian
Pembangunan terminal
di beberapa kabupaten
di Sulawesi Selatan
AKAP dan
AKDP adalah
bus cepat
Keterampilan dalam
Kebijakan
.Mampu dan cepat mengambil keputusan pada kriteria
Lanjutan...
Mampu mengatasi ketidakpastian.
Mampu mengemukakan dengan angka (tidak
hanya asumsi kwalitatif).
Mampu membuat rumusan analisa yang
sederhana namun jelas.
Mampu memeriksa fakta-fakta yang diperlukan.
Mampu meletakkan diri dalam posisi orang lain
(tempati)
khususnya sebagai pengambil
kebijakan
dan
publik
yang
menjadi
konstituenya.
Lanjutan....
Model Kelembagaan
Tugas
membuat
kebijakan
adalah
pemerintah.
berdasarkan
fungsi-fungsi
kelembagaan, setiap sektor dan tingkat.
Bersifat universal dan monopoli fungsi
pemaksaan
dalam
kehidupan
bersama.mengabaikan masalah-masalah
lingkungan.
Model proses
Model proses
Politik merupakan proses sebuah aktivitas,
mempunyai proses.
Bagaimana Kebijakan publik dibuat atau
seharusnya dibuat.
SESI X
KELOMPOK KEBIJAKAN PUBLIK
BENTUK KEBIJAKAN
Kebijakan Umum
Kebijakan Manajerial
Kebijakan Teknis Operasional
Lanjutan.....
PP No. 79 Tahun 2013 Tentang Jaringan Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan
PP No. 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen
dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta
Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas.
PP No. 56 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Kereta Api;
PP No. 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Kereta Api;
PP No. 69 Tahun 1998 tentang Prasarana
dan Sarana Kereta Api
Lanjutan.....
Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun
2009 Tentang Kepelabuhan
Peraturan Menteri Perhubungan No.
69 Tahun 2013 Tentang Tatanan
Kebandar Udaraan Nasional
Peraturan Menteri Perhubungan No.
10 Tahun 2012 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Angkutan Massal
Berbasis Jalan.
KEBIJAKAN PUNCAK
HIRARKI PEMERINTAH
Pemerintah Pusat.
Pemerintah Provinsi.
Pemerintah Kabupaten/Kota.
STRATEGI DASAR (NASIONAL)
Perencanaan strategis (RPJP DAN RPJM).
SISTRANAS, TATRANAS
RUTR NASIONAL
CIRI-CIRI VISI
Mengilhami.
Berorientasi pada perubahan.
Berorientasi pada manusia.
Memberi kekuatan.
Menyatakan
menjanjikan.
masa
depan
yang
Visi Bangsa
BIDANG
Visi Sektor
SEKTOR
SUB SEKTOR
PROGRAM
PROYEK
KEGIATAN
HASIL
Tujuan
Sasaran
Input
Out put
Output
Out come
Benefit
Impact
SESI X
SIKLUS KEBIJAKAN
Masalah
Kenali
Kenali
Peramalan
Hasil
Kebijakan
Alternatif
Pemantauan
Evaluasi
Evaluasi
Pelaksanaan
Perumusan Masalah
Penyusunan
Agenda
Peramalan
Formulasi
Kebijakan
Rekomendasi
Adopsi Kebijakan
Pemantauan
Implementasi Kebijakan
Penilaian
Penilaian Kebijakan
PENYUSUNAN AGENDA
dan diangkat
pada agenda
tidak disentuh
lainnya ditunda
FORMULASI KEBIJAKAN
ADOPSI KEBIJAKAN
PENILAIAN KEBIJAKAN
DAVID DARY
Kebutuhan dan nilai yang belum dapat
memenuhi berbagai aspek sehingga dibutuhkan
penyempurnaan melalui analisis kebijakan yang
memperhatikan kebijakan publik lagi.
Kebijakan Publik = f (Kp1, Kp2Kpn)
SISTEM KEBIJAKAN
Pelaku Kebijakan
Lingkungan Kebijakan
Kebijakan Publik
Kebijakan Publik
: Pembuat kebijakan.
Pelaku Kebijakan
Lingkungan Kebijakan
SESI XI
METODOLOGI ANALISIS KEBIJAKAN
Pertanyaan :
1. Apa hakekat permasalahan suatu objek.
2. Kebijakan apa yang sedang dan pernah dibuat untuk
mengatasi masalah dan apa hasilnya.
3. Sejauh mana hasil yang dicapai dalam memecahkan
masalah.
4. Alternatif kebijakan apa yang tersedia untuk menjawab
masalah.
5. Hasil apa yang diharapkan dalam memecahkan masalah.
Hasil
Kebijakan
Masalah
Kebijakan
Aksi Kebijakan
Masa
Depan
Kebijakan
Evaluasi
Peramalan
Perumusan
Masalah
Rumusan
Masalah
Rumusan
Masalah
Pemantauan
Perumusan
Masalah
Rekomendasi
dari
Evaluasi
Perumusan masalah
Peramalan
Hasil kebijakan
Masalah kebijakan
Masa Depan/Hasil
kebijakan
Pemantauan
Perumusan masalah
Aksi kebijakan
-
Rekomendasi
Evaluasi
Perumusan masalah
Peramalan
Hasil kebijakan
Masalah kebijakan
Hasil kebijakan
-Headway 20 mnt
- 2 Trayek
- 3 Trayek
- Merugi 1 juta/hr
Pemantauan
Perumusan masalah
Aksi kebijakan
-Pembangunan Halte
- Pembukaan trayek baru
- Sosialisasi
Rekomendasi
Model Pemilihan
Publik
Sentralistik.
Demokratik.
Otoriter.
Desentralisasi.
Non Partisipatip.
Partisipatif.
Model Demokratis :
Pengambilan keputusan harus sebanyak mungkin mengelaborasi
suara dari stakeholders.
Menghendaki agar setiap pemilik hak demokrasi diikutsertakan
sebanyak-banyaknya
Berkembang di negara-negara yang baru saja mengalami
transisi
ke demokrasi.
Good Governance
Pemberdayaan masyarakat dalam penyusunan program
pembangunan
Model Strategis
Menggunakan rumusan runtutan strategi sebagai basis
perumusan
kebijakan.
Pengumpulan informasi secara luas, eksploratif alternatif, dan
menekankan implikasi masa depan dengan keperluan
sekarang.
Berpikir secara stratejik dengan mengembangkan strategistrategi yang efektif.
Memperjelas arah masa depan.
Menciptakan prioritas.
Membuat keputusan sekarang dengan mengingat konsekuensi
masa depan
Lanjutan....
Mengembangkan landasan yang koheren dan kokoh
bagi formulasi keputusan.
Menggunakan kekuasaan yang maksimum dalam
bidang-bidang yang berada di bawah
Kontrol organisasi
Membuat keputusan yang melintasi tingkat dan fungsi
Memecahkan masalah utama organisasi
Menangani keadaan yang berubah dengan cepat
secara efektif.
Membangun kerja kelompok keahlian
TEKNIK ANALISIS
MUSYAWARAH
Kebijakan dibuat berdasarkan kesepakatan
melalui forum rapat, dialog, pertemuan
pada berbagai tingkat eseloning untuk
birokrasi atau staf yang terkait dengan
bidang
tugas
kebijakan
yang
direkomendasikan.
Kebijakan dibuat berdasarkan kesepakatan
masyarakat melalui pemangku adat.
STATISTIK MATEMATIK
Menggunakan formula statistik dan matematik
dalam meramalkan dan menyelesaikan suatu
informasi (regresi, eksponensial, logaritmis).
Menggunakan data sekunder termasuk data
time series untuk peramalan beberapa tahun
ke depan.
Hasil dipengaruhi oleh penetapan variabel
yang berpengaruh serta asumsi yang
digunakan.
Tugas
Analisis Kebijakan Transportasi
Cari satu kasus kebijakan transportasi yang
berpengaruh/berdampak
terhadap
ekonomi
(UU,PP,Permen,PerDirjen,Perda,
PerGub,
Perwali,Perbup, Kadis, dll)
Buat dalam bentuk siklus analisis kebijakan
Lakukan analisis deskripsi yang didukung data
sekunder atau primer
Kasus dipresentasikan pada Pertemuan Ke XII s/d XV
Materi 5 sd 10 halaman, Form 4433, Times New
Roman atau Arial 12
Tugas dikumpul pada Minggu ke XVI, sebelum Ujian
Akhir Semester.