Anda di halaman 1dari 258

EKONOMI DAN KEBIJAKAN

TRANSPORTASI
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK
TRANSPORTASI

Jamaluddin Rahim

UNIVERSITAS HASANUDDIN
PROGRAM PASCA SARJANA
2015

GARIS GARIS BESAR PROGRAM


PENGAJARAN
Deskripsi : Mata kuliah ini membahas
berbagai
hal
yang
saling
berpengaruh terhadap ekonomi dan
kebijakan transportasi
Setelah menyelesaiakan mata kuliah
ini Mahasiswa/i mampu menjelaskan
dan
menganalisis
hal-hal
yang
berhubungan dengan
ekonomi dan
kebijakan transportasi.

Daftar Bacaan
1. Transport Economic by KJ Button
2. Transport Demand Analysis By Adif Kanafani
3. Khisty, J. C., Lall, B. K., 2003, Transportation Engineering:
An Introduction/ Third Edition, Erlangga, Jakarta.
4. Manheim, Marvin L., 1979, Fundamentals of Transportation
Systems Analysis Volume 1: Basic Concepts, The MIT
Press, Massachus
5. Morlok, Edward K., 1978, Introduction to Transportation
Engineering and Planning, McGraw-Hill Kogakusha Ltd,
Tokyo.
6. Dunn, William N, 1994, Public Policy Analysis : An
Interduction, Prentice Hall, New Jersey
7. Douglas, George W., Miller, James C., 1974, Economic
Regulation of Domestic Air Transport: Theory and Policy,
The Brookings Institution, Washington

Tujuan Pembelajaran
Meningkatkan kompetensi agar :
Mampu menganalisis aspek ekonomi
terhadap kebijakan pembangunan dan
pengembangan
jaringan
prasarana
transportasi.
Mampu menganalisis aspek ekonomi
terhadap kebijakan pembangunan dan
pengembangan
jaringan
pelayanan
transportasi.

Lanjutan....
Mampu memantau dan mengevaluasi
kinerja kebijakan transportasi yang telah
melayani masyarakat.
Menguasai metode analisis kebijakan dari
berbagai kriteria penilaian
Mampu
mengkomunikasikan
mensosialisasikan kepada stakeholder
terhadap kebijakan yang telah ditetapkan

SESI I
ILMU EKONOMI

Ilmu Ekonomi berkembang sejak


tahun 1776 setelah Adam Smith
sebagai bapak ekonomi dunia
mengangkat
tentang
keberhasilan revolusi industri.
Kegiatan
ekonomi
:
Suatu
kegiatan
seseorang,
masyarakat,
perusahaan,
produksi
barang
dan
jasa

Lanjutan...
Dalam melakukan kegiatan ekonomi
seseorang, kelompok, perusahaan
dan masyarakat akan melakukan
berbagai pilihan atau alternatif untuk
melakukannya.
Berdasarkan alternatif tersebut yang
tersedia
seseorang,
kelompok,
perusahaan atau masyarakat perlu
memutuskan yang terbaik untuk
dilaksanakan.

Lanjutan...
Mengapa kita harus memilih alternatif,
karena kegiatan ekonomi memiliki
masalah kelangkaan atau kekurangan.
Ekonomi
menyangkut
kehidupan
manusia, kebutuhan pokok terdiri atas
sandang, pangan dan papan.
Kelangkaan
terjadi
akibat
ketidakseimbangan antara kebutuhan
masyarakat dengan faktor produksi.

Kebutuhan masyarakat
Kebutuhan
masyarakat
adalah
keinginan
masyarakat
untuk
memperoleh barang dan jasa.
Kita ketahui bahwa sebagian barang
dan jasa harus diimport sehingga
membutuhkan
proses
meskipun
sebagian besar diproduksi dalam
negeri.

Barang dan Jasa


Keinginan
untuk
memperoleh
barang dan jasa dibedakan atas (i)
keinginan
yang
disertai
oleh
kemampuan untuk membeli (ii)
keinginan yang tidak disertai oleh
kemampuan untuk membeli.
Jika keinginan yang disertai dengan
kemampuan untuk membeli disebut
permintaan efektif.

Barang
Barang yang dibutuhkan manusia
terutama terdiri dari benda yang
dapat dilihat dan diraba secara fisik
seperti baju, sepatu, makanan dan
minuman.
Barang adalah Setiap benda yang
dibutuhkan manusia karena berguna
atau bermanfaat. Ukuran barang
tersebut adalah nilai guna (utility).

JASA
Jasa bukanlah berbentuk benda
sebab
ia
merupakan
layanan
seseorang atau suatu barang yang
akan
memenuhi
kebutuhan
masyarakat.
Jasa adalah tindakan ekonomi oleh
individu maupun oleh kelompok
yang mampu memenuhi kebutuhan
manusia.
Uang tidak termasuk barang dan

Lanjutan...
Ciri jasa dapat dirasakan dapat
dinikmati meskipun tanpa dilihat
mujudnya tanpa dirasa bila diraba
bentuknya, dapat didengar suaranya
atau dapat dilihat atau dilihat pada
waktu tertentu gambarnya.
Contoh jasa adalah kegiatan tukang,
pelayanan dokter, guru, service,
transportasi, siaran radio, film, cetak
foto dan hiburan.

JASA TRANSPORTASI
Karakteristik
barang
terhadap
konsumen adalah kepuasan dalam
memanfaatkan,
mengoperasikan
atau menikmati barang tersebut.
Karakteristik
jasa
terhadap
konsumen adalah dapat memberikan
kesan
yang
menarik
terhadap
pelayanan yang diberikan oleh
pemberi jasa, kesan menikmati jasa
yang diberikan oleh pemberi jasa.

Siklus Loope
Operat
or

Bandar
Udara

Penjual
ikan

ATC
Butik

Nela
yan

Tukan
Jahit

Petani
Penjual
Kain

Penju
al
beras

PENGERTIAN
Transportasi adalah proses perpindahan/
pergerakan orang, barang atau jasa dari
suatu tempat (asal) ke tempat yang lain
(tujuan) yang dilengkapi prasarana dan
sarana.
Transportasi akan melibatkan empat unsur
yaitu barang/orang yang diangkut, alat
angkut (sarana/moda), jaringan/trayek/rute
(Way),
prasarana
asal
dan
tujuan
(terminal,pelabuhan, stasiun, bandar udara)

PergerakanTransportasi
BARANG/
PAX

ASAL

TRANSPORTASI

TUJUAN

SARANA
(MODA)

MEDIA
(WAY)

PRASARANA

Trip
Trip adalah jasa transportasi yang diberikan
oleh operator transportasi dalam hal ini
penumpang
yang hanya mengharapkan
berangkat dan tiba ditempat tujuan dengan
aman dan selamat.
Travel adalah jasa trasportasi yang diberikan
oleh operator transportasi dalam hal ini
penumpang
menikmati
perjalanannya,
selain mengharapkan tiba ditempat tujuan
dengan aman dan selamat.

Travel
Travel adalah jasa trasportasi
yang diberikan oleh operator
transportasi dalam hal ini
penumpang
menikmati
perjalanannya,
selain
mengharapkan tiba ditempat
tujuan dengan aman dan
selamat.

Jenis Transportasi
Transportasi jalan
Transportasi jalan baja
Transportasi Air ( Sungai, danau
Penyeberangan dan laut)
Transportasi Udara
Transportasi Pipa
Transportasi kabel, rantai, ban
berjalan, screw

Ruang Lingkup Ilmu


Transportasi

Perencanaan Transportasi
Teknik Transportasi
Manajemen Transportasi
Ekonomi Transportasi
Lingkungan Transportasi
Hukum Transportasi
Penunjang Transportasi

Pagandeng dari Gowa

Dump Truk dari Pangkep

Ruas Jalan Merauke Tanah


Merah

Becak di Beijing

Kereta Api Monorel

Long Boat Danau Sentani

Speed Boat Teluk Holtkam

Kapal Penyeberangan di
Lembar

Kapal Peti Kemas

Kapal Perintis di Pelabuhan


Sorong

Pedagang Kaki lima di Terminal Bandar


Udara Internasional Lombok Mataram

Muatan Kargo di Bandar Udara Nop


Goliat Dekai Kab. Yahukimo

Pesawat Amphibi S-208 di


Kepi

Transportasi Kabel Tembok


Cina

Karakteristik Transportasi
Tidak dibatasi administrasi
pemerintahan
Multi Modal
Multi Sektor
Multi Masalah
Multi Disiplin ilmu
Multi moda transportasi

Batas Administratif
Operasional transportasi tidak boleh
dibatasi oleh batas administrasi untuk
suatu wilayah tingkat nasional.
Untuk operasional
antar negara
membutuhkan hubungan bilateral
terhadap pengoperasian multimoda
berdasarkan
hukum
internasional
seperti IMO untuk transportasi laut
dan ICAO untuk transportasi udara.

Multi Sektor
Sektor Transportasi termasuk bidang
ekonomi dan sektor penunjang,
keberhasilan sektor lain sangat
tergantung dari kesiapan fasilitas
dan moda transportasi.
Beberapa pemerintah daerah dalam
era otonomi menjual keterlambatan
pertumbuhan ekonominya karena
keterbatasan pelayanan transportasi.

Lanjutan...
Barang konsumsi dan strategis pada setiap
wilayah terjadi surplus/defesit sehingga
membutuhkan pola distribusi logistik.
Kebijakan sektor (pertanian, perdagangan,
industri,
pariwisata,
pertambangan,
pendidikan, kesehatan, dll) perlu dijabarkan
oleh sektor transportasi.
Begitupula sebaliknya kebijakan sektor
transportasi mutlak dijabarkan sektor
terkait.

Multi Masalah
Permasalahan
transportasi
tidak
dapat
dipecahkan
dengan
pendekatan parsial karena multi
sektor di atas.
Betapa
banyak
pelaksanaan
pembangunan terhambat
karena
belum
mampu
memecahkan
masalahnya.
Masalah kemacetan, zero insiden
belum mampu diwujudkan.

Lanjutan....
Masalah keterbatasan SDM
berdasarkan persyaratan
internasional.
Masalah keterbatasan dana untuk
membangun fasilitas transportasi
yang memadai.
Masalah
Legalitas
yang
selalu
membutuhkan revisi
Masalah koordinasi lintas sektor, dll.

Multi Disiplin
Sektor Transportasi membutuhkan campur
tangan berbagai Latar belakang pendidikan.
Perencanaan dan Pembangunan Pelabuhan,
Bandar Udara akan melibatkan tenaga ahli
Transportasi, Teknik sipil, geodesi,
lingkungan, ekonomi, Penerbangan,
Kelautan, Statistik, Komputer, Elekto,
Elektronika, Arsitektur, Mesin , Industri,
Perencanaan Wilayah dan Kota, Sosial, Juru
Gambar dll.

Multi Moda
Moda transportasi darat terdiri atas Moda
transportasi jalan dan jalan baja (kereta
api).
Moda transportasi jalan, non mesin,
bermesin dan baterey
Moda transportasi jalan non mesin adalah
kendaraan yang digunakanan dengan
mengan dalkan otot baik otot manusia
(becak, sepeda) maupun hewan dokar,
pedati, andong, cidomo dll

TUGAS 1 (Individu)
Cari satu kasus pelayanan jasa transportasi
dan buatlah/gambarkan satu siklus loope
yang menggambarkan keterkaitan sektor
transportasi
dengan
sektor
ekonomi,
Tetapkan Topiknya
Deskripsikan hubungan antara loope dengan
loope dari aspek ekonomi dan transportasi
Minimal 10 Loope, 800 kata, spasi 2, form
4433
Dikumpul minggu depan.

SESI II
Operasional Transportasi
Regula
tor
Safety
Lingkungan
Legalita
s
Operat
or

Pajak
Pajak
Service
User
ongkos

REGULATOR
Regulator sebagai pengatur dari unsur
pemerintah
dan
pembuat
kebijakan
transportasi dalam bentuk regulasi sehingga
pihak operator dan user berkewajiban
menjalankannya selain itu pihak regulator
memberikan penjaminan kepada pihak user
dari aspek keselamatan sedangkan pihak user
berkewajiban
membayar
pajak
kepada
regulator dan ongkos kepada operator dan
pihak operator berkewajiban memberikan
pelayanan terbaik kepada user

Unsur Lingkungan
Operasional transportasi tidak terlepas dari
aspek lingkungan, sehingga bisa terjadi
orang tidak terlibat didalam operasional
transportasi tetapi menerima dampak
terhadap operasional transportasi baik
sifatnya positif maupun negatif.
Dampak Positif dari aspek ekonomi dan
sosial
Dampak negatif dari aspek lingkungan ,
sosial dan budaya

Modernisasi moda
Transportasi
Tuntutan Pemakai jasa transportasi untuk
menaklukkan
jarak,
waktu
perjalanan,
kapasitas muatan serta karakteristik wilayah.
Penemuan
moda
transportasi
dengan
kecepatan tinggi, Kapasitas besar dan tingkat
keamanan dan keselamatan yang handal,
serta kenyamanan .
Penyusunan
peraturan
dan
standar
operasional prosedure yang berlaku nasional
dan internasional.

Peran Ekonomi
Transportasi adalah derived demand
(permintaan
turunan),
sehingga
pertumbuhan
ekonomi
terhadap
sektor akan diikuti oleh pertumbuhan
transportasi.
Mekanisme pasar akan berfungsi
bilamana tersedia fasilitas dan moda
transportasi.
Jangkauan pemasaran barang dan
jasa dapat dilakukan tanpa mengenal

Fungsi transportasi dalam


Perekonomian dan Pembangunan
Korelasi positif dengan kegiatan ekonomi,
pembangunan dan masyarakat.
Alokasi sumber daya ekonomi secara optimal.
Produksi efesien dan efektif.
Kesempatan kerja.
Pendapatan masyarakat meningkat.
Kesenjangan antar daerah dapat ditekan.
Hal tersebut akan memberikan kontribusi yang
cukup besar terhadap pendapatan masyarakat,
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan
pembangunan

Lanjutan...
Hal tersebut akan memberikan
kontribusi yang cukup
besar
terhadap
pendapatan
masyarakat,
pertumbuhan
ekonomi
dan
pemerataan
pembangunan.
Indikatornya dapat dilihat dari
PDRB dan Indeks Pembangunan
Manusia

Ekonomi Transportasi
Melakukan analisis ekonomi dan finansial terhadap
pembangunan suatu Prasarana Transportasi serta
pengadaan dan operasional moda transportasi.
Kemungkinan layak dari segi ekonomi tetapi tidak
layak dari segi finansial (ditinjau dari aspek
ekonomi makro)
Kelayakan ekonomi dapat ditinjau dari segi manfaat
lintas sektor dan kontribusinya pada PDRB daerah.
Kelayakan finansial ditinjau dari segi investasi,
pendapatan sehingga menghasilkan keuntungan
pada tahun tertentu.

Aplikasi
Pembangunan jaringan jalan, pelabuhan dan
bandar udara dengan melakukan perhitungan
kelayakan finansial ekonomi (Benefit Cost
Rasio, Net Present Value, Internal Rate Return
dan Payback Period).
Operasional pelabuhan dan bandar udara
dilakukan dengan membandingan antara
pendapatan dan pengeluaran.
Operasional operator jasa transportasi
dengan menghitung keuntungan perusahaan
Transportasi. (Konektivitas)

Benafit Cost Rasio


BCR adalah suatu besaran yang

membandingkan
antara
keuntungan
yang
diperoleh
dengan biaya yang dikeluarkan
dalan
kurun
waktu
penyelenggaraan
kegiatan
pembangunan/pengembangan
bandar udara.

Lanjutan....
Pendekatan analisis finansial dan
ekonomi terhadap investasi dalam
pembangunan infrastruktur ekonomi
termasuk bandar udara.
Jika suatu investasi pemerintah dari
aspek finansial menunjukkan angka
B/C < 1, tetapi aspek ekonomi dan
sosialnya menunjukkan angka positif
terhadap sektor lain maka investasi
tersebut dapat dilaksanakan.

Net Present Value (NPV)


NPV adalah nilai keuntungan
bersih
saat
sekarang
yang
perhitungannya didasarkan pada
manfaat yang diperoleh untuk
proyek pembangunan bandar
udara pada suatu kurun waktu
tertentu
dengan
mempertimbangkan
besaran
tingkat bunga bank komersial.

Internal Rate Return


(IRR)
IRR adalah tingkat bunga

pengembangan suatu kegiatan


pembangunan/pengembangan
bandar udara yang
perhitungannya berdasarkan NPV
sama dengan nol

Payback Priode
PP adalah kurun waktu dalam
tahun yang diperlukan untuk
mengembalikan sejumlah dana
yang telah dikeluarkan dalam
suatu
kegiatan
pembangunan/pengembangan
bandar udara

Bisnis Transportasi Jalan


Operator Taxi, Pengusaha Autobus (AKAP,
AKDP, ALBN), Angkot, Angdes, Bus
pariwisata, Rental Car, Bus Antar Jemput dll.
Pengusaha Truck, Trailler
Jasa Ekspedisi Transportasi Jalan (logistik)
Bengkel Perawatan Kendaraan
Bengkel Salon Mobil
Bengkel Karosori
Toko Suku cadang

Bisnis Kereta Api


Operator Kereta api, Kereta api
cepat, monorel,
Depo Lok dan gerbong
Jasa Ekspedisi Transportasi KA
(logistik)
Perawatan Sinyal
Gerbong Restoran
Perawatan Track

Bisnis Pelayaran
Kepelabuhanan (dermaga umum, khusus)
Perusahaan Pelayaran (Kapal motor,
pelayaran rakyat, kapal penyeberangan)
Logistik permakanan kapal
Perusaan Lapangan Penumpukan Peti Kemas
Jasa Transportasi Dump Truk, Traller, Fork Lift
dll
Ekspedisi Muatan Kapal Laut
Travel, jasa tiketing
Lembaga Pendidikan (SDM Transportasi Laut).

Bisnis Penerbangan
Perusahaan Penerbangan (sayat tetap,
sayap putar, carter, penumpang dan
kargo)
Katering Penerbangan
Pemadu moda transportasi (Monorel,
Travel, Bus, taxi, rental)
Restoran, Kios
Espedisi Muatan Pesawat Udara (Kargo)

Lanjutan...

Handling Equipment
Hotel bandar Udara
Gedung Parkir Bandar Udara
Pengelolaan Parkir
Perawatan Pesawat Udara
Hanggar Pesawat
Travel, jasa ticketing
Pendidikan SDM Penerbangan

Lanjutan
Pelayanan lalu lintas udara dengan
meminimalisasi waktu operasional (taxi,
holding dan parkir) pesawat udara.
Perusahaan ekspedisi muatan pesawat
udara dengan mempercepat waktu
pelayanan barang .
Sistem ticketing dengan menklsasifikasi
harga tiket berdasarkan waktu (hari-jam),
No. Flight, operator, nomor seat dan jenis
pesawat

Faktor Produksi
Benda-benda yang disediakan oleh alam
atau diciptakan manusia yang dapat
digunakan untuk memproduksi barang dan
jasa.
Dalam istilak ekonomi faktor produksi dapat
dinyatakan dengan sumber-sumber daya.
Faktor produksi dibedakan atas :
- Tanah dan sumber alam seperti tanah,
jenis tambang, hasil hutan , sumber daya
air untuk listrik.

Nilai Transportasi
Place Utility : Nilai Tempat
Time Utility : Nilai Waktu
Dimana seorang berdomisili tidak selalu
sama dimana orang tersebut beraktivitas
Dimana suatu barang diproduksi selalu
tidak sama dimana barang tersebut
dipasarkan
Untuk menjembatani pemasaran maka
adaTransportasi
Transportasi menjual Jasa

Tugas 2
Cari
satu
kasus
pelayanan
jasa
transportasi
(jalan,
kereta
api,
penyeberangan, sungai dan danau, laut
dan udara yang menunjukkan disparitas
harga
karena
faktor
transportasi.
Tetapkan Topiknya.
Tulisan didukung data sekunder yang
menunjukkan disparitas harga.
Minimal 800 kata, spasi 2, form 4433
Dikumpul minggu depan.

SESI III
Aspek Ekonomi Transportasi
Analisis demand (permintaan), Bab 2,9,10 Khisty,
Bab 3, 10 Morlok
Analisis Supply (persediaan), Bab 2,9,10 Khisty,
Bab 3,10 Morlok
Analisis pembiayaan, Bab 2 Khisty, Bab 8,9
Morlok
Analisis investasi/permodalan, Khisty dan Morlok
Analisis pentarifan(pricing), Bab 2 Khisty dan
Bab 9 Morlok
Analisis ruang (space), Bab 3 Khisty dan Bab 2
Morlok

TATA RUANG DAN


TRANSPORTASI
Perencanaan sistem transportasi acuan
awalnya adalah tata ruang, tergantung
tingkat ruang lingkup perencanaannya.
Sistranas dan Tatranas adalah RTRWN,
Tatrawil adalah RTRWP dan Tatralok
adalah RTRWK.
Setiap pola pergerakan berdasarkan
model perencanaan mutlak dibutuhkan
kebutuhan ruangnnya.

Pemanfaatan Ruang
Dalam RTRW telah terekomendasi tentang
arahan pembangunan yang bersefat sektor dan
terkecuali prasarana transportasi.
Terbentuknya
tatanan
kepelabuhan
dan
kebandarudaraan merupakan acuan untuk
melihat kemampuan suatu wilayah dalam
memberikan pelayanan.
Tidak semua wilayah tetap konsisten terhadap
pemanfaatan ruang karena kadang kala unsur
lain yang cukup berpengaruhi seperti politik
dan ekonomi daerah.

Pengembangan Wilayah
Pengembangan wilayah erat
kaitannya dengan sistem
transportasi.
Pusat nodal (hirarki, konfigurasi dan
orientasi, jasa distribusi secara
geografis)
Wilayah pengaruh atau wilayah
pelayanan
Jaringan transportasi
Interaksi antar wilayah (Provinasi,

Hirarki Satuan
Pengembangan
Pusat Kegiatan Nasional, Wilayah dan Lokal
Kota Megapolitan, Metropolitan Besar,
Sedang dan Kecil
Kota Orde I, Orde II dan Orde III
Satuan Wilayah Pengembangan, Wilayah
Pengembangan Parsial (A,B,C,D,E)
Pengembangan Kawasan (Budidaya,
Industri, Pariwisata, Taman Nasional,
Ekonomi (KAPET,KEK,MP3EI dll)

Sisklus Tata Guna Lahan &


Transportasi
Tata Guna
Lahan

Nilai Lahan

Aksesibilitas

Perjalanan

Kebutuhan
akan
Transportasi

Fasilitas
Transportasi

Pengembangan Transportasi
dan Pertumbuhan Ekonomi
Pengembangan Sistem
Transportasi

Memperluas Pasar
komoditas

Membuka Lapangan
Kerja

Ekspansi Pasar Dan


Diversifikasi Usaha

Kegiatan Baru
Muncul

Perekonomian
Wilayah Tumbuh

Investasi Prasarana dan


Pertumbuhan Ekonomi
Investasi Prasarana
ransportasi
Biay
a
Tran
spor
tasi
Turu
n

Peningkatan Kepasitas Effisiensi,


Keandalan
dan Mutu Layanan Transportasi
Waktu
Pergerakan
Turun
Produktivitas dan Iklim Kompetisi
Meningkat
Pertumbuhan Ekonomi

Eksp
ansi
Usaha

Jaringan Transportasi
Jaringan jalan Arteri, Kolektor dan Lokal
Jaringan jalan Kawasan Agropolitan, Industri,
Pariwisata dll
Trayek Utama, Cabang, Ranting dan
Langsung
Lintas Negara, Provinsi, Kabupaten/kota dst
Trayek Reguler dan tidak teratur
Rute Komersial dan non komersial,
Internasional, domestik, lokal, perintis dan
tidak teratur

Infrastruktur
Transportasi
Seluruh prasarana dan
Sarana
transportasi yang berfungsi untuk
mendukung kelancaran operasional
transportasi (Asal Tujuan) yang
efesien dan efektif .
Pembangunan
Infrastruktur
membutuhkan ruang, jalan, Track KA,
LKr dan LKp Pelabuhan, LKr dan LKp
bandar udara, KKOP maupun diluar
kawasan tersebut.

Transportasi Jalan
Transportasi jalan meliputi jaringan jalan,
jembatan, bahu jalan, Saluran air, Median Jalan,
Trotoar,pedestarian(Rumaja, Rumija dan Ruwasja)
Terminal Barang(tanaman pangan, hortikultura,
buah, hasil perkebunan dan Penumpang (A,B,C)
Marka, Rambu,RPPJ,
Delinator, Guard Real,
Traffic Light

Jembatan
Penyeberangan,
Terowongan
Penyeberangan, Halte, Shelter, Pita penggayuh,
ATCS, PKB, Jembatan Timbang, Paku marka, Mata
Kucing dll

Transportasi Kereta Api


Track/Jalan KA/Monorel, , Stasiun, Depo, Sinyal
Transporatsi Sungai dan danau, Dermaga,
trestel, Terminal dan kantor
Transportasi Penyeberangan,
Fasilitas sisi laut : Dermaga,Koridor, Mooring
dolpin , Rumah Kontrol, Breasting dolpin, Couse
way/talud, Gedung Operasional.
Fasilitas sisi darat :Terminal Penumpang, Tempat
Parkir Kendaraan (truk dan penumpang),
Jembatan timbang, Gudang, Fasilitas ibadah.
Pemadam Kebakaran, Fasilitas utilitas (air bersih,
listrik, bahan bakar dan telekomunikasi).

Transportasi Laut
Fasilitas sisi Laut :
Dermaga, Jetty, Couse way dan talud,
Trestel, Mooring dolpin, Catwalk, Boalder
Pemecah Gelombang ; (buatan) :Balok atau buis
beton
Tetra pods, quadri pods, hexa pods, tribars,
modified cubes
Kolam pelabuhan
Alur Pelayaran
Mooring bouy (silinder, drum, pear shped,
spherical)

Lanjutan.....
Pemecah Gelombang ; (buatan) :
Balok atau buis beton
Tetra pods, quadri pods, hexa pods,
tribars, modified cubes
Kolam pelabuhan
Alur Pelayaran
Mooring bouy (silinder, drum, pear
shped, spherical)

Fasilitas sisi darat

Terminal Penumpang, garbarata,


Gudang,
Jalan Penghubung
Terminal peti kemas
Lapangan penumpukan barang curah
dan peti kemas ( Container Yard)
Fasilitas utilitas (air, listrik dan bahan
bakar)

Lanjutan...
Gedung operasional, Tempat parkir
kendaraan, Fasilitas bunker, Tempat
Pengolahan Limbah, Pool Kendaraan
operasional, Gudang B3 (Barang
berbahaya, bau dan beracun)
Gantry Crane
Peralatan
operasional
lainnya
(trailler, Truck forklift, staddle carrier)

Transportasi Udara
Fasilitas sisi udara :

Landasan pacu (RWY),


Penghubung landasan pacu
(TXW), Tempat Parkir Pesawat
(Apron), Shoulder, Runway strip,
Stopway, RESA, Turning area,
Clear way,Fillet, Saluran dan
heliport, PKP-PK

Fasilitas Sisi Darat


Bangunan
Terminal
Penumpang,
Terminal
Kargo,
Tempat
parkir
Kendaraan,Operasional,
Menara
Pengatur Lalu Lintas Udara (tower),
Bangunan VIP, Meteorologi, SAR,
Jalan Masuk, Depo pengisian bahan
bakar pesawat udara,
Marka dan rambu, Pembangkit
Listrik, Air
bersih , Bengkel dan
Hanggar, pagar

Fasilitas navigasi Udara


Fasilitas Navigasi Penerbangan:
NDB (Non direction Beacon), DVOR
(Doppler VHF Omni Range), DME
(Distance Measuring Equipment),
Run Way Visual Range (RVR),
Instrument Landing System (ILS),
Radio Derection And Ranging
(RADAR), Very High Frequency.

Lanjutan.....
Differential Global Positioning System
(DGPS), Automatic Dependent
Suvellace (ADS), Satelit Navigation
System(SNS), Aerodrome Survace
Detection Equipment (ASDE), Very
High Frequency Omni Directional
Range (VHF-ODR).

Fasilitas Listrik
Catu Daya Listrik
Sistem Pembangkit & Catu daya
cadangan
Fasilitas Penerangan
AFL (Airfield Lighting System)

Alat Bantu Visual


Alat Bantu Pendaratan Visual :
Marka dan Rambu, Run Way
Lighting,
Taxi
Way
Lighting,
Threshold
Lighting,
Apron
Lighting/Flood
Ligting,
Visual
Approach Slope Indicator (VASI),
Precision Approach Path Indicator
(PAPI),Rotating Beacon, Approach
Lighting
System,
Indicator
and
Signaling Deviace, Circling Guidance

Lanjutan...
Sequence Flashing Light, Runway
Lead in Lighting System, Runway
Guard Light,Road hoalding Position
Light, AirSystem, Signal Area and
landing Tee, Wind Cone, Obctraction
Light, Air craft Docking Guidance

Pemeliharaan Peralatan
Penunjang
Peralatan Listrik
Elevator
Escalator
Travelator
Bagage Handling System
Peralatan Garbarata
AC system

Peralatan Teknik Elektronika Bandara


1. Security Equipment
X-ray
WTMD (walkthrough metal detector)
Body Scanner
Access Control
CCTV
2. Fire Alarm
3. PIS (Public Information System)
4. FIDS (Flight Information Display System)
5. PABX (Private Branch Exchage)
6. Jaringan Data
LAN (Local Area Network)
Internet
7. BCMS (Building Control & Monitoring System)
8. Master Clock

Fasilitas Komunikasi
Penerbangan
Komunikasi antar stasiun
Penerbangan (aeronautical Fixed
Servise/AFS) terdiri : Automatic
Messege Switching (AMSC),
Aeronautical Fixed
Telecommunication Network
(Telex/AFTN)
High Frequency Since Side Band (HFSSB), Direct Speech, Tele Printer.

Lanjutan.....
Peralatan Komunikasi Lalu Lintas Udara
Penerbanagan (Aeronautical Mobile
Service/AMS) terdiri :
High Frequency Air Ground Comunication, Very
High Frequency air Ground Communication,
Voice Swiching Communication System, Very
High Frequency Digital Link, Intergrated Remote
Control and Monitoring System, Aerodrome
Terminal Information System.
Transmissi Terdiri : Radio Link dan Very Small
Apperture Terminal (VSAT)

Wewenan Prasarana Transportasi


Wewenang adalah Pengaturan,
Pembinaan, Pembangunan dan
Pengawasan
Jalan Tol oleh BUMN dan Swasta
Jalan Nasional oleh Penerintah Pusat
Jalan Provinsi oleh Pemerintah
Provinsi
Jalan Kabupaten/kota dan jalan desa
oleh Pemerintah Kabupaten/kota

Kereta Api
Perasarana Jalan baja oleh Pemerintah Pusat
Pengelolaan/operasional oleh PT.KIA
Transportasi Sungai dan Danau dikelola oleh
Pemerintah Kabupaten/kota atau Swasta
Transportasi Penyeberangan, Pemerintah
Pusat, Provinsi dan ASDP
Transportasi Laut, Pemerintah Pusat, Provinsi,
Kabupaten/kota, BUMN dan Swasta
Transportasi Udara, Pemerintah Pusat, BUMN,
Swasta dan Yayasan Sosial

Latihan Individu
Cari waktu tersingkat pada soal
3-4 Morlok dari : NY LOU, CHI
NY, BOS IND dan DET RIC.
Hitung gerbong yang efesien
pada soal 3-8 Morlok

SESI IV
Perencanaan Transportasi
Proses yang dilaksanakan dalam bentuk
studi atau telaah teknis untuk menghasilkan
dokumen dalam bentuk rencana induk
Sistem Transportasi (Sistranas, Tatranas,
Tatrawil, Tatralok), Jalan Arteri, Kereta Api,
Terminal Penumpang, Terminal Barang,
Pergudangan, Terminal Peti Kemas, Tatanan
kebandarudaraan, Rencana induk trayek,
tatanan kepelabuhan, keterpaduan jaringan
prasarana dan jaringan pelayanan.

Model Perencanaan
Transportasi
Land Use
Trip
Generation
Trip
Distribution
Model Choice
Traffic
Assignment

Lanjutan....
Memperhatikan Kebijakan Internasional,
Nasional, Regional tentang transportasi
Menetapkan skenario yang
menimbulkan bangkitan pergerakan
Melakukan proyeksi jumlah pergerakan
Menerapakan hasil teknologi
berdasarkan karakteristik wilayah
Merumuskan rekomendasi

Guna Lahan
Guna Lahan mengindetifikasikan
fungsi lahan yang diperkirakan dapat
menjadi bangkitan dan tarikan lalu
lintas.
Besaran bangkitan dan tarikan
tergantung dari besaran potensi
yang dimiliki baik dari segi demografi
maupun potensi sektor .
Dibutuhkan data primer dan
sekunder untuk mengetahui besaran

Trip Generation
Besaran
bangkitan
pergerakan
transportasi yang terjadi pada setiap
zone
yang
dapat
diidentifikasi
berdasarkan karakteristik pergerakan
yang terjadi pada setiap zone.
Jumlah bangkitan dapat dilakukan
berdasarkan hasil survey data primer
melalui wawancara rumah tangga,
atau cara lain yang dapat mewakili.

Trip Distribution
Jumlah sebaran pergerakan yang
terjadi pada setiap zone terhadap
bangkitan, atau dan sebaliknya
jumlah tarikan yang terjadi pada
waktu yang sama.
Pada setiap zone memiliki unsur
tarikan dan bangkitan transportasi,
dan jumlah ini selalu sama
besarannya.

Model Choice
Pola distribusi yang terjadi akan
memunculkan
pemilihan
moda
transportasi
bagi
pemakai
transportasi, dan hal ini penting
untuk mengetahui moda transportasi
unggulan suatu zone atau wilayah.
Moda transportasi unggulan sangat
terkait dengan karakteristik wilayah,
demografi, potensi wilayah dll.

Traffic Assignment
Model ini mengarahkan pada pemilihan
jaringan
moda
transportasi
yang
digunakan (taryek, rute), dan kondisi ini
dipengaruhi
oleh
pemakai
jasa
transportasi terhadap tingkat pelayanan.
Pemilihan
trayek
atau
rute
bisa
dipengaruhi oleh faktor kepentingan,
biaya, lingkungan, artinya seseorang
melakukan perjalan Asal Tujuan dapat
melewati zone A,B,C atau B,D,F.

Matriks Asal Tujuan


MAMINASATA
Asal

Makassa

Gowa

Maros

Takalar

Jumlah

Tujuan

Makassa

Internal

M-G

M-Ms

M-T

Asal
Makassa
r

Gowa

G -M

Internal

G-Ms

G-T

Asal
Gowa

Maros

Ms-M

Ms-G

Internal

Ms-T

Asal
Makasssa
r

Takalar

T-M

T-G

T-Ms

Internal

Asal
Takalar

Jumlah

Tujuan
Makassar

Tujuan
Gowa

Tujuan
Maros

Tujuan
Takalar

Total
Pergeraka
n

Lanjutan...
G-M, Gowa sebagai bangkitan dan
Makassar seagai Tarikan
M-G, Makasar sebagai bangkitan dan
Gowa sebagai tarikan
T-M, Takalar sebagai bangkitan dan
Makassar sebagai Tarikan
M-T, Makassar sebagai bangkitan dan
Takalar sebagai Tarikan

Desire Line Pergerakan

Gowa
Makass
ar

Takala
r
Maros

Contoh Matriks Asal Tujuan Pergerakan Barang KTI


TUJUAN
ASAL

NTB

NTT

Sulut

17,684,7 2,765,89
66
0
2,556,69 5,207,16
3
3

NTB
NTT
Sulut

540,321

463,235

Sulteng

764,304

594,786

6,841,42 4,634,92
1
8
1,245,49 1,304,47
0
6

Sulsel
Sultra

Sulteng

Sulsel

Sultra

Gorontal
o

Sulbar

Maluku

Maluku
Utara

1,109,49
298,179 454,578 281,929 208,249
4
1,100,43
408,701 551,014 2,887,053
236,487 289,389 323,067 193,175
3
20,369,1 2,255,9
1,714,88 2,339,11
1,397,5
4,137,495
586,705 806,250
03
23
3
8
35
2,375,41
877,122
965,060 310,033 242,001 160,611 73,648 74,834
4
6,575,82 1,615,1 156,634,7 17,761,6 4,093,04 12,135,8 2,470,0 2,101,0
8
81
18
92
7
88
42
41
1,834,21
12,862,38 1,336,17
335,662
120,434 145,606 100,155 78,073
0
5
9
2,154,55
4,069,06
219,402 2,395,988 101,537
522,133 424,615 556,227
7
7
1,997,99
642,184 185,509 8,146,792 144,360 567,052
282,713 264,617
7
512,583 747,656 4,301,964

Papua

Papua
Barat

249,661 109,275
243,898 105,055
571,861 341,625
52,417

26,121

1,863,9
949,343
99
63,468

32,164

Gorontal
o

308,909

255,515

Sulbar

501,558

337,749

Maluku

269,220

316,053

799,844

67,713 1,500,465

87,235

420,530

244,152 368,667 111,863 124,807

77,859

Maluku
Utara

212,643

206,428

1,376,76
1

72,787 1,293,892

72,341

548,902

222,063 125,386 540,958

48,900

Papua

231,983

234,074

524,602

46,697 1,085,670

52,597

291,205

179,220 114,868

58,264

Papua
Barat

124,106

125,393

377,375

28,964

631,214

32,756

184,660

101,249

51,820 174,045 268,819

31,281,
414

16,445,
691

37,951, 7,003,6 196,842,


162
31
695

23,823,
539

13,410,
682

17,039, 5,459,0 5,636,6 5,299,9 2,374,2


592
37
55
88
54

Dd

Sumber

Hasil

analisis

87,696

307,479 176,225
222,389 104,947

64,135

1,361,8
133,922
28

Oi
28,724,2
26
14,102,1
27
35,524,0
56
6,516,35
1
217,677,
127
19,458,3
02
11,491,6
54
13,397,8
67
4,388,40
9
4,785,19
5
4,314,93
0
2,188,09
6
362,568,
340

Contoh Diserline Pergerakan Barang KTI

Hirarki Pergerakan
Transportasi

Sistem Konektivitas

Model Pendekatan
Travel Demand Management (Pengelolaan
Kebutuhan Perjalanan), yaitu melakukan
penataan
terhadap
pemakai
jasa
transportasi (moda transportasi, parkir,
aktivitas dll)
Transit
Oriented
Development
( Pengembangan berorientasi Transit), yaitu
menata sistem transit perjalanan sehingga
dapat mengurangi pergerakan pada ruang
lalu lintas, seperti model gedung parkir dll.

SESI V
Permintaan Transportasi
Permintaan transportasi dipengaruhi
oleh 2(dua) variabel yaitu :
Aktivitas dan Service atau :
D = f (A,S)
Aktivitas adalah seluruh kegiatan
manusia yang dapat menghasilkan
produksi seperti pekerjaan,
pendapatan, PDRB, kebijakan
tentang transportasi, dan lain-lain.

Lanjutan...
Permintaan atas barang dan jasa
tergantung pada pendapatan masyarakat
dan tarif yang ditetapkan oleh operator.
Permintaan memiliki karakteristik terhadap
moda transportasi dan tingkat pelayanan
(service) yang diberikan oleh operator.
Pada saat tertentu tarif tidak berpengaruh
pada menurunnya permintaan seperti hari
raya keagamaan, liburan atau terdapat
momen penting.

Lanjutan.....
Permintaan transportasi kadangkala kurang
diimbangi oleh kapasitas yang tersedia baik
pada jaringan prasarana maupun jaringan
pelayanan.
Kemacetan yang terjadi di kota-kota besar
selain faktor manajemen peran keterbatasan
kapasitas jalan sangat berpengaruh.
Pertumbuhan panjang jaringan jalan kurang
diimbangi dengan pertumbuhan moda
transportasi.

Load Faktor
Ketidakseimbangan antara
permintaan dan supply dapat dilihat
dari Load Faktor untuk angkutan
penumpang, D/S untuk jalan, BOR,
OSOR untuk dermaga dan kinerja
RWY, Apron, Terminal untuk Bandar
Udara.
Permintaan angkutan penumpang
pada load faktor di atas 70 % terjadi
pada jam puncak.

Load Faktor Angkutan


Umum
Load Faktor angkutan umum
dikategorikan atas (i) load faktor tetap
dan load faktor dinamis.
Load faktor tetap dapat dilihat dari
perbandingan antara permintaan yang
terjadi dengan kapasitas yang tersedia.
Informasi ini dapat dilihat dari jumlah
seat yang terisi sebelum berangkat
atau pada saat tiba diterminal .

Load faktor dinamis


Load faktor yang terjadi terhadap
jumlah komulatif penumpang yang
menaiki angkutan tersebut pada
setiap trayek, namun tarifnya belum
tentu tetap untuk setiap trayek.
Kasus diatas dalam pengamatan
dilakukan melalui survey mobile
pada angkutan umum yang melayani
setiap Trayek.

Elastisitas Tarif
Pengguna jasa transportasi akan
meningkat bilamana tarif transportasi
pada suatu trayek mengalami penurunan,
begitu pula sebaliknya menurun pada saat
tarif taransportasi mengalami
peningkatan.
Elastisitas (e) = Perbandingan antara
persentase (%) perubahan jumlah satuan
permintaan dengan persentase perubahan
tarif.

Pegertian nilai e
Jika e > 1, artinya tarif dan pendapatan total
memiliki hubungan yang negatif atau besifat elastis,
maka kenaikan tarif akan mengurangi penerimaan
total, namun penurunan tarif akan menaikkan
pendapatan operator.
Jika e < 1, artinya tarif dan pendapatan total
memiliki hubungan yang positif atau bersifat tidak
elastis, maka kenaikan tarif akan meningkatkan
pendapatansedangkan penurunan tarif akan
menurunkan pendapatan total.
Jika e = 1, maka pendapatan tidak berubah,
meskipun tarif naik maupun turun.

Model Kraft Demand


Formula pada model ini :
Q = (p)
dalam hal ini Q = Permintaan
P = Tarif
, = parameter
konstan dari
fungsi
permintaan.

Latihan ...
Elastisitas permintaan terhadap
moda transportasi adalah 2,75,
kenaikan tarif 1 % akan menurunkan
penumpang 2,75 orang. Jika moda ini
mengangkut 12.500 penumpang/hari
dengan tarif 50 rupiah, jika tarif
dinaikkan 70 rupiah, Lakukan
perhitungan dan apa sarannya.

Penyelesaian
12.500 = (50)- 2.75
= 12.500 x 50 2,75
= 5.876 x 10 8
Q = 5.876 x 10 8 x (70)
= 4.955 orang

-2,75

Untuk kenaikan tarif dari 50 menjadi 70


rupiah (40 %) terjadi penurunan penumpang
dari 12.500 menjadi 4.955 orang (turun 60,36
%)

Kalkulasi Pendapatan
Pada saat tarif 50 rupiah jumlah
penumpang 12.500 atau Rp
625.000, Pada saat tarif menjadi 70 rupiah
jumlah penumpang sisa 4.955 atau
pendapatan sebesar : Rp 346.850
Artinya terjadi penurunan
pendapatan sebesar Rp 278.150,
sehingga kebijakan yang perlu
ditetapkan adalah tunda kenaikan

Service
Service adalah sesuatu yang
dilakukan oleh operator atau
regulator yang dapat memberikan
kesan atau cita rasa kepada user.
Dalam Sistranas terdapat 14 variabel
yang mempengaruhi pelayanan,
yaitu :
Selamat : terhindarnya
pengoperasian transportasi dari
kecelakaan akaibat faktor internal.

Lanjutan....
Aksesbilitas tinggi : jaringan
transportasi dapat menjangkau
seluas mungkin wilayah nasional dan
internasional.
Terpadu : terwujudnya keterpaduan
intra dan antar moda transportasi.
Kapasitas : Kapasitas sarana dan
prasarana transportasi cukup
tersedia untuk memenuhi
permintaan penggunan jasa.

Lanjutan.....
Teratur : Pelayanan transportasi
memiliki jadwal waktu
keberangkatan dan kedatangan.
Lancar dan cepat : Terwujudnya
waktu tempuh yang singkat dengan
tingkat keselamatan tinggi.
Mudah dicapai : Pelayanan
informasi yang jelas, shg mudah
mendap[atkan tiket, alih moda
transportasi.

Lanjutan....
Tepat waktu : Pelayanan
transportasi dilakukan dengan jadwal
yang tepat baik pada saat
keberangkatan maupun kedatangan.
Nyaman : Terwujudnya ketenangan
dan kenikmatan bagi penumpang
selama perjalanan.
Tarif terjangkau : Tarif mampu
dijangkau oleh pemakai jasa
berdasarkan kelasnya.

Lanjutan....
Tertib : Pengoperasian dilakukan dengan
peraturan perundang-undang yang
berlaku (NSPM, NSPK, SOP) dll.
Aman : Terhindarnya pengopersian
transportasi akibat faktor eksternal seperti
gangguan alam, gangguan manusia dll.
Polusi rendah : polusi yang dihasilkan
berupa gas buang, air, suara dan getaran
terjadi serendah mungkin.

Lanjutan....
Efesiensi : mampu memberikan
manfaat yang maksimal dengan
pengorbanan tertentu yang harus
ditanggung oleh pemerintah,
operator, masyarakat dan lingkungan
atau memberikan manfaat tertentu
dengan pengorbanan minimum.

Karakteristik Moda
Transportasi
Setiap moda transportasi memiliki
keunggulan dan keterbatasan .
Sebagai contoh moda transportasi udara
memiliki karakteristik (i) Penumpang, (ii)
Barang dengan Nilai Ekonomi Tinggi, (ii)
Cepat , (iv) Aman dan Nyaman, (v) Presisi
Tinggi, (vi) Mengikuti Perkembangan
Teknologi, dan (vii)Investasi Mahal

Transportasi Laut
Kapasitas Besar
Kecepatan rendah
Berbagai type kapal terkait dengan
peruntukannya
Butuh investasi besar tergantung
bobot kapal
Menguntungkan untuk jarak jauh

Transportasi jalan

Kapasitas kecil
Jumlah trip lebih banyak
Cocok untuk jarak dekat
Investasi lebih kecil
Aksesibilitas lebih tinggi
Fleksibel dalam pengoperasian

Indeks Aksesibilitas
Jaringan jalan

Atau
Atau

Peran Moda Dalam Sistem


Transportasi Antar Moda
biaya transportasi (perunit)

jalan

C1

KA

C2
C3

laut/udara
D1

D2

Jarak

SESI VI
TARIF
Tarif adalah biaya yang dikeluarkan oleh
pemakai
jasa
transportasi
untuk
mendapatkan pelayanan dari tempat asal
ke tujuan.
Tarif didasarkan atas kalkulasi ekonomi
agar pihak pengusaha mendapatkan
keuntungan dalam waktu tertentu disatu
pihak
dan
dipihak
lain
konsumen
mendapatkan
pelayanan
berdasarkan
besarnya tarif yang dikeluarkan.

Lanjutan.....
Tarif dibagi atas dua kategori yaitu tarif
yang mengikuti mekanisme perhitungan
tarif dan tarif berdasarkan perjanjian.
Operator mengharapkan tarif yang
tinggi
sedangkan
pemakai
jasa
menginginkan tarif lebih rendah.
Perbedaan ini membutuhkan batas
batas kewajaran tarif yang difasilitasi
oleh pemerintah.

Lanjutan.....
Tarif operator dapat dilakukan pelayanan
berjadwal dan tidak berjadwal
Tarif terdiri atas tarif golongan tarif
pelayanan kelas ekonomi dan non ekonomi.
Komponen perhitungan tarif penumpang
pelayanan kelas ekonomi terdiri atas : tarif
jarak, pajak, iuran wajib, asuransi dan
biaya tambahan seperti fuel surcharge dll.
Tarif berdasarkan pax/km atau Ton/km

Lanjutan
......
Penumpang
ditetapkan berdasarkan

Tarif
keputusan Pemerintah/Pemda untuk tarif
ekonomi sedangkan non ekonomi ditetapkan
oleh operator berdasarkan mekanisme pasar.
Tarif terdiri atas tarif atas (ceiling tarif) dan
tarif bawah (floor tarif).
Tarif ekonomi harus dipublikasikan kepada
konsumen, dan tidak diizinkan melebihi tarif
atas.
Tarif kargo ditetapkan oleh pemerintah/pemda
dan operator pelayanan jasa ekspedisi.

Lanjutan......
Tarif penumpang angkutan udara niaga
dan angkutan kargo berjadwal luar negeri
ditetapkan dengan berpedoman pada hasil
perjanjian angkutan udara bilateral atau
multilateral.
Tarif angkutan perintis (darat, sungai dan
danau, penyeberangan, laut dan udara)
ditetapkan
berdasarkan
pertimbangan
asumsi load faktor penumpang serta biaya
operasi penerbangan, dan kekurangannya
akan disubsidi oleh pemerintah sehingga
tarifnya lebih rendah dari tarif normal.

Pelayanan Perintis
Transportasi Jalan
Bus DAMRI melayani lintas
Perbatasan (Jayapura Skow)
Jayapura Bandar Udara Sentani.
Transportasi Sungai
Trayek Merauke - Bade Getentiri
Tanah
merah
Merauke Okaba - Kaptel

Lanjutan...
Transportasi Laut :
R - 72 melayani Trayek Merauke -173Wanam-130-Bayum-134-Atsy-89-Ecy145Agat45-Akat-80-Yamas-24- Sawaerna PP,
Kapal 350 DWT, 1.640 mil, 15 hari dan 20
Voyage.
Transportasi Udara :
Makassar Selayar, Makassar Bua ,
Makassar Masamba, Masamba Rampi,
Masamba Seko.

Pesawat Perintis

Biri
Panaga

Marmi
t

Kasonaweja

Ndund
u
Mulia

Karubag
a

Bokondin
i
Tiom

Kapeso

Biak
Dabra

Sarmi
Bato
m

Jayapura
Sumoha
i

Aboy

Obokai
m

Bafone
Mulia

Wamena

Bime

Senggeh

Serdala

Luban

Dekai
Kanowage

Tokoni
Kenyem

Yogura

Nami
a

Eleli
m

Iwur

Ilaga
Benana

Sinak

Kower

Tarub

Kepi

Apalipsil
i
Puidama
t

Oksibil

Tanah
Merah
Kamur
Makassa
r

Bomakia

Yadimura
Mendipita
nah

Merauke

Wanan
Okaba Kimaan

Bandar Udara Mulia

Lanjutan.....
Bagi
operator
yang
melanggar
aturan tersebut dapat diberikan
sanksi peringatan atau pencabutan
izin rute penerbangan.
Tarif angkutan udara niaga untuk
penumpang dan angkutan kargo
tidak
berjadwal
dalam
negeri
ditentukan berdasarkan kesepakatan
antara pengguna jasa dan operator.

KARAKTERISTIK TARIF

Operator penerbangan
Rute penerbangan(langsung, transit)
Nomor Penerbangan
Waktu booking tiket
Waktu pembelian tiket
Harga promosi
Kondisi jam puncak (kegiatan nasional,
keagamaan,
budaya,
olahraga,
pendidikan dll)

Lanjutan.........
Pelayanan diatas pesawat (konsumsi
dan non konsumsi)
Ekonomi dan non ekonomi
Nomor Seat (jendela, tengah dan
gang)
Seat pada posisi exit
Tipe pesawat
Kantor operator di Kota, di Bandar
udara atau di Travel.

Dasar Penetapan Tarif


Biaya operasi (Cost of service
pricing)
Nilai jasa angkutan bagi pemakai
angkutan (value of service pricing)
What the traffic will bear (tarif
berada pada batas maksimum
dan minimum)

Perhitungan tarif berdasarkan


biaya operasi
Menghitung biaya operasi dalam satuan tonkm untunk angkutan barang dan
penumpang-km untuk angkutan penumpang
Biaya operasi, dikelompokkan dalam
beberapa golongan yang disesuaikan
dengan sifat biaya tersebut.
Semua biaya dikelompokkan dalam biaya
tetap (fixed cost), biaya variabel (variabel
cost), biaya umum (common cost) dan
biaya khusus (special cost)

Biaya tetap
Penyusutan
moda
transportasi,
Bangunan pool, terminal, dan modal
tetap lainnya.
Biaya tetap tidak berpengaruh oleh
perubahan besarnya jasa transportasi
yang dihasilkan dan hanya berubah
dalam jangka panjang jika terjadi
perobahan kapasitas produksi

Biaya Variabel
Biaya yang dikeluarkan yang erat
hubungannya
dengan
kegiatan
operasional seperti bahan bakar,
pelumas, suku cadang, asuaransi,
SDM, peralatan penunjang.
Biaya ini berobah sejalan dengan
besarnya jasa transportasi yang
dihasilkan oleh perusahaan.

Biaya Umum
Biaya umum adalah biaya yang tidak
dapat dialokasikan secara tepat kepada tiap
jasa transportasi karena penggunaan yang
sama atas fasilitas transportasi tertentu.
Biaya khusus : Biaya yang timbul karena
adanya
perlakuan
khusus,
seperti
pengiriman barang, termasuk pengepakan,
penyimpanan
diruang
pendingin,
penggunaan oksigen, pengunaan catu daya
listrik dll.

Prinsip biaya marginal


Biaya marginal Tarif akan memberikan
keuntungan
maksimum
kepada
perusahaan apabila biaya marginal sama
dengan penerimaan marginal (MC=MR).
Biaya marginal dan penerimaan marginal
adalah biaya dan penerimaan dari satu
jasa tambahan yang dihasilkan (marginal
output).
Biaya marginal dapat berupa long run
marginal cost atau short run marginal cost

Prinsip biaya rata-rata


Prinsip
biaya
rata-rata
merupakan
metode
perhitungan tarif yang muda
diikuti.
Biaya
rata-rata
satuan
dihitung
dengan
cara
membagi jumlah operasi ratarata
ditambah
bagian

Prinsip Incremental outof


pocket cost
Dasar penetapan tarif dilakukan melalui
perhitungan
biaya
yang
dikeluarkan
dengan mengecek batas mana tarif tidak
dapat ditekan lebih rendah lagi.
Biaya ini sama dengan biaya variabel ratarata (average variabel cost) dari jasa
transportasi
Jika jasa transportasi yang dihasilkan
cukup besar jumlahnya maka AVC
mendekati biaya variabel.

Perhitungan tarif berdasrkan nilai jasa


transportasi (value of service pricing)

Sistem ini banyak diterapkan dalam


menetapkan tarif saat ini.
Tinggi rendahnya tarif berdasarkan
nilai pelayanan yang diberikan pada
pelanggang.
Tinggi rendahnya penilaian dapat
diketahui dari elastisitas permintaan
jasa transportasi.
Tarif ini termasuk kebijakan tarif
diskriminatif dan dapat melayani

What the traffic will bear


Prinsipnya sama dengan tarif nilai
jasa transportasi, hanya ditekankan
pada tarif maksimum dan
minimum.
Penggunaan tarif atas barang atau
kelompok barang tertentu agar
perusahaan
mendapatkan
penerimaan yang besar sehingga
mampu
menutupi
biaya
tetap
perusahaan

Jenis Tarif Transportasi


Tarif linehaul yaitu tarif yang ditetapkan
tanpa memasukkan unsur tarif lain seperti
bongkar muat barang, namun tarif akan
lebih rendah besarannya apabila jumlah
barang
yang
dikirim
lebih
besar
volumenya atau jaraknya lebih jauh.
Tarif kelas yaitu tarif yang ditentukan
berdasarkan fisik barang yang diangkut
dan sifatnya kontinyu pengirimannya, dan
jaraknya jauh

Latihan Individu
Kerjakan Soal dari Teks book Morlok:
81
82
83
8- 5
88
Kerjakan Soal dari Teks book Khisty
Bab 2 dan Bab 3

SESI VII
KINERJA TRANSPORTASI
Perbandingan terbait antara fasilitas
yang tersedia dengan produksi yang
dihasilkan
Kinerja dapat dilihat dari jaringan
prasarana maupun jaringan
pelayanan
Untuk kinerja Transportasi jalan
dapat didasari pada SPM yang
diterbitkan oleh Kementerian PU,
sedangkan Transportasi laut dan

Kapasitas dan Tingkat Pelayanan


Morlok : Karakteristik Lalu Lintas sebagai
ciri arus lal lintas secara kualitatif meupun
kuantitatif berkaitan denganvolume,
kecepatan dan konsentrasi lalu lintas
serta hubungannya dengan waktu
maupun jenis kendaraan yang
menggunakan ruang jalan.
Karakteristik diperluakan karena sebagai
acuan dalam perencanaan pengelolaan
lalu lintas.

Volume, Kecepatan dan Kapasitas


Volume Lalu lintas : Jumlah kendaraan yang melalui
suatu titik pada jalur gerak terhadap satuan waktu.
Kecepatan : Kecepatan rata-rata kendaraan yang
tejadi pada suatu ruas jalan
tertentu dengan
memperhitungkan faktor hambatan.
Kapasitas jalan : kapasitas suatu ruas jalan dalam
suatu sistem jalan raya, dalam hal ini kendaraan
maksimum yang memiliki kemungkinan yang cukup
untuk melewati ruas jalan tersebut sau atau dua
arah dalam priode waktu tertentu dan kondisi jalan
dan lalu litas umum.

Lanjutan...
Tamin : Arus Lalulintas berinteraksi
dengan sistem jaringan transportasi,
jika arus lalu lintas meningkat makan
pada ruas jalan tertentu waktu
tempu akan meningkat pula, karena
kecepatan kendaraan menurun yang
dapat melewati
suatu ruas jalan
atau disebut kapasitas ruas jalan.

Transportasi Jalan
Perhatikan PM Pekerjaan Umum No.
01/PRT/M/2014 Tanggal 24 Pebruari 2014
tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang.
PM Menteri Perhubungan No.49 Tahun
2005 Tentang Sistem Transportasi Nasional
Bab 6,7 Khisty
Bab 5,16 Morlok

Satuan Mobil Penumpang (SMP)


Kapasitas ruas jalan perkotaan
dinyatakan dalam Satuan Mobil
Penumpang, yaitu pengaruh dari
setiap jenis kendaraan terhadap
keseluruhan arus lalu lintas,
diperhitungkan dan
membandingkannya terhadap
pengaruh dari suatu mobil
penumpang.

Konversi SMP

Mobil Penumpang/jeep : 1
Taksi : 1
Pick Up/Mobil barang Ringan : 1
Bis Besar Tingkat : 1,8
Bis Kecil (9 25 Pnp) : 1,3
Mobil Barang > 2,5 Ton : 1,5
Gandengan/Trailer : 2,5
Bemo/bajaj : 0,8
Sepeda Motor : 0,2
Becak : 0,5
Dokar/bendi : 1,8

Lanjutan...
Faktor SMP untuk jenis kendaraan
tertentu pada ruas jalan akan
berbeda pada persimpangan. Untuk
roda 3 dan sepeda di persimpangan
faktor SMP akan lebih kecil dari pada
SMPnya pada ruas jalan, ini berrti
bahwa kedua kendaraan memiliki
kelincahan gerak sedangka untuk
bus besar SMPnya akan
semakinmeningkat.

Tingkat Pelayanan
Tingkat Pelayanan di jalan dapat
diukur dengan kecepatan atau waktu
tempuh dan derajat kejenuhan pada
suatu ruas jalan.
Beberapa variavel yang berpengaruh
dalam perhitungan Tingkat
Pelayanan di Jalan adalah Kecepatan,
Vulume kendaraan dan Kapasitas
jalan.

Lanjutan....
Penurunan tingkat pelayanan di jalan
menjadi masalah pada setiap kota besar di
Indonesia, karena salah satu dampaknya
adalah kemacetan.
Faktor kemacetan disebabkan karena
sistem jaringan jalan, pengelolaan lalu
lintas dan faktor sarana transportasi.
Dampak kermacetan adalah pemborosan
bahan bakar, efesiensi waktu dan
kenyamanan.

Simbol Tingkat Pelayanan


Indeks Tingkat Pelayanan memiliki simbol
A,B,C,D,E dan F
Tingkat Pelayanan A : menunjukkan arus
bebas, volume rendah dan kecepatan tinggi,
pengembudi dapat memilih kecepatan yang
dikehendaki.
Tingkat Pelayana B : Menunjukkan arus stabil,
kecepatan sedikit terbatas oleh lal lintas,
volume pelayanan yang dipakai untuk disain
jalan keluar kota atau jalan antar kota.

Tingkat Pelayan C
Tingkat Pelayanan C, menunjukkan
arus stabil, kecepatan dikontrol oleh
lalu lintas, volume pelayanan yang
dipakai untuk disain jalan perkotaan.
Tingkat Pelayanan D, Menunjukkan
mendekati arus tidak stabil atau arus
mulai tidak stabil

Tingkat E
Tingkat Pelayanan E, Menunjukkan
arus yang tidak stabil, kecepatan
rendah dan berbeda-beda, volume
mendekati kapasitas.
Tingkat Pelayanan F, menunjukkan
arus yang terhambat, kecepatan
rendah, volume lebih besar dari
kapasitas, banyak berhenti dan aliran
arus lalu lintas mengalami
kemacetan total.

Indeks Tingkat Pelayanan


Tingkat Pelayanan

% Kecepatan Bebas Tingkat Kejenuhan


Lalu Lintas

90

< 0,35

70

< 0,54

50

< 0,77

40

< 0,93

33

<1

< 33

Transportasi Laut
PM Menteri Perhubungan No.49 Tahun 2005
Tentang Sistem Transportasi Nasional
Bab 6,7 Khisty
Keputusan Menteri Perhubungan No. 53
Tahun 2002 tentang Tatanan Kepelabuhan
Nasional
DITJEN Perhubungan Laut, Pedoman Teknis
Pemilihan dan Penetapan Lokasi Pelabuhan
Di Indonesia
Port Development Hand Book, JICA

Kinerja Pelabuhan
Berth Occupancy Rtaio (BOR), dalam
%
Berth Through Put (BTP), dalam
m3/ton/m
Shed Occupancy Ratio (SOR) dalam
%
Shed Through Put (STP), dalam
m3,Ton/m2
Yard Occupancy Ratio (YOR) dalam %
Container Yard Occupancy Ratio

Produksi Pelabuhan Penyeberangan


Jumlah Trip Kapal, GT Kapal
Barang/muatan, barang (bongkar
muat), Kendaraan( roda 6, roda 4,
roda 2, alat berat, naik dan turun)
Penumpang ( naik turun)
Interval Keberangkatan kapal (jam)
Waktu dan tiba kapal

Berth Occupancy Ratio


(BOR)
Dermaga yang dibagi atas beberapa tambatan,
maka penggunaan tambatan tidak /oleh panjang
kapal :
Jumlah jam tambat selruh kapal
BOR = ___________________________ x 100 %
Waktu tersedia
Dermaga yang tidak terbagi atas beberapa
tempat tambatan (continues berth)_,
perhitungan penggunaan tambatan didasarkan
pada panjang kapal ditambah 5 meter sebagai
pengaman depan belakang.

Lanjutan...
(panjang kapal + 5) x waktu
tambat
BOR =
____________________________x100 %
panjang dermaga x waktu
yang tersedia
Dermaga yang digunakan untuk
penambatan kapal secara susun
sirih, panjang yang diperhitungkan
tidak mengikuti panjang kapal tetapi

Lanjutan ....
Panjang dermaga yang dipakai
BOR =_________________________ x 100
Panjang demaga x waktu
tersedia
Dermaga yang digunakan untuk
penambatan kapal melambung tidak
diperhitungkan ke dalam BOR karena
BOR hanya dihitung berdasarkan
kapal yang bertambat secara
merapat.

Berth Through Put (BTP)


BTP adalah jumlah Ton.m3 barang
didermaga konvensional atau TEUs
peti kemas pada dermaga peti kemas
dalam satu priode (bulan/tahun)
yang melewati dermaga yang
tersedia :
Jumlah barang satu priode
BTP = ------------------------------------ x
100 %
Panjang dermaga

Latihan .....
Jika pelabuhan di atas terdapat
jumlah barang yang dibongkar dan
muat sebesar 27.856 ton dan 9.854
Teus, maka :
BTP General cargo = 27.856/640 =
43,525 T/m
BTP Peti Kemas = 9.854/640 = 15,40
Teus/m
Untuk perhitungan kinerja gudang
dan lapangan penumpukan pada

Kinerja Gudang
Gudang pada saat ini relatif menurun
pemanfatannya, hal ini disebabkan
karena penggunaan peti kemas
sebagai media angkutan barang jauh
lebih efesien .
Untuk menghitung kinerja gudang
dibutuhkan variabel luas gudang,
dwelling time (DT) (ton,M3) dan lama
penumpukan / penyimpanan.

Lanjutan....
DT adalah jumlah hari rata2 tiap ton
atau m3 barang yang ditampung
selama priode tertentu.
Jumlah ton tiap party barang X
Lama hari penumpukan tiap
party
DT = -----------------------------------------Jumlah ton barang yang
ditumpuk pada priode tertentu

SOR, YOR dan CYOR


Ton/m3 barang x hari DT
SOR/YOR= ---------------------------------- x 100 %
Luas/kapasitas penumpang
Contoh : Gudang Pelabuhan X luasnya 400 m2,
dala setiap tahun terdapat 32 party barang
masing2 9 tonyang ditampung dengan waktu
penumpukan rata2 5 hari dan luas yang
digunakan adalah 15 % .Berapaha SOR Gudang
tersebut.
SOR = (32 x x 5 x (0,15)/400 x 365) % = 6,57 %

Lanjutan......
Untuk menghitung YOR perinsipnya sama,
hanya SOR adalah gudang sedangkan YOR
adalah lapangan penumpukan (Gudang
terbuka)
STP adalah jumlah Ton/m3 barang dalam
satuan priode (waktu) yang melewati
gudang atau lapangan peumpukan perluas
gudang/lapangan penumpukan.
Jika soal di atas dihitung STPnya, maka :
STP = 5 x 32 x 9 /400 = 3,6 ton/m2/tahun

Lanjutan....
Untuk menghitung CYOR dibutuhkan variabel
luas CY yang efektif, jumlah peti kemas, ukuran
peti kemas, lama /waktu penumpukan peti
kemas dan teknik penyusunan peti kemas.
Penyusuanan peti kemas didasarkan atas
pertimbangan kapasitas optimal setiap lapangan
penumpukan peti kemas, mengingat peti kemas
memiliki dimensi berbeda tergantung jenis peti
kemas, misalnya jenis 1 CC, memiliki dimensi 20
x 8 x 8,5 feet, sedangkan dimensi lapangan
penumpukan penumpukan adalah metrik.

Container Yard (CY)


Container Yard dijumpai pada Pelabuhan
Peti Kemas atau Terminal Peti Kemas,
namun pada pelabuhan konvensional
juga disediakan hanya arealnya terbatas.
Pihak swasta banyak membangun CY
untuk dipersewakan.
Penyusunan
peti
kemas
harus
memperhitungkan mobilisasai peralatan,
pemindahan dan ruang gerak peralatan.

Terminal Peti Kemas


Terminal Peti Kemas adalah Pelabuhan yang
melayani khusus kapal-kapal peti kemas dan
arah pengembangan pelabuhan ke depan
adalah membangun fasilitas pelabuhan yang
arahnya untuk menampung kapal peti kemas
dengan kapasitas lebih besar.
Kebutuhan Terminal Peti Kemas adalah kolam
pelabuhan memiliki kedalam diatas 10 meter
dan areal sisi darat yang cukup luas.

Terminal Peti Kemas

Sumber :PT. Pelindo


IV

Peti Kemas
Jenis Peti Kemas :
Tunnel Type Container / dry 20 feet, yaitu
konstruksinya terbuat dari aluminium, banyak
digunakan untuk mengangkut atau
menyimpan barang kelontong, barang kering
termasuk barang mahal dan mudah pecah.
Open top steel container yaitu kontainer tanpa
tutup banyak digunakan untuk mengangkut
alat-alat berat dan ukuran tingginya 8,5 ft,
penutupnya biasanya digunakan terpal.

Last Rack Container


Fungsinya sama dengan open top steel
container, jenis ini tidak memiliki dinding hanya
4 tiang penyangga serta lantai, penggunaannya
biasanya barangnya dimasukkan duluan
kemudian pemasang tiang kontainer.
Reefer Contaoner, jenis kontainer ini khusus
digunakan untuk mengangkut barang yang
tidak tahan lama dalam perjalanan seperti ikan,
daging, buah dan sayur mayur. Mesin
pendinginnya dipasang pada bagian ujung
depan peti kemas.

Dimensi Peti Kemas


Type

Ukuran Peti Kemas


(ft)

1A
40 x 8 x 8
1 AA
40 x 8 x 8,5
1B
30 x 8 x 8
1 BB
30 x 8 x 8,5
1C
20 x 8 x 8
1 CC
20 x 8 x 8,5
1D
10 x 8 x 8
1E
6,5 x 8 x 8
1G
5x8x8
Sumber : Pedoman Pembangunan
Pelabuhan

Volume (M3)
30,5
30,5
25,4
25,4
20,3
20,3
10,2
7,1
5,1

Manfaat Peti Kemas bagi Pemilik


Barang
Barang dapat terlindung dari kerusakan dan
kehilangan
Dapat berfungsi sebagai gudang mobile
sehingga hemat biaya gudang
Waktu pengiriman sangat cepat
Mudah ditemukan jenis barang yang dimuat
Mampu mengirim barang dengan kapasitas
besar
Menghemat biaya upah buruh karena sistem
fork lift atau crane .

Manfaat Bagi Operator


Meningkatkan Produksi Pelabuhan
Menghemat Waktu kerja dipelabuhan
Hanya membutuhkan lapangan
terbuka
Memudahkan pengamanan dan
pengawasan
Mempercepat bongkar muat
Meningkatkan pendapatanj
pelabuhan
Menekan waktu kapal di dermaga,

Penyusunan Peti Kemas


Penyusunan peti kemas dilakukan pada
lapangan penumpukan peti kemas dengan
membagi wilayah peti kemas terisi dan
kosong.
Pemamfaatan lapangan peti kemas dihindari
untuk peti kemas kosong dan tinggal lama
karena dapat metugikan operator pelabuhan
maupun pengusaha.
Peti kemas kosong dapat
disusun 5 bila
ruang terbatas dan kemampuan alat tersedia.

Transportasi Udara
PM Menteri Perhubungan No.49 Tahun 2005
Tentang Sistem Transportasi Nasional
Perhatikan
PM No. 69 Tahun 2013 Tentang
Tatanan Kebandarudaraan
PM Menteri Perhubungan No. 38 Tahun 2015
Tentang Standar Pelayanan Penumpang di
Bandar Udara.
Standar Terminal Bandar Udara (KM 20 Th 2005)
Perhatikan PM No. 69 Tahun 2013 Tentang
Tatanan Kebandarudaraan
Bab 16 Morlok

Lanjutan....
. Annex 14, aerodrome Design and operation
Volume1
Doc. 9157, Aerodrome Design Manual Part 1
Runway
Doc. 9157, Aerodrome Design Manual Part 2
Taxiway
Doc. 9157, Aerodrome Design Manual Part 3
Pavement

Peraturan Pemerintah No.40 Tahun 2012 Tentang


Pembangunan Dan Pelestarian Lingkungan Hidup
Bandar Udara

Kinerja Bandar Udara


Fasilitas sisi darat :
Indeks Awal Pembangunan,
Pengembangan dan Pengoperasian (IAP4 sisi
darat)
IAP4 >0,75, kapasitas yang tersedia dapat
dikembangkan
0,75 IAP4 >0,6, kapasitas yang tersedia
menjadi perhatian untuk dikembangkan
IAP4 0,6 kapasitas yang tersedia masih
mencukupi, tidak perlu dikembangkan

Fasilitas sisi udara


IAP4 >0,9, kapasitas yang tersedia
dapat dikembangkan
0,9 IAP4 >0,75 kapasitas yang
tersedia menjadi perhatian untuk
dikembangkan
IAP4 0,75 kapasitas yang tersedia
masih mencukupi, tidak perlu
dikembangkan

SESI VIII
Ujian Tengah Semester (UTS)
Materi soal besar dari latihan individu
(optimalisasi, efesiensi waktu dan
biaya)
Pengembangan dari soal latihan
individu, sifatnya deskripsi

SESI IX
Analisis Kebijakan
Prof. Dr. Mustopadidjaja. AR.
Suatu keputusan yang dimaksudkan untuk
mengatasi permasalahan tertentu, untuk
melakukan kegiatan tertentu, untuk
mencapai tujuan tertentu, yang dilakukan
oleh instansi yang berwenang dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan
negara dan pembangunan.

Lanjutan....
Carl Friedrich
Suatu usulan arah tindakan atau
kebijakan yang diajukan oleh seseorang,
kelompok
atau
pemerintah
guna
mengatasi
hambatan
atau
untuk
memanfaatkan kesempatan pada suatu
lingkungan
tertentu
dalam
rangka
mencapai
suatu
tujuan
atau
merealisasikan suatu sasaran.

Lanjutan...
William N Dunn
Suatu daftar pilihan tindakan yang saling
berhubungan yang disusun oleh instansi
atau pejabat pemerintahan dalam bidang
pertahanan,
kesehatan,
pendidikan,
kesejahteraan, pengendalian kriminalitas
serta pembangunan perkotaan.

Lanjutan..
William N. Dunn.
Awal dan bukan akhir dalam upaya
memperbaiki proses pembuatan kebijakan

- Ilmu sosial terapan untuk menghasilkan


informasi bagi pembuat keputusan.

- Sebagai
metode

paradigma

dan

sebagai

Lanjutan...
W.I. JENKINS
Suatu daftar pilihan tindakan yang saling
berhubungan yang disusun oleh instansi
atau pejabat pemerintahan dalam bidang
pertahanan,
kesehatan,
pendidikan,
kesejahteraan, pengendalian, kriminalitas
serta pembangunan perkotaan

Lanjutan..
Raymond. A. Bauer (1968)
Proses dalam pembuatan kebijakan yang
didasari atau meneliti sebab akibat dan
kinerja kebijakan yang ada.

Lanjutan...
CHIEF J. O. UDOJI
Suatu tindakan bersanksi yang mengarah pada
suatu tujuan tertentu yang diarahkan pada suatu
masalah atau sekelompok masalah tertentu yang
saling berkaitan dan mempengaruhi sebagian
besar warga masyarakat.
THOMAS R. DYE
Pilihan tindakan apapun yang dilakukan atau
tidak ingin dilakukan oleh pemerintah.

Lanjutan...
JAMES E ANDERSON
Perilaku dari sejumlah aktor (pejabat, kelompok,
instansi pemerintah) atau
serangkaian aktor
dalam suatu bidang kegiatan tertentu.
ANDERSON
Langkah tindakan yang sengaja dilakukan oleh
seorang aktor atau sejumlah aktor berkenaan
dengan adanya masalah atau persoalan tertentu
yang dihadapi.

Rangkuman Pendapat
Suatu aktivitas keilmuan yang dilakukan
dalam proses politik, yang mana memiliki
lima tahap dalam pembuatan kebijakan
yaitu penyusunan agenda, formulasi
kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi
kebijakan dan penilaian kebijakan .

KASUS KEBIJAKAN YANG KURANG TEPAT SASARAN


No

Kebijakan

Sasaran

Realisasi

Masalah

Pembangunan rumah
masyarakat terasing Tau Balo
di Ralla Kabupaten Barru
Sulawesi Selatan.

Pembangunan jaringan air Supply air


bersih
Kabupaten
Sumba
bersih kepada
Timur NTT
masyarakat
pedesaan

Tidak ada air


yang mengalir

Sumber air
baku terbatas

Pengadaan
pangan
umbi- Menenuhi
umbian
pada
bencana
kebutuhan
kekeringan
pegunungan
pangan
tengah Provinsi Irian Jaya
masyarakat

Umbi-umbian
rusak tidak
dapat
dikonsumsi

Didatangkan
dari Pulau Jawa

Relokasi
Tidak satupun Asing terhadap
masyarakat
keluarga yang
kehidupan baru
Tau Balo dari
pindah.
Jauh dari mata
Desa Bulo-Bulo
pencaharian
ke Ralla

Lanjutan...
No Kebijakan

Sasaran

Realisasi

Masalah

Areal sawah
diolah oleh
masyarakat
pendatang

Budaya
pramu

Pembukaan
dan
percetakan
areal
persawahan pada Unit
Pemukiman
Transmigrasi di Koya
Jayapura

Pemberdayaa
n masyarakat
Papua dalam
bidang
pertanian

Pembangunan terminal
di beberapa kabupaten
di Sulawesi Selatan

Bus AKAP Hanya non


dan
AKDP bus AKDP
singgah
di yang singgah
terminal

AKAP dan
AKDP adalah
bus cepat

Keterampilan dalam
Kebijakan
.Mampu dan cepat mengambil keputusan pada kriteria

keputusan yang paling utama


Mempunyai kemampuan analisis multi-disiplin, jika pun
tidak, mampu mengakses kepada sumber pengetahuan di
luar disiplin yang dikuasainya.
Mampu memikirkan jenis-jenis tindakan yang dapat diambil.
Mampu menghindari pendekatan toolbox (atau texbook)
untuk
menganalisa kebijakan, melainkan mampu
menggunakan metode jika metode yang dikehendaki
memang tidak tersedia.

Lanjutan...
Mampu mengatasi ketidakpastian.
Mampu mengemukakan dengan angka (tidak
hanya asumsi kwalitatif).
Mampu membuat rumusan analisa yang
sederhana namun jelas.
Mampu memeriksa fakta-fakta yang diperlukan.
Mampu meletakkan diri dalam posisi orang lain
(tempati)
khususnya sebagai pengambil
kebijakan
dan
publik
yang
menjadi
konstituenya.

Lanjutan....

Mampu menahan diri hanya untuk memberikan analisis


kebijakan bukan keputusan

Mampu tidak saja mengatakan ya atau tidak pada


usulan yang masuk, namun juga mampu memberikan
defenisi dan analisa dari usulan tersebut.

Mampu menyadari bahwa tidak ada kebijakan yang


sama sekali benar, sama sekali rasional, dan sama
sekali komplit,

Mampu memahami bahwa ada batas-batas intervensi


kebijakan publik.

Mempunyai etika profesi yang tinggi.

Model Kelembagaan
Tugas
membuat
kebijakan
adalah
pemerintah.
berdasarkan
fungsi-fungsi
kelembagaan, setiap sektor dan tingkat.
Bersifat universal dan monopoli fungsi
pemaksaan
dalam
kehidupan
bersama.mengabaikan masalah-masalah
lingkungan.

Model proses

Model proses
Politik merupakan proses sebuah aktivitas,
mempunyai proses.
Bagaimana Kebijakan publik dibuat atau
seharusnya dibuat.

Model teori kelompok

mengendalikan Kebijakan publik sebagai titik


keseimbangan.

interaksi di dalam kelompok menghasilkan


keseimbangan
yang terbaik.
menyelesaikan
konflik
yang
timbul
merumuskan
aturan
main,
menata
kompromi, menyeimbangkan kepentingan,
membuat kompromi, memperkuat kompromi.

SESI X
KELOMPOK KEBIJAKAN PUBLIK

1. Kebijakan Nasional (UUD, TAP MPR)


2. Kebijakan Umum (UU, PP)
3. Kebijakan Teknis :
. Keputusan Teknis
. PERPRES
. INPRES
. PERMEN
. KEPDIRJEN
. KEPDIS

BENTUK KEBIJAKAN
Kebijakan Umum
Kebijakan Manajerial
Kebijakan Teknis Operasional

STRATA KEBIJAKAN PEMERINTAH

1. Kebijakan Puncak (Strategi Dasar)


2. Kebijakan Umum (Pelaksanaan Strategi
Dasar)
3. Kebijakan Khusus
4. Kebijakan Teknis
5. Kebijakan Wilayah Provinsi
6. Kebijakan Wilayah Kabupaten/Kota

KEBIJAKAN UMUM TRANSPORTASI

UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Jalan.


UU No 38 Tahun 2004 tentang Jalan
UU No 23 Tahun 2007 tentang Kereta api
UU No 21 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
UU No 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
PP No 34 Tahun 2006 tentang Jalan.
PP No 15 Tahun 2005 tentang Jalan tol.

Lanjutan.....
PP No. 79 Tahun 2013 Tentang Jaringan Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan
PP No. 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen
dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta
Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas.
PP No. 56 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Kereta Api;
PP No. 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Kereta Api;
PP No. 69 Tahun 1998 tentang Prasarana
dan Sarana Kereta Api

Lanjutan.....
Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun
2009 Tentang Kepelabuhan
Peraturan Menteri Perhubungan No.
69 Tahun 2013 Tentang Tatanan
Kebandar Udaraan Nasional
Peraturan Menteri Perhubungan No.
10 Tahun 2012 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Angkutan Massal
Berbasis Jalan.

KEBIJAKAN PUNCAK

HIRARKI PEMERINTAH
Pemerintah Pusat.
Pemerintah Provinsi.
Pemerintah Kabupaten/Kota.
STRATEGI DASAR (NASIONAL)
Perencanaan strategis (RPJP DAN RPJM).
SISTRANAS, TATRANAS
RUTR NASIONAL

CIRI-CIRI VISI
Mengilhami.
Berorientasi pada perubahan.
Berorientasi pada manusia.
Memberi kekuatan.
Menyatakan
menjanjikan.

masa

Bersifat jangka panjang.

depan

yang

HIRARKI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN


RPJP

Visi Bangsa

BIDANG

Visi Sektor

SEKTOR
SUB SEKTOR
PROGRAM
PROYEK
KEGIATAN
HASIL

Tujuan
Sasaran
Input
Out put
Output
Out come
Benefit
Impact

CONTOH PENCAPAIAN VISI


KEGIATAN

: Peningkatan jaringan jalan Makassar Parepare


INPUT
: Dana APBN, APBD Provinsi.
PROSES
: Pelaksanaan pembangunan jaringan jalan.
OUT PUT
: Terbangun peningkatan ruas jalan Makassar
-Parepare.
OUT COME : Jaringan jalan dapat dilalui kendaraan 2 arah 4
lajur.
BENAFIT
: - Kapasitas jalan meningkat.
- Nilai ekonomi lahan meningkat
- Mobilitas kendaraan tinggi
IMPACT
: - Tingkat kebisingan, getaran dan polusi udara
meningkat.
- Biaya pemeliharaan jalan meningkat.

SESI X
SIKLUS KEBIJAKAN
Masalah
Kenali

Kenali

Peramalan

Hasil

Kebijakan

Alternatif

Pemantauan

Evaluasi

Evaluasi

Pelaksanaan

TAHAP PROSES PEMBUATAN KEBIJAKAN

Perumusan Masalah

Penyusunan
Agenda

Peramalan

Formulasi
Kebijakan

Rekomendasi

Adopsi Kebijakan

Pemantauan

Implementasi Kebijakan

Penilaian

Penilaian Kebijakan

PENYUSUNAN AGENDA

Para pejabat dipilih


menempatkan masalah
publik. Banyak masalah
sama sekali, sementara
untuk waktu lama.

dan diangkat
pada agenda
tidak disentuh
lainnya ditunda

FORMULASI KEBIJAKAN

Para pejabat merumuskan alternatif


kebijakan untuk mengatasi masalah.
Alternatif kebijakan melihat perlunya
melaksanakan
perintah
eksekutif,
keputusan
peradilan
dan
tindakan
legislatif.

ADOPSI KEBIJAKAN

Alternatif kebijakan yang diadopsi dengan


dukungan dari mayoritas legislatif,
konsensus diantara pimpinan
kelembagaan atau keputusan peradilan.
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
Kebijakan yang telah diambil dilaksanakan
oleh unit-unit kerja dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada (5M).

PENILAIAN KEBIJAKAN

Unit-unit pemeriksa dan akuntansi


dalam
pemerintahan
menentukan
apakah badan-badan eksekutif, legislatif
dan peradilan memenuhi persyaratan
undang-undang
dalam
pembuatan
kebijakan dan pencapaian tujuan.

MASALAH KEBIJAKAN PUBLIK

DAVID DARY
Kebutuhan dan nilai yang belum dapat
memenuhi berbagai aspek sehingga dibutuhkan
penyempurnaan melalui analisis kebijakan yang
memperhatikan kebijakan publik lagi.
Kebijakan Publik = f (Kp1, Kp2Kpn)

Kp1 = (f (Kp11, Kp12 Kp1n)

RUMUSAN MASALAH KEBIJAKAN

1. Pikirkan mengenai masalah yang hendak diatasi.


2. Tetapkan batasan dari masalah.
3. Kumpulkan fakta dan informasi.
4. Rumuskan tujuan dan sasaran.
5. Identifikasi legalitas (payung kebijakan).
6. Tunjukkan biaya dan manfaat dari masalah yang
hendak diatasi.
7. Tinjau kembali rumusan masalah yang telah disusun.

SISTEM KEBIJAKAN
Pelaku Kebijakan

Lingkungan Kebijakan

Kebijakan Publik

Kebijakan Publik

: Pembuat kebijakan.

Pelaku Kebijakan

: Individu, Kelompok dan lain-lain.

Lingkungan Kebijakan

: Administratif, wilayah, lembaga, dan


lain-lain.

SESI XI
METODOLOGI ANALISIS KEBIJAKAN
Pertanyaan :
1. Apa hakekat permasalahan suatu objek.
2. Kebijakan apa yang sedang dan pernah dibuat untuk
mengatasi masalah dan apa hasilnya.
3. Sejauh mana hasil yang dicapai dalam memecahkan
masalah.
4. Alternatif kebijakan apa yang tersedia untuk menjawab
masalah.
5. Hasil apa yang diharapkan dalam memecahkan masalah.

LANGKAH-LANGKAH DALAM MELAKUKAN


ANALISIS KEBIJAKAN
1. Pengkajian tujuan.
2. Penentuan tujuan.
3. Perumusan alternatif kebijakan.
4. Penyusunan model.
5. Penentuan kriteria.
6. Penilaian alternatif kebijakan.
7. Perumusan rekomendasi kebijakan.

LIMA TIPE INFORMASI YANG RELEVAN


DENGAN KEBIJAKAN
Kinerja
Kebijakan

Hasil
Kebijakan

Masalah
Kebijakan

Aksi Kebijakan

Masa
Depan
Kebijakan

LIMA PROSEDUR ANALISIS KEBIJAKAN

Evaluasi

Peramalan

Perumusan
Masalah
Rumusan
Masalah

Rumusan
Masalah

Pemantauan

Perumusan
Masalah

Rekomendasi

PROSES KOMUNIKASI KEBIJAKAN


Analisis
kebijakan
didefenisikan
sebagai
pengkomunikasian atau penciptaan dan penilaian kritis,
pengetahuan yang relevan dengan kebijakan.
Kualitas
analisis
kebijakan
dapat
dilihat
penyempurnaan kebijakan dan hasil yang dicapai.

dari

Analisis kebijakan yang baik belum tentu dimanfaatkan


oleh para pemakainya.
Jikapun digunakan belum menjamin kebijakan yang lebih
baik.
Bisa terjadi jarak antara implementasi kebijakan dengan
asumsi analisis kebijakan.

SIKLUS ANALISIS KEBIJAKAN


Kinerja kebijakan topik

Evaluasi

Perumusan masalah

Peramalan

Hasil kebijakan

Masalah kebijakan

Masa Depan/Hasil
kebijakan

Pemantauan

Perumusan masalah
Aksi kebijakan
-

Rekomendasi

BRT KOTA Makassar


Moda split gagal

Evaluasi

Perumusan masalah

Peramalan

Hasil kebijakan

Masalah kebijakan

Hasil kebijakan

-Headway 20 mnt

- Halte belum siap

- Halte lebih siap

- L/F < 40%

- 2 Trayek

- 3 Trayek

- Merugi 1 juta/hr

- L/F < 40%

- L/F > 70%

Pemantauan

Perumusan masalah
Aksi kebijakan
-Pembangunan Halte
- Pembukaan trayek baru

- Sosialisasi

Rekomendasi

MODEL PEMBUATAN KEBIJAKAN


Model kelembagaan.
Model proses.
Model elite.
Model kelompok.
Model rasional.
Model internasional.
Model sistem.
Model pemilihan publik.

Model Pemilihan
Publik

Sentralistik.

Demokratik.

Otoriter.

Desentralisasi.

Non Partisipatip.

Partisipatif.

Peran Stake Holder

Model Demokratis :
Pengambilan keputusan harus sebanyak mungkin mengelaborasi
suara dari stakeholders.
Menghendaki agar setiap pemilik hak demokrasi diikutsertakan
sebanyak-banyaknya
Berkembang di negara-negara yang baru saja mengalami
transisi
ke demokrasi.
Good Governance
Pemberdayaan masyarakat dalam penyusunan program
pembangunan

Model Strategis
Menggunakan rumusan runtutan strategi sebagai basis
perumusan
kebijakan.
Pengumpulan informasi secara luas, eksploratif alternatif, dan
menekankan implikasi masa depan dengan keperluan
sekarang.
Berpikir secara stratejik dengan mengembangkan strategistrategi yang efektif.
Memperjelas arah masa depan.
Menciptakan prioritas.
Membuat keputusan sekarang dengan mengingat konsekuensi
masa depan

Lanjutan....
Mengembangkan landasan yang koheren dan kokoh
bagi formulasi keputusan.
Menggunakan kekuasaan yang maksimum dalam
bidang-bidang yang berada di bawah
Kontrol organisasi
Membuat keputusan yang melintasi tingkat dan fungsi
Memecahkan masalah utama organisasi
Menangani keadaan yang berubah dengan cepat
secara efektif.
Membangun kerja kelompok keahlian

TEKNIK ANALISIS

Musyawarah (sosial budaya).


AHP (Analytical Hierarchy Process).
Statistik.
Matematik.
Operation Research.
Simulasi.
Ekonomi (BCR, IRR, NPV).

MUSYAWARAH
Kebijakan dibuat berdasarkan kesepakatan
melalui forum rapat, dialog, pertemuan
pada berbagai tingkat eseloning untuk
birokrasi atau staf yang terkait dengan
bidang
tugas
kebijakan
yang
direkomendasikan.
Kebijakan dibuat berdasarkan kesepakatan
masyarakat melalui pemangku adat.

STATISTIK MATEMATIK
Menggunakan formula statistik dan matematik
dalam meramalkan dan menyelesaikan suatu
informasi (regresi, eksponensial, logaritmis).
Menggunakan data sekunder termasuk data
time series untuk peramalan beberapa tahun
ke depan.
Hasil dipengaruhi oleh penetapan variabel
yang berpengaruh serta asumsi yang
digunakan.

PROSES ANALISIS HIRARKI

Suatu pendekatan analisis berdasarkan beberapa


tingkatan (hirarki) terhadap permasalahan yang ada,
dengan memberikan nilai/bobot pada setiap tingkatan
yang
didasarkan
atas
tingkat
keterkaitan/ketergantungan.
Hasil akhir mencerminkan jumlah nilai setiap hirarki
(kriteria, sub kriteria, alternatif pilihan) dan nilai tertinggi
mencerminkan tingkatan prioritas tertinggi.
Analisis untuk mendapatkan nilai setiap variabel pada
setiap hirarki dapat diselesaikan secara matematik
dengan formula matriks.

BCR (BENAFIC COST RATIO)

Membandingkan antara keuntungan dan biaya yang


didapatkan dan dikeluarkan pada jangka waktu tertentu,
bila

BCR > 1 layak


BCR < 1 tidak layak
Membandingkan antara manfaat yang dihasilkan
dengan kerugian yang terjadi selama waktu tertentu.

manfaat dan kerugian dalam bentuk kualitatif


diusahakan di kuantitatif dengan berbagai metode
pengukuran.

Tugas
Analisis Kebijakan Transportasi
Cari satu kasus kebijakan transportasi yang
berpengaruh/berdampak
terhadap
ekonomi
(UU,PP,Permen,PerDirjen,Perda,
PerGub,
Perwali,Perbup, Kadis, dll)
Buat dalam bentuk siklus analisis kebijakan
Lakukan analisis deskripsi yang didukung data
sekunder atau primer
Kasus dipresentasikan pada Pertemuan Ke XII s/d XV
Materi 5 sd 10 halaman, Form 4433, Times New
Roman atau Arial 12
Tugas dikumpul pada Minggu ke XVI, sebelum Ujian
Akhir Semester.

Sistematika Materi Tugas


A .Latar belakang Terhadap Topik
B. Kinerja Kebijakan berdasarkan
Tujuan/sasaran Kebijakan
C. Hasil Kebijakan lama (deskripsi)
D. Masalah Kebijakan Lama (deskripsi0
E. Hasil Kebijakan baru (deskripsi)
F. Kebijakan yang
ditetapkan/rekomendasi (deskripsi)

Anda mungkin juga menyukai