Pemeriksaan Luar KLL
Pemeriksaan Luar KLL
YANG
MEMPENGARUHI
TERJADINYA
Faktor manusia
Faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan dalam kecelakaan.
Hampir semua kejadian kecelakaan didahului dengan pelanggaran ramburambu
lalu
lintas.
Pelanggaran
dapat
terjadi
karena
sengaja
sebagaimana
seharusnya,
kelelahan
logam
yang
4.
kondisi
permukaan
jalan.
Jalan
yang
rusak/berlubang
Definisi Perlukaan
Jenis Perlukaan
Jenis luka dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu: luka akibat kekerasan
tajam, dan kekerasan tumpul.
A. Kekerasan tajam Ciri-ciri umum dari luka akibat benda tajam adalah
sebagai berikut:
- Garis batas luka biasanya teratur, tepinya rata, dan sudutnya
-
runcing
Bila ditautkan akan menjadi rapat (karena benda tersebut hanya
memisahkan, tidak menghancurkan jaringan) dan membentuk
dan tubuh bagian belakang. Fakta fisika dasar dapat menjelaskan pola perlukaan yang
kompleks karena kecelakaan lalu lintas:
1.
kecepatan yang konstan, dengan kecepatan yang berbeda, tidak akan menimbulkaan
efek apapun seperti pada perjalanan luar angkasa atau rotasi bumi. Adanya perbedaan
perpindahan gerak, dapat menyebabkan peristiwatraumatis yaitu, akselerasi dan
deselerasi.
2.
Perbedaan ini diukur dengan gaya gravitasi atau umum disebut G force. Jumlah
dimana tubuh manusia dapat mentoleransi sangat bergantung pada arah datangnya
gaya tersebut. Deselerasi dengan kekuatan 300G bisa tidak menimbulkan cedera dan
dalam jangka waktu yang pendek gaya 2000G pun masih bisa tidak menimbulkan
cedera, bila datangnya gaya tepat pada sudut yang tepat pada sumbu panjang tubuh.
Tulang frontal dapat menahan gaya 800G tanpa fraktur dan mandibula 400G,
demikian juga dengan rongga thoraks.
3.
tergantung dari gaya yang bekerja per unit area, perumpamaan seperti pisau yang
tajam akan menembus lebih mudah daripada yang tumpul dengan gaya yang sama.
Jika sebuah pengendara mobil diberhentikan tiba-tiba dari kecepatan 80 km/jam dan
10 cm2 luas dari kepala membentur kaca depan kerusakan akan lebih parah
dibandingkan dengan gaya yang sama dan tersebar 500 cm2 sepanjang sabuk
pengaman.
4.
Pada benturan dari arah frontal, tidak mungkin kendaraan langsung berhenti
sempurna, walaupun menabrak struktur yang sangat besar dan tidak bergerak.
Kendaraan itu akan berubah bentuk dan mengurangi gaya deselerasi dan mengurangi
G force yang akan diterima dari penumpang kendaraan.
5.
V=kecepatan (km/jam), D jarak stop dimulai dari waktu benturan (m), dan C adalah
konstanta 0.0039. 2.4 Perlukaan dan Kematian dalam Kecelakaan Lalu Lintas8
Kematian dalam kecelakaan lalu lintas dapat terjadi sebagai akibat dari tabrakan atau
benturan dari kendaraan. Secara imajinatif semua model dari sarana transportasi
mempunyai kemampuan untuk menyebabkan kematian atau kecacatan.
Kematian karena kecelakaan lalu lintas dapat dibagi menjadi empat kategori
tergantung dari arah terjadinya benturan pada kendaraan, antara lain :
1.
Arah depan Ini adalah paling umum, yang kejadiannya kira-kira mencapai 80%
dari semua kecelakaan lalu lintas. Tabrakan dari arah depan terjadi bila dua
kendaraan/orang bertabrakan yang mana keduanya arah kepala, atau bagiandepan dari
kendaraan menabrak benda yang tidak bergerak, seperti tembok, ataupun tiang listrik.
Sebagai akibat dari energi gerak, penumpang darikendaraan bermotor akan terus
melaju (bila tidak memakai sabuk pengaman pada pengguna mobil). Pola dan lokasi
luka akan tergantung dari posisi saat kecelakaan.
2.
menabrak dari arah samping, ataupun mobil yang terpelintir dan sisinya menghantam
benda tidak bergerak. Dapat terlihat perlukaan yang sama dengan tabrakan dari arah
depan, bila benturan terjadi pada sisi kiri dari kendaraan, pengemudi akan cenderung
mengalami perlukaan pada sisi kiri, dan penumpang depan akan mengalami perukaan
yang lebih sedikit karena pengemudi bersifat sebagai bantalan. Bila benturan terjadi
pada sisi kanan, maka yang terjadi adalah sebaliknya, demikian juga bila tidak ada
penumpang.
3.
samping, terutama bila tidak dipakainya pelindung kepala (helm), terguling di jalan,
sabuk pengaman dan penumpang terlempar keluar mobil. Beberapa perlukaan dapat
terbentuk pada saat korban mendarat pada permukaan yang keras, pada beberapa
kasus, korban yang terlempar bisa ditemukan hancur atau terperangkap di bawah
kendaraan. Pada kasus seperti ini penyebab kematian mungkin adalah traumatic
asphyxia
4.
Arah belakang Pada benturan dari arah belakang, benturan dikurangi atau
terserap oleh bagian bagasi dan kompartemen penumpang belakang (pada pengguna
mobil), yang dengan demikian memproteksi penumpang bagian depan dari perlukaan
yang parah dan mengancam jiwa.
Untuk secara positif menegakkan identitas dari korban, terutama bila jenazah
Bukti-bukti sisa dapat ditemukan pada kecelakaan kendaraan bermotor, dan pada
kasus-kasus tertentu harus dikumpukan sebagai barang bukti. Barang bukti ini dapat
menjadi penting selanjutnya bila posisi dari penumpang dari kendaraan bermotor
pada waktu terjadinya benturan dipertanyakan. Bukti sisa ini dapat ditemukan di
dalam kendaraan ataupun pada tubuh korban. Pencarian bukti dapatdilakukan antara
lain :
a. Dalam kendaraan
Carilah rambut, darah, ataupun sobekan baju ataupun rambut dari penumpang
yang tertinggal pada pecahan kaca, gagang pintu/kenop, atau permukaan yang
dimana terjadi benturan.
b. Pada tubuh korban
Carilah tempelan cat, fragmen kaca, ataupun bagian dari kendaraan yang bisa
tertanam pada luka.
Toksikologi juga seharusnya dilakukan baik pada pengemudi maupun penumpang
pada kecelakaan lalu lintas. Analisa ini haruslah mencakup pemeriksaan untuk
alkohol, karbon monoksida (CO), obat-obatan, dan narkotika. Beberapa kecelakaan
lalu lintas disebabkan karena tindakan bunuh diri (suicidal action). Beberapa bukti
yang menyokong (corroborating evidences) keadaan bisa ditemukan pada kasus
seperti ini, seperti:
a.
penyakit mental.
b.
Bukti pada tubuh korban yang menyokong dapat ditemukan, seperti luka lama
Kendaraan bisa sudah keluar dari jalur dan dikemudikan langsung menuju
kepada benda yang tidak bergerak, ataupun sangat jarang ke arah kendaraan dari arah
berlawanan.
e.
Bukti lain yang dapat ditemukan seperti adanya batu ataupun objek yang
menyebabkan kebakaran, dan bila tubuh terbakar, segala upaya haruslah dilaksanakan
untuk mengidentifikasi jenazah yang terbakar.
Sumber :
1. Kecelakaan
Lalu
Lintas.
Available
at:
http://theherijournals.blogspot.co.id/2013/01/kecelakaan-lalu-lintas.html.
Accesed on : September 22, 2015
2. Scribd.
KLL
Forensik.
Available
http://www.scribd.com/doc/45757744/Bab-2-Kll-Forensik.
September 22, 2015.
Acessed
at:
on: