Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKes HANG TUAH PEKANBARU
T.A 2015/2016

LAPORAN PENDAHULUAN
KANKER REKTUM DI RUANG CENDRAWASIH

NAMA

: Desi Putri

N.I.M

: 15.09.1.006

PRESEPTOR AKADEMIK
Sekani Niriyah, S. Kep., Ns

PRESEPTOR KLINIK
Ns. Sulistyawati, S. Kep

A. Definisi Kanker Rektum


Kanker adalah suatu penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak
teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik
dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan
migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Adapun Kanker rektum adalah salah
satu dari keganasan rektum yang khusus menyerang bagian Recti yang terjadi akibat gangguan
proliferasi sel epitel yang tidak terkendali.
Karsinoma rekti adalah suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan jaringan
abnormal pada daerah rectum. Jenis terbanyak adalah adenokarsinoma (65%), banyak
ditemui pada usia 40 tahun keatas dengan insidens puncaknya pada usia 60 tahun.
B. Etiologi
Faktor penyebab dari kanker rektum belum pasti, namun ada beberapa faktor
resiko yang dapat terjadi dari penyakit ini antara lain:
1. Diet Makanan yang banyak mengandung serat, misalnya sayur-sayuran yang akan
menyebabkan waktu transit bolus di intestin akan berkurang, sehingga kontak zat
yang potensial karsinogen pada mukosa lebih singkat. Selain itu makan makanan
yang berlemak dan protein hewani yang tinggi dapat memicu terjadinya kanker
rekti.
2. Kelainan di colon
a. Adenoma di kolon, terutama bentuk villi dapat mengalami degenerasi maligna
menjadi adenokarsinoma.
b. Familial poliposis merupakan kondisi premaligna dimana lebih dari 7 %
polipasis akan mengalami degenerasi maligna
c. Kolitis ulserativa, mempunyai resiko besar yang terjadi kanker rekti.
3. Herediter
Hasil penelitian menunjukkan anak anak yang berasal dai orang tua yang
menderita kanker kolateral mempunyai frekuensi 3,5 x lebih besar daripada anak
yang mempunyai orang tua yang sehat
4. Riwayat kanker payudara
5. Tumor uterus
6. Kanker kolon
7. Riwayat penyakit usus inflamasi kronis
8. Umur
Pada anak-anak tumbuh dengan cepat
9. Jenis Kelamin
Beberapa jenis kanker pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormon.
10. Penyakit
Beberapa penyakit tertentu dapat mempengaruhi kecepatan tumbuh kanker seperti
pada diabetes.
11. Faktor lingkungan

Ruang tempat tumbuh

dibatasi oleh barier alamiah tumbuh seperti fascia,

periosteum, rongga tubuh dan sebagainya yang akan membatasi besar dan
kepadatan jaringan.
12. Orang yang sering mengkonsumsi alkohol dan rokok juga beresiko terkenakanker
rektum.
C. Patofisiologi
Kanker dapat berupa massa polipod besar, yang tumbuh ke dalam lumendan
dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai cincin anular. Lesi anular lebih sering
terjadi pada bagian rektosigmoid, sedangkan polipoid atau lesi yang datarlebih sering
terdapat pada sekum dan kolon ascendens. Secar histologis, hampir semua kanker
usus besar adalah adenokarsinoma (terdiri atas epitel kelenjar) dan dapat mensekresi
mukus yang jumlahnya berbeda-beda. Tumor/kanker dapat menyebar
1. Secara infiltrate langsung ke strukturyang berdekatan, seperti ke dalam kandung
kemih.
2. Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon
3. Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah ke system
portal. Prognosis relative baik bila lesi terbatas pada mukosa dan sub mukosa
pada saat reseksi dilakukan, dan jauh lebih jelek bila telah terjadi metastasis ke
kelenjar limfe.
Pada perkembangan selanjutnya kanker terbagi dalam 4 stadium (StadiumIIV).
1. Stadium 0
Pada stadium 0 kanker ditemukan hanya pada bagian paling dalam rektum, yaitu
pada mukosa saja. Disebut juga carcinoma in situ.
2. Stadium I
Pada stadium I kanker telah menyebar menembus mukosa sampai lapisan
muskularis dan melibatkan bagian dalam dinding rektum tapi tidak menyebar
kebagian terluar dinding rektum ataupun keluar dari rektum. Disebut juga Dukes
A rectal cancer.
3. Stadium II.
Pada stadium II kanker telah menyebar keluar rektum kejaringan terdekat namun
tidak menyebar ke limfonodi. Disebut juga Dukes B rectal cancer
4. Stadium III
Pada stadium III kanker telah menyebar ke limfonodi terdekat tapi tedak
menyebar kebagian tubuh lainnya. Disebut juga Dukes C rectal cancer
5. Stadium IV
Pada stadium IV kanker telah menyebar kebagian lain tubuh seperti hati, paru atau
ovarium. Disebut juga Dukes D rectal cancer D.

D. Manifestasi Klinis
1. Perubahan kebiasaan defekasi (merupakan gejala yang paling sering ditunjukkan),
keluar darah bersama dengan feses (merupakan gejala yang paling sering)
2. Anemia, anoreksia, penurunan berat badan, dan kelelahan
3. Lesi sebelah kanan: nyeri abdominal tumpul dan melena.
4. Lesi sebelah kiri: nyeri abdominal dan kram, feses mengecil, konstipasi dan
distensi, darah merah segar dalam feses.
5. Lesi rectal: tenesmus (nyeri rectal, merasakan evakuasi tidak lampias setelah
defekasi), konstipasi dan diare secara bergantian
6. Diare
7. Nyeri kejang
E. Komplikasi
Kanker rektum yang tidak tertangani dengan benar dapat menimbulkan komplikasi
berupa perdarahan akut maupun kronik yang berakibat anemia,sumbatan usus,
kebocoran pada usus (perforasi), dan metastasis ke hati (paling sering), kelenjar getah
bening, otak, tulang, paru-paru sampai pada kematian.
F. Web Of Caution
G. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
1. Penentuan Staging
Staging sangatlah penting dalam menentukan apakah kanker sudah menyebarke
organ lainnya. Bila suatu kanker ditemukan pada seorang pasien, prognosis dan
pengobatan sangatlah tergantung dari lokasi, ukuran, stadium dari kanker dan
kondisi kesehatan umum pasien
2. Pembedahan
Pembedahan merupakan tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan
rectal; jenis pembedahan tergantung pada lokasi dan ukuran dari tumor yang dapat
bersifat paliatif dan kuratif.
a. Kolonoskopi
Kanker yang terbatas pada satu sisi diangkat melalui kolonoskopi
b. laparoskopi dengan polipektomi mungkin dapat pula dilakukan
c. Reseksi usus
3. Terapi radiasi, dapat digunakan pada pra operasi untuk memperkecil kanker yang
tidak dapat dioperasi, pasca operasi bila margin-margin yang ditentukan belum
seluas yang diperkirakan.
4. Kemoterapi
Kemoterapi dengan 5-FU (5-Fluorouracil )selama lima hari telah dinyatakan
bermanfaat dalam situasi ajufan untuk karsinoma kolorektal. Pengobatan terbaru
menggunakan 5-FU dengan levamisole atau leucovarin
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan rectal; pemeriksaan darah fekal, enema barium, Hydrocolonic
Sonography dan kolonoskopi.

2. Pemeriksaan darah fekal untuk mengetahui apakah terdapat perdarahan pada


saluran cerna merupakan metode sederhana dan sensitif untuk mendeteksi kanker
rektum lebih dini pada stadium asimptomatik dan dapatmengarahkan pada
pemeriksaan definitive.
3. Barium enema merupakan pemeriksaan diagnostic dengan memasukkan zat
kontras ke dalam rektosigmoid, hingga kolon sigmoid untuk melihat adanya lesi
akibat pertumbuhan abnormal sel.
4. Hydrocolonic Sonography merupakan pengisian air ke dalam kolon diikuti dengan
pemeriksaan ultrasound extracorporeal
5. Kolonoskopi adalah pemeriksaan seluruh kolon dengan visualisasi, biopsi dan bila
mungkin pembuangan neoplasma kolon. Hasil dari studi Nationa lPolyps
menyebutkan pembuangan adenoma dapat menurunkan risikokanker rektum
hingga 90%. Oleh sebab itu pemeriksaan ini dianjurkansetiap tiga tahun. Dengan
kolonoskopi dapat dilakukan deteksi dan pembuangan polip serta biopsi kanker
selama pemeriksaan. Tetapi pemeriksaan ini lebih mahal, berisiko dan
menimbulkan rasa tidak nyaman untuk pasien dibanding skrening yang lain.
6. Pemeriksaan antigen karsinoembrionik (CEA) sangat baik sebagai indikator
prognosis dan kekambuhan
I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Gejala:
1) Kelemahan atau keletihan
2) Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur, adanya faktorb.

c.

d.

e.

faktor yang mempengaruhi tidur.


Sirkulasi
Gejala:
1) Palpitasi, nyeri dada pada pergerakan kerja
2) Perubahan pada tekanan darah
Integritas ego
Gejala:
1) Faktor stress dan cara mengatasi stress
2) Masalah tentang perubahan dalam penampilan
3) Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya
Tanda:
Menyangkal, menarik diri, marah
Eliminasi
Gejala:
1) Perubahan pada pola defekasi
2) Perubahan eliminasi urinarius
Tanda:
Perubahan pada bising usus, distensi abdomen
Makanan/cairan

Gejala:
1) Kebiasaan diit buruk
2) Anoreksia
3) Intoleransi aktivitas
4) Perubahan pada berat badan
Tanda:
Perubahan pada kelembaban/turgor kulit, oedema
f. Neurosensori
Gejala:
Pusing, sinkope
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala:
Tidak ada nyeri atau derajat bervariasi
h. Pernapasan
Gejala:
Merokok
i. Keamanan
Gejala:
1) Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen
2) Pemajanan matahari lama
Tanda:
1) Demam
2) Ruam kulit, ulserasi
j. Seksualitas
Gejala:
1) Masalah seksual
2) Pasangan seks multiple
k. Interaksi sosial
Gejala:
1) Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung
2) Riwayat perkawinan
l. Penyuluhan/pembelajaran
1) Riwayat kanker pada keluarga
2) Riwayat pengobatan
2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
a.
Nyeri akut b.d tindakan pembedahan.
b.
Kerusakan integritas kulit b.d interupsi mekanis pada kulit.
c.
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri.
d.
Kurang pengetahuan tentang kondisi/situasi, prognosis,
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
3. Perencanaan Keperawatan
a.
Nyeri berhubungan dengan tindakan pembedahan
Tujuan: Melaporkan nyeri berkurang/terkontrol, menunjukkan ekspresi wajah
rileks.
Intervensi:
1) Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, intensitas (skala 0 10)

Rasional: Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan


penyembuhan. Perubahan pada karakteristik nyeri menunjukkan terjadinya
infeksi, memerlukan upaya evaluasi medik dan intervensi.
2) Berikan tindakan kenyamanan
Rasional: Meningkatkan relaksasi, menurunkan ketegangan otot dan
kelelahan umum.
3) Ubah posisi dengan sering dan rentang gerak pasif dan aktif
Rasional: Gerakan dan latihan menurunkan kekakuan sendi dan kelelahan
otot.
4) Motivasi ekspresikan perasaan nyeri
Rasional: Pernyataan memungkinkan pengungkapan emosi dan dapat
b.

meningkatkan mekanisme koping.


Kerusakan integritas kulit b.d interupsi mekanis pada kulit
Tujuan: Mencapai penyembuhan luka.
Intervensi:
1)
Berikan penguatan balutan awal/penggantian sesuai indikasi
Rasional: Lindungi luka dari perlukaan mekanis dan kontaminasi.
2)
Lepaskan perekat (sesuai arah rambut) dan pembalut pada waktu
mengganti
Rasional: Mengurangi resiko trauma kulit dan gangguan pada luka.
3)
Gunakan perekat yang halus untuk menutup luka yang membutuhkan
4)

pergantian balutan yang sering


Rasional: Menurunkan resiko terjadinya trauma kulit dan

memberikan perlindungan tambahan untuk kulit atau jaringan halus.


5)
Kaji jumlah dan karakteristik cairan luka
Rasional: Menurunnya cairan menandakan adanya evolusi dari proses
penyembuhan.
c.

Kerusakan mobilitas fisik b.d nyeri


Tujuan: Menunjukkan keinginan berpartisipasi dalam aktivitas, mampu
melakukan aktivitas.
Intervensi:
1)
Motivasi partisipasi pasien dalam aktivitas sesuai kemampuan individu
Rasional: Meningkatkan kemandirian.
2)
Kaji derajat imobilisasi yang dihasilkan oleh ketidaknyamanan
Rasional: Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan diri tentang keterbatasan
3)

fisik, memerlukan intervensi untuk meningkatkan kemajuan kesehatan.


Bantu pasien dalam rentang gerak aktif/pasif
Rasional: Meningkatkan aliran darah ke otot untuk meningkatkan tonus
otot.

d.

Resiko infeksi b.d trauma jaringan/kulit yang rusak


Tujuan: Mengidentifikasi faktor resiko dan intervensi untuk mengurangi
potensial infeksi.

Intervensi:
1) Awasi tanda vital, perhatikan demam ringan, menggigil, nadi dan
pernapasan cepat
Rasional: Pasien yang mengalami pembedahan beresiko untuk syok bedah
atau septik sehubungan dengan manipulasi/ instrumentasi.
2) Lakukan pencucian tangan dan perawatan luka aseptic
Rasional: Menurunkan resiko penyebaran infeksi.
3) Observasi daerah luka operasi
Rasional: Adanya luka meningkatkan resiko untuk infeksi yang
diindikasikan dengan eritema.
4) Ganti balutan dengan sering membersihkan dan mengeringkan kulit
Rasional: Balutan basah menyebabkan kulit iritasi dan media untuk
pertumbuhan bakteri.
5) Berikan antibiotic
Rasional: Mungkin diberikan secara provilaktif atau menurunkan jumlah
organisme untuk menurunkan penyebaran dan pertumbuhannya.
e.

Kurang pengetahuan tentang kondisi/situasi, prognosis, kebutuhan


pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi
Tujuan: Mengatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan, melakukan
pola hidup dan berpartisipasi pada program pengobatan.
Intervensi:
1) Kaji proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan dating
Rasional: Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat
pilihan berdasarkan informasi.
2) Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi dan pemasukan
cairan yang adekuat
Rasional: Memberikan nutrisi optimal dan mempertahankan volume
sirkulasi untuk meningkatkan regenerasi jaringan/proses penyembuhan.
3) Tinjau ulang untuk menunjukkan perawatan luka/balutan
Rasional: Meningkatkan kompetensi perawatan diri dan meningkatkan
kemandirian.
4) Rekomendasi rencana/latihan progresif
Rasional: Meningkatkan pengembalian ke fungsi normal dan meningkatkan
perasaan sehat.

Anda mungkin juga menyukai