Anda di halaman 1dari 4

TATANAN TEKTONIK JABAR

Van Bammelen beranggapan bahwa secara fisiografis daerah Banten


sangat
mendekati sifat-sifat pulau Sumatera, apabila dibandungkan
dengan bagian
sebelah
timurnya. Kecuali beberapa kemiripan bentuk-bentuk morfologinya,
juga adanya produk
vulkanisme yang banyak tufa asam, seperti halnya tufa lempung yang
asam.
a. Pola Struktur
Berdasarkan data gayaberat,seismic, citra Landsat/foto udara
pengamatan di
lapangan, di Jawa Barat ini dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
-

Arah baratlaut-tenggara

Tmur-barat

Utara-selatan (dominan)

Namun berdasarkan citra Landsat dan sebaran episentrum gempa, ada


satu lagi
yaitu
arah timurlaut-baratdaya
baratdaya Pulau Jawa

yang

menonjol

di

sudut

(Cimandiri/Sukabumi).

Pola baratlaut-tenggara hanya dapat direkam dengan gayaberat, yang


berarti letaknya
dalam dan mungkin hingga batuan dasar. Pola sesar ditafsirkan
sebagai kelanjuttan
tektonik tua Sumatra. Pola berarah barat-timur umumnya berupa sesar
naik ke arah utara
dan melibatkan sedimen Tersier. Sedangkan yang berarah utara-selatan di
bagian Utara Jawa
, dari data seismic Nampak memotong batuan Tersier, ternyata juga
mengontrol bedrock.
Memisahkan segmen Banten dari bogor dan pegunungan selatan.
b. Satuan-satuan Tektonik
Batuan tertua tersingkap di Jawa Barat adalah batuan berumur eosen awal
di Ciletuh

yang berupa olisostrom. Satuan ini berhubungan secara tektonis dengan


batuan ofiolit yang
mengalami breksiasi dan serpentinisasi pada jalur-jalur kontaknya.
Batuan ofiolit
tersebut ditafsirkan merupakan bagian dari melange yang
mendasari olisostrom yang
berumur eosen awal. Dengan demikian maka satuan tektonik tertua di
Jawa Barat adalah
jalur subduksi Pra eosen. Satuan tektonik lainnya adalah jalur magma
tersier. Sepanjang
jalur pantai selatan pulau Jawa, terdapat kumpulan batuan vulkanik yang
dinamakan formasi
Andesit tua old andesite formation yang berumur oligosen-miosen
awal. Di Jabar,
bagian dari formasi ini disebut formasi Jampang. Ciri-ciri
batuannya merupakan
endapan aliran gravitasi seperti lava dan kadang-kadang
memperlihatkan struktur bantal.
Penelitia terhadap sebaran dan umur batuan vulkanik Tersier lainnya di
Jawa Barat,
ternyata Jalur Magma Tersier jauh lebih luas lagi, yaitu hamper meliputi
seluruh bagian
tenggara Jawa Barat. Dengan demikian terdapat kemungkinan bahwa
kegiatan vulkanik
selama Tersier ini bermula di Selatan Jawa (miosen awal) dan
kemudian secara
berangsur bergeser ke utara.
Satuan tektonik lainnya adalah jalur magma atau vulkanik kwarter ,
menempati
bagian tengah Jawa Barat atau dapat juga dikatakan berlawanan
dengan Jalur Magmatik
Tersier muda.
c. Mandala Sedimentasi
Didasarkan pada mayoritas cirri sedimen, Soedjono (1984) membagi
daerah Jabar
menjadi 3 mandala sedimentasi, yaitu mandala paparan kontinen yang
terletak di utara,

diikuti oleh Mandala Cekungan Bogor di bagian tengah, dan ke arah


barat terdapat
mandala Banten.
Mandala Paparan Kontinen Utara terletak pada lokasi yang sama dengan
Zona
Dataran Pantai Jakarta pada pembagian zona fisiografi Jawa
Bagian Barat oleh van
Bemmelen (1949). Mandala ini dicirikan oleh endapan paparan yang
umumnya terdiri dari

batugamping, batulempung, dan batupasir kuarsa, serta lingkungan


pengendapan umumnya
laut dangkal. Pada mandala ini pola transgresi dan regresi umumnya
jelas terlihat.
Struktur geologinya sederhana, umumnya sebagai pengaruh dari
pergerakan isostasi dari
batuan dasar. Ketebalan sedimen di daerah ini dapat mencapai 5000 m.
MandalaSedimentasi Banten kurang begitu diketahui karena sedikitnya
data yang
ada. Pada Tersier Awal, mandala ini cenderung menyerupai Mandala
Cekungan Bogor,
sedangkan pada Tersier Akhir, ciri dari mandala ini sangat mendekati
Mandala Paparan
Kontinen. Mandala Cekungan Bogor terletak di selatan Mandala Paparan
Kontinen Utara. Pada pembagian zona fisiografi Jawa Barat oleh van
Bemmelen (1949),
mandala ini meliputi Zona Bogor, Zona Bandung, dan Zona Pegunungan
Selatan. Mandala
sedimentasi ini dicirikan oleh endapan aliran gravitasi, yang kebanyakan
berupa fragmen
batuan beku dan batuan sedimen, seperti andesit, basalt, tuf, dan
batugamping. Ketebalan
sedimen diperkirakan lebih dari 7000 m.
Mandala Pegunungan Selatan Jawa Barat terletak di selatan Mandala
Cekungan
Bogor. Pada pembagian zona fisiografi Jawa Barat menurut van Bemmelen
(1949), mandala

ini meliputi Pegunungan Selatan Jawa Barat dan Zona Bandung.


Berdasarkan pembagian mandala sedimentasi di atas, daerah penelitian
terletak pada
Mandala Cekungan Bogor. Mandala Cekungan Bogor menurut
Martodjojo (1984)
mengalami perubahan dari waktu ke waktu sepanjang zaman Tersier
Kuarter. Mandala ini
terdiri dari tiga siklus pengendapan. Pertama-tama diendapkan
sedimen laut dalam,
kemudian sedimen darat yang berangsur berubah menjadi sedimen laut
dangkal, dan yang
terakhir diendapkan sedimen dengan mekanisme aliran gravitasi. Siklus
pertama dan kedua
sedimen berasal dari utara, sedangkan siklus ketiga berasal dari
selatan. Lebih lanjut,
Martodjojo (1984) telah membuat penampang stratigrafi terpulihkan
utara-selatan di Jawa
Barat

Anda mungkin juga menyukai