Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Permasalahan

Kota Yogyakarta merupakan ibukota dan pusat pemerintahan Daerah


Istimewa Yogyakarta. Kota Yogyakarta terbagi menjadi 14 kecamatan dan 45
kelurahan dengan luas 32,50 km2 dengan 4 pusat koridor jalan, yaitu koridor Jalan
Mangkubumi, Malioboro, Keraton, dan Panggung Krapyak. Pada keempat pusat
koridor jalan di Kota Yogyakarta tersebut banyak terdapat pusat-pusat pariwisata
yang menjadi daya tarik wisatawan asing dan lokal untuk berkunjung. Besar
pertumbuhan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta mengalami
peningkatan yang cukup besar dari tahun ke tahun. Besar pertumbuhan jumlah
wisatawan asing dan lokal di Kota Yogyakarta ini ditunjukkan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Besar Kunjungan Wisatawan di Kota Yogyakarta
TAHUN
2008
2009
2010
2011
2012

JUMLAH WISATAWAN
MANCANEGARA DAN
NUSANTARA
1284757
1426057
1456980
1607694
2360173

PERTUMBUHAN
(%)

11%
2%
10%
47%

Sumber: Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (2012)

Di antara empat pusat koridor jalan tersebut, koridor Jalan Malioboro


merupakan pusat aktifitas/kegiatan perkantoran, perdagangan dan jasa, wisata
serta sosial budaya. Kawasan Malioboro menjadi tempat tujuan utama para
wisatawan, sehingga peningkatan jumlah wisatawan atau pengunjung kawasan
tersebut cukup besar.
Jalan Malioboro merupakan koridor jalan dengan tingkat mobilitas yang
cukup tinggi. Besarnya mobilitas semakin meningkat seiring dengan peningkatan
aktifitas/kegiatan di koridor Jalan Malioboro, terutama kegiatan perdagangan. Hal

ini ditunjjukkan denngan semaakin padattnya ruko-ruko padaa koridor Jalan


Malioboroo. Untuk bissa memfasillitasi kebutuuhan mobillitas pengunnjung Maliooboro,
pemerintaah Yogyakaarta membuaat jalur khuusus pejalan
n kaki di seepanjang kooridor
Jalan Maalioboro - A.
A Yani pada
p
tahun 1980-an. Meningkatnnya pengunnjung
Malioboroo menjadikkan jalur kh
husus pejalan kaki Malioboro
M
d
dibanjiri
deengan
pedagang kaki lima dan
d parkir-pparkir liar, seeperti ditunj
njukkan pada Gambar 1.1.
1

G
Gambar
1.11. Kawasan Malioboro Dipadati Ruuko dan Parrkir Liar
Dengaan begitu jalur
j
khusuus pejalan kaki yang ada tidakk bisa berffungsi
sebagaimaana mestinyya. Trotoarr yang berrfungsi sebaagai fasilitaas pejalan kaki,
disalahgunnakan sebaagai tempaat pedaganng kaki lim
ma dan parkir kenddaraan
bermotor (terutama sepeda
s
moto
or). Semakiin padatnyaa lalu lintas kendaraan yang
n Malioborro akan menyebabkan
m
n meningkkatnya
keluar maasuk di kooridor Jalan
kebutuhan
n parkir yaang harus disediakann. Hal ini akan semaakin mendoorong
pertumbuhhan parkir liar di dalaam kawasann Malioboro. Kondisi arah lalu llintas,
dan parkiir on streeet serta paarkir off strreet di kaw
wasan Mallioboro saaat ini
n dan
ditunjukkaan pada Gam
mbar 1.2. Kondisi
K
ini akan
a
berdam
mpak pada kenyamana
k
keamanann di kawassan Malibooro. Selainn itu dengaan semakinn meningkkatnya
kepadatann lalu lintass, titik-titik kritis kem
macetan di sekitar
s
kaw
wasan Maliooboro
juga akan semakin meningkat
m
daan tingkat polusi udara juga akan semakin
s
tingggi.

Jl.PasarKembang

Jl.Sosrowijayan
Jl.Perwakilan
Jl.Dagen

Jl.Pajeksan

Jl.Beksalan

Jl.Suryatmajan

Jl.Remujung
Jl.Pabringan

Jl.Reksobayan

Jl.Pabringanmenjadi1arah
darijam06.00s.d.15.00

= Parkir on street yang dikelola oleh Dishubkominfo Kota


= Parkir on street yang dikelola oleh UPT Malioboro Kota
= Parkir on street yang dikelola oleh Swasta
= Parkir off street yang dikelola oleh Dishubkominfo Kota
= Parkir off street yang dikelola oleh UPT Malioboro Kota
= Parkir off street yang dikelola oleh Swasta
= Arah arus lalu lintas

Sumber: UPT Malioboro Kota, Dihubkominfo Kota, dan Hasil Survei Lapangan Peneliti (2014)

Gambar 1.2. Parkir On Street dan On Street Kawasan Malioboro

Gambar 1.3. Kenyaamanan dan Keamanan Pedestrian Terganggu dengan Addanya


Parkir On Street
Menan
nggapi konndisi ini, Pemerintahh Yogyakaarta meren
ncanakan untuk
u
mengubah
h kawasan Malioboro
M
m
menjadi
kaw
wasan pejallan kaki deengan melakkukan
penutupan
n dan hanyya angkutaan umum serta kenddaraan tak bermotor yang
diperboleh
hkan melintas di Jalann Malioborro. Dalam perencanaan
p
n tersebut, perlu
direncanakkan pula titik-titik parkir
p
yangg disediakan pada outline
o
kaw
wasan
Malioboroo, sehingga pengunjungg dari luar kawasan Malioboro
M
biisa memarkkirkan
kendaraann pribadinya di tempaat parkir teersebut dan pengunjunng bisa meemilih
menggunaakan angkuutan umum
m, berjalan kaki atau kendaraan tidak berm
motor
seperti seepeda, becaak, atau dookar/andongg untuk masuk
m
kawaasan Maliooboro.
Dengan begitu
b
kawaasan Maliob
boro yang merupakan
m
tujuan wisata dengan daya
tarik palinng kuat di Kota
K
Yogyaakarta, menjadi lebih teertata dan keenyamanann serta
keamanann pengunjunng lebih teerjamin. Kaawasan ped
destrian di Malioboroo bisa
berfungsi kembali daan suasana yang kentaal akan nilaai-nilai budaaya serta seejarah
dapat diraasakan kembbali. Penataaan kawasann pedestriann di Maliob
boro seperti yang
telah direnncanakan akan
a
berdam
mpak burukk pada besaar beban jarringan jalann dan
tingkat po
olusi udara di
d sekitar outline kawaasan Maliobboro, dan beerdampak positif
p
untuk kaw
wasan dalam
m Malioboro seperti penurunan
p
titik kemaccetan di kooridor
Jalan Mallioboro dann tingkat po
olusi udara juga
j
akan semakin menurun sehingga
kenyamannan pengunjjung Maliobboro bisa seemakin men
ningkat. Paada penelitiaan ini

akan dilakukan pemodelan kondisi eksisting dari kawasan Malioboro dan dari
hasil pemodelan kondisi eksisting akan didapatkan kinerja jaringan jalan eksisting
meliputi panjang antrian rata-rata yang menunjukkan titik-titik kritis kemacetan
yang terjadi dan besarnya tundaan serta besar tingkat polusi udara. Selanjutnya
akan dilakukan pemodelan kondisi skenario penutupan Jalan Malioboro dengan
rekomendasi jalan sebagai akses baru pergerakan pengunjung dan penduduk di
sekitar kawasan Malioboro. Selain itu akan dilakukan pemodelan skenario dengan
memberikan titik-titik parkir pada outline kawasan Malioboro. Dari hasil
pemodelan skenario didapatkan kinerja jaringan jalan setelah diterapkan skenario.
Kedua hasil pemodelan tersebut akan dibandingkan sehingga bisa didapatkan
besar tingkat efektifitas dari simulasi penerapan skenario. Setelah dilakukan
simulasi akan dilakukan evaluasi sehingga bisa didapatkan rekomendasirekomendasi yang bisa diterapkan di lapangan.
B.

Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang telah dijabarkan sebelumnya, permasalahan


yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana dampak yang terjadi terhadap kinerja jaringan jalan dan tingkat
polusi di kawasan Malioboro dan sekitarnya dengan adanya penutupan Jalan
Malioboro dari lalu lintas kendaraan kecuali angkutan umum dan kendaraan
tidak bermotor?
2. Bagaimana akses alternatif yang perlu direncanakan sebagai jalan keluar dan
masuk penduduk serta pengunjung di kawasan Malioboro setelah dilakukan
penutupan Jalan Malioboro?
3. Bagaimana pengaruh yang terjadi dengan adanya akses alternatif baru tersebut
terhadap kinerja jaringan jalan dan tingkat polusi udara di kawasan Malioboro
dan sekitarnya?
4. Bagaimana dampak yang terjadi terhadap kinerja jaringan jalan dan tingkat
polusi udara di kawasan Malioboro dan sekitarnya setelah diterapkan beberapa
titik-titik parkir di outline kawasan Malioboro dalam menampung kebutuhan
parkir yang ada?

C.

Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, tujuan dari penelitian
ini antara lain:
1. Melakukan simulasi mikroskopik terhadap kondisi lalu lintas eksisting
kawasan Malioboro sehingga bisa didapatkan kinerja jaringan jalan dan tingkat
polusi udara pada kondisi eksisting.
2. Melakukan penerapan skenario sebagai berikut:
a. Skenario penataan kawasan pedestrian di Malioboro dengan penerapan
alternatif parkir off street Abu Bakar Ali beserta akses untuk keluar/masuk
kendaraan parkir dan tetap mempertahankan kantong-kantong parkir pada
outline kawasan Malioboro, yaitu kantong parkir Pasar Sore, Pasar
Beringharjo, Shopping (Taman Budaya), Parkir Bus Senopati, dan Parkir
Bus Ngabean.
b. Skenario penataan kawasan pedestrian di Malioboro dengan alternatif parkir
off street di Abu Bakar Ali dan gedung bekas Bioskop Indra beserta akses
untuk keluar/masuk kendaraan parkir dan tetap mempertahankan kantong
parkir Pasar Sore, Pasar Beringharjo, Shopping (Taman Budaya), Parkir Bus
Senopati, dan Parkir Bus Ngabean.
c. Skenario penataan kawasan pedestrian di Malioboro alternatif parkir off
street di Abu Bakar Ali, gedung bekas Bioskop Indra, dan Kantor Dinas
Pariwisata beserta akses untuk keluar/masuk kendaraan parkir dan tetap
mempertahankan kantong parkir Pasar Sore, Pasar Beringharjo, Shopping
(Taman Budaya), Parkir Bus Senopati, dan Parkir Bus Ngabean.
3. Mengetahui dampak dari penerapan skenario terhadap kinerja jaringan jalan
dalam kawasan Malioboro.
4. Menganalisis pengaruh penerapan skenario terhadap tingkat polusi udara yang
terjadi baik di ruas Jalan Malioboro maupun pada simpang-simpang dari
jaringan jalan yang ditinjau.
5. Membandingkan kinerja jaringan jalan dan tingkat polusi udara yang terjadi
dari kondisi eksisting dan penerapan skenario sehingga dapat diketahui tingkat
efektifitas penerapan skenario-skenario tersebut..

D.

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini akan membantu untuk menentukan efektif atau
tidak dari penerapan penutupan Jalan Malioboro dan kantong-kantong parkir pada
outline kawasan Malioboro dengan berbagai skenario yang ditawarkan sehingga
bisa didapatkan skenario yang merupakan rekomendasi terbaik. Selain itu dengan
adanya simulasi dari hasil pemodelan skenario maka dapat dilihat dampak dari
penerapan tersebut sehingga sebelum dilakukan langsung di lapangan, sudah bisa
didapatkan gambaran umum akan hasil dari penerapan yang akan dilakukan.
Dengan begitu bisa meminimalisir munculnya dampak negatif.
E.

Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini antara lain:


1. Wilayah penelitian ini dilakukan di kawasan Malioboro meliputi Jalan
Malioboro Jalan Jend. A. Yani Jalan Senopati Jalan Mayor Suryotomo
Jalan Mataram

Bundaran Kridosono Jalan Jendral Sudirman Jalan

Diponegoro Jalan Tentara Pelajar Jalan Letjen Suprapto Jalan K.H. A.


Dahlan.
2. Penelitian ini menggunakan mikrosimulasi menggunakan AIMSUN 6.1.
3. Simulasi yang dilakukan meliputi lalu lintas kendaraan bermotor, angkutan
umum, dan kendaraan tidak bermotor.
4. Titik kantong parkir dalam pemodelan disimplifikasi menjadi ujung dari
jaringan jalan di mana kantong parkir itu berada.
5. Analisis dilakukan berdasarkan hasil pemodelan yang berupa kinerja jaringan
jalan meliputi besar panjang antrian, titik-titik kritis kemacetan dan waktu
tundaan yang terjadi, serta tingkat polusi udara yang terjadi.
6. Tingkat polusi udara yang diukur adalah kandungan CO2 dan NOx.
7. Tingkat polusi udara oleh CO2 dan NOx yang diukur dalam penelitian ini
ditinjau dari faktor kecepatan dan percepatan masing-masing jenis kendaraan
serta mengabaikan faktor-faktor pengaruh lain, seperti umur dan perawatan
kendaraan.

8. Perhitungan tingkat polusi udara oleh CO2 dan NOx untuk jenis kendaraan
sepeda motor dilakukan dengan mengalikan hasil pemodelan emisi kendaraan
sepeda motor dalam smp (satuan mobil penumpang) dengan faktor emisi yang
ditunjukkan pada Tabel 3.6 (perhitungan dilakukan dengan menggunakan
persamaan 3.20).
9. Kalibrasi dan validasi dilakukan terhadap parameter kecepatan kendaraan pada
ruas-ruas jalan tertentu yang ditinjau.
F.

Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian terdahulu tentang koridor Jalan Malioboro dan hubungan


antara tingkat polusi udara dengan lalu lintas kendaraan adalah sebagaimana yang
ditunjukkan pada Tabel 1.2 sebagai berikut:
Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu yang Terkait
NO
1

NAMA
Aribowo,
M.A. (2008)

Baskoro, B.
(2011)

Bachtiar,
V.S. (2010)

Diyatmoko,
W.L. (2002)

JUDUL
Penataan Jalur
Pejalan Kaki Pada
Koridor Jalan
Malioboro
Berdasarkan
Persepsi dan
Preferensi
Pengunjung
Analisa Tingkat
Pencemaran Udara
Akibat Kendaraan
Bermotor Dengan
Metode Nalareksa
(Studi Kasus Kota
Yogyakarta)
Kajian Polusi Udara
Akibat Arus Lalu
Lintas Dengan
Model Regresi
Pemodelan
Transportasi dengan
Menggunakan
Program EMME-2
(Studi Kasus
Kawasan
Malioboro)

METODE
Kuantitatif dan
kualitatif dengan
pendekatan
spasial
(survei lapangan
dan pembagian
kuisoner)

HASIL
Rekomendasi perancangan
penataan jalur pejalan kaki,
sirkulasi, dan parkir serta
ruang terbuka di koridor Jalan
Malioboro

Nalareksa
(mencari
hubungan antar
variabel dengan
model regresi)

Analisis hubungan antara


peningkatan volume lalu lintas
dengan semakin besarnya
tingkat kadar CO2 dalam
udara

Kuantitif
(Model Regresi)

Hubungan antara volume lalu


lintas, kecepatan kendaraan,
dan kecepatan angin pada
suatu ruas jalan dengan
konsentrasi Co dan No2
Penerapan skenario optimal
terjadi pada solusi mengatasi
kemacetan di kawasan
Malioboro dengan cara
mengalihkan tarikan
perjalanan keluar kawasan
tersebut.

Kuantitatif
(Pemodelan
Transportasi)

Tabel 1.2 Lanjutan


NO
5

NAMA
Kusminingr
um, N.
(2008)

JUDUL
Polusi Udara
Akibat Akitifitas
Kendaraan
Bermotor di Jalan
Perkotaan Pulau
Jawa dan Bali

METODE
Kuantitatif
(Pengukuran
langsung di
lapangan)

Sebayang,
R.A.B.R
(2011)

Evaluasi Kinerja
Ruas Jalan
Malioboro
Yogyakarta

Kuantitatif (Survei
lapangan dengan
analisis
menggunakan
MKJI)

Wibowo,
P.A. (2013)

Analisis Dampak
Pembangunan
Ruas Jalan di Atas
Sungai Code
Terhadap Kondisi
Lalu Lintas
Kawasan
Malioboro
(Segmen:
Jembatan
Gondolayu
Jembatan Sayidan)

Kuantitatif
(Pemodelan
Transportasi)

HASIL
Rekomendasi yang bisa
diterapkan dalam upaya-upaya
pengendalian tingkat polusi
udara di ruas jalan, antara lain
penurunan laju emisi
pencemaran udara dari setiap
kendaraan untuk kilometer
jalan yang ditempuh,
penurunan jumlah dan
kerapatan total kendaraan di
dalam suatu daerah tertentu,
penyertaan masyarakat dalam
program pengelolaan
lingkungan, dan penataan serta
penerapan teknologi pereduksi
polusi udara.
Rekomendasi cara
menurunkan derajat kejenuhan
Jalan Malioboro pada tahun
2010 sebesar 0.836 dengan
menetapkan batas kecepatam
pada ruas Jalan Malioboro dan
pengaturan lalu lintas
disempurnakan seperti
penambahan rambu lalu lintas
dan marka jalan.
Penerapan skenario
pembangunan ruas jalan di
atas Sungai Code dengan
menutup Jalan Malioboro
membuat kinerja jalan layang
di atas Sungai Code menjadi
semakin optimal.

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, terdapat perbedaan dengan


penelitian yang akan dilakukan, di antaranya penelitian ini mencakup penerapan
penataan kawasan Malioboro seperti yang sudah direncanakan oleh pemerintah
Yogyakarta meliputi penerapan kantong-kantong parkir dan penutupan Jalan
Malioboro kecuali untuk lalu lintas angkutan umum dan kendaraan tidak

10

bermotor. Analisis yang dilakukan meliputi kinerja jaringan jalan dan tingkat
polusi udara yang terjadi pada kawasan Malioboro. Selain itu penelitian ini
menggunakan mikrosimulasi dengan software AIMSUN sehingga bisa langsung
dilihat dampak penerapannya pada kondisi lapangan.

Anda mungkin juga menyukai