Hiperventilasi
Asidosis metabolic
PaCO2
Bufer ginjal
Ekskresi hydrogenRetensi
(H+) bikarbonat (HCO3-)
pH serum
pH serum
D. Alkalosis metabolic
Alkalosis metabolic diakibatkan dari kehilangan ion hydrogen atau penambahan
basa pada cairan tubuh. Ini didefinisikan sebagai gangguan yang diakibatkan peningkatan
primer, bukan sekunder HCO3- plasma. Bikarbonat plasma meningkat sampai di atas 26
mEq/L dan pH darah arteri meningkat di atas 7,45. Peningkatan sekunder pada HCO 3plasma sering terlihat pada asidosis respiratori kronis sebagai kompensasi untuk
mempertahankan pH pada atau kira-kira nilai normal.
Salah satu penyebab alkalosis metabolic adalah mencerna sejumlah besar basa
(misalnya BaHCO3, atau soda kue) untuk mengatasi ulkus lambung dan rasa kembung.
Manifestasi klinis dari alkalosis metabolic mencakup apatis, kelemahan, kekacauan
mental, kram dan pusing. Beberapa gambaran klinis dihubungkan dengan hipokalemia
atau hipokalsemia. Gejala neurologis mencakup parestesia dan sakit kepala.
Alkalosis mengacu pada penurunan konsentrasi H+ cairan tubuh atau kelebihan
HCO3-, sehingga meningkatkan pH cairan tubuh sampai di atas 7,45. Sumber penipisan
ion hydrogen adalah eliminasi karbon dioksida (hiperventilasi) atau kelebihan metabolic
bikarbonat basa primer. Alkalemia didefinisikan sebagai alkalin darah yang ditandai
dengan pH arteri lebih besar 7,45. Proses fisiologis yang menyebabkan alkalemia
memastikan istilah alkalosis.
Gangguan keseimbangan asam-basa dapat timbul dari penyebab respiratori atau
metabolic. Empat tipe gangguan asam-basa utama adalah 1) asidosis respiratiori, 2)
alkalosis respiratori, 3) asidosis metabolic, dan 4) alkalosis metabolic.
E. Asidosis respiratori
Asidosis respiratori disebabkan oleh kegagalan system pernapasan untuk
emmbuang karbondioksida dari cairan tubuh secepat ia diproduksi dalam jaringan.
Intinya, kondisi apapun yang merusak atau memperngaruhi pernapasan dapat
mengakibatkan asidosis pernapasan. Kerusakan pernapasan menimbulkan peningkatan
PCO2 arteri di atas 45 mmHg, dengan penurunan pada nilai pH sampai 7,35 atau kurang.
Penyebab asidosis respiratori mencakup penyakit obstruktif dan restriksi paru,
gangguan gerakan rangka torakal (mis, polimielitis), penurunan aktivitas pusat
pernafasan (karena trauma otak, hemoragi, narkotik, anestetik, dll), dan penyakit
neuromuscular (mis, miastenia gravis, sindrom Guillain Barre)
Asidosis respiratori
Hipoventilasi
Hiperkapria ( PaCO2)
pH darah
Hiperventilasi
Mengembalikan pH ke normal
Mengembalikan pH ke normal
F. Alkalosis respiratori
Alkalosis respiratori disebabkan oleh kehilangan karbon dioksida dari paru-paru
pada kecepatan yang lebih cepat daripada produksinya di dalam jaringan. Hal ini
menimbulkan penurunan PCO2 arteri di bawah 35 mmHg, dengan Ph lebih besar dari
7,45.
Beberapa kondisi yang mengakibatkan kehilangan karbon dioksida berlebihan
karena hiperventilasi alveolar akan menyebabkan alkoalosis respiratori. Alkalosis
respiratori mudah terjadi karena pernapasan berlebihan yang disengaja. Penyebab lain
mencakup ketinggian yang sangat tinggi, ansietas, demam, meningitis, keracunan aspirin,
pneumonia, emboli paru, dan faktor lain yang meningkatkan aktivitas pusat pernafasan.
Syok hipovolemik
Syok hipovolemik, atau status syok akibat dari kehilangan volume cairan sirkulasi
(penurunan volume darah), dapat diakibatkan oleh berbagai kondisi yang secara
bermakna menguras volume darah normal, plasma, atau air. Patologi dasarnya, tanpa
memperhatikan tipe kehilangan cairan yang pasti, dihubungkan dengan deficit
volume/tekanan cairan sirkulasi actual. Penurunan volume cairan sirkulasi menurunkan
aliran balik vena, yang mengurangi curah jantung dan karenanya menurunkan tekanan
darah.
Bila tindakan untuk memperbaiki atau menghilangkan penyebab kehilangan
volume cairan dapat dilakukan, syok ini masih dalam tahap non-progresif dan krisis
dicegah atau diatasi. Bila kehilangan volume cairan berlebihan atau tindakan terapeutik
tidak efektif, tahap awal syok dapat berlanjut pada tahap yang ireversibel.
Hemoragi. Syok hemoragi terjadi sebagai akibat dari kehilangan darah massif.
Beberapa kondisi yang menimbulkan kehilangan darah drastic mencakup pendarahan
(DIC). Sepsis dapat diakibatkan oleh luka bakar luas karena kehilangan atau kerusakan
melepaskan toksin ke dalam sirkulasi sistemik yang dapat mencederai kapiler usus
dengan demikian melepaskan bakteri usus dan endotoksin ke dalam sirkulasi sistemik.
Trauma. Trauma, dalam bentuk cedera remuk pada otot dan tulang, luka tembak,
dan penetrasi pada pembuluh darah, visera, atau organ vital lain oleh pisau atau alat tajam
lain, yang menimbulkan status syok terutama melalui kehilangan darah tiba-tiba dan
dalam jaringan, organ, dan ruang ketiga selama variabel waktu sebelum gejala syok
terlihat. Sebagai contoh, otoh paha dapat menahan sampai 100 mL darah akibata fraktur
femur atau robekan pada pembuluh darah femoralis tanpa terlihat peningkatan diameter
paha. Kehilangan darah 1 liter menunjukkan hemoragi serius, khususnya bila berlangsung
tanpa terdeteksi dan tidak diperbaiki, syok teraumatik hamper serupa dengan syok
hemoragi dihubungkan dengan trauma hebat, syok traumatic hamper serupa dengan syok
hemoragi dalam hal mekanisme patologis dan respon adaptifnya.
Pathogenesis syok distributive
Vasodilatasi
Tahanan perifer total (TPR)
curah jantung
Tekanan darah
Syok kardiogenik
Status syok yang secara lagsung dapat dihubungkan dengan kerusakan atau
penurunan jantung dianggap sebagai syok kardiogenik. Dua kategori kondisi yang daoat
mengakibatkan syok berasal dari jantung; gagal pompa, adalah ketidakmampuan jantung
untuk berkontraksi secara efektif , dan penurunan aliran vena, yaitu ketidakmampuan
darah memasuki jantung dalam jumlah yang cukup.
Gagal pompa. Syok gagal pompa selalu dihubungkan secara langsung dengan
gagal jantung, yang paling sering akibat infark miokrad massif. Kondisi lain yang
menyebabkan syok kardiogenik karena gagal pompa mencakup miokardiopati, toksisitas
obat, dan disritmia. Mekanisme dimana infark jantung menyebabkan gagal pompa
dihubungkan dengan kerusakan miokard luas yang mengakibatkan penurunan besar pada
curah jantung. Gagal pompa terjadi bila hamper setengah dari jaringan miokard tidak
berfungsi.
Penurunan aliran balik vena. Penurunan aliran balik vena adalah kategori syok
kardiogenik yang tidak disebabkan oleh katidakadekuatan volume sirkulasi tetapi oleh
impedans actual aliran darah ke dalam jantung. Penurunan aliran balik akibat suatu
kondisi seperti tamponade jantung, efusi pericardial akut, dan pergeseran mediastinal
yang menekan jantung sehingga aliran ke dalam vena terganggu. Penurunan aliran balik
vena selalu akibat dari penurunan curah jantungb dan karenanya menurunkan tekanan
darah dengan kerusakan jaringan dan perfusi organ.