LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama
: Ny. JA
Umur
: 30 tahun
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
Alamat
: Luwuk, Sul-TengahI
Suku
: Luwuk
Bangsa
: Indonesia
Agama
: Kristen Protestan
: Swasta
MRS
: 13 Desember 2004
ANAMNESIS
Anamnesis Utama
Anamnesis diberikan oleh penderita.
Keluhan utama:
Dirujuk dari Dokter spesialis Penyakit Dalam RSU Luwuk dengan Diagnosis
Gravid 3 bulan dan Gagal ginjal kronik
Riwayat penyakit sekarang:
Bulan agustus 2004, penderita mual muntah, nafsu makan turun, berobat ke
dokter spesialis Kebidanan dan Kandungan dan i USG dikatakan janin dalam
keadaan baik, diberi obat tapi tidak sembuh-sembuh, penderita semakin
lemah dan pada tanggal 09-12-2004 dirujuk ke RSU Luwuk diperiksa dan
diketahui sakit ginjal serta dianjurkan datang ke RSU Luwuk diperiksa dan
diketahui sakit ginjal serta dianjurkan datang ke RSU Prof. Dr. R. D. Kandou.
Nyeri perut bagian bawah belum dirasakan. Pelepasan lendir campur darah
, pelepasan air (-), pergerakan janin masih dirasakan saat MRS.
Riwayat kembar disangkal penderita.
Buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) biasa.
Riwayat penyakit dahulu
Penyakit darah tinggi, jantung, paru, hati, ginjal, kencing manis disangkal
Anamnesis Kebidanan
Riwayat Kehamilan Sekarang
Pemeriksaan Ante Natal (PAN)
PAN dilakukan sebanyak 6 kali di dokter umum
Riwayat Haid
Haid pertama pada usia 15 tahun dengan siklus tidak teratur dan lamanya
haid tiap siklus 4-5 hari. Hari pertama haid terakhir (HPHT) 20 Maret 2004
dan taksiran tanggal partus 27 Desember 2004.
Riwayat Keluarga
Penderita menikah satu kali dengan suami sekarang 15 tahun.
Jumlah anak sekarang 1 orang
Keluarga Berencana
Tidak pernah ikut KB
Riwayat Kehamilan Terdahulu
1.
2.
2004, ini
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Umum
Status Praesens
Keadaan Umum
: Cukup
Kesadaran
: Compos mentis.
Tekanan darah
: 140/90 mmHg
Nadi
: 88 x/m.
Pernapasan
: 24 x/m.
Suhu badan
: 36,6 0C.
Berat badan
: 51 kg.
Tinggi badan
: 142 cm.
Gizi
: Cukup.
Kepala
Kepala berbentuk simetris. Kedua konjungtiva tidak anemis, kedua sklera
tidak ikterik. Telinga berbentuk normal dan tidak ada sekret yang keluar dari
liang telinga. Hidung berbentuk normal dengan kedua septum intak, tidak ada
sekret yang keluar dari hidung. Pada gigi ditemukan adanya karies dentis.
Tonsil T1/T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis.
Leher
Tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjar getah bening leher.
Dada
Bentuk simetris normal.
Jantung
Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdengar bising jantung.
Paru-paru
Tidak ditemukan adanya ronki dan wheezing di kedua lapangan paru.
Abdomen
Hepar dan lien sukar dievaluasi
Alat kelamin
, tidak ada kelainan.
Anggota gerak
Ditemukan adanya edema pada kedua tungkai. Varises tidak ada.
Refleks
Refleks fisiologis positif normal, tidak terdapat refleks patologis.
Kulit
Turgor normal.
Status Obstetri
Pemeriksaan luar
Tinggi fundus uteri
: 26 cm.
Letak janin
: Letak lintang.
: 4-5 / 30-35
TBBA
: 3000 gram
Hb
: 12,1 gr %.
Leukosit
: 13.200/mm3.
Trombosit
: 372.000/mm3.
RESUME MASUK
G2P1A0, 42 tahun MRS tanggal 28 Desember 2004 jam 06.50 Wita dengan
keluhan utama nyeri perut bagian bawah dan ingin melahirkan. Tanda inpartu
sejak jam 22.00 (27-12-04), pelepasan air (-), gerak janin , Riwayat
gemeli (-), RPD (-).
HPHT 20-03-2004, TTP 27-12-2004
Status Praesens
Status Obstetri
Pemeriksaan dalam:
Eff. 90 %, Pemb. 6-7 cm, ket , PP bahu, ketiak menutup kekanan H II
DIAGNOSIS KERJA
G2P1A0, 42 tahun, hamil 40 41 minggu, inpartu kala I + Primi sekundi +
Riwayat infertil 13 tahun + PER
Janin intrauterin, tunggal, hidup, letak lintang II
SIKAP/ TERAPI/ RENCANA
-
SC Cito
Konseling sterilisasi
OBSERVASI
Tanggal 28 Desember 2004
Jam 06.50
PD
Diagnosis:
G2P1A0, 42 tahun, hamil 40 41 minggu, inpartu kala I + Primi sekundi
+ Riwayat infertil 13 tahun + PER
Janin intrauterin, tunggal, hidup, letak lintang II
Sikap:
-
SC cito
Konseling sterilisasi
Jam 07.00
Jam 07.30
Jam 08.00
Jam 08.30
Jam 08.40
PD
Diagnosis:
G2P1A0, 42 tahun, hamil 40 41 minggu, inpartu kala I + Primi sekundi
+ Riwayat infertil 13 tahun + PER
Janin intrauterin, tunggal, hidup, letak lintang II
Sikap: SC cito
Jam 08.50
Laporan Operasi:
usus di bawahnya,
jelujur,
kontrol
perdarahan,
perdarahan
tidak
ada,
dilakukan
: Operasi selesai
KU post Operasi: T: 110/70, N: 88 x/m, R: 24 x/m
Kontraksi uterus baik
Follow up Ruangan
29 Desember 2004
Keluhan: (-)
Pemeriksaan Fisik:
KU: Cukup; Kes: CM
Status Praesens:
T: 110/70 mmHg; N: 84 x/mnt; R: 24 x/mnt; SB: 36,6 0C
Status Puerpuralis:
TFU: setinggi pusat, kontraksi uterus baik
Payudara: Laktasi -/- ; Tanda-tanda infeksi: -/Abdomen: Peristaltik (-), luka operasi baik, tertutup kain gaas.
Lokia: Rubra
BAB (-)/ BAK (+) diuresis 800 cc
Terpasang infus dan kateter
Diagnosis:
P2A0, 42 tahun post SCTP Hr I a.i. Letak lintang + sterilisasi pomeroy
Lahir bayi laki-laki, BBL 2800 gr, PBL 47 cm, AS 810
Sikap:
-
IVFD RL : D5
Metronidazol 2 x 500 mg IV
Vit c. 1 x 1 amp IV
Oral aff
10
30 Desember 2004
Keluhan: (-)
Pemeriksaan Fisik:
KU: Cukup; Kes: CM
Status Praesens:
T: 110/70 mmHg; N: 80 x/mnt; R: 24 x/mnt; SB: 36,7 0C
Status Puerpuralis:
TFU: setinggi pusat, kontraksi uterus baik
Payudara: Laktasi -/- ; Tanda-tanda infeksi: -/Abdomen: Peristaltik (+), luka operasi baik, tertutup kain gaas.
Lokia: Rubra
BAB (-)/ BAK (+)
Diagnosis:
P2A0, 42 tahun post SCTP Hr II a.i. Letak lintang + sterilisasi pomeroy
Lahir bayi laki-laki, BBL 2800 gr, PBL 47 cm, AS 810
Sikap:
-
Becomzet 2 x 1 tab
31 Desember 2004
Keluhan: (-)
Pemeriksaan Fisik:
KU: Cukup; Kes: CM
Status Praesens:
T: 120/70 mmHg; N: 80 x/mnt; R: 24 x/mnt; SB: 36,5 0C
11
Status Puerpuralis:
TFU: 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik
Payudara: Laktasi +/+ ; Tanda-tanda infeksi: -/Abdomen: Peristaltik (+), luka operasi baik, tertutup kain gaas.
Lokia: Rubra
BAB (-)/ BAK (+)
Diagnosis:
P2A0, 42 tahun post SCTP Hr III a.i. Letak lintang + sterilisasi pomeroy
Lahir bayi laki-laki, BBL 2800 gr, PBL 47 cm, AS 810
Sikap:
-
Becomzet 2 x 1 tab
Ganti gaas
01 Januari 2005
Keluhan: (-)
Pemeriksaan Fisik:
KU: Cukup; Kes: CM
Status Praesens:
T: 110/60 mmHg; N: 80 x/mnt; R: 24 x/mnt; SB: 36,7 0C
Status Puerpuralis:
TFU: 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik
Payudara: Laktasi +/+ ; Tanda-tanda infeksi: -/Abdomen: luka operasi kering
Lokia: Sanguinolenta
BAB (+)/ BAK (+)
12
Diagnosis:
P2A0, 42 tahun post SCTP Hr IV a.i. Letak lintang + sterilisasi pomeroy
Lahir bayi laki-laki, BBL 2800 gr, PBL 47 cm, AS 810
Sikap:
-
ASI on demand
Becomzet 1 x 1 tab
Diet: TKTP
Rawat luka
02 Januari 2005
Keluhan: (-)
Pemeriksaan Fisik:
KU: Cukup; Kes: CM
Status Praesens:
T: 100/60 mmHg; N: 80 x/mnt; R: 20 x/mnt; SB: 36,4 0C
Status Puerpuralis:
TFU: 3 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik
Payudara: Laktasi +/+ ; Tanda-tanda infeksi: -/Abdomen: luka operasi kering
Lokia: Sanguinolenta
Diagnosis:
P2A0, 42 tahun post SCTP Hr V a.i. Letak lintang + sterilisasi pomeroy
Lahir bayi laki-laki, BBL 2800 gr, PBL 47 cm, AS 810
Sikap:
-
ASI on demand
13
Becomzet 1 x 1 tab
Diet: TKTP
Rawat luka
Aff hecting
03 Januari 2005
Keluhan: (-)
Pemeriksaan Fisik:
KU: Cukup; Kes: CM
Status Praesens:
T: 110/70 mmHg; N: 80 x/mnt; R: 24 x/mnt; SB: 36,8 0C
Status Puerpuralis:
TFU: 3 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik
Payudara: Laktasi +/+ ; Tanda-tanda infeksi: -/Abdomen: luka operasi kering
Lokia: Sanguinolenta
BAB (+)/ BAK (+)
Diagnosis:
P2A0, 42 tahun post SCTP Hr VI a.i. Letak lintang + sterilisasi pomeroy
Lahir bayi laki-laki, BBL 2800 gr, PBL 47 cm, AS 810
Sikap:
-
ASI on demand
Becomzet 1 x 1 tab
Diet: TKTP
14
04 Januari 2005
Keluhan: (-)
Pemeriksaan Fisik:
KU: Cukup; Kes: CM
Status Praesens:
T: 110/70 mmHg; N: 84 x/mnt; R: 20 x/mnt; SB: 36,5 0C
Status Puerpuralis:
TFU: 3 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik
Payudara: Laktasi +/+ ; Tanda-tanda infeksi: -/Abdomen: luka operasi kering
Lokia: Sanguinolenta
BAB (+)/ BAK (+)
Diagnosis:
P2A0, 42 tahun post SCTP Hr VII a.i. Letak lintang + sterilisasi pomeroy
Lahir bayi laki-laki, BBL 2800 gr, PBL 47 cm, AS 810
Sikap:
-
ASI on demand
Becomzet 1 x 1 tab
Diet: TKTP
Rawat luka
Rencana pulang
15
DISKUSI
Dalam diskusi ini akan dibahas mengenai:
1. Diagnosis
2. Penanganan
3. Komplikasi
4. Prognosis
Diagnosis
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan kebidanan saat
masuk rumah sakit, penderita didiagnosis dengan G 2 P1 A0, 42 tahun, hamil
40-41 minggu, inpartu kala I + primi sekundi + riwayat infertil 13 tahun + PER.
Janin intra uterin, tunggal, hidup, letak lintang II.
Dari anamnesis, penderita hamil yang kedua dan pernah melahirkan 1 kali,
berusia 42 tahun. HPHT 20 maret 2004, datang dengan nyeri perut yang
sudah teratur disertai pelepasan lendir campur darah yang menandakan
keadaan inpartu. Jarak kehamilan pertama dan sekarang 15 tahun, hal ini
mendukung adanya diagnosis primi sekundi pada penderita yang sesuai
dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa primi sekundi adalah suatu
keadaan dimana jarak kehamilan > 10 tahun. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 140/ 90 mmHg dan kedua tungkai edema, ini
menunjang diagnosis PER pada penderita. Hal ini sesuai dengan
kepustakaan yang menyatakan bahwa diagnosis pre-eklampsi ditegakkan
jika terdapat minimal 2 dari 3 keadaan yaitu: tekanan sistolis 140 atau lebih
dan diastolis 90 atau lebih, adanya edema dan adanya proteinuria. 5
Pada pemeriksaan dalam didapatkan presenting part dari janin adalah bahu
dengan ketiak menutup kekanan H II. Ini menunjukkan diagnosis letak lintang
janin. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa pada
letak lintang, biasanya bahu berada diatas pintu atas panggul sedangkan
kepala terletak di salah satu fosa iliaka dan bokong pada fosa iliaka yang lain.
16
Penanganan
Berdasarkan diagnosis, maka diambil sikap berupa:
SC Cito
Konseling sterilisasi
Komplikasi
Komplikasi tersering dari letak lintang adalah ruptur uteri spontan atau ruptur
traumatik akibat tindakan versi dan ekstraksi yang dilaksanakan dengan
buruk dan terlambat.1 Pada penderita ini, tidak ditemukan adanya komplikasi
tersebut, sebab terminasi kehamilan pada penderita ini dilakukan dengan
17
18
KEPUSTAKAAN
1. Cunningham FG, McDonald PC. Obstetri williams, 18 th ed. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1995
2. Mochtar R. Sinopsis Obstetri fisiologi dan patologi. Penerbit buku
kedokteran EGC. 1998
3. Wiknjosastro GH, Saifuddin AB, Rachimhadi T. Ilmu Kebidanan. Ed.3.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo. Jakarta, 1999.
4. Gabbe
SG,
McDonald
PC.
Obstetrics:
Normal
and
problem
19