Anda di halaman 1dari 16

STRATEGI PEMASARAN PENDUKUNG SEKTOR PARIWISATA

BERBASIS USAHA MIKRO DAN KECIL DI KOTA PANGKALPINANG


Oleh : Reniati, SE.,M.Si
Universitas Bangka Belitung
Abstract
Marketing Strategy of Supported Tourism Sector Based on Micro and Small Business in
Pangkalpinang City
The objective of this study is create a map micro and small business that supported
tourism sector in Pangkalpinang City, arrange that priority development of tourism asset and
decide of marketing strategic micro and small business that supported tourism sector in
Pangkalpinang City. The sample consists of 48 person from micro and small business. The
result show that, the map of micro and small business that supported tourism sector in
Pangkalpinang consist of skill labor, materials, capital, technology, cultural, management,
market, price, employment, contribute for tourism sector, financial perspective, customer
perspective, process of internal business perspective, growth and learning perspective.
Priority of development of tourism asset are development of tourism infrastructure
(0.307), increase of quality human resource in tourism (0.222), diversification tourism object
(0.192), increase budget of tourism (0.146), and development efforts supported tourism (0.133).
Markeitng strategic micro and small business are (0.213), people (0.176), price (0.148),
positioning (0.120), power (0.096), physical (0.077), publicity (0.059), promotion (0.043), place
(0.031), public relation (0.025), purchasing power (0.012).
Key words : Marketing strategy, micro and small business, financial perspective, customer
perspective, process of internal business perspective, growth and learning perspective, tourism
assets.

I. Pendahuluan
Harus diakui telah cukup banyak upaya pembinaan dan pengembangan usaha
mikro dan kecil yang dilakukan saat ini, hanya saja upaya tersebut masih tumpang tindih
dan dilakukan sendiri-sendiri, oleh tiap departemen. Sehingga yang terjadi adalah (1)
ketidakefektifan arah pembinaan (2) tiadanya indikator keberhasilan yang seragam,
karena masing-masing instansi berupaya mengejar target dan sasaran sesuai dengan
kriteria yang telah mereka tetapkan sendiri.
Di Kota Pangkalpinang sebagai ibukota propinsi, usaha mikro dan kecil yang
mendukung pengembangan pariwisata sangat dibutuhkan, hal ini karena kota
Pangkalpinang memiliki tiga sektor unggulan yaitu perdagangan, perindustrian dan jasa.
Ketiga sektor tersebut mencirikan tumbuhnya suatu kota menuju kearah kemajuan.
Potensi jasa pariwisata sendiri sebenarnya cukup besar ini dilihat dari 21 (dua puluh satu)
objek pariwisata yang dimiliki kota Pangkalpinang, tetapi kalau dilihat dari jumlah
wisatawan yang datang baik dari mancanegara maupun nusantara masih kurang dari
yang diharapkan, yaitu hanya 241 (dua ratus empat puluh satu) orang/tahun. (BPS Kota
Pangkalpinang, 2006). Sehingga kontribusinya terhadap PAD masih jauh dari yang
diharapkan.
II.
Permasalahan
Rumusan permasalahan penelitiannya sebagai berikut :
1. Bagaimana peta usaha mikro dan kecil yang mendukung sektor pariwisata di kota
Pangkalpinang.

2. Bagaimana skala prioritas pengembangan modal kepariwisataan (tourism asset) di Kota


Pangkalpinang.
3. Apakah strategi pemasaran pendukung sektor pariwisata berbasis usaha mikro dan kecil
di Kota Pangkalpinang.
III.
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Memetakan usaha mikro dan kecil yang mendukung sektor pariwisata di kota
Pangkalpinang.
2. Menginventarisir dan menyusun skala prioritas pengembangan modal kepariwisataan
(tourism asset) di Kota Pangkalpinang.
3. Menentukan strategi pemasaran pendukung sektor pariwisata berbasis usaha mikro dan
kecil di Kota Pangkalpinang.
IV.
Kontribusi Penelitian
Output dari penelitian ini berupa strategi yang harus dilakukan pemerintah daerah
berkenaan dengan kegiatan pariwisata yang berbasis usaha mikro dan kecil. Cetak biru
(blue print) strategi ini akan dijadikan langkah-langkah mendasar bagi pemerintah untuk
lebih matang dalam dalam menentukan program-program pariwisata yang sekarang
menjadi trend setter di Provinsi Bangka Belitung.
V.
Tinjauan Pustaka
Perkembangan Pariwisata
Pariwisata sebagai disiplin ilmu tersendiri pertama diajarkan di kota Dubrounik
(Yugoslavia) pada tahun 1920. Sedangkan pada tahun 1930 di Swiss diajarkan sebagai
mata pelajaran pada berbagai sekolah tinggi dagang, walaupun di Bern University dan St.
Gallen University sejak tahun 1914 ternyata juga sudah diperkenalkan mata kuliah
pariwisata. Pada tahun 1962 saat kongres di Madrid, organisasi seperti AIEST
(Association DExperst Scientifiquis Du Tourisme, AIT (Alliance Internationale
Tourisme) dan IUTO secara resmi mengakui ilmu pariwisata sebagai cabang ilmu
pengetahuan yang berdiri sendiri.
Menurut arti katanya, pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari
dua kata yaitu : kata pari dan kata wisata. Kata pari berarti penuh, seluruh, atau semua.
Kata wisata berarti perjalanan. Kata wisata dapat diartikan perjalanan penuh, mulai
berangkat dari suatu tempat, ke satu atau beberapa tempat lain dan singgah kemudian
kembali ke tempat semula. (Mujiarto, 2001)
Dalam upaya peningkatan daya saing industri pariwisata di masing-masing
daerah, penting dirumuskan upaya-upaya untuk mendapatkan kondisi biaya yang rendah
dalam pengembangan usaha pariwisata. Hal ini karena harga jasa pariwisata adalah
sebuah bentuk komunikasi, dimana ia merupakan hasil dialog yang mencerminkan
seberapa tinggi manfaat atau nilai yang akan dibayar wisatawan. Selain itu untuk
mengatasi kompleksitas industri pariwisata, setiap daerah perlu membentuk suatu
institusi (badan) yang bertanggung jawab penuh pada pengembangan dan peningkatan
daya saing pariwisata yang independen di mana anggarannnya didukung oleh
pemerintah.
Konsepsi Usaha Mikro dan Kecil
Definisi usaha mikro dan kecil menurut UU No.20 tahun 2008 tentang UMKM
adalah sebagai berikut : Kriteria usaha mikro : 1) memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha; atau 2) memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000
(tiga ratus juta rupiah). Kriteria usaha kecil adalah adalah sebagai berikut : 1) memiliki
kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling

banyak Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha; atau 2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000 (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000 (dua milyar lima ratus
juta rupiah).
Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Setiap fungsi manajemen memberikan kontribusi tertentu pada saat penyusunan
strategi pada level yang berbeda. Pemasaran merupakan fungsi yang memiliki kontak
paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendali
yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena itu pemasaran memainkan
peranan penting dalam pengembangan strategi. (Tjiptono : 2008)
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat tetap hidup, berkembang dan
mampu bersaing. Dalam rangka inilah, maka setiap perusahaan selalu menetapkan dan
menerapkan strategi dan cara pelaksanaan kegiatan pemasarannya. Salah satu unsur
dalam strategi pemasaran terpadu adalah strategi bauran pemasaran (Marketing Mix).
Keempat unsur atau variabel bauran pemasaran tersebut adalah : a) strategi produk, b)
strategi harga, c). strategi distribusi dan d) strategi promosi. Keempat strategi tersebut di
atas saling mempengaruhi (independent), sehingga semuanya penting sebagai satu
kesatuan strategi yaitu strategi bauran pemasaran. Strategi ini merupakan pedoman
dalam menggunakan unsur/variabel pemasaran yang dapat dikendalikan pimpinan
perusahaan, untuk mencapai tujuan perusahaan dalam pemasaran. (Assauri, 2007).
Selan itu ada juga bauran pemasaran yang menyertakan 7P yaitu price, place, product,
promotion, people, positioning, public relation, power, physical, publicity dan
purchasing power.
VI.
Metodologi Penelitian
Metode penelitiannya adalah dengan metode studi kasus atau penelitian lapanan
(Case Study and Field Research). Data yang diperlukan penelitian ini dijabarkan dalam
14 (empat belas) kriteria untuk memetakan UMK pendukung sektor pariwisata Kota
Pangkalpinang yaitu tenaga kerja terampil, bahan baku, modal, sarana
produksi/usaha/teknologi, sosial budaya, manajemen usaha, ketersediaan pasar, harga,
penyerapan tenaga kerja, kontribusi terhadap sektor pariwisata, perspektif finansial,
perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan. Untuk variabel AHP modal kepariwisataan adalah : objek pariwisata,
infrastruktur pariwisata, pengembangan usaha yang mendukung pariwisata, peningkatan
kualitas SDM pariwisata dan anggaran untuk sektor pariwisata. Sedangkan variabel AHP
untuk strategi pemasaran terdiri dari 7P yaitu : price, place, product, promotion, people,
positioning, public relation, power, physical, publicity dan purchasing power.
Sampel diambil setelah dibagi-bagi menjadi kelompok/klaster usaha : toko
makanan
khas,
rumah
makan/restoran,
industri
pengolahan
perikanan,
hotel/penginapan,travel/tiketing, dan toko souvenir, dari klaster-klaster tersebut diambil
sampel secara purposive (sengaja). Setiap klaster dipilih 4 (empat) orang dari
pengusaha mikro dan 4 (empat) orang dari pengusaha kecil. Sehingga jumlah sampel
yang diambil adalah 48 orang. Analisis untuk penetapan prioritas pengembangan modal
kepariwisataan (tourism asset) dan penentuan strategi kebijakan pariwisata berbasis
UMK dilakukan dengan Expert Choice 2000 melalui metode Analytical Hierarchy
Process (AHP) (Saaty, 2000).

7.1.

VII. Hasil Penelitian


Peta Usaha Mikro dan Kecil yang Mendukung Sektor Pariwisata di
Kota Pangkalpinang

1. Tenaga Kerja Terampil


Untuk tenaga kerja terampil usaha mikro dan kecil pendukung sektor pariwisata
di Kota Pangkalpinang dilihat dari tingkat pendidikan dan rata-rata pengalaman kerjanya
berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Tenaga Kerja Terampil UMK
Jumlah
Tenaga Tingkat
Bidang Usaha
Kerja (orang)
Pendidikan (Th)
Toko Makanan Khas
2
12
Rumah Makan / Restoran
9
9
Industri Pengolahan
7
9
Hotel/Penginapan
9
15
Travel/Tiketing
6
15
Toko Souvenir
3
12
Sumber : Hasil Wawancara diolah (2008)

Pengalaman
Kerja (Th)
2
3
4
4
5
4

2. Bahan Baku
Bahan baku adalah faktor utama dalam proses produksi barang atau jasa,
sehingga sangat penting untuk diketahui baik dari sisi kualitas maupun kemudahan
memperoleh bahan baku. Adapun kondisi bahan baku UMK pendukung sektor
pariwisata kota Pangkalpinang adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Kondisi Bahan Baku UMK


Bidang Usaha
Kualitas Bahan Baku
Toko Makanan Khas
Baik
Rumah Makan / Restoran
Cukup Baik
Industri Pengolahan
Sangat Baik
Hotel/Penginapan
Baik
Travel/Tiketing
Baik
Toko Souvenir
Baik
Sumber : Hasil Wawancara diolah (2008)

Kemudahan Memperoleh
Bahan Baku
Mudah
Mudah
Cukup Sulit
Cukup Sulit
Sulit
Sangat Sulit

3. Modal
Modal sering sekali disebut-sebut sebagai salah satu faktor utama penghambat
berkembangnya usaha mikro dan kecil. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa dalam
masa tumbuh usaha (growth) modal merupakan stimulan yang paling efektif untuk
meningkatkan usaha menuju kearah kemajuan menjadi bintang (star). Dari hasil
wawancara dengan para pelaku UMK pendukung sektor pariwisata di Kota
Pangkalpinang menunjukkan bahwa
Tabel 3. Kondisi Modal UMK
Investasi Awal
Modal
Kerja Aksesibilitas
Bidang Usaha
(Rp)
(Rp)
Pembiayaan
Toko Makanan Khas
51.000.000,15.125.000,Mudah
Rumah Makan / Restoran
40.000.000,10.000.000,Mudah
Industri Pengolahan
5.000.000,3.750.000,Cukup sulit
Hotel/Penginapan
650.000.000,125.000.000,Cukup sulit
Travel/Tiketing
40.000.000,12.500.000,Sulit
Toko Souvenir
51.000.000,15.000.000,Sangat sulit
Sumber : Hasil Wawancara diolah (2008)

4. Sarana Produksi Usaha/Teknologi

Sarana produksi usaha/teknologi merupakan faktor teknis yang harus disiapkan


dengan baik oleh para pelaku usaha mikro dan kecil agar usaha mereka berjalan dengan
baik. Tetapi bukan rahasia umum lagi, kenaikan inflasi yang terus menerus seakan tak
mampu lagi membendung kenaikan harga sarana produksi usaha/teknologi itu sendiri.
Tabel 4. Saprodi/Teknologi UMK
Ketersediaan
Bidang Usaha
Saprod/teknologi
Toko Makanan Khas
Sulit
Rumah Makan / Restoran
Cukup Sulit
Industri Pengolahan
Cukup Sulit
Hotel/Penginapan
Mudah
Travel/Tiketing
Sulit
Toko Souvenir
Cukup Sulit
Sumber : Hasil Wawancara diolah (2008)
5. Sosial Budaya (Faktor Endogen)

Harga Saprod/teknologi
Mahal
Murah
Mahal
Murah
Mahal
Mahal

Faktor sosial budaya merupakan unsur yang sangat berkaitan dengan mental para
pelaku usaha mikro dan kecil di suatu daerah. Faktor ini begitu melekat dalam diri
individu masing-masing, dalam menghadapai segala tantangan bisnis. Disini mencakup
dua indikator yaitu ciri khas daerah dan penerimaan masyarakat terhadap usaha tersebut.
Untuk toko makanan khas, rumah makan/restoran, hotel/penginapan, dan industri
pengolahan perikanan ciri khasnya kuat hal ini karena memiliki ciri khas daerah
Pangkalpinang sebagai Kota Perdagangan, Industri da Jasa sedangkan untuk penerimaan
masyarakatnya untuk toko makanan khas, industri pengolahan perikanan, toko souvenir,
dan hotel/penginapan masyarakat mendukung adanya usaha tersebut. Sedangkan untuk
usaha rumah makan/restoran masyarakat sangat mendukung usaha tersebut dan memiliki
ciri khas yang sangat kuat dan untuk usaha travel/ticketing masyarakat cukup
mendukung usaha yang ada dan memiliki ciri khas yang cukup kuat.
6. Manajemen Usaha
Selain modal, manajemen usaha merupakan faktor yang penting dalam
pengelolaan usaha mikro dan kecil.
Rata-rata pelaku usaha memang tingkat
pendidikannya tidak terlalu rendah, tetapi pengelolaan usaha memang masih tradisional,
hal karena pelatihan manajemen maupun yang berkaitan dengan teknis usaha yang
digeluti jarang diikuti. Ada tiga usaha yang menurut responden mudah dikelola yaitu
toko makanan khas, rumah makan/restoran dan travel/ticketing. Sedangkan yang cukup
sulit adalah industri pengolahan perikanan, hotel/penginapan dan toko souvenir.
7. Pasar
Sebelum merencanakan program pemasaran, usaha yang perlu dilakukan adalah
mengidentifikasi konsumen sasarannya dan bagaimana proses keputusan mereka. Pelaku
UMK biasanya tidak bisa bersaing dengan pengusaha besar sehingga mereka membidik
celah pasar yang tidak dilirik. Untuk aspek pemasaran disini yang menjadi indikator
jangkauan pemasaran dan distribusinya. Ada 4 (empat) usaha yang jangkauan
pemasarannya antar kabupaten yaitu rumah makan/restoran, travel/ticketing, toko
makanan khas dan toko souvenir. Sedangkan yang antar provinsi adalah industri
pengolahan perikanan dan hotel/penginapan. Untuk distribusinya pada usaha toko
makanan khas, rumah makan/restoran dan toko souvenir mudah, tapi industri pengolahan
hasil perikanan, hotel/penginapan serta travel/ticketing cukup sulit.
8. Harga
Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap perusahaan
harus menetapkan harganya secara tepat. Tingkat harga yang ditetapkan mempengaruhi

kuantitas yang terjual. Selain itu secara tidak langsung harga juga mempengaruhi biaya,
karena kuantitas yang terjual berpengaruh pada biaya yang ditimbulkan dalam kaitannya
dengan efisiensi produksi. Oleh karena itu penetapan harga mempengaruhi pendapatan
total dan biaya total, maka keputusannya memegang peranan penting dalam setiap
perusahaan. Untuk toko makanan khas, industri pengolahan perikanan, travel/ticketing
dan toko souvenir harga yang ditetapkan cukup stabil (kadang naik kadang turun),
sedangkan untuk rumah makan/restoran dan hotel/penginapan harganya stabil.
9. Penyerapan Tenaga Kerja
Tingkat penyerapan yang tinggi terhadap tenaga kerja dari suatu usaha
menunjukkan bahwa usaha tersebut memiliki multipler effect yang tinggi dalam
perekonomian suatu daerah. Di dalam penelitian ini rata-rata penyerapan tertinggi
hingga terendah, berturut-turut adalah hotel/penginapan 9 (sembilan orang), kemudian
warung makan/restoran 9 (sembilan) orang, industri pengolahan perikanan 7 (tujuh
orang) orang, travel/ticketing dan toko makanan khas 2 (dua) orang, dan toko souvenir 3
(tiga) orang.
10. Kontribusi Terhadap Sektor Pariwisata
Kontribusi terhadap sektor pariwisata menunjukkan skor dari yang tinggi hingga
terendah dari suatu usaha juga apakah usaha tersebut berpengaruh besar terhadap sektor
pariwisata di kota Pangkalpinang, sehingga ke depan harus ditingkatkan untuk
mengoptimalkan potensinya. Urutannya tinggi rendahnya kontribusi usaha adalah
sebagai berikut usaha hotel/penginapan (85%), travel/ticketing (75%) dan toko makanan
khas (75%), sedangkan warung makanan/restoran , industri pengolahan perikanan dan
toko souvenir skornya cukup tinggi yaitu 60% .
11. Perspektif Finansial
Dari perspektif finansial yang diukur dari tingkat keuntungan, omset penjualan
dan biaya produksi dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 5. Perspektif Finansial UMK
Keuntungan
Bidang Usaha
(Rp/tahun)
Toko Makanan Khas
300.000.000,Rumah Makan/ Restoran
350.000.000,Industri Pengolahan
150.000.000,Hotel/Penginapan
200.000.000,Travel/Tiketing
150.000.000,Toko Souvenir
120.000.000,Sumber : Hasil Wawancara diolah (2008)

Omset
Penjualan
(Rp/tahun)
500.000.000,500.000.000,300.000.000,500.000.000,400.000.000,420.000.000,-

Biaya Produksi
(Rp/tahun)
200.000.000,150.000.000
150.000.000,300.000.000,250.000.000,300.000.000,-

12. Perspektif Pelanggan


Perspektif pelanggan adalah memperkirakan jumlah pelanggan loyal, pelanggan
tidak loyal dan pelanggan baru dari suatu usaha. Perspektif pelanggan ini merupakan
dimensi dari suatu usaha untu melihat sejauhmana potensi pasar yang dimiliki sehingga
ke depan akan diketahui strategi apa yang harus dilakukan oleh usaha untuk
memperbesar atau mempertahankan pasarnya.
Tabel 6. Perspektif Pelanggan UMK
Bidang Usaha
Pelanggan
loyal
(org/tahun)
Toko Makanan Khas
300
Rumah Makan /Restoran
300
Industri Pengolahan
20

Pelanggan tidak Pelanggan baru


loyal/lepas
(org/tahun)
(org/tahun)
260
37
200
45
100
19

Hotel/Penginapan
50
Travel/Tiketing
600
Toko Souvenir
20
Sumber : Hasil Wawancara diolah (2008)

75
300
60

20
50
2

13. Perspektif Proses Bisnis Internal

Perspektif proses bisnis internal untuk mengukur kualitas produ/jasa dan


pelayanan yang diberikan oleh suatu usaha dalam rangka memuaskan pelanggannya.
Tabel 7. Perspektif Proses Bisnis Internal UMK
Bidang Usaha
Kualitas Produk
Toko Makanan Khas
Baik
Rumah Makan /Restoran
Baik
Industri Pengolahan
Baik
Hotel/Penginapan
Cukup Baik
Travel/Tiketing
Cukup Baik
Toko Souvenir
Cukup Baik
Sumber : Hasil Wawancara diolah (2008)

Pelayanan
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Cukup Baik

14. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memiliki 2 (dua) indikator yaitu


peningkatan keahlian bagi pegawai dan peningkatan sikap positif pegawai. Dari tabel di
bawah ini dapat diketahui perspektif pembelajaran dan pertumbuhan usaha mikro dan
kecil pendukung sektor pariwisata Kota Pangkalpinang.
Tabel 8 . Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan UMK
Peningkatan Sikap
Bidang Usaha
Peningkatan Keahlian
Pegawai
Pegawai
Toko Makanan Khas
Jarang
Jarang
Rumah Makan / Restoran
Jarang
Sering
Industri Pengolahan
Kadang-kadang
Jarang
Hotel/Penginapan
Jarang
Sering
Travel/Tiketing
Jarang
Kadang-kadang
Toko Souvenir
Kadang-kadang
Kadang-kadang
Sumber : Hasil Wawancara diolah (2008)
7.2. Skala Prioritas Pengembangan Modal Kepariwisataan ( Tourism Assets) di Kota
Pangkalpinang.

Setelah data kuesioner diolah dengan software expert choice 2000 maka
didapatkan hasil skala prioritas pengembangan modal kepariwisataan (tourism assets)
di Kota Pangkalpinang adalah pembangunan infrastruktur pariwisata, peningkatan
kualitas SDM pariwisata, diversifikasi objek pariwisata, peningkatan anggaran
pariwisata, dan pengembangan usaha pendukung pariwisata. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada tabel. berikut ini :

Tabel 9. Skala Prioritas Pengembangan Modal Kepariwisataan


No.
Modal Kepariwisataan
1.
2.
3.

Pembangunan Infrastruktur Pariwisata


Peningkatan kualitas SDM Pariwisata
Diversifikasi Objek Pariwisata

Skor
0.307
0.222
0.192

4.
5.

Peningkatan Anggaran Pariwisata


0.146
Pengembangan Usaha Pendukung Pariwisata
0.133
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian (2008)
7.3. Strategi Pemasaran Sektor Pendukung Pariwisata Berbasis Usaha Mikro dan
Kecil di Kota Pangkalpinang.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan software Expert Choice


2000, maka prioritas strategi pemasaran sektor pendukung pariwisata berbasisi usaha
mikro dan kecil di Kota Pangkalpinang urutannya adalah sebagai berikut : product/
service, people, price, positioning, power, physical, publicity, promotion, place, public
relation, dan purchasing power. Nilai skornya dapat dilihat pada tabel 10. berikut ini :
Tabel 10. Strategi Pemasaran UMK
No.
Strategi Pemasaran
1.
Product/Jasa
2.
People
3.
Price
4.
Positioning
5.
Power
6.
Physical
7.
Publicity
8.
Promotion
9.
Place
10.
Public Relation
11.
Purchasing Power
Sumber : Hasil olahan data penelitian (2008)
VIII. Simpulan dan Saran

Skor
0.213
0.176
0.148
0.120
0.096
0.077
0.059
0.043
0.031
0.025
0.012

Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa


1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peta usaha mikro dan kecil yang mendukung
sektor pariwisata bahwa dari sisi tenaga kerja terampil sudah cukup bagus tingkat
pendidikannya, tetapi jika dilihat dari sisi pengalaman dan jumlah tenaga kerjanya
harus ditingkatkan. Dari kriteria bahan baku maka kualitas rata-ratanya sudah baik
dan mudah mendapatkannya. Investasi dan modal yang digunakan juga relatif
terjangkau kecuali untuk hotel/penginapan dibutuhkan dana yang besar, sedangkan
dari sisi aksesibilitas pembiayaan cukup sulit didapatkan. Sarana produksi
usaha/teknologi cukup sulit didapatkan dan harganya juga cukup mahal. Tapi jika
diihat dari kriteria sosial budaya hampir semua usaha memiliki ciri khas daerah yang
kuat dan didukung oleh masyarakat sekitarnya. Manajemen usahanya juga cukup
mudah dilakukan dan pasarnya baru memasuki antar kabupaten dan antar propinsi
artinya belum ada yang dieksport, dan distribusinya cukup mudah dilakukan. Untuk
kriteria harga cukup stabil dan seluruhnya memiliki daya serap terhadap tenaga kerja
walaupun masih kecil dan kontribusi terhadap sektor pariwisata cukup besar.
2. Pada perspektif finansial yang memiliki kinerjanya yang paling baik adalah yang
paling besar keuntungannya adalah rumah makan/restoran yang paling kecil
keuntungannya toko souvenir. Dari perspektif pelanggan maka yang paling baik
dalam mempertahankan pelanggannya adalah travel/ticketing, dan yang paling buruk
adalah industri pengolahan perikanan. Untuk yang paling banyak menarik pelanggan
baru juga travel/ticketing, tetapi yang paling jelek adalah toko souvenir. Pada
perspektif proses bisnis internal, usaha mikro dan kecil pendukung sektor pariwisata
di Kota Pangkalpinang untuk kualitas produk 50% usaha sudah baik dan 50%
usahanya cukup baik. Yang kualitas produknya paling baik adalah toko makanan

khas,yang jelek adalah toko souvenir. Sedangkan jika dilihat dari pelayanannya
semuanya sudah baik kecuali toko souvenir cukup baik. Pada perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan kinerja usaha mikro dan kecil masih kurang baik,
terutama jika dilihat dari peningkatan keahlian pegawai dimana hampir semua usaha
jarang melakukan kegiatan peningkatan keahlian pegawai.
Hanya industri
pengolahan perikanan dan toko souvenir yang kadang-kadang melakukan kegiatan
tersebut.
Pada peningkatan sikap pegawai agak lebih baik karena rumah
makan/restoran dan hotel/penginapan sudah sering melakukan kegiatan peningkatan
sikap pegawai.
3. Skala prioritas pengembangan modal kepariwisataan (tourism assets) di Kota
Pangkalpinang adalah berturut-turut pembangunan infrastruktur pariwisata (0.307),
peningkatan kualitas kualitas SDM pariwisata (0.222), diversifikasi objek pariwisata
(0.192), peningkatan anggaran pariwisata (0.146) dan pengembangan usaha
pendukung pariwisata (0.133).
4. Strategi pemasaran sektor pendukung pariwisata berbasis usaha mikro dan kecil di
Kota Pangkalpinang adalah dengan marketing mix (4P) + (7P ) = (11 P) dimana
prioritas strateginya adalah sebagai berikut : Product/Jasa (0.213), people (0.176),
price (0.148), positioning (0.120), power (0.096), physical (0.077), publicity (0.059),
promotion (0.043), place (0.031), public relation (0.025), purchasing power (0.012).
Adapun saran yang diberikan dari penelitian ini adalah :
1. Perlunya pemerintah meningkatkan akses pembiayaan untuk usaha mikro dan
kecil pendukung sektor pariwisata di Kota Pangkalpinang.
2. Meningkatkan infrastruktur umum sehingga mudah
memperoleh sarana
produksi/teknologi dan menjamin harganya murah.
3. Meningkatkan pelatihan manajemen usaha terutama yang berkaitan dengan
strategi pemasaran sehingga mereka akan dapat meningkatkan pemasaran ke
daerah/propinsi dan Negara lain
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini Ida, dkk (2005), Strategi Pengembangan Pariwisata Kabupaten Kepahiang
Provinsi Bengkulu. Laporan Penelitian-Dibiayai oleh Kopertis Wilayah II Palembang-Anggaran
Tahun 2005.
Assauri, Sofyan (2007), Manajemen Pemasaran-Dasar, Konsep, Strategi. PT. Raja
Grafindo Persada-Jakarta.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pangkalpinang (2008), Kalender Pariwisata &
Peristiwa Budaya.
Hunger, J. David & Thomas L. Wheelen (2003), Managemen Strategi. TerjemahanPenerbit ANDI-Yogyakarta.
Ismail, Zarmawis, dkk (2004). Peningkatan Daya Saing Ekonomi Indonesia : Studi
Kasus Industri Pariwisata (Kajian Makro). Pusat Penelitian Ekonomi-LIPI. http://www.ekonomi
lipi.go.id.
Kertajaya, Hermawan (2005), Attracting Tourists, Traders, Investors-Strategi
Memasarkan Daerah di Era Otonomi, Penerbit Gramedia-Jakarta
Kuncoro, Mudrajat (2007), Ekonomika Industri Indonesia - Lokasi Kawasan dan Daya
Saing Ekowisata Bali. Penerbit ANDI-Yogyakarta.
Kuncoro, Mudrajat (2004), Otonomi dan Pembangunan Daerah-Reformasi,
Perencanaan, Strategi dan Peluang, Penerbit Erlangga-Jakarta.
Mujiarto, R (2001). Potensi dan Prospek Pariwisata di Kabupaten Bantul Propinsi D.I.
Yogyakarta. Tesis S2. Jogjakarta:MEP UGM.

Pemerintah Kota Pangkalpinang (2007), Rencana Pembangunan Jangka Panjang


Daerah Kota Pangkalpinang 2007-2026.
Slamet Ciptono, Wachid (2000), Strategi Manajemen, Bahan Kuliah S-2, Magister
Manajemen Mitra Indonesia-Yogyakarta.
Sumarni, Murti & Wahyuni, Salamah (2006); Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit
Andi Yogyakarta.
Umar, Husein (2005); Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Rajawali Press.
Penerbit Andi Yogyakarta.
Tri Basuki, Agus, (2006) : Analisis Pengembangan Ekonomi dan Investasi Propinsi
Maluku Tahun 2000-2004, Jurnal ISSN 1411-9900 Vol. 7, No. 1, April 2006.
Tjiptono, Fandi. 2008. Strategi Pemasaran. Penerbit ANDI-Yogyakarta.

IDENTITAS PENULIS

Nama

RENIATI, SE.,M.Si

Alamat

Komplek Pemda, Jl. Singayuda I/50E


Sungailiat-Bangka Belitung

Email

r3ni4ti@yahoo.com

Bidang Kajian Makalah

Manajemen Pemasaran dan Strategik

10

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


A. DATA UMUM

Nama lengkap
Tempat/tgl.lahir
Jenis Kelamin
Status Perkawinan
Agama
Tugas dan Unit Kerja
Kewarganegaraan
Alamat Rumah

:
:
:
:
:
:
:
:

Telepon
Email

:
:

Reniati, SE.M.Si
Pekalongan, 4 April 1972
Perempuan
Menikah
Islam
Dosen/Fakultas Ekonomi
Indonesia
Komplek
Pemda,
Jl.Singayuda
I/50 E Sungailiat-BangkaBabel
0717-94873/0813-6795-2524
r3ni4ti@yahoo.com
reniati@ubb.ac.id

B. PENDIDIKAN

1. Pendidikan Formal
Th. ajaran 2008/2009-:

1995-1998

1990-1994

1987-1989

Mahasiswa Program S-3


Doktor Ekonomi Universitas
Padjajaran (Unpad).
Master Program S-2 Ekonomi
Pertanian Institut
Pertanian
Bogor (IPB).
Sarjana Ekonomi Institut
ManajemenKoperasi
Indonesia
(IKOPIN) Bandung
SMEA Negeri 1 Pekalongan

11

1984-1987

1978-1984

SMP Muhammadiyah
Pekajangan Pekalongan
SD Muhammadiyah
Ambokembang Pekalongan

Pendidikan Non Formal (Kursus/Sertifikat)

a. Workshop Nasional Pengajaran Ekonomi Islam Untuk


Perguruan Tinggi di P3EI - Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Indonesia, 28-30 Mei 2008.
b. Pelatihan Akreditasi Tutor Universitas Terbuka (PAT_UT) di
LPMP Prop. Bangka Belitung, 31 Agustus 2 September
2007.
c. ESQ Leadership Center, Gedung Polman Sungailiat-Babel,
11-13 Juni 2007.
d. Pelatihan Metodologi Penelitian Ilmiah, DP2M DiktiDepdiknas di Babel, 9-10 Desember 2006.
e. Pelatihan Bridging Program English, Lembaga Bahasa
Unsri, Juli-Agustus 2006
f. Pelatihan Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Naskah
Dinas (Surat), Universitas Bangka Belitung, 23-25 Agustus
2006.
g. Sumber Belajar Akuntansi Tingkat Prop. Jawa Barat-Kanwil
DEPDIKBUD Prop. Jawa Barat, 26-30 Desember 1993.
h. Ujian Nasional Diklusemas Akuntansi Tk. Dasar I,
Bandung, 28 Desember 1993.
i. Ujian Nasional Diklusemas Bahasa Inggris Tk. Dasar II,
Semarang, 9 Januari 1990.
j. Ujian Nasional Diklusemas Bahasa Inggris Tk. Dasar I,
Semarang, 27 September 1989.
k. Ujian Nasional Diklusemas Mengetik Bahasa Indonesia Tk.
Dasar, Jakarta, 17 Juni 1988.
C. PENGALAMAN KERJA

1. PT. Demanset Infra Inti, sebagai Community Development


Consultan (CDC), Jakarta Tahun 1994-1995.
2. PT. Sandika Karsa Ndhika Rancana sebagai Community
Development Consultant (CDC) Pekalongan Tahun 1998.
3. Universitas Pekalongan, sebagai Dosen Fakultas Ekonomi,
Pekalongan Tahun 1998-1999.
4. STIE Mitra Indonesia Yogyakarta, sebagai Direktur Program DIII, Yogyakarta Tahun 1999-2001.

12

5. Konsultan
BDS-PPUKM
Wilayah
Bangka
Belitung,
Pangkalpinang Tahun 2001-2006.
6. Pengusaha, Bidang Perdagangan AL-HIJR tahun 2001Sekarang.
7. Trainer Kewirausahaan dan Manajemen, tahun 2001Sekarang.
8. STIE IBEK Pangkalpinang, sebagai dosen tahun 2001-2006.
9. STIPER Bangka, sebagai dosen tahun 2002-2006.
10. STTP-12 Bangka, sebagai dosen tahun 2004-2006.
11. Universitas Bangka Belitung sebagai Dosen Tetap Fakultas
Ekonomi, tahun 2006-Sekarang.
D. REFERENSI
PENELITIAN
No.

Judul Penelitian

Jabatan

Penyandang
dana

1.

Hubungan Persepsi Anggota


Terhadap Perilaku
Kepemimpinan Pengurus KUD
Ganeas dan Kesehatan
Usahanya (1994)
Kebijakan dan Upaya
Meningkatkan Ekspor
Indonesia Dalam Era
Globalisasi (1997).

Ketua
Peneliti

Sendiri
(Skripsi)

Anggota
Tim
Pokja

Dewan
Penunjang
Ekspor
(DPE)Jakarta

Ketua
Peneliti

Sendiri
(Tesis)

Ketua
Peneliti

Sendiri

Dampak
Kenaikan
Biaya Ketua
Produksi
Terhadap
Luas Peneliti
Lahan Lada di Kabupaten
Bangka (2004).

Sendiri

2.

4.

5.

6.

Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi dan
Keterkaitan Keputusan Kerja,
Pendapatan dan Pengeluaran
Rumahtangga Nelayan (1998)
Analisis Kepuasan Pelanggan
Telepon Flexy PT. Telkom di
Sungailiat (2005).

Tingkat Konsumsi dan FaktorFaktor


Yang
Mempengaruhi
Konsumen
Memilih
Minyak

Ketua

Sendiri

13

Goreng Kemasan Dibandingkan


Minyak Goreng Curah Di Tingkat
Rumah Tangga di Kecamatan
Sungailiat Kabupaten Bangka
(2005).

Peneliti

7.

Uji
Implementasi
Strategi Ketua
Marketing In Venus Pada Peneliti
Customer
Maskapai
Penerbangan
di
Propinsi
Bangka Belitung (2008)

Beasiswa
Unggulan Diknas

8.

Penelitian Politik Nasional


Tahun 2008

Korlap
Babel

9.

Penelitian Dasar Potensi


Ekonomi Daerah Dalam
Rangka Pengembangan
Komoditi Unggulan UMKM di
Kepulauan Bangka Belitung
(2008))

Ketua
Tim
Peneliti

Indonesian
Research
and
Development
Institute
Bank
IndonesiaPalembang

10.

Strategi Pemasaran Sektor


Pendukung Pariwisata
Berbasis Usaha Mikro Dan
Kecil Di Kota Pangkalpinang
(2008)

Ketua
Peneliti

Kopertis
Wilayah II
Palembang

PRESTASI

1. Penerima Beasiswa Muhammadiyah Tingkat SD


2. Penerima Beasiswa Supersemar tingkat SLTA (selama 2
Tahun)
3. Penerima Beasiswa PT. Djarum Kudus tingkat Mahasiswa
(selama 2 Tahun)
4. Mahasiswa Terbaik Wisuda ke XII IKOPIN Bandung
5. Penerima Beasiswa URGE dari World Bank Selama kuliah di
S-2
6. Penerima Beasiswa Penelitian dari Bappenas
7. Penerima Beasiswa Tesis dari Yayasan Pakari
8. Penerima Beasiswa BPPS untuk program S-3

14

PENGALAMAN KEORGANISASIAN

1. Direktur Pusat Kajian Ekonomi dan Kewirasusahaan


Universitas Bangka Belitung tahun 2007.
2. Ketua Koperasi Universitas Bangka Belitung Periode tahun
2006-2009
3. ICMI Orwil Bangka Belitung, sebagai anggota bidang
ekonomi dan sosial periode tahun 2007-2012.
4. BKPRMI Kabupaten Bangka, sebagai Direktur Pembinaan
dan Pengembangan Ekonomi dan Koperasi. Periode Tahun
2001-2004 dan 2004-2007.
5. Sekretaris Dekan Fakultas Ekonomi-UBB, Tahun 20062007.
6. Anggota Senat Universitas Bangka Belitung, periode 20062010.
7. Pengurus Komite Propinsi Bangka Belitung Untuk Komite
Nasional Indonesia-ICID periode 2007-2010 sebagai Komisi
III (Sosial Ekonomi & Partisipasi Masyarakat)
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sejujurnya dan
untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Sungailiat, 1 Desember 2009

Reniati, SE.,M.Si

15

KEPADA
YTH. PANITIA RISET EKONOMI IV ISEI
SEKRETARIAT ISEI CABANG SURABAYA
JL. MH.THAMRIN NO. 12 SURABAYA
INDONESIA (60264)

PENGIRIM :
RENIATI, SE.,M.Si
KOMPLEK PEMDA, JL. SINGAYUDA I/50E
SUNGAILIAT-BANGKA BELITUNG

16

Anda mungkin juga menyukai