Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2011 ISBN : 978-979-028-378-7

Surabaya, 19 Pebruari 2011

PENGARUH SUHU DAN WAKTU SINTERING TERHADAP KINERJA MEMBRAN


PEROVSKIT La0.7Sr0.3Co0.8Fe0.2O3-
INFLUENCE OF SINTERING TEMPERATURE AND DWELL TIME ON THE
PERFORMANCE La0.7Sr0.3Co0.8Fe0.2O3- PEROVSKITE-TYPE MEMBRANE
S. Ilmiah, A. Aliyatulmuna, H. Fansuri*,
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

*Corresponding author. Tel/Fax : 031-5943353/031-5928314;


Email: h.fansuri@chem.its.ac.id
Abstrak - Membran jenis oksida perovskit La0.7Sr0.3Co0.8Fe0.2O3 (LSCF 7382) disiapkan
untuk diselidiki kinerja membrannya dalam hal mikrostruktur. Semua serbuk oksida
disintesis dengan menggunakan metode solid-state. Serbuk yang disintesis kemudian
dibentuk menjadi membran berbentuk piringan pada parameter variasi suhu sintering 900C,
1000C dan 1100C, dan waktu sintering 2, 4 dan 8 jam. Hasil X-ray difraksi (XRD) semua
sampel yang disiapkan pada kondisi berbeda menunjukkan bahwa pada sampel terbentuk
struktur dasar dari perovskit. Hasil SEM menunjukkan bahwa sampel yang disiapkan pada
kondisi berbeda memiliki kepadatan, porositas dan morfologi butiran yang relatif berbeda.
Kinerja membran perovskit LSCF 7382 akan menjadi lebih baik jika membran disintesis pada
suhu dan waktu sintering tertinggi sehingga membran memiliki kepadatan relatif tinggi, fusi
struktur perovskit lebih baik dan ukuran pori sedikit.
Katakunci: perovskit, solid-state, suhu sintering, waktu sintering
Abstrac - La0.7Sr0.3Co0.8Fe0.2O3 (designed as LSCF 7382) oxides prepared at different
sintering parameters under the same powder synthesis method were examined in terms of
micro structure. The oxide powders were synthesized using solid state method. 7382 LSCF
perovskite materials can be used as gas separation membranes. The synthesized powder were
then formed to disk shaped membranes at sintering temperature of 900, 1000 and 1100oC,
sintering dwell time of 2, 4 and 8 h and pressing pressure of 2 ton. X-ray diffraction (XRD)
results of all samples prepared at different condition revealed that the basic structure of
perovskite was formed. Although the samples prepared at different conditions have almost the
same microstructure, but they show different porosity and grain morphology. The membrane
performance will be better if it was synthesized at the highest sintering temperature and time,
by showing a relative crystal growth from a strong, better fusion perovskite structure, less
pore size, and largest volume cell.
Keywords: perovskite, solid-state, sintering temperature, sintering dwell time

Pendahuluan
Bahan perovskit jenis Mixed Ionic
and Electronic Conducting (MIEC) dalam
sistem La1-xSrxCo1-yFeyO3- (LSCF) diminati

untuk diteliti karena kemampuannya dalam


memisahkan oksigen dari udara. Selanjutnya,
bahan tersebut diharapkan dapat digunakan
dalam proses oksidasi parsial metana dan
juga sebagai elektroda pada SOFC. Studi
penelitian pada bahan membran MIEC

B - 126

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2011 ISBN : 978-979-028-378-7


Surabaya, 19 Pebruari 2011

mengungkapkan bahwa material LSCF


sesuai digunakan sebagai membran pemisah
oksigen jika material tersebut disintering
pada suhu sintering yang tinggi (Mbius
dkk, 2009). Oleh karena itu, penentuan
kondisi sintering yang optimal pada material
perovskit sangat penting. Selama ini,
pengaruh suhu sintering material LSCF
terhadap kinerja membran LSCF belum
dipelajari secara sistematis.
Hasil evaluasi melalui kristalografi
XRD dan fotografi SEM terhadap membran
perovskit Ba0,5Sr0,5Co0,8Fe0,2O3 berbentuk
piringan menunjukkan bahwa membran
memiliki kinerja yang baik saat membran
disintering pada suhu 1100oC dengan lama
sintering 7-8 jam. Pemakaian suhu sintering
yang lebih tinggi menyebabkan membran
meleleh dan terdeformasi. Suhu sintering
yang lebih tinggi dari nilai kritis minimum
(1000-1050C),
disarankan
dalam
pembentukan kristal sedangkan sintering
pada suhu rendah menyebabkan struktur
kristal tidak terbentuk. (Mosadeghkhah dkk,
2007).
Sintering
pada
membran
La0.6Sr0.4Co0.8Fe0.2O3
mendorong
pertumbuhan butiran dan densifikasi
mikrostruktual. Terjadi peningkatkan ukuran
butiran pada suhu sintering dalam kisaran
1100-1200C selama 4 jam tetapi terjadi
peningkatan sejumlah cairan ketika membran
dipanaskan di atas suhu 1200C. Peningkatan
cairan
ini
mengakibatkan
membran
mengalami penurunan sifat konduktivitas ion
oksigen dan elektrik (Qing Xu dkk., 2004).
Hasil analisis SEM dari membran
La0.6Sr0.4Co0.8Fe0.2O3 yang dipanaskan pada
suhu 950C menunjukkan membran masih
mengalami kebocoran gas saat membran
digunakan dalam percobaan adsorpsi air
(Zeng dkk, 2007).
Membran Penghantar Ion Oksigen yang
berbahan dasar perovskit memiliki kelemahan
yaitu mudah retak bahkan pecah ketika terjadi
perubahan suhu dan tekanan yang ekstrim
(karena sebagian besar reaksi katalisis
berlangsung pada suhu yang tinggi).
Sementara itu, keretakan sekecil apapun pada
membran Penghantar Ion Oksigen tidak

diperkenankan
karena
menyebabkan
perpindahan massa dari material-material
pengotor melalui pori-pori retakan dalam
badan membran.
Permasalahan lain yang muncul yaitu
masih rendahnya fluks oksigen dalam bahan
membran Penghantar Ion Oksigen tersebut.
Sebagai akibatnya, jika digunakan dalam
proses konversi gas metana, perovskit akan
menghasilkan selektivitas yang rendah
meskipun konversinya tinggi. Oleh karena itu,
membran Penghantar Ion Oksigen, dalam hal
ini perovskit, masih jarang digunakan dalam
penelitian konversi gas metana menjadi
syngas.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mempelajari pengaruh
suhu dan waktu
sintering
pembuatan membran oksida
perovskit terhadap sifat-sifat membran yaitu
kerapatan, kekuatan, koefisien muai panas
dan fluks oksigen. Dari hasil penelitian ini
diharapkan perovskit LSCF 7382 menjadi
kandidat yang baik sebagai membran pada
konversi gas metana menjadi syngas.
Metodologi Penelitian
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari peralatan gelas,
krusibel porselin, cawan penguapan, mortal
dan alu , hot plate, ball mill di Laboratorium
Kimia Fisik ITS Surabaya, furnace, oven,
neraca analitik di Laboratorium Central of
Energy ITS Surabaya, cetakan pellet
berdiameter 12 mm, hydraulic press
(CARVEC) di laboratorium Fisika Bahan ITS
Surabaya, X-Ray Diffraction (XRD) (XPert
Pro diffractometer, Philips) di Research
Center ITS Surabaya, dan Scanning Electron
Microscopy (SEM) (ZEISS EVO MA 10
dengan percepatan tegangan 15 kV) di
Laboratorium Central of Energy ITS
Surabaya.
Bahan-bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah serbuk-serbuk oksida
lanthanum (La2O3) (Merck, 99,5%), oksida
stronsium ( Sr(NO3)2 ) (Merck, 99%), oksida
kobalt (Co3O4) (Merck, 99,0%) dan oksida

B - 127

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2011 ISBN : 978-979-028-378-7


Surabaya, 19 Pebruari 2011

besi (Fe2O3) (Merck, 99,0%), serta metanol


absolute sebagai pendispersi.
Tahap-tahap penelitian
Tahap-tahap dalam penelitian ini
meliputi sintesis, pembuatan membran yang
berbentuk piringan dan karakterisasi membran
perovskit La0,7Sr0,3Co0,8Fe0,2O3- terhadap
reaksi oksida parsial metana.
Sintesis oksida perovskit LSCF 7382
Oksida perovskit La0,7Sr0,3Co0,8Fe0,2O3-,
disiapkan dari oksida-oksida penyusunnya
yakni La2O3, SrO, Co3O4 dan Fe2O3 dengan
metode solid-state. Serbuk-serbuk oksida
logam tersebut ditimbang dengan berat
tertentu sesuai dengan stoikiometri LSCF
7382 dan dicampur menjadi satu. Campuran
oksida dihaluskan dalam ball-mill dengan
kecepatan 400 rpm selama 24 jam sesuai
dengan metode yang digunakan oleh
Mundscau dkk, 2008. Metanol sebagai zat
pendispersi ditambahkan ke dalam campuran
sebelum proses ball-mill
berlangsung
Campuran serbuk oksida setelah ball milling
dipisahkan dari methanol dan dikeringkan.
Selanjutnya campuran kering tersebut
dikalsinasi pada suhu 1000C sesuai dengan
hasil penelitian terdahulu. Kalsinasi dilakukan
berulang-ulang sebanyak tiga kali dan pada
setiap ulangan dilakukan penggerusan
campuran untuk meningkatkan homogenitas
campuran. Pada setiap ulangan, suhu kalsinasi
1000C dipertahankan selama 2 jam (Idayati,
Fansuri, 2008). Oksida perovskit yang
dihasilkan selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa
yang terdapat di dalamnya. Jika masih
terdapat fasa lain selain perovskit, maka
dilakukan pengulangan prosedur sintesis
oksida perovskit.
Pembuatan piringan membran perovskit
LSCF 7382
Membran
perovskit
La0,7Sr0.3Co0,8Fe0,2O3 dibuat dengan cara
mencetak serbuk oksida hasil sintesis
sehingga terbentuk membran piringan
berdiameter 12 mm dengan ketebalan sekitar
2 mm (Gambar 1). Pencetakan dilakukan

dengan menggunakan cetakan yang terbuat


dari baja tahan karat (Stainless Steel / SS)
jenis SS316 dengan metode penekanan secara
uniaxial dengan tekanan 2 ton selama 15
menit. Tekanan diperoleh dari alat tekan
hidrolik merk Carver. Pengaruh suhu dan
lama sintering dipelajari dengan melakukan
variasi suhu sintering mulai dari 900C
sampai dengan 1100C, dengan variasi waktu
2, 4 dan 8 jam.

Gambar

1 Membran LSCF
7382 berbentuk
piringan.

Penamaan contoh uji membran


mengikuti aturan LSCF 7382 (xyz). LSCF
adalah La0,7Sr0,3Co0,8Fe0,2O3-, dengan angka
yang mengikutinya merupakan proporsi molar
relatif masing-masing kation. Sementara itu x,
y dan z mewakili angka inisial yaitu berturutturut kondisi tekanan pencetakan, suhu dan
waktu sintering. Misalnya, membran LSCF
7382 yang disiapkan dengan tekanan 2 ton,
suhu sintering 900C dan lama waktu
sintering 8 jam, dinamai dengan LSCF 7382
(298).
Karakterisasi membran perovskit LSCF
7382 (xyz)
Karakterisasi dilakukan dengan tujuan
untuk menentuan fasa mineral serbuk oksida
perovskit dan membran perovskit yang
terbentuk serta sifat-sifat fisika dan kimianya.
Fasa mineral ditentukan dengan metode XRD,
sedangkan sifat-sifatnya dikaji dengan
mikroskopi elektron (SEM).
Analisis XRD dilakukan menggunakan
sumber sinar-X dari unsur Cu. Radiasi yang
digunakan adalah CuK dengan panjang
gelombang () 1,54056 . Analisis dilakukan
pada 2 theta antara 20 sampai 100 dengan
step 0,02 . Sampel yang dianalisa berbentuk
piringan yang sudah disinter.
Analisis SEM diperoleh dengan
menggunakan ZEISS EVO MA 10 dengan
percepatan tegangan 15 kV. Pertama-tama
sampel diletakkan pada perekat pita karbon

B - 128

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2011 ISBN : 978-979-028-378-7


Surabaya, 19 Pebruari 2011

lalu direkatkan pada aluminium holder.


Sebelumnya tidak dilakukan coating pada
sampel karena sampel telah bersifat
konduktor.

(a)

(b)

Hasil Dan Pembahasam


Analisis SEM
Gambar 2 dan 3 menunjukkan
mikrograf
SEM
membran
perovskit
La0,7Sr0,3Co0,8Fe0,2O3 yang disinter pada suhu
dan waktu berbeda.

(a)

(b)

(c)
Gambar 2. Gambar SEM membran LSCF
7382
(xyz)
dengan
peningkatan suhu sintering (a)
298, (b) 2108 dan (c) 2118

(c)
Gambar 3. Gambar SEM membran LSCF
7382 (xyz) dengan peningkatan
waktu sintering (a) 2112, (b)
2114 dan (c) 2118
Dapat diamati spesimen berpori mikro
dengan ukuran butiran kecil masih tersebar
merata (Gambar 2 (a)) serta mengalami
peningkatan pertumbuhan ukuran butiran dan
densifikasi mikrostruktur akibat peningkatan
suhu (Gambar 2 (b) dan (c)). Struktur kristal
terlihat semakin rapat dan kompak ketika
membran disinter pada suhu 1100C selama 8
jam seperti terlihat pada Gambar 3.
Analisis XRD
Difraktogram XRD dari membran
perovskit La0,7Sr0,3Co0,8Fe0,2O3 292, 294, 298,
2102, 2104, 2108, 2112, 2114 dan 2118
ditunjukkan pada Gambar 4. Puncak-puncak
perovskit muncul di daerah sekitar 2 theta =
23o, 32o, dan 33o sesuai dengan data PDF
nomor 25-1060. Pada 2 theta = 32, semua
puncak menunjukkan intensitas relative 100%
yang dapat dilihat pada Tabel 1.

B - 129

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2011 ISBN : 978-979-028-378-7


Surabaya, 19 Pebruari 2011

Gambar 4. Difraktogram XRD membran perovskit La0,7Sr0,3Co0,8Fe0,2O3


dari 292, 294, 298, 2102, 2104, 2108, 2112, 2114 dan 2118.
*Puncak-puncak perovskit.
Tabel 1. Hasil XRD dengan puncak-puncak perovskit LSCF 7382 di 2 theta.
Intensitas
Intensitas
Intensitas
d2 theta
2 theta
2 theta
Sampel
Relatif
Relatif
Relatif
spacing
o
o
o
()
()
()
(%)
(%)
(%)
292
23,228
20,02
32,894
100
33,249
69,66
2.7206
294
23,217
16,80
32,876
100
33,226
67,00
2.7220
298
23,184
15,31
32,869
100
33,274
57,48
2.7226
2102
23,188
17,32
32,855
100
33,211
66,80
2.7158
2104
23,273
13,25
32,967
100
33,282
68,76
2.7147
2108
23,185
18,17
32,829
100
33,200
60,88
2.7259
2112
23,270
14,34
32,952
100
33,284
60,47
2.7160
2114
23,179
16,38
32,859
100
33,060
98,65
2.7234
2118
23,229
18,27
32,893
100
33,158
92,06
2.7207
Hasil refinement dengan menggunakan
metoda Rietveld ditunjukkan pada tabel 2.
Refinement dilakukan dalam space group R
-3 C R dengan model dari senyawa (La0.9
Sr0.1)CoO3. Hasil refinement sesuai dengan
pernyataan Roth dalam Tai, L-W. dkk., 1995,
bahwa ukuran kation A yang lebih besar
dibandingkan kation B pada membran

perovskit mengakibatkan membran memiliki


fasa rhombohedral yang stabil.
Selain itu diperoleh pula bahwa
semakin kecil Indeks goodness-of-fit (GoF)
maka semakin besar volume sel dari
membran LSCF. Volume sel terbesar
dimiliki oleh membran LSCF 7382 (2118)
yaitu 112,943 sedangkan volume sel terkecil
dimiliki oleh membran LSCF 7382 (292)

B - 130

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2011 ISBN : 978-979-028-378-7


Surabaya, 19 Pebruari 2011

yaitu 112,087. Volume sel yang semakin


besar
diharapkan dapat
memberikan
peningkatan pada mobilitas ion oksigen
dalam badan membran LSCF 7382. Selain
itu, volume sel yang besar dari fasa
rhombohedral
memudahkan
terjadinya
transisi fasa perovskit dari rhombohedral
menjadi kubik saat kondisi sintesis membran
dikenakan sedikit perubahan. Seperti
diketahui bahwa fasa kubik perovskit dapat
meningkatkan transport ion oksigen dalam
badan membran (Cook, R.L., 1991 dan
Sammells, A.F., 2006)
Tabel 2. Indeks GoF (2) dari LSCF 7382
yang dipreparasi pada tekanan 2
ton serta suhu dan lama sintering
yang bervariasi
Lama (jam)
2
4
8

Suhu (oC) 900

1000

1100

4,713 4,538 3,488


4,133 4,074 3,131
3,679 3,293 2,979

Tabel 2 juga menunjukkan bahwa


sintering yang lama lebih berpengaruh
terhadap penurunan 2 dibandingkan
sintering pada suhu tinggi. 2 dari LSCF
7382 (298) yaitu 3,679 lebih kecil
dibandingkan 2 dari LSCF 7382 (2102)
yaitu 4,538 dan LSCF 7382 (2104) yaitu
4,074. Membran LSCF 7382 yang
disintering selama 8 jam maupun membran
LSCF yang disintering pada suhu 1100oC
memiliki 2 kurang dari 4. Salah satu pola
difraksi dari sintesis membran LSCF 7382
diperlihatkan pada Gambar 5.

Gambar 5. Pola difraksi sinar X dari


membran LSCF 7382 (2118)
dengan menggunakan model
perovskit rhombohedral space
group R -3 C R (56535)
Kesimpulan
Hasil analisis dari SEM dan XRD
menunjukkan bahwa kinerja dari membran
perovskit LSCF 7382 yang disintesis dengan
tekanan 2 ton akan menjadi lebih baik untuk
konversi gas metan menjadi syngas jika
membran disintering dengan menggunakan
suhu 1100C dan waktu sintering 8 jam.
Daftar Pustaka
Cook, R.L. dan Sammells, A.F., (1991), On
the systematic selection of perovskite
solid elektrolytes for intermediate
temperature fuel cells, Solid State
Ionic 45, 311-321
Fansuri,
H.,
Idayati,
E.,
(2008),
Perbandingan hasil sintesis oksida
perovskit La1-xSrxCoO3- dari tiga
variasi
metode.
FMIPA-ITS,
Surabaya
Mbius, A., Henriques, D., Markus, T.,
(2009), Sintering Behaviour of La1xSrxCo0,2Fe0,8O3- (0,3 x 0,8)
Mixed Conducting Materials, Journal
of the European Ceramic Society 29,
2831-2839
Mosadeghkha,
A.,
Alaee,
M.A.,
Mohammadi, T., (2007), Effect of
Sintering Temperature and Dwell
Time and Pressing Pressure on
Ba0,5Sr0,5Co0,8Fe0,2O3-
PerovskiteType Membrane, Materials and
Design 28, 1699-1706
Qing Xu, Huang, D., Wen Chen, Lee, J.,
Kim, B., (2004), Influence of
sintering
temperature
on
microstrukture and mixed electronicionic conduction properties of
perovskite-type La0,6Sr0,4Co0,8Fe0,2O3
ceramics, Ceramics International 30,
429-433.

B - 131

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2011 ISBN : 978-979-028-378-7


Surabaya, 19 Pebruari 2011

Sammells, A.F. dan Michael, V., (2006),


Nonporous Inorganic Membranes for
Chemical Processing, Wiley-VCH
Verlag GmbH & Co, Mundschau.
Zeng, P.Y., Ran, R., Chen, Z., Gu, H., Shao,
Z., Costa, J.C., Liu, S., (2007),

B - 132

Significant Effects of Sintering


Temperature on the Performance of
La0,6Sr0,4Co0,8Fe0,2O3-
Oxygen
Selective Membranes, Journal of
Membranes Science, Vol.302, hal.171179.

Anda mungkin juga menyukai