Oleh :
Mohammad Idzham Reeza, S.Ked
G99132009
Pembimbing
Dr. dr. Moerbono Mochtar, Sp.KK, FINS, DV, FAA, DV
BAB I
PENDAHULUAN
Hemangioma merupakan suatu tumor jaringan lunak pembuluh darah akibat
dari proliferasi (pertumbuhan berlebih) yang tidak normal. Hemangioma dapat terjadi
pada semua jaringan pembuluh darah. Pengetahuan tentang morfologi, patogenesis
dan perjalanan penyakit hemangioma merupakan petunjuk penting untuk mengetahui
kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi. Terapi terhadap penyakit ini pun sangat
ditentukan oleh diagnosis, klasifikasi, ukuran, lokasi lesi, serta ada atau tidaknya
komplikasi.
Hemangioma infantil merupakan tumor jinak yang paling sering muncul pada
bayi dan anak-anak. Hemangioma infantil dapat terjadi di kutis, subkutis, otot, hepar,
traktus gastrointestinal, otak, paru-paru, ataupun tulang. Perjalanan alamiah penyakit
ini munculnya cepat setelah bayi lahir dan menetap hingga usia balita. Seringkali para
orangtua datang dengan kecemasan berlebihan akan kelainan ini, diperlukan edukasi
yang baik agar orang tua dapat memahami bahwa sebagian besar kelaianan ini dapat
sembuh secara sempurna ketika mencapai usia 7-12 tahun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.
ANGIOGENESIS
Dalam perkembangan embrio, suatu prekursor yang umum, hemangioblas,
menghasilkan sel- sel induk hematopoiesis dan sel- sel angioblas, sel-sel angioblas akan
berproliferasi, bermigrasi ke lokasi perifer dan dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel endotel,
perisit, serta sel-sel otot polos vaskular. Endothelial Progenitor Cell (EPC) sebagai prekursor
endotel yang mirip angioblas juga disimpan di dalam sum-sum tulang dewasa dan dapat
memulai angiogenesis, sel-sel ini turut berpartisipasi dalam menggantikan sel-sel endotel
yang hilang pada endotelialisasi implan vaskulat dan pada neovaskularisasi organ yang
mengalami iskemia, luka di kulit serta tumor.4
VEGF dan angiopoitin merupakan faktor yang paling penting , reseptor tirosin kinase
VEGFR-2 (terutama terbatas pada sel endotel dan prekursor sel endotel) adalah reseptor yang
paling penting untuk angiogenesis ( sekalipun FGF-2 dapat pula meningkatkan proliferasi,
diferensiasi dan migrasi sel-sel endotel). Interaksi VEGF/VEGFR-2:4
Memobilisasi sel prekursor endotel dari sum sum tulang dan meningkatkan proliferasi
Stabilisasi pembuluh darah yang masih rapuh memerlukan penyerahan perisit serta sel-sel
otot polos dan pengendapan protein matriks ekstrasel, angiopoietin 1 serta 2, PDGF dan
TGF- turut berpartisipasi dalam proses ini.4
Angiopoietin 1
periendotel. Interaksi tersebut juda memediasi maturasi pembuluh darah dari saluran
sederhana menjadi suatu struktur vaskular yang lebih kompleks dan membantu
mempertahankan
inaktivitas
sel-sel
endotel.
Interaksi
angiopoietin
2-Tie2
menimbulkan efek sebaliknya, sel-sel endotel jadi lebih responsif terhadap VEGF.
PDGF merekrut sel-sel otot polos
TGF- menstabilkan pembuluh darah yang baru terbentuk dengan meningkatkan
produksi matriks ekstrasel.
II.
HEMANGIOMA
2.1 DEFINISI
Hemangioma adalah suatu tumor jinak yang terbentuk akibat kelainan proliferasi dari
jaringan angioblastik pada masa fetal. Kelainan ini sering ditemukan pada kulit dan jaringan
subkutan, tapi tidak tertutup kemungkinan bahwa bentuk neoplasma ini didapati di seluruh
bagian tubuh yang memiliki pembuluh darah.1
2.2 EPIDEMIOLOGI
Hemangioma merupakan neoplasma jinak yang sering ditemukan pada bayi yang
baru lahir. Dikatakan bahwa 10% dari bayi yang baru lahir dapat mempunyai hemangioma
dimana angka kejadian tertinggi terjadi pada ras kulit putih dan terendah pada ras asia.
Hemangioma lebih sering terjadi pada perempuan bila dibandingkan dengan laki-laki dengan
perbandingan 5:1. Angka kejadian hemangioma meningkat menjadi 20-30% pada bayi-bayi
yang dilahirkan prematur dengan berat badan lahir kurang dari satu kilogram
2,3
. Sekitar 30%
kasus hemangioma terlihat saat bayi lahir sementara 70% ditemukan pada minggu-minggu
pertama dari kehidupan bayi. Belum ada literatur yang dapat menunjukkan secara pasti akan
keterkaitan insidensi henmangioma yang berkaitan dengan faktor herediter, tetapi menurut
survey, 10% pada bayi-bayi dengan riwayat keluarga menderita hemangioma. Dari literatur
dikatakan 60% hemangioma terjadi pada daerah kepala dan leher dan dapat mengalami
pertumbuhan sampai kurang lebih 18 bulan sebelum akhirnya akan mengalami regresi
spontan (fase involusi) yang dapat memakan waktu 3-10 tahun. 1 Hampir semua hemangioma
pada anak-anak akan mengalami regresi spontan dan menghilang tanpa terapi apapun. Akan
tetapi, hemangioma juga dapat menjadi masif sehingga menimbulkan komplikasi yang
mengancam nyawa seperti perdarahan dan gangguan pernafasan sehingga diperlukan
diagnosis dan terapi dini.
2.3 ETIOLOGI
Sampai saat ini penyebab hemangioma belum diketahui dengan jelas, beberapa
sumber menyebutkan kemungkinan bahwa angiogenesis dan vaskulogenesis berperan banyak
dalam proliferasi elemen pembentuk pembuluh darah yang berlebihan. Vaskulogenesis ialah
proses terjadinya prekursor sel endotelial menjadi pembuluh darah, sedangkan angiogenesis
ialah perkembangan pembuluh darah baru dari sistem pembuluh darah yang sudah ada.
Hemangioma
Malformasi Vaskuler
Saat lahir lesi samar atau
Saat lahir lesi sudah tampak
belum tampak sama sekali
Tumbuh selaras dengan
Perjalanan penyakit
pertumbuhan
menetap
Insidensi
3:1
1:1
anak
dan
Radiologis
parenkim
Gambaran
parenkim
dominan
Sel
endotel
dengan
Histologis
lobuler
pembuluh darah
matur
dengan
turnover
lambat
Sedikit mast cell
Membran basalis tipis
turnover
cepat
Banyak mast cell
Membran
basalis
multilaminer
Hemangioma umumnya tidak tampak atau cenderung samar pada saat kelahiran dan
akan mengalami pertumbuhan yang progresif pada minggu-minggu pertama kehidupan sang
anak. Pertumbuhan lesi ini akan berlanjut hingga usia 6-20 bulan. Lalu hemangioma akan
mengalami fase involusi pada usia 5-7 tahun.
Hemangioma secara morfologis dapat terbagi menjadi tiga yaitu:
a. Hemangioma terlokalisir merupakan jenis yang paling sering ditemukan, berbatas
tegas, dan tumbuh dari fokus tunggal.
b. Hemangioma segmental bentuknya menyerupai plaque yang sering tampak pada
teritori kulit yang spesifik, tumbuh secara linier maupun geometris. Jenis ini lebih
sering mengalami ulserasi, gangguan tumbuh kembang dan dapat timbul bersamaan
dengan hemangioma visceral dan mempunyai prognosis yang cenderung buruk.
c. Hemangioma multiple
Klasifikasi lain membagi hemangioma berdasar kedalaman dari permukaan kulit.
Hemangioma superfisialis atau kutaneus, yang merupakan 50-60% dari semua hemangioma
akan berwarna seperti strawberry pada saat matur. Hemangioma profunda atau subkutaneus
bila lokasinya cukup dalam akan tampak seperti daging tumbuh yang berwarna. Dan bila
lokasinya lebih ke superficial maka akan tampak seperti nodul kebiru- biruan dan terkadang
dijumpai telangaktesi atau vena yang dilatasi pada kulit yang melingkupinya. Masuk dalam
kelompok ini yaitu hemangioma intramuskuler dan skeletal. Bila terdapat hemangioma
superficial (berwarna merah) dan dijumpai indurasi di bawahnya, maka jenis ini masuk
kedalam Hemangioma Campuran atau compound. Hemangioma viseralis,merupakan
hemangioma yang letaknya pada organ dalam seperti hepar, usus, paru ,otak ,dll.
tahun. Kecepatan regresi hemangioma tidak berhubungan dengan gender, lokasi, ukuran, dan
morfologi. Masa involusi akan berakhir pada saat anak usia 5 tahun (50%), dan pada usia 7
tahun (70%). Berakhirnya masa involusi terjadi pada usia 10-12 tahun.
Proliferasi
Proliferas
i
UKURAN
Proses involusi
Involusi selesai
Iinvolusi
selesai
Ukuran
Umur (th)
Lahir 1 2 3 4 5 6 7
LAHIR
1
2
Gambar
12.3Tiga
7 (UMUR TAHUN) fase perjalanan
alamiah
hemangioma.
Garis putus = tipe
uncommon;
garis penuh =tipe
common
Gambar: Histologis fase hemangioma, (dari kiri-kanan) fase proliferasi-fase involusi-fase involusi
selesai
1. USG5
Ultrasonografi berguna untuk membedakan hemangioma dari struktur dermis yang
dalam ataupun subkutan, seperti kista atau kelenjar limfe. USG secara umum
mempunyai keterbatasan untuk mengevaluasi ukuran dan penyebaran hemangioma.
Dikatakan juga bahwa USG doppler (2 kHz) dapat digunakan untuk densitas
pembuluh darah yang tinggi (lebih dari 5 pembuluh darah/m2) dan perubahan puncak
arteri. Pemeriksaan menggunakan alat ini merupakan pemeriksaan yang sensitif dan
spesifik untuk mengenali suatu hemangioma infantil dan membedakannya dari massa
jaringan lunak lain.
2. MRI5
MRI merupakan modalitas imaging pilihan karena mampu mengetahui lokasi dan
penyebaran baik hemangioma kutan dan ekstrakutan. MRI juga dapat membantu
membedakan hemangioma yang sedang berproliferasi dari lesi vaskuler aliran tinggi/
high flow yang lain (misalnya malformasi arteriovenus). Hemangioma dalam fase
involusi memberikan gambaran seperti pada lesi vaskuler aliran rendah/ low flow
(misalnya malformasi vena)
3. CT scan5
Pada RS yang tidak mempunyai fasilitas MRI, dapat merggunakan CT scan walaupun
cara ini kurang mampu menggambarkan karakteristik atau aliran darah. Penggunaan
kontras dapat membantu membedakan hemangioma dari penyakit keganasan atau
massa lain yang menyerupai hemangioma.
4. Foto polos5
Pemeriksaan foto polos seperti foto sinar X, masih bisa dipakai untuk melihat apakah
hemangioma mengganggu jalan nafas.
5. Biopsi kulit5
Biopsi diperlukan bila ada keraguan diagnosis ataupun untuk menyingkirkan
hemangioendotelioma
kaposiformis
atau
penyakit
keganasan.
Pemeriksaan
6 bulan sekali atau lebih cepat. Beberapa jenis hemangioma bisa mengancam jiwa atau fungsi
organ dan tentunya memerlukan penanganan segera. Pengobatan hemangioma masih
merupakan kontroversi. Beberapa ahli lebih memilih mengobati hemangioma pada saat
muncul untuk mencegah pembesaran, sebagian lagi memberikan pengobatan atas indikasi
adanya gangguan kosmetik atau bila sudah mulai mengganggu fungsi organ. Pengobatan
dilakukan pada hemangioma yang dapat menyebabkan komplikasi fungsional, yang dapat
menimbulkan perubahan bentuk permanen, yang letaknya di tempat yang mengganggu
kosmetik sehingga menyebabkan distress psikososial,yang pertumbuhannya cepat atau yang
permukaannya bergaung yang mengalami ulserasi. Jenis pengobatan hemangioma sangat
tergantung pada ukuran, lokasi, beratnya tumor, usia pasien, dan laju involusi. Gontijo8 et al,
dalam suatu studi prospektif tentang hemangioma infantile menyatakan bahwa ukuran yang
besar, lokasi di wajah, dan/atau morfologi tipe segmental merupakan faktor yang
memperburuk prognosis hemangioma dari segi timbulnya komplikasi dan keberhasilan
pengobatan.5
A. Observasi dan Edukasi
Perjalanan alamiah penyakit ini munculnya cepat setelah bayi lahir dan menetap
hingga usia balita, antara usia 5-7 tahun. Hemangiomainfantil dengan ukuran yang kecil
sebaiknya dilakukan observasi saja khususnya pada fase proliferasi dan fase involusi. Setelah
sembuh, kulit akan tampak normal atau hanya mengalami kecacatan yang minimal. Orang tua
pasien perlu diberikan penjelasan mengenai penyakit dan perjalanan klinisnya sehingga tidak
terjadi kecemasan. Memotivasi orangtua pasien untuk memeriksakan secara berkala untuk
follow-up perkembangan hemangioma infantil perlu dilakukan. Pemeriksaan yanglebih
sering perlu dilakukan apabila lesi besar, mengalami ulserasi,multipel, atau terletak pada
struktur anatomi yang vital.10
B. Terapi medikamentosa
I. Terapi pilihan utama
a. Kortikosteroid
Umumnya para klinisi memilih steroid sebagai terapi medikamentosa pilihan utama
untuk mengobati hemangioma. Mekanisme yang jelas tentang peran steroid belum diketahui
secara pasti, walaupun ada dugaan bahwa steroid berpengaruh terhadap hemangioma dengan
cara5:
1. Menghambat kapasitas proliferasi pericytes immature.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Hemangioma. Available at :
http://www.medicalglossary.org/neoplasms_vascular_tissue_hemangioma_definitions.
html, acessed on November 4th 2012.
2. Ziegler M, Azizkhan R, Weber T, editors. Operative Pediatric Surgery. International
edition. New York : Mcgraw-Hill Co ; 2003. p. 1002-5
3. Fishman S, Mulliken J.B. Pediatric Surgery for The Primary Care Pediatrician. In:
Fishman S, editor. Pediatric Clinics of North America. Philadelphia : WB Saunders
Co; 1998. p. 1455-77
4. Mitchell, Kumar, Abbas, Fausto. BS Dasar Patologis Penyakit ed 7. Jakarta : EGC, .
p71-72.
5. Nafianti S. Hemangioma anak. Available at:
http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/12-3-11.pdf, accessed on November 05th 2012.
6. Roche. Angiogenensis. Available at:
http://www.roche.co.id/fmfiles/re7175008/Indonesian/media/lembar.informasi/Onkolo
gi/Avastin/Lembar.Informasi.VEGF.dan.Angiogenesis.pdf, acessed on November 05th
2012.
7. Reksoprodjo S, et al. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah FKUI. Jakarta: Penerbit Binarupa
Aksara, 1995.
8. Donelly L, et al. Vascular Malformation and Hemangiomas. Available at:
http://www.ajronline.org/content/174/3/597.full, accessed on November 06th 2012.
9. Zhang, et al. Proliferation hemangiomas formation through dual mechanism of
vascular endothelial growth factor mediated endothelial progenitor cells proliferation
and mobilization through matrix metalloproteinases 9. Elsevier Medical Hypotheses,
2008. P815-818. Available at: http://intl.elsevierhealth.com/journals/mehy. Acessed
on November 5th 2012.
10. Hamzah, Mochtar. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Balai Penerbit FKUI: Jakarta,
2008.