Anda di halaman 1dari 9

3.

PETUNJUK TEKNIS KELOMPOK BIDANG


BERBASIS ENERGI
Pelaksanaan PEP kegiatan mitigasi kelompok bidang berbasis energi terdiri dari
dua bagian yaitu: (1) Bidang Energi, dan (2) Bidang Transportasi. Pada bagian ini
disediakan Lembar Umum Kegiatan untuk mengukur capaian aksi-aksi mitigasi
di kedua bidang, termasuk kegiatan-kegiatan pendukung yang dilakukan. Dalam
menghitung penurunan emisi GRK dari setiap aksi mitigasinya, terdapat Lembar
Perhitungan Penurunan Emisi GRK yang berisi indikator, parameter, data
aktivitas serta faktor emisi yang diperlukan.

3.1 BIDANG ENERGI


3.1.1 Lembar Umum Kegiatan Bidang Energi
Lembar U m u m Kegiatan digunakan untuk memantau dan mengevaluasi
kegiatan inti dan pendukung. Kegiatan i n t i a d a l a h k e g i a t a n yang
menghasilkan penurunan emisi GRK secara langsung. Kegiatan pendukung
adalah kegiatan yang mendukung kegiatan inti, namun tidak menurunkan
emisi GRK. Lembar Umum Kegiatan diisi oleh Pemerintah Pusat/ provinsi/
kabupaten/kota berdasarkan kewenangan masing-masing.
Untuk kegiatan inti bidang energi, aksi-aksi mitigasi secara umum
dikelompokkan dan didefinisikan sebagai berikut:
(1) Pemanfaatan energi terbarukan on grid;
Aksimitigasidari pemanfaatan energi terbarukan on grid merupakanupayadari
s i s i p e n y e d i a a n e n e r g i dengan memanfaatkan energi terbarukan
(diluar bahan bakar fosil) untuk pembangkitan listrikyang terhubung ke jaringan
interkoneksi PLN. Aksi-aksi yang termasuk kedalam kategori ini adalah:
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM), Pembangkit Listrik
Tenaga Mikrohidro (PLTMH), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS), serta Pembangkit Listrik Tenaga Biomasa (PLT Biomasa)
cangkang sawit.

(2) Pemanfaatan energi terbarukan off grid;

Aksi mitigasi dari pemanfaatan energi terbarukan off grid serupa dengan aksi
mitigasi on grid, akan tetapi energi listrik yang dihasilkan tidak
didistribusikan melalui sistem interkoneksi PLN. Pada umumnya aksi
mitigasi dibangun di lokasi yang tidak terjangkau layanan sistem
interkoneksi PLN. Termasuk ke dalam kategori ini adalah: pembangunan
PLTM, PLTMH, PLTB, PLTS, PLT Hybrid (Bayu dan Surya), PLTS
Penerangan Jalan Umum (PJU)/Lampu Pengatur Lalu Lintas, dan
pembangunan PLT Biomassa (dari cangkang sawit).
(3) Pembangunan PLT Biogas POME;
Aksi mitigasi dari pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas Palm Oil Mill
Effluent (PLT Biogas POME) merupakan upaya pemanfaatan limbah cair dari
pabrik kelapa sawit sebagai sumber energi listrik. Perhitungan penurunan
emisi GRK dari pembangunan PLT Biogas POME terbagi menjadi 2 (dua), yakni
PLT Biogas POME on grid dan off grid.
(4) Substitusi bahan bakar fosil;
Aksi mitigasi dari substitusi bahan bakar merupakan aksi mitigasi yang
bertujuan untuk mengurangi permintaan bahan bakar fosil dengan
memanfaatkan sumber energi terbarukan. Termasuk kedalam kategori ini
adalah pembangunan digester biogas, yang penurunan emisi GRK-nya
berasal dari substitusi minyak tanah oleh biogas dan pencegahan pelepasan
metana ke atmosfer.
(5) Efisiensi energi.
Aksi mitigasi dari efisiensi energi merupakan aksi mitigasi yang
bertujuan untuk menurunkan konsumsi energi di sisi pengguna
(end user). Konsumsi listrik akan menurun sebagai akibat penggunaan
peralatan yang hemat energi. Termasuk kedalam kategori ini adalah
penggunaan lampu hemat energi (LED/CFL) dan efisiensi energi untuk
s i s t e m PJU.
Penurunan emisi dari kegiatan-kegiatan di atas bersifat akumulatif selama
kegiatan tersebut masih berjalan/beroperasi. Total penurunan emisi GRK pada
tahun tertentu (tahun n) 1 adalah penurunan emisi yang dihitung dari aksi
mitigasi yang dilakukan pada tahun bersangkutan (tahun n) dan aksi mitigasi
yang sama pada tahun-tahun sebelumnya (n-1, n-2, dan seterusnya). Dalam
hal ini, Sekretariat RAN/RAD-GRK akan menghitung akumulasi pencapaian
penurunan emisi total yang dilaporkan oleh pemerintah daerah setiap
tahunnya.

2
n adalah tahun pelaporan.

3.1.2 Lembar Perhitungan Penurunan Emisi GRK

Bidang Energi

Dalam menghitung penurunan emisi GRK dari setiap aksi mitigasi di bidang
energi, terdapat Lembar Perhitungan Penurunan Emisi GRK Bidang Energi yang
berisi indikator, parameter, data aktivitas serta faktor emisi yang diperlukan.
Untuk dapat mengisi Lembar Perhitungan Penurunan Emisi GRK, diperlukan
dokumen pendukung antara lain: LAKIP, LKPJ, DIPDA, DPA, dan Dokumen
Lelang/Kontrak dari SKPD pelaksana aksi mitigasi bidang energi.

LEMBAR 3.1.2 Lembar Perhitungan Emisi Bidang Energi


No

Rencana Aksi

Indikator

Parameter

Parameter 1

Data Aktivitas

Faktor Emisi

Penurunan Emisi

Indikator

Parameter

Energi yang dihasilkan dalam setahun (MWh)

Data Aktivitas

Faktor Emisi*
(tCO2e/MWh)

Penurunan Emisi
(tCO2e)

Pemanfaatan Energi Terbarukan On Grid


No

Rencana Aksi

Pembangunan PLTM

MWh

Dayaterpasang & Energi


yang dihasilkan

Pembangunan PLTMH

MWh

Dayaterpasang & Energi


yang dihasilkan

Pembangunan PLTB

MWh

Dayaterpasang & Energi


yang dihasilkan

Pembangunan PLTS

MWh

Dayaterpasang & Energi


yang dihasilkan

Pembangunan PLT Biomassa


(cangkang sawit)

MWh

Daya terpasang, Waktu


beroperasi (90%x8760)

Pemanfaatan Energi Terbarukan Off Grid


No

Rencana Aksi

Indikator

Parameter

Daya Terpasang
(MW)

Operating Hours

Data Aktivitas

Faktor Emisi PLTD


(tCO2e/MWh)

Penurunan Emisi
(tCO2e)

Pembangunan PLTM

MWh

Dayaterpasang & Waktu


Beroperasi (70%X8760)

6132

0,8

Pembangunan PLTMH

MWh

Dayaterpasang & Waktu


Beroperasi (70%X8760)

6132

0,8

Pembangunan PLTB

MWh

Dayaterpasang & Waktu


Beroperasi (20%X8760)

1752

0,8

Pembangunan PLTS

MWh

Dayaterpasang & Waktu


Beroperasi (20%X8760)

1752

0,8

Pembangunan PLT Hybrid


(Bayu dan Surya)

MWh

Dayaterpasang & Waktu


Beroperasi (20%X8760)

1752

0,8

Pembangunan PLTS PJU/


Lampu Pengatur Lalu Lintas
Pembangunan PLT Biomassa
(cangkang sawit)

MWh

Dayaterpasang & Waktu


Beroperasi (20%X8760)

1752

0,8

MWh

Dayaterpasang & Waktu


Beroperasi (90%X8760)

7884

0,8

Pembangunan Biogas POME


Parameter

Daya Terpasang
(MW)

No

Rencana Aksi

Indikator

Laju Alir Limbah POME


(m3/hari)

Kualitas COD
(ppm)

Pembangunan PLT Biogas POME


(on grid)

MWh

Daya terpasang, Laju Alir


Limbah dan Kualitas COD

7884

Pembangunan PLT Biogas POME


(off grid)

MWh

Daya terpasang, Laju Alir


Limbah dan Kualitas COD

7884

Operating Hours

Faktor Emisi
(tCO2e/MWh)

Penurunan Emisi
(tCO2e)

0,8

Substitusi Bahan Bakar Fosil


No
1

Rencana Aksi
Pembangunan Digester Biogas

Indikator
Liter minyak tanah
Volume gas metana

Parameter

Jumlah Unit Terjual


(kg)

Volume digester dan rasio


substitusi
Volume gas metana yang tidak
terlepas ke atmosfer

Rasio Substitusi

Data Aktivitas
(liter tergantikan)

Faktor Emisi Minyak


Tanah (kgCO2e/liter)

Penurunan Emisi
(tCO2e)

0,62

2,58

Jumlah gr CH4/m3

Data Aktivitas
(kg CH4)

GWP

1255.74

21

Daya Lampu Lama -Daya


Lampu Baru (MW)

Data Aktivitas

Faktor Emisi*
(tCO2e/MWh)

Penurunan Emisi
(tCO2e)

Faktor Emisi*
(tCO2e/MWh)

Penurunan Emisi
(tCO2e)

Efisiensi Energi
No

No

Rencana Aksi

Penggunaan lampu hemat


energi (LED/CFL)
Rencana Aksi

Indikator

MWh

Indikator

Parameter

Jumlah unit dan


penghematan energi/titik
lampu
Parameter

Jumlah Unit

Energi Baseline
(MWh)

Efisiensi energi sistem


penerangan jalan umum (PJU)

MWh

Besarnya penghematan

Keterangan: *) disesuaikan dengan faktor emisi jaringan kelistrikan setempat

Energi Setelah
Pemasangan sistem PJU
(MWh)

Data Aktivitas
(Penghematan)
0

Petunjuk Pengisian LEMBAR 3.1.2


Lembar Perhitungan P e n u r u n a n
Emisi
GRK
dikategorikan
menggunakan tiga warna berbeda dengan penjelasan sebagai berikut:

KUNING

Data yang perlu diisi oleh pengguna.

Konstanta (pengguna tidak perlu mengisi, data telah


disediakan atau ditentukan).
Hasil perhitungan (akan menghitung secara otomatis,
HIJAU
pengguna tidak perlu mengisi).
Pengisian Lembar Perhitungan Pengurangan Emisi GRK Bidang Energi dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Kolom aksi mitigasi diisi berdasarkan rencana aksi mitigasi dalam RAD-GRK
yang dibagi ke dalam 5 kategori;

MERAH

2. Kolom indikator berisi satuan yang dijadikan acuan. Indikator yang digunakan

untuk energi terbarukan on grid dan off grid, pembangunan PLT Biogas POME,
serta efisiensi energi adalah MWh (Megawatt hour)1. Sedangkan indikator
untuk substitusi bahan bakar fosil adalah volume minyak tanah dan volume
digester biogas;

3. Kolom parameter berisi indikator terukur yang diarahkan untuk mengetahui

besarnya data aktivitas. Berikut parameter untuk sektor energi:


Pemanfaatan energi terbarukan on grid: produksi energi/energi terjual
(MWh).
Pemanfaatan energi terbarukan off grid: daya terpasang (MW) dan jumlah jam
operasional dalam setahun;
3
Pembangunan Biogas POME: daya terpasang (MW), laju alir limbah (m /hari),
dan kualitas Chemical Oxygen Demand/COD (ppm);
Substitusi bahan bakar fosil: volume total digester biogas yang didapatkan
dari jumlah unit digester biogas dikalikan dengan volume unit digester
biogas (m3);
Efisiensi energi dari penggunaan lampu hemat energi (LED/CFL): jumlah
unit l a m p u yang terpasang, daya lampu lama, dan daya lampu baru
(MW);
Efisiensi energi dari sistem penerangan jalan umum (PJU): p e m b ac aa n
m e te r l is t r ik s e b e l um a k s i m i t ig as i b a s e li n e ( M W h ) .
4. Kolom data aktivitas diperoleh dari parameter-parameter terukur berdasarkan
data-data yang telah dimasukkan ke kolom sebelumnya.
Pemanfaatan energi terbarukan on grid:
DATA AKTIVITAS = PRODUKSI ENERGI (ENERGI TERJUAL)

Satuan dalam Megawatt hour (MWh) setara dengan 1,000 Kilowatt hour (KWh).

Pemanfaatan energi terbarukan off grid:


DATA AKTIVITAS =

DAYA TERPASANG X JUMLAH JAM OPERASIONAL


DALAM SETAHUN

Jumlah jam operasional ini berupa konstanta. PLTM dan PLTMH off grid
diasumsikan beroperasi selama 70% dalam setahun, sehingga jam
operasionalnya adalah 6.132 jam. Asumsi jam operasi PLTB, PLTS tersebar,
PLT Hybrid, dan PLTS PJU adalah 20% setahun, sebanyak 1.752 jam.
Sedangkan asumsi jam operasional PLT Biomassa adalah 7.884 jam (90%
dalam setahun).

Pembangunan biogas POME:


DATA AKTIVITAS = (DAYA TERPASANG X JUMLAH JAM OPERASIONAL DALAM
SETAHUN) + (COD LOADING PER TAHUN x FAKTORFAKTOR KONVERSI)

Asumsi jumlah jam operasional PLT Biogas POME sama dengan PLT
Biomassa, yaitu 7.884 jam (90% dalam setahun). Dalam PLT Biogas POME,
parameter lain yang juga dihitung dalam mencari data aktivitas adalah nilai
pencegahan pelepasan Metana ke atmosfer. Nilai ini didapatkan dari nilai laju alir
limbah POME dan kualitas COD yang dikalikan dengan beberapa faktor
konversi. Faktor-faktor konversi yang dimaksud adalah faktor koreksi Metana
(0,8 COD/m3), produksi Metana pada limbah cair (0,25 kg CH4/kg COD), index
baseline sistem pengelolaan limbah anaerobik (0,89), serta nilai Global
Warming Potential/GWP dari CH4 ke CO2 (21).

Substitusi bahan bakar fosil:


Data aktivitas dalam substitusi bahan bakar fosil berasal dari substitusi
minyak tanah oleh biogas dan pencegahan pelepasan Metana ke atmosfer.
Berikut adalah perhitungan data aktivitas dari substitusi minyak tanah oleh
biogas:
DATA AKTIVITAS = VOLUME DIGESTER BIOGAS X RASIO SUBSTITUSI
MINYAK TANAH OLEH BIOGAS X EFISIENSI DIGESTER

Nilai substitusi minyak tanah ke biogas berupa konstanta yang diperoleh


dari kesetaraan energi antara biogas dan minyak tanah (0,62 liter
mitan/m3 gas) dengan asumsi bahwa digester berbentuk fixed dome dengan
nilai efisiensi 30% dan digunakan setiap hari dalam setahun (365 hari).
Sedangkan untuk data aktivitas dari pencegahan pelepasan Metana ke
atmosfer, perhitungannya adalah sebagai berikut:
DATA AKTIVITAS = VOLUME DIGESTER BIOGAS X RASIO BERAT METANA
DALAM DIGESTER

Bidang energi juga menghitung penurunan emisi yang berasal dari pencegahan
pelepasan gas Metana ke atmosfer yang perhitungannya diadopsi dari
bidang berbasis lahan (pertanian), dengan nilai rasio berat Metana dalam
setiap m3 volume digester adalah 1.255,74 g/m3
7

Efisiensi energi dari penggunaan lampu hemat energi (LED/CFL):


DATA AKTIVITAS = JUMLAH UNIT X PENGHEMATAN ENERGI PER TITIK
LAMPU X JUMLAH JAM OPERASIONAL DALAM SETAHUN

Penghematan energi per titik lampu adalah selisih antara daya lampu
konvensional dengan lampu hemat energi. Jumlah jam operasional dalam
setahun adalah 4380, dengan asumsi waktu operasional 12 jam selama
365 hari.

Efisiensi energi dari penggunaan sistem untuk PJU:


DATA AKTIVITAS (PENGHEMATAN) = ENERGI BASELINE ENERGI SETELAH
PEMASANGAN SISTEM PJU

Energi baseline adalah jumlah konsumsi energi lampu PJU konvensional


yang digantikan dalam setahun. Data konsumsi energi yang digunakan
setelah
pemasangan
sistem
PJU
diperoleh
dari
pemantauan/sampling yang dilakukan langsung pada meteran sistem
PJU.
Untuk pengukuran penurunan emisi sebagai hasil penggunaan lampu
hemat energi (baik LED atau jenis lampu lainnya) untuk PJU, provinsi
yang melakukan aksi mitigasi ini disarankan untuk menyertakan juga
program pemasangan meteran, sehingga dapat diperoleh data yang lebih
akurat;
5. Kolom faktor emisi berisi konstanta pengali data aktivitas ke penurunan emisi.

Pokja Nasional Perubahan Iklim Bidang Berbasis Energi telah menetapkan


n i l a i faktor emisi yang digunakan. Nilai faktor emisi tersebut dibagi menjadi 2
(dua) jenis, yaitu faktor emisi jaringan ketenagalistrikan nasional dan faktor emisi
bahan bakar. Nilai faktor emisi jaringan ketenagalistrikan nasional dikeluarkan
oleh Direktorat Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM.
Sedangkan nilai faktor emisi bahan bakar, dikeluarkan oleh PPPTMGB LEMIGAS,
Kementerian ESDM.
Nilai masing-masing faktor emisi tersebut akan mengalami pemutakhiran setiap
tahun. Nilai faktor emisi yang terbaharui dapat diakses melalui website
Sekretariat RAN-GRK di http://ranradgrk.bappenas.go.id. Pelaporan di tahun
berjalan menggunakan faktor emisi terbaru.
Pada Lembar Perhitungan Emisi Bidang Energi, faktor emisi ini akan terisi secara
otomatis apabila provinsi telah memilih nama Provinsi yang melakukan
pelaporan.
Untuk faktor emisi dari kegiatan-kegiatan mitigasi terkait energi terbarukan,
pembangunan biogas POME dan efisiensi energi dapat menggunakan nilai
faktor emisi jaringan ketenagalistrikan nasional sebagai berikut:

Sistem Ketenagalistrikan

Faktor Emisi Ex-post 2012


(kgCO2/kWh)

Sistem Interkoneksi Jawa Madura Bali

0,823

Sistem Interkoneksi Sumatera

0,687

Sistem Interkoneksi Khatulistiwa (Sistem Kalimantan Barat)

0,732

SistemInterkoneksi Barito (Sistem Kalimantan Selatan dan Tengah)

0,900

Sistem Interkoneksi Mahakan (Sistem Kalimantan Timur)

1,069

Sistem Interkoneksi Minahasa - Kotamobagu

0,600

Sistem Interkoneksi Sulawesi Selatan Sulawesi Barat

0,746

Sistem Interkoneksi Batam

0,687

Sistem Interkoneksi Tanjung Pinang (Sistem Kepulauan Riau)

0,714

Sistem Interkoneksi Lombok (Sistem NTB)

0,720

Sistem Interkoneksi Bima (Sistem NTB)

0,736

Sistem Interkoneksi Sumbawa (Sistem NTB)

0,749

Sistem Interkoneksi Kupang (Sistem NTT)

0,760

Sistem Interkoneksi Ende (Sistem NTT)

0,750

Sistem Interkoneksi Maumere (Sistem NTT)

0,699

Sistem Interkoneksi Waingapu (Sistem NTT)

0,737

Sistem Interkoneksi Ambon (Sistem Maluku)

0,735

Sistem Interkoneksi Tual (Sistem Maluku)

0,730

Sistem Interkoneksi Masohi (Sistem Maluku)

0,739

Sistem Interkoneksi Ternate (Sistem Maluku Utara)

0,746

Papua

0,719

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Rata-rata Nasional

0,719

Sumber: Ditjen Ketenagalistrikan, 2014

Untuk Rencana Aksi Mitigasi terkait substitusi bahan bakar fosil,


digunakan faktor emisi berikut:
Jenis BBM

Faktor emisi

Pertamax

2,15 kg CO2/liter pertamax

Premium

2,16 kg CO2/liter premium

Solar/ADO

2,66 kg CO2/liter solar

Avtur

2,54 kg CO2 /liter avtur

Minyak Tanah/Kerosine

2,63 kg CO2 /liter mitan

Minyak Diesel/IDO

2,84 kg/liter minyak diesel

Minyak Bakar/FO

3,08 kg CO2 /liter minyak bakar

Sumber: LEMIGAS, 2014

6. Kolom penurunan emisi menunjukkan besarnya pengurangan emisi

dari suatu aksi mitigasi.


Penurunan emisi GRK didapatkan dari perhitungan data aktivitas
dikalikan dengan nilai faktor emisi pada tahun perhitungan.

Anda mungkin juga menyukai