Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MERUMUSKAN HIPOTESIS

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah


Metodologi Penelitian
yang dibina oleh Dr. Sri Rahayu Lestari, M.Si

Oleh
Offering C/Kelompok 8
Rheinadia Indraswari

(140341602007)

Putri Fitria Sartika

(140341606007)

Nur Annisa

(140341606532)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
September 2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penelitian adalah salah satu bagian penting dalam kehidupan. Dengan
dilakukannya penelitian dapat dihasilkan berbagai macam informasi dan juga
ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh generasi selanjutnya. Untuk
melakukan sebuah penelitian maka harus melewati berbagai tahapan. Salah satu
tahapan penting yang dilakukan terutama dalam penelitian kuantitatif adalah
merumuskan hipotesis.
Hipotesis merupakan suatu jawaban yang sifatnya sementara terhadap
permasalahan penelitian,hingga terbukti melalui data yang terkumpul. Menurut
Prof. Drs. Sutrisno Hadi MA, terkait pemecahan masalah , seringkali peneliti
dapat menyelesaikan masalahnya tidak dalam sekali jalan, masalah tersebut dapat
diselesaikan melalui tahap demi tahap,dengan cara mengajukkan pertanyaanpertanyaan setiap segi, kemudian melalui penelitiannya jawaban dapat diperoleh.
ketika peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan seksama dan
menetapkan anggapan dasar, kemudian membuat suatu teori sementara yang
kebenarannya masih perlu diuji. Selanjutnya peneliti akan dapat bekerja
berdasarkan hipotesis ini. Peneliti mengumpulkan data-data yang valid untuk
membuktikan hipotesisnya. Namun tidak semua peneliti apalagi peneliti pemula
mampu menyusun hipotesis dengan baik. Oleh karena itu makalah ini disusun
untuk membahas mengenai hakikat hipotesis hingga kekeliruan yang mungkin
terjadi dalam pengujian hipotesis.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana pengertian dari hipotesis?
1.2.2 Apa jenis-jenis hipotesis?
1.2.3 Bagaimana kekeliruan yang terjadi dalam pengujian hipotesis?
1.2.4 Bagaimana cara menguji hipotesis?
1.2.5 Bagaimana penelitian tanpa hipotesis?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian hipotesis.
1.3.2 Mengetahui jenis-jenis hipotesis.
1.1.1 Mengetahui kekeliruan yang terjadi dalam pengujian hipotesis.
1.1.2 Mengetahui cara menguji hipotesis.
1.1.3 Mengetahui penelitian tanpa hipotesis.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hipotesis


Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian,sampai terbukti melalui data yang
terkumpul.
Dari arti katanya,hipotesis memang berasal dari 2 penggalan kata,hypo
yang artinya dibawah dan thesayang artinya kebenaran. Jadi hipotesis
yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan Ejaan Bahasa
Indonesia,dan berkembang menjadi hipotesis.
Apabila penelitian telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan
seksama serta menetapkan anggapan dasar,maka lalu membuat suatu teori
sementara yang kebenarannya mash perlu diuji. Inilah hipotesis peneliti harus
berpikir bahwa hipotesisnya itu dapat diuji. Selanjutnya peneliti akan bekerja
berdasarkan hipotesis ini. Peneliti mengumpulkan data-data yang paling
berguna untuk membuktikan hipotesis.
Berdasarkan data yang terkumpul, peneliti akan menguji apakah hipotesis
yang dirumuskan dpat naik status menjadi tesa,atau sebaliknya tumbang
sebagai hipotesis,apabila ternyata tidak terbukti. (Arikunto, 1997).
Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan, peneliti dapat bersikap dua hal:
1. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak
terbukti (pada akhir penelitian).
2. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang
terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian
berlangsung).
Untuk mengetahui kedudukan hipotesis antara lain:
1. Perlu diuji apakah ada data yang menunjuk hubungan antara variable
penyebab dan variabel akibat.
2. Adakah data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada, memang
ditimbulkan oleh penyebab itu.
3. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang
bisa menimbulkan akibat tersebut.
Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan, maka hipotesis yang
dirumuskan mempunyai kedudukan yang kuat dalam penelitian. Namun tidak
selalu semua penelitian harus berorientasikan hipotesis, walaupun hipotesis ini
sangat penting sebagai pedoman kerja dalam penelitian. Jenis penelitian

eksploratif, survei, atau kasus, dan penelitian development biasanya justru


tidak berhipotesis karena tujuan penelitian jenis ini bukan untuk menguji
hipotesis tetapi mempelajari tentang gejala-gejala sebanyak-banyaknya. G.E.R
Brurrough mengatakan bahwa penelitian berhipotesis penting dilakukan bagi:
1.
2.
3.

Penelitian menghitung banyaknya sesuatu (magnitude).


Penelitian tentang perbedaan (differencies).
Penelitian hubungan (relationship).

2.2 Jenis-jenis hipotesis


Hipotesis merupakan suatu peryataan yang penting kedudukannya dalam
penelitian. Oleh karena itulah maka dari penelitian dituntut kemamouannya
untuk dapat merumuskan hipotesis dengan jelas . seorang ahli bernama Borg
yang dibantu oleh temannya Gall (1979:61) mengajukan adanya persyaratan
untuk hipotesis sebagai berikut:
1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas
2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukan adanya hubungan antara
dua atau lebih variabel
3. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para
ahli atau hasil penelitian yang relevan
Ada dua jenis hipotesis yang di gunakan dalam penelitian:
1. Hipotesis kerja,atau disebut dengan hipotesis alternatif,disingkat Ha.
Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan
Y,atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
Rumusan hipotesis kerja:
a. Jika.................................. maka ....................................
Contoh :
Jika orang banyak makan,maka berat badannya akan naik
b. Ada perbedaan anara..............dan..................................
Contoh :
Ada perbedaan antara penduduk kota dan penduduk desa dalam
cara berpakaian.
2. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho
Hipotesis nol sering juga di sebut hipotesis statistik,karena
biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik,yaitu diuji
dengan perhitungan statistik.

Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua


variabel,atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
Pemberian nama hipotesis nol atau hipotesis nihil dapat
dimengerti dengan mudah karena tidak ada perbedaan antara dua
nariabel. Dengan kata lain,selisih variabel pertama dengan variabel
kedua adalah nol atau nihil. (Arikunto, 1997).
Rumusan hipotesis nol:
a. Tidak ada perbedaan antara...................... dengan.......................
Contoh :
Tidak ada perbedaan antara mahasiswa tingkat I dan mahasiswa
tingkat II dalam disiplin kuliah.
b. Tidak ada pengaruh..........................terhadap...........................
Contoh :
Tidak ada pengaruh jarak dari rumh kr sekolah terhadap kerajinan
mengikuti kuliah.
Dalam pembuktian,hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi
Ho,agar peneliti tidak mempunyai prasangka. Jadi,peneliti
diharapkan jujur,tidak terpengaruh pernyataan Ha. Kemudian
dikembangkan lagi ke Ha pada rumusan akhir pengetesan
hipotesis.
2.3 Kekeliruan yang terjadi dalam pengujian hipotesis
Benar dan tidaknya hipotesis tidak ada hubungannya dengan terbukti
dan tidaknya hipotesis tersebut. Seorang peneliti mungkin merumuskan hipotesis
yang isinya benar, tetapi setelah data terkumpul dan dianalisis ternyata hipotesis
tersebut ditolak, atau tidak terbukti. Sebaliknya mungkin seorang peneliti
merumuskan sebuah hipotesis yang salah, tetapi setelah dicocokkan dengan
datanya, hipotesis yang salah tersebut terbukti. Dalam hal lain dapat terjadi
perumusan hipotesisnya benar tetapi ada kesalahan dalam penarikan kesimpulan.
Kesalahan penarikan kesimpulan tersebut mungkin disebabkan karena kesalahan
sampel, kesalahan perhitungan ada pada variabel lain yang mengubah hubungan

antara variabel belajar dan variabel prestasi yang pada saat pengujian hipotesis
ikut berperan. (Arikunto, 1997).
Sehingga sehubungan dengan perumusan hipotesis ada dua kekeliruan
yang dapat terjadi yaitu menolak hipotesis yang seharusnya diterima (kekeliruan
alpa ) dan menerima hipotesis yang seharusnya ditolak (kekeliruan beta ).
2.4 Cara Menguji Hipotesis
Ketika peneliti telah mengolah dan mengumpulkan data ,bahan hipotesis
akan sampai pada suatukesimpulan apakah hipotesis yang peneliti buat
diterimaatau ditolak. Didalammenentukan penerimaan san penolakan hipotesis
maka hipotesis alternative (Ha) diubah menjadi hipotesis nol (H0). (Arikunto,
1997).
Misal dengan asumsi bahwa populasi tergambar dalam kurva normal.
Maka jika kita menentukan taraf kepercayaan 95% dengan pengetesan 2 ekor,
maka akan terdapat dua daerah kritik, yaitu di ekor kanan dan di ekor kiri kurva,
masing-masing 2 %.

2.5 Penelitian Tanpa Hipotesis


Terdapat beberapa pendapat terkait hal ini, pendapat pertama mengatakan,
semua penelitian pasti berhipotesis. Semua peneliti diharapkan menentukan
jawaban sementara, yang akan diuji berdasarkan data yang diperoleh. Hipotesis

harus ada karena jawaban penelitian juga harus ada, dan butir-butirnya sudah
disebut dalam problematika maupun tujuan penelitian.
Pendapat kedua mengatakan, hipotesis hanya dibuat jika yang
dipermasalahkan menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih. Jawaban
untuk satu variabel yang sifatnya deskriptif, tidak perlu dihipotesiskan. Penelitian
eksploratif yang jawabannya masih dicari dan sukar diduga, tentu sukar ditebak
apa saja, atau bahkan tidak mungkin dihipotesiskan. Berdasarkan pendapat kedua
ini maka mungkin sekali di dalam sebuah penelitian, banyak hipotesis tidak sama
dengan banyaknya problematika dan tujuan penelitian. Mungkin problematika
unsur 1 dan 2 yang sifatnya deskriptif tidak diikuti dengan hipotesis, tetapi
problematika nomor 3 dihipotesiskan. (Arikunto, 1997).
Contoh:
Hubungan antara motivasi berprestasi dengan etos kerja para karyawan kantor A.
Problematika 1:
Seberapa tinggi motivasi berprestasi karyawan kantor A?(tidak dihipotesiskan).
Problematika 2:
Seberapa tinggi etos kerja karyawan kantor A? (tidak dihipotesiskan)
Problematika 3:
Apakah ada dan seberapa tinggi hubungan antara motivasi berprestasi dengan etos
kerja karyawan kantor A?
Hipotesis:
Ada hubungan yang tinggi antara motivasi berprestasi dengan etos kerja
karyawan kantor A.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang harus diuji. Pengujian itu
bertujuan untuk membuktikan apakah hipotesis diterima atau ditolak.

Hipotesis berfungsi sebagai kerangka kerja bagi peneliti, memberi arah kerja,
dan mempermudah dalam penyusunan laporan penelitian.
2. Ada dua macam hipotesis, yaitu hipotesis kerja (hipotesis alternatif) dan
hipotesis nol (hipotesis nihil)
3. Sehubungan dengan perumusan hipotesis ada dua kekeliruan yang dapat
terjadi yaitu menolak hipotesis yang seharusnya diterima (kekeliruan alpa)
dan menerima hipotesis yang seharusnya ditolak (kekeliruan beta)
4. Cara menguji hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan kurva normal.

Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai