Anda di halaman 1dari 10

LAMPIRAN PETROGRAFI

Sampel

: 2014 WH LP 001 P

Mikrofoto :
Kiri : Pengamatan PPL, Kanan : Pengamatan XPL
Pengamatan : Nikol sejajar dan Nikol silang, dengan perbesaran 40x
Pengamatan Petrografis :
Sayatan tipis batuan beku, warna abu-abu keputihan, tekstur porfiroafanitik.
Ukuran pada fenokris 0,15 mm 0,9 mm, bentuk subhedral, terdiri dari mineral
plagioklas dan opak yang tertanam dalam massadasar berupa mineral plagioklas,
opak, gelas. Kenampakkan mineral pada sayatan ini pada umumnya terlihat
terkorosi.
Pemerian Komposisi :
1. Plagioklas (70%) dengan warna putih relief rendah sampai sedang, indek bias n
mineral< n Kb sampai n mineral> n Kb. Kembaran karlbad albit (An 52 - An 56),
bentuk mineral subhedral sampai anhedral. Ukuran pada Fenokris 0,15 mm -0,9
mm, pada massa dasar berukuran 0,05 mm 0,1 mm. Sebagian telah terubah
menjadi serisit.
2. Opak ( 8 % ) : warna hitam / kedap cahaya, relief sedang, bentuk mineral
subhedral sampai anhedral. Ukuran mineral 0,04 mm 0,2 mm.3. Opak ( 8 % ) :
warna hitam / kedap cahaya , relief sedang, bentuk mineral subhedral sampai
anhedral. Ukuran mineral 0,04 mm 0,2 mm.
3. Gelas ( 22 % ) : keputihan abu abu, relief rendah, pada pengamatan dengan
nikol silang menjadi gelap, dan dimasukkan keping gips warnanya berubah menjadi
ungu muda berkabut.
Nama Mikroskopis : Basal ( Russel B. Travis, 1965 )

LAMPIRAN PETROGRAFI

Sampel

: 2014 WH LP 002 P

Mikrofoto :

Kiri : Pengamatan PPL, Kanan : Pengamatan XPL

Pengamatan

: Nikol sejajar dan Nikol silang , dengan perbesaran 40x

Pengamatan Petrografis :
Sayatan tipis batuan beku, warna abu-abu keputihan, tekstur porfiro
afanitik. Ukuran pada fenokris 0,15 mm 1,1 m , bentuk subhedral - anhedral,
terdiri dari mineral plagioklas, hornblenda, opak, tertanam dalam massa dasar
berupa mineral plagioklas, opak, gelas. Kenampakkan mineral pada sayatan ini
pada umumnya terlihat terkorosi
Pemerian Komposisi :
1. Plagioklas ( 60 % ) : warna putih relief rendah sampai sedang, indek bias n
mineral < n Kb sampai n mineral > n Kb. Kembaran karlbad albit( An 28 - An
32 ), bentuk mineral subhedral sampai anhedral. Ukuran pada Fenokris 0,12 mm
1,1 mm, pada massa dasar berukuran 0,05 mm 0,06 mm. Sebagian telah tampak
struktur zonasi (zoning) sebagai tanda pembekuan tidak sempurna bersamaan, dan
plagioklasnya sebagian besar telah terkorosi.
2. Hornblenda ( 7 % ) : warna coklat kecoklatan, relief sedang, indek bias n
mineral > n Kb, Pleokroisme kuat, ukuran mineral 0,15 mm sampai 0,5 mm.
Bentuk mineral subhedral. Sebagian telah terubah menjadi opak.

3. Opak ( 5 % ) : warna hitam / kedap cahaya, relief sedang, bentuk mineral


subhedral sampai anhedral. Ukuran mineral 0,04 mm 0,3 mm.
4. Gelas ( 28 % ) : keputihan abu abu, relief rendah, pada pengamatan dengan
nikol silang menjadi gelap dan dimasukkan keping gips warnanya berubah menjadi
ungu muda berkabut.
Nama Mikroskopis : Andesite ( William, 1954 )
Andesite ( Russel B. Travis, 1965 )

LAMPIRAN PETROGRAFI

Sampel

: 2014 WH LP 003 P

Mikrofoto :

Kiri : Pengamatan PPL, Kanan : Pengamatan XPL

Pengamatan

: Nikol sejajar dan Nikol silang , dengan perbesaran 40x

Pengamatan Petrografis :
Sayatan tipis batuan beku, warna abu-abu keputihan, tekstur porfiro
afanitik. Ukuran pada fenokris 0,15 mm 1,7 mm, bentuk subhedral, terdiri dari
mineral plagioklas, hornblenda, opak, tertanam dalam massa dasar berupa mineral
plagioklas, opak, gelas. Kenampakkan mineral pada sayatan ini pada umumnya
terlihat terkorosi.
Pemerian Komposisi :
1. Plagioklas ( 58 % ) : warna putih relief rendah sampai sedang , indek bias n
mineral < n Kb sampai n mineral > n Kb. Kembaran karlbad albit( An 32 - An
34 ), bentuk mineral subhedral sampai anhedral. Ukuran pada Fenokris 0,15 mm
1,7 mm, pada massa dasar berukuran 0,05 mm 0,1 mm. Sebagian telah terubah
menjadi serisit.
2. Hornblenda ( 6 % ) : warna coklat kecoklatan, relief sedang, indek bias n
mineral > n Kb, pleokroisme kuat, ukuran mineral 0,15 mm sampai 0,6 mm.
Bentuk mineral subhedral.
Telah terubah menjadi klorit.
3. Opak ( 20 % ) : warna hitam / kedap cahaya, relief sedang, bentuk mineral
subhedral sampai anhedral. Ukuran mineral 0,04 mm 0,2 mm.

4. Gelas ( 16 % ) : keputihan abu abu, relief rendah, pada pengamatan dengan


nikol silang menjadi gelap dan dimasukkan keping gips warnanya berubah menjadi
ungu muda berkabut.
Nama Mikroskopis : Andesite ( William, 1954 )
Andesite ( Russel B. Travis, 1965 )

LAMPIRAN PETROGRAFI

Sampel

: 2014 WH LP 004 P

Mikrofoto :

Kiri : Pengamatan PPL, Kanan : Pengamatan XPL

Pengamatan

: Nikol sejajar dan Nikol silang, dengan perbesaran 40x

Pengamatan Petrografis :
Sayatan tipis batuan beku warna abu-abu keputihan, tekstur porfiro afanitik.
Ukuran pada fenokris 0,15 mm 1,6 mm, bentuk subhedral - anhedral, terdiri dari
mineral plagioklas, hornblenda, opak, tertanam dalam massa dasar berupa mineral
plagioklas, opak, gelas terlihat penjajaran pada mineral plagioklasnya, membentuk
struktur aliran.
Pemerian Komposisi :
1. Plagioklas ( 49 % ) : warna putih relief rendah sampai sedang , indek bias n
mineral < n Kb sampai n mineral > n Kb. kembaran karlbad albit( An 34 - An
38 ), bentuk mineral subhedral sampai anhedral. Ukuran pada Fenokris 0,12 mm
1,6 mm, pada massa dasar berukuran 0,05 mm 0,06 mm. Sebagian telah tampak
struktur zonasi (zoning) sebagai tanda pembekuan tidak sempurna bersamaan dan
plagioklasnya sebagian besar telah terkorosi.
Terlihat pada massa dasarnya penjajaran mineral plagioklas membentuk struktur
aliran..
2. Hornblenda ( 12 % ) : warna coklat kecoklatan, relief sedang, indek bias n
mineral > n Kb, Pleokroisme kuat, ukuran mineral 0,15 mm sampai 0,6 mm.
Bentuk mineral subhedral Sebagian telah terubah menjadi opak.

3. Opak ( 8 % ) : warna hitam / kedap cahaya, relief sedang, bentuk mineral


subhedral sampai anhedral. Ukuran mineral 0,04 mm 0,7 mm.
4. Gelas ( 31 % ) : keputihan abu abu, relief rendah, pada pengamatan dengan
nikol silang menjadi gelap dan dimasukkan keping gips warnanya berubah menjadi
ungu muda berkabut.
Nama Mikroskopis : Andesite Lavas ( William, 1954 )
Andesite ( Russel B. Travis, 1965 )

PERHITUNGAN NORMALISASI UNSUR

1. SiO2

54,5 x 100 = 60,93 %


89,45

2. TiO2

0,31 x 100 = 0,34 %


89,45

3. Al2O3 17,7 x 100 = 19,78 %


89,45
4. MnO 0,07 x 100 = 0,078 %
89,45
5. Fe2O3

9,05 x 100 = 10,11 %


89,45

6. MgO 2,6

x 100 = 2,9 %

89,45
7. CaO

3,54 x 100 = 3,95 %


89,45

8. Na2O 1,28 x 100 = 1,43 %


89,45
9. K2O

0,28 x 100 = 1,31 %


89,45

10. P2O5 0,12 x100 = 0,13 %


89,45

No.

LAMPIRAN GEOKIMIA
UNSUR
HASIL
OKSIDA
PENGUKURAN
UTAMA
(% BERAT)

1.

SiO2

54,5

2.

TiO2

0,31

3.

Al2O3

17,7

4.

MnO

0,07

5.

Fe2O3

9,05

6.

MgO

2,6

7.

CaO

3,54

8.

Na2O

1,28

9.

K2O

0,28

10.

P2O5

0,12

Total

89,45 %

Tabel hasil analisis laboratorium kimia analitik dan hasil ploating data primer
menggunakan klasifikasi Peccerillo dan Taylor (1976).

Data di atas merupakan data sekunder dari peneliti terdahulu yang dipakai
sebagai pembanding petrologi Pegunungan Selatan (Hartono, 2000) dibandingkan
dengan petrologi Gunung Api Galunggung, (Bronto, 1989) Hawaii, dan MORB
(Hughes, 1982). Dalam Hartono dan Bronto (2007).

Modifikasi data sekunder (Hartono dan Bronto, 2007) dan Kuno (1960),
dibandingkan dengan data primer pera klasifikasi Peccrillo dan Taylor (1976).

Anda mungkin juga menyukai