Anda di halaman 1dari 33

PERTEMUAN KE-8 DAN 9

KULIAH GEOHIDROLOGI

HIDROLIKA SUMUR

Persamaan aliran yang umum:


Kecepatan aliran airtanah di alam
dapat bervariasi dari satu tempat ke
tempat yang lain. Karena kecepatan
tersebut mempunyai besaran dan arah
maka merupakan suatu vektor.

Bila dilihat secara tiga dimensi, maka vektor kecepatan


akan mempunyai 3 komponen yaitu Vx, Vy, Vz.

V
Vz

Vx

Vy

Apabila akuifernya anistropis atau akuifer di mana


mempunyai kelulusan air yang ber-beda2 pada setiap
arah aliran, maka vektor2 dapat dinyatakan:
V = K. dh/dL persamaan darcy
dh = perbedaan pucuk air di dua ujung material (head loss)

Vx = Kx. dh/dx
Vy = Ky. dh/dy
Vz = Kz. dh/dz
Kx, Ky, Kz = koefisien kelulusan air pada setiap sumbu

Untuk memudahkan perhitungan maka


akuifer dianggap isotropis atau
mempunyai kelulusan air yang sama
untuk setiap arah aliran,
maka Kx = Ky = Kz
Jadi:
Vx = K. dh/dx
Vy = K. dh/dy
Vz = K. dh/dz

1. Aliran Steady
Semua aliran harus memenuhi persamaan kontinuitas,
di mana untuk aliran steady adalah:
Vx/x + Vy/y + Vz/z = 0
Apabila disubtitusikan dengan yang di atas, maka:

2h/dx2 + 2h/dy2 +2h/dz2 = 0


persamaan hasil subtitusi dikenal sebagai persamaan
LA PLACE yang merupakan persamaan diferensial
parsial untuk aliran yang tetap di dalam akuifer
homogen dan isotropis

2. Unsteady
Untuk aliran unsteady (tidak tetap) maka harus
dipertimbangkan koefisien daya simpan air: S
Persamaan kontinuitas dari hasil penjabaran rumus2 di
atas diperoleh:

2 h

2h
+

dx2

2h
+

dy2

s
=

dz2

x
K.b

h
dt

dikenal sebagai PERSAMAAN DIFFUSI

S = koefisien daya simpan air


K = koefisien kelulusan air
b = ketebalan akuifer
t = waktu
Ini adalah merupakan persamaan diferensial parsial yang berlaku pada
aliran unsteady dalam akuifer yang homogen dan isotropis.

Pemakaian pada akuifer


Persamaan2 Darcy dan kontinuitas bisa
digunakan untuk pemecahan2 secara analitis
pada problem2 airtanah yang praktis.
Karena rumus2 tersebut dalam kondisi ideal
sehingga apabila akan dipakai pada akuifer
lapangan, maka perlu dibuat anggapan2
tersebut.
Anggapan2 yang dilakukan adalah:
1. Akuifer homogen dan isotropis
2. Akuifer mempunyai penyebaran luas yang tidak terbatas

ALIRAN SATU ARAH DAN STEADY

Dibedakan sesuai dengan jenis akuifernya:


1. Aliran tetap satu arah pada akuifer tertekan
2. Aliran tetap satu arah pada akuifer tidak
tertekan

Ad.1. PADA CONFINED AQUIFER

Arah x positif berlawanan arah dengan arah kecepatan aliran

Confined aquifer
2h/dx2

= 0,
h = C1x + C2
di mana: h = tinggi pisometrik
C1,C2 = konstanta integral
Jika x = 0 h = C2
h = 0 x =- C2 / C1
V = - K h/dx
h/dx = - V /K

V.x
h=K

persamaan linier

Ad2. PADA UNCONFINED AQUIFER

Anggapan2 yang diperlukan (DU POIT):


Lapisan/media isotropis dan tidak tertekan
2. Kecepatan aliran berbanding lurus dengan
Tg landaian hidrolika
3. Aliran harus horisontal dan seragam dimana2 dalam penampang tegak
1.

Akibatnya pada satu unit lebar adalah:


Q = - A.V
dh
= -A.K.
dL
dh
Q = -h. K.
dL

Untuk satu satuan, misal x


dh
Q = -K. h.
dx
Q.dx = -K.h.dh
Q.X = -K 0 h. h.dh
K
. h2+c1

Q.X = -

h =ho,

x=0

2
K.ho2
C1 = -

K
. (h2-ho2)

Q =
2x

persamaan parabolik

PENGALIRAN PADA SUATU SUMUR


Pengaliran pada suatu sumur baik yang confined
aquifer maupun unconfimed aquifer dapat diakibatkan
oleh pemompaan.
Pada suatu pemompaan dengan debit tetap (konstan)
pada sumur ada dua kemungkinan:

1. Mula2 m.a.t/ bidang pisometrik turun sampai batas


tertentu tidak terjadi penurunan lagi. Hal ini disebut
telah tercapai tingkat kesetimbangan (steady stage
= equilibrium stage).
2. Dipompa dengan debit tetap terjadi penurunan
m.a.t/ bidang pisometrik. Keadaan ini dikatakan
tidak setimbang (unsteady stage = non equilibrium
stage).

Atas dasar 2 hal tersebut di atas maka dalam


memecahkan suatu persoalan menjadi 2 cara, di
samping harus pula disesuaikan dengan kondisi
akuifernya, yaitu:

1. Teori equilibrium (Steady)


Ini dikemukakan oleh: Theim, Logan, De
Glee, Hantush-Yacob, Ernst, dsb

2. Teori Non Equilibrium (Unsteady)


Ini dikemukakan oleh: Theis, Yacob,
Papadopulus, Chow, Hantush, Walton,
Boulton, dsb

1. Pemakaian pada ekuilibrium, harus


sudah terjadi kesetimbangan kemudian
analisis dilakukan setelah
kesetimbangan tercapai dan
pemompaan harus dengan debit tetap.
2. Pemakaian pada non ekuilibrium,
dianalisis sebelum terjadi
kesetimbangan dengan debit
pemompaan yang tetap juga.

Aliran tetap memusat menuju sumur


(Steady radial flow to a well)
Hal ini dapat berlaku pada:
Akuifer tertekan
Akuifer bebas

1. Aliran tetap memusat menuju sumur pada


akuifer tertekan:

Syarat:
1.
2.
3.

Sumur menembus seluruh akuifer tertekan


Akuifer tertekan homogen dan isotropis
Anggapan Du Poit berlaku:
Kecepatan aliran berbandig lurus dengan landaian hidrolika
Aliran harus horizontal dan seragam di-mana2 dalam penampang tegak.

= A.V
= -2.r.b.K dL
dr

dr

dh =

2.b.k
hw

ho dh =

r
Q
2.b.k

Kondisi batas: h = hw
r = rw

rw

dan

Q
maka ho-hw =

ro dr
r
h = ho
r = ro
ro

Ln

2.b.k

rw

Jadi

ho-hw

I. Persamaan Thiem

Q = 2.b.k
ln ro/rw

ro = jari-jari pengaruh akibat pemompaan


Di sini jaraknya bisa tidak terbatas,
maka
h-hw
Q = 2.b.k
ln r/rw

II. T = K.b

Persamaan I dimasukkan II
ln r/rw
h=hw = (ho-hw)
ln ro/rw
Bila memakai sumur pengamat (sumur pisometer)

s1; s2 = draw down

(h1 hw1) s1 =
(h2 hw1) s2 =

s1 = h1 hw

Q . ln r1
2T
rw
Q . ln r2
2T
rw

(h1 hw1) s1 =
(h2 hw1) s2 =

Q
1-2 =

Q . ln r1
2T
rw
Q . ln r2
2T
rw

r1

dari rumus Theim tersebut,

Ln
2T

Q
K=

dapat tentukan harga K

r2

r1
Ln

2b (h1-h2)

r2

r1,r2 = jarak sumur pengamat ke sumur pompa


h1,h2 = ketinggian bidang pisometrik masing-masing sumur

Hal-hal yang perlu diperhatikan


Pemompaan harus kontinyu dengan debit
konstan dan draw down tetap
Letak sumur pengamat cukup dekat
dengan sumur pompa
Anggapan Du Poit harus dipenuhi.

2. Aliran tetap memusat menuju sumur


pada akuifer bebas

Q = A.V
= -2.r.b.K dh
dr

dr

dh =

2.b.k
hw ho dh =

r
rw ro dr
r

Q
2.b.k

Kondisi batas: h = hw
r = rw

dan

Q
maka ho-hw =

h = ho
r = ro
ro

Ln

2.b.k

rw

ho2- hw2
Q = .K
ln ro/rw

Dengan sumur pengamat

Q = .K

h22-h12

ln r2/r1

3. Aliran tidak tetap memusat menuju sumur


(Unsteady radial flow to a well)
Bila suatu sumur menembus akuifer yang luas
dan dipompa dengan debit yang tetap maka
pengaruh permukaan sumur akan meluas ke arah
luar sumur sesuai dengan waktu pemompaan.
Kecepatan pelengkungan dp tinggi tekan (head)
bila kita kalikan dengan S, maka sama dengan
debit (discharge)
2h
x2

y2

2h

z2

S dh

K.bt

Bila dalam bidang koordinat polar:


2h
r2

S dh

=
r.dr

T. t

T = koefisien keterusan air


r = jari-jari pengaruh
t = waktu sejak pemompaan
S = koefisien storage
h = head (tinggi tekan)

Berdasarkan persamaan tersebut, Theis mencoba


menerapkan pada sumur. Theis mencoba melihat/
menyamakan aliran airtanah dengan aliran panas.
Baik pada confined maupun unconfined aquifer:
bila h = ho untuk t = 0
hho, r , untuk t 0, maka:
Q

ho-h

=
4T

e-d

ho-h = s = draw down


Q = debit pemompaan

Rumus Theis/ Non equilibrium

;
r2 s
=
4Tt

Bila diintegralkan
h0-h = = Q [-0,5772- ln +- 2 + 3 + 4+ . . . . ]
4T
2.2! 3.3! 4.4!

Persamaan tersebut bisa digunakan untuk uji pompa di


lapangan.
tetapi secara matematis sangat sulit di dalam memperoleh
harga T,S karena dan W() tidak diketahui.
Selanjutnya wenzel membuat suatu tabel harga dan W(), di
mana dengan tabel tersebut bisa mempermudah mencari harga
W().

Persamaan Theis
Q
=

W()
4T

W() = fungsi sumur

r2
t

4T
S

Anda mungkin juga menyukai