Anda di halaman 1dari 48

Pertemuan V

Pokok Bahasan

Aspek Hidrolika

Sub Pokok Bahasan


1. Ruang Lingkup
2. Aliran Air Pada Saluran Terbuka
3. Aliran Air Pada Saluran Tertutup
4. Bangunan Air
5. Pemakaian Hidrolika Dalam Perenc. Drainase
ASPEK HIDROLIKA
Pokok Bahasan

■ Aliran Air Pada Saluran Terbuka


■ Aliran Air Pada Saluran Tertutup
■ Bangunan Air
■ Pemakaian Hidrolika Dalam Perenc. Drainase
Ruang Lingkup
Ruang lingkup aspek hidrolika dalam drainase perkotaan adalah
menyagkut aliran air dalam suatu saluran yang dapat berupa :

1. Aliran saluran terbuka (open channel flow)


■ terdapat permukaan air yang bebas (free surface)
■ permukaan air bebas ini dapat dipengaruhi oleh tekanan
udara luar secara langsung
2. Aliran saluran tertutup (pipe flow)
■ tidak terdapat permukaan air yang bebas karena seluruh
saluran diisi oleh air
■ pada aliran dalam pipa permukaan air secara langsung tidak
dipengaruhi oleh tekanan udara luar, kecuali hanya tekanan
hidraulik yang ada dalam aliran saja
ALIRAN AIR SALURAN TERBUKA

( Open Channel Flow )


JENIS ALIRAN SALURAN TERBUKA

Aliran
seragam
Aliran berubah
Aliran Lambat laun
lunak
Aliran
berubah
Aliran berubah
JENIS ALIRAN Tiba-tiba
SALURAN
TERBUKA
Aliran
Seragam
Tdk lunak
Aliran Aliran berubah
Tdk lunak Lambat laun
Aliran
Berubah
Tdk lunak
Aliran berubah
Tiba-tiba
JENIS - JENIS ALIRAN SALURAN TERBUKA
A. Aliran Lunak (Steady Flow)
■ Aliran lunak adalah aliran yang mempunyai kedalaman air
tetap untuk selang waktu tertentu

■ Aliran lunak (steady flow) diklasifikasikan menjadi :


1. Aliran seragam (unifrorm flow) bilaman kedalaman air sama
pada sepanjang saluran
2. Aliran berubah (varied flow) bilamana kedalaman air
berubah di sepanjang saluran yang terdiri dari :
a. Aliran berubah lambat laun bilamana kedalaman air
berubah secara lambat laun
b. Aliran akan berubah tiba-tiba bilamana kedalaman air
berubah secara tiba-tiba
B. Aliran Tidak Lunak (Unsteady Flow)

■ Aliran tdak lunak adalah aliran yang mempunyai kedalaman


air yang berubah tidak sesuai dengan waktu (contoh banjir)

■ Aliran tidak lunak (Unsteady flow) diklasifikasikan menjadi :


1. Aliran seragam tidak lunak (unsteady uniform flow)
adalah aliran saluran terbuka dimana alirannya mempunyai
permukaan yang berfluktuasi sepanjang waktu dan tetap
sejajar dengan dasar saluran (jarang dijumpai dalam
praktek)
2. Aliran berubah tidak lunak (unsteady varied flow)
■ Adalah aliran saluran terbuka dimana kedalaman aliran berubah
sepanjang waktu dan ruang
■ Aliran berubah tidak lunak (unsteady varied flow) dibedakan :
a. Aliran berubah tidak lunak yang berubah lambat laun dimana
aliran berubah sepanjang waktu dan ruang dengan perubahan
kedalaman secara lambat laun
b. Aliran berubah tidak lunak yang berubah tiba-tiba dimana
kedalam aliran berubah sepanjang waktu dan ruang dengan
perubahan secara tiba-tiba
SIFAT-SIFAT ALIRAN SALURAN TERBUKA

Aliran laminer

SIFAT-SIFAT ALIRAN
SALURAN TERBUKA

Aliran turbulen
SIFAT-SIFAT ALIRAN
1. Aliran laminer

■ Aliran saluran terbuka dikatakan laminer apabila gaya kekentalan


(viscosity) relatif sangat besar dibandingkan dengan gaya inersia
sehingga kekentalan berpengaruh besar terhadap perilaku aliran.

■ Butir-butir air bergerak menurut lintasan tertentu yang teratur


atau lurus.
2. Aliran turbulen

■ Aliran saluran terbuka dikatakan turbulen apabila gaya


kekentalan (vescosity) relatif lemah dibandingkan dengan gaya
inersia.

■ Butir-butir air bergerak menurut lintasan tertentu yang tidak


teratur , tidak lancar dan tidak tetap walaupun butir-butir
tersebut tetap bergerak maju didalam aliran
BANTUK- BENTUK PENAMPANG MELINTAG
RUMUS-RUMUS HIDROLIKA SALURAN TERBUKA
1. KECEPATAN ( V ) DALAM SALURAN
a. Rumus CHEZY untuk aliran lunak yang seragam

V = C ( RS ) 1/2

dimana :

V = kecepatan rata-rata ( m/det )


1/2
C = koefisien Chezy ( m )
R = jari-jari hidrolik
S = kemiringan dari permukaan air atau dari gradien energi atau
dari dasar saluran : garis-garisnya sejajar untuk aliran
mantap yang marata
b. KOEFISIEN C dapat diperoleh dengan menggunakan salah satu
rumus berikut :

C = (8g/f )1/2

0,00155 1
23 + +
S n
KUTTER : C =
0,00155 n
1 + [ 23 + ]
S √R

Dimana :
R 1/6
MANNING : C = g = grafitasi
n
f = koefisien geser

87 n = koefisien Manning
BAZIN : C = ∂ = berat jenis bahan lapisan saluran

1 +
√R Re = angka Reinold
ᶹ = kekenyalan kinematik,

= kekentalan mutlak, ᵖ = kerapatan aliran (densitas)
2. DEBIT PEMBUANGAN ( Q )
■ Rumus Manning untuk aliran mantap (lunak) merata adalah :

Q = A . V = A/n . R2/3 S1/2

■ Mengingat debit pembuangan berfluktuasi, maka perlu


diperhatikan perihal kecepatan aliran ( V ) diupayakan agar :
● pada saat debit pembuangan KECIL, masih dapat
MENGANGKUT SEDIMEN
● pada keadaan debit pembuang BESAR, aman dari bahaya
EROSI

■ Syarat-syarat yang berhubungan dengan aliran mantap merata


disebut sebagai aliran normal
3. KEHILANGAN ENERGI / HEAD LOSS (hL )

■ Kehilangan energi dinyatakan dalam rumus Manning :

(Vn )2 L hL
hL = Menggunakan S =
R 2/3 L

Dimana :
hL = head loss
L = panjang saluran
S = kemiringan permukaan air

■ Untuk aliran tdk merata (berubah-ubah), harga rata-rata dari V


dan R bisa digunakan dengan ketelitian yang masuk akal.

■ Untuk saluran yang panjang, digunakan pendekatan dengan


saluran pendek dimana perubahan-perubahan kedalamannya
kira-kira sama besarnya
4. ENERGI SPESIFIK ( Es )
■ Didefenisikan sebagai energi persatuan berat (Nm/N) relatif
terhadap dasar saluran yaitu :
2
Es = kedalaman + head kecepatan = y + V /2g
■ Suatu pernyataan yang pasti dari energi kinetiknya akan
merupakan :
2
a. V /2g
dengan a sebagai faktor koreksi energi kinetik dalam laju
aliran q persatuan lebar b (yaitu q = Q/b)

E = y + (1/2g)(q/y)2 atau

q = √2g (y 2 E - y2 )

■ Untuk aliran merata, energi spesifiknya selalu tetap dari bagian


kebagian dan untuk aliran tak merata energi spesifiknya
sepanjang saluran bisa naik bisa turun
Hubungan
Hubungan
Energi Total dan Energi Spesifik
■ Total energi pada tampang aliran di saluran terbuka dinyatakan
dengan rumus :
2
E = z + y + V /2g

dimana :
z = elevasi y = kedalaman aliran
V = kecepatan aliran g = percepatan gravitasi

■ Energi spesifik dalam suatu penampang saluran dinyatakan


sebagai energi air pada setiap penampang saluran, dan
diperhitungkan terhadap dasar saluran
2
E = y + V /2g
5. KEDALAMAN KRITIS

■ Kedalaman kritis (Yc) untuk suatu aliran satuan tetap q dalam


saluran segiempat terjadi bila energi spesifiknya minimum,
dengan rumus :

2
Yc = (q2/g) = 2/3 Ec = Vc2/g

1/2 1/2
Vc = c atau Vc/(gyc ) = 1 untuk aliran kritis
(gy )

■ Jika bilangan tersebut sebagai Nf = 1 terjadi aliran kritis, jika


Nf > 1 terjadi aliran super kritis atau aliran deras, dan jika Nf <
1 terjadi aliran sub kritis atau aliran tenang
6. ALIRAN SATUAN MAKSIMUM

Aliran satuan maximum Q dalam saluran segi empat untuk setiap


energi spesifik tertentu adalah :
3 1/2 2 1/2
Qmax = (gyc ) = [ g(2/3. E) ]

Untuk aliran kritis di dalam saluran bukan segia empat adalah :


2 3
Q Ac QꞋ bꞋ
= atau
3
= 1
g b gAc

dimana : bꞋ = lebar permukaan air


2
Rumus tersebut dapat disusun lagi dengan pembagi Ac sehingga
menjadi :
1/2
Vc/ g = Ac/bꞋ atau Vc = (gAc/bꞋ ) = √ gym

dimana : Ac/bꞋ disebut kedalaman rerata ym


7 . ALIRAN TIDAK MERATA

■ Dalam perhitungan aliran tidak merata pada saluran terbuka ,

maka dibagi ke dalam panjang-panjang L yang disebut sebagai


daerah-daerah studi.
■ Untuk menghitung kurva-kurva air yang dibendung , persamaan
energinya adalah :
2 2 E2 - E1 E1 - E2
L = ( V2 /2g + Y2)S0 - S = ( V1 /2g + Y1)S0 = =
S0 - S S0 - S

dimana :
S0 = kemiringan dasar saluran
S = kemiringan gradien energi

■ Untuk daerah-daerah yang berurutan dimana perubahan


kedalamnya kira-kira sama, gradien energi S dapat di tulis sbb :
nVr 2 Vr2
S = 2/3 atau 2
Rr C Rr

Dimana :
S = kemiringan gradien
Rr = jari-jari hidrolik rerata
Vr = kecepatan rerata
n = banyaknya daerah yang dilalui
■ Propil permukaan permukaan untuk kondisi aliran yang berubah
perlahan-lahan dalam saluran segi empat lebar, dapat dianalisa
dengan menggunakan persamaan :
dy ( S0 - S )
= 2
dL ( 1 - V /gy )

dy/dL menyatakan kemiringan permukaan air relatif terhadap


dasar saluran dan jika dy/dL positif, maka kedalamnya ke arah hilir
8. LOMPATAN HIDROLIK

■ Lompatan hidrolik terjadi bila suatu aliran super kritis berubah


menjadi aliran sub kritis
■ Lompatan hidrolik suatu saluran segi empat dinyatakan dalam
persamaan sbb :

g2 (y1 +y2)
= y1 y2
g
2
ALIRAN AIR SALURAN TERtutup

( Pipe Flow )
■ Perbedaan mendasar antara aliran pada saluran tertutup (aliran
pipa) dan aliran pada saluran terbuka ialah :
● adanya permukaan bebas (hampir selalu) yang berupa udara
pada saluran terbuka
● saluran terbuka mempunyai kedalaman air ( y ), sedangkan
pada pipa(saluran tertutup) kedalaman air tersebut
ditransformasikan berupa ( P/y )

■ Bilamana pada pipa alirannya tidak penuh, shingga masih ada


rongga tang berisi udara, maka sifat dan karakteristik alirannya
sama dengan aliran pada saluran terbuka

■ Oleh karena itu konsep analisa aliran pada saluran tertutup


(pipa) harus dalam kondisi pipa terisi penuh air
JENIS ALIRAN SALURAN TERTUTUP

■ Pada saluran tertutup hanya terdapat satu jenis aliran yaitu aliran
lunak ( steady flow )

Jenis saluran tertutup


hanya 1(satu) jenis

Saluran lunak
( Steady Flow )
SIFAT ALIRAN SALURAN TERTUTUP

Aliran laminer

SIFAT-SIFAT ALIRAN
SALURAN TERTUTUP

Aliran turbulen

■ Aliran dari suatu zat cair dalam pipa adalah laminer atau turbulen

yang dapat dibedakan sesuai dengan nilai dari bilangan Reynold


a. Bilangan Reynold
Bilangan Reynold adalah bilangan tak bedimensi yang nilainya
sama dengan hasil kali kecepatan karakteristik dari sistem, dibagi
dengan kecepatan kinematik dari cairan yang dinyatakan dengan
satuan yang konsisten
ᵖ V٠ᵈ Gaya inersia ᶯ 1 ᵖ
Re = ᶯ =
viskositas
Jika ᶹ = /ᵖ , maka

= ᶯ sehingga

V. d V(2r)
Re = =
ᶹ ᶹ
dimana :
Re = bilangan Reinold
V = kecepatan aliran (m/det)
d
ᶯ = diameter pipa (m)
= kekentalan mutlak
ᶹ = kekenyalan kinematik (m2/det)
ᵖ = kerapatan aliran (densitas)
r = jari-jari pipa (m)
■ Besarnya bilangan Reynold ( Re ) yang terjadi pada suatu aliran
dalam saluran tertutup / pipa dapat menunjukan propil aliran sbb:
● jika Re kurang dari 2000 dikatakan aliran laminer
● jika Re antara 2000 – 4000 dikatakan aliran transisi
● jika bilangan Re lebih dari 4000 dikatakan aliran turbulen
■ Batas atas aliran laminer yang mempunyai arti penting dinyatakan
oleh suatu bilangan Reynold sebesar 2000

■ Untuk irisan-irisan penampang yang tak bundar, perbandingan luas


irisan penampang terhadap keliling yang basah, disebut jari-jari
hidraulik R (dalam m) jika digunakan dalam bilangan Reynold
maka rumusnya adalah :

V (4R )
Re =

Gambar . Perbedaaan antara aliran laminar, transisi, dan turbulen
b. Aliran Laminer
■ Apabila pengaruh kekentalan (viskositas) adalah cukup besar
sehingga partikel-partikel zat cair bergerak secara teratur
menurut lintasan lurus maka disebut aliran laminer

■ Aliran laminer terjadi apabila kekentalan lebih besar dari


kecepatan aliran

■ Pada aliran laminer partikel-partikael zat cair bergerak di


sepanjang lintasan-lintasan lurus , sejajar dalam lapisan-lapisan

■ Besarnya kecepatan dari lapisan-lapisan yang berdekatan, tidak


sama

■ Aliran laminer pada saluran tertutup diatur oleh hukum yang


menghubungkan tegangan geser ke laju perubahan bentuk
sudut yaitu hasil kali kekentalan zat cair dan gradien kecepatan
ᵣ dv/dy (ᵣ = tegangan geser )

atau =
c. Aliran Turbulen
■ Turbulensi adalah gerakan partikel zat cair yang tidak teratur
dan sembarang dalam waktu dan ruang
■ Turbulensi ditimbulkan oleh gaya-gaya viskos dan gerak lapis
zat cair yang berdampingan pada kecepatan berbeda
■ Aliran turbulen terjadi apabila kecepatan besar dan kekentalan
zat cair kecil

■ Pada aliran turbulen gerakan partikel-partil zat cair adalah


tidak teratur
■ Aliran turbulen akan terjadi pada bilangan Reynold > 4000

■ Analisa teoritis persamaan kehilangan energi pada aliran


turbulen (Re > 4000) akan lebih sulit dibandingka yang terjadi
pada aliran laminer
■ Karakteristik aliran turbulen sangat penting mengingat hampir
semua aliran dalam drainase berada dalam kategori aliran
turbulen

■ Koefisien yang berlaku untuk kondisi turbulen, bila rumus


hidrolika dengan bilangan reynold digunakan, maka akan
berubah sesuai dengan kekasaran dinding pipa maupun dengan
kekenyalan dan kerapatan dari zat cairnya

■ Aliran turbulen dapat diklasifikasikan sbb :


● Aliran dalam pipa mulus
● Aliran dalam pipa relatif kasar, pada kecepatan tinggi
sepenuhnya dianggap kasar
● Aliran pada daerah diantara kedua kondisi tersebut diatas
RUMUS - RUMUS
a. Kehilangan Head akibat Geser dalam pipa
Head loss dapat dihitung dengan:

dimana :
• hf = head loss akibat gesekan;
• L = panjang pipa;
• D = diameter hidraulik dari pipa (untuk pipa yang berbentuk melingkar,
diameter hidraulik sebanding dengan diameter pipa tersebut);
• V = kecepatan rata-rata dari aliran, sebanding dengan debit aliran dibagi
dengan perimeter basah;
• g = percepatan grafitasi; pada percepatan terjun bebas (9,8 m/det²)
• f = koefisien tak berdimensi yang disebut ; faktor gesekan Darcy;
b. Faktor Geser ( f )
1. Persamaan Colebrook - White
■ Untuk saluran pipa yang terisi penuh oleh air dengan nilai bilangan
Reynolds melebihi 4000, faktor gesekan Darcy didefinisikan sebagai:

atau

dimana:
• f = faktor gesekan Darcy
• Ɛ = ketinggian kekasaran
• Dh = diameter hidraulik; untuk pipa bulat dengan air terisi penuh,
nilainya sama dengan diameternya
• Rh = jari-jari hidraulik; untuk pipa bulat dengan air terisi penuh,
nilainya sama dengan seperempat diameternya
• Re = bilangan Reynolds
■ Persamaan Colebrook lainnya untuk bentuk aliran permukaan bebas,
kondisi seperti ini terjadi pada pipa yang tidak terisi penuh.
Untuk aliran permukaan bebas:

■ Persamaan tersebut diselesaikan secara iterasi untuk mendapatkan faktor


geser dari kekasaran dinding : ratio tinggi/garis tengah Ɛ/D dan bilangan
Reynolds

VD
Nr =

dimana :
V = kecepatan
ᶹ = kekentalan kinematik
■ Persamaan – persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung
nilai f tanpa iterasi
1. Persamaan Barr (1975)

1,325
f =
[Log e ( C K + 5,13 )]²
0,86
3,7 D Nr
2. Persamaan Swamee dan Jain
1,325
f =
K 5,74
[Log e ( + )]
3,7 D Nr 0,9

Dimana :
f = faktor geser
D = diameter horaulik pipa
C = koefisien kekasaran dinding pipa
K = koefisien kontraksi
c. Kehilangan Head pada Pipa ekivalen, bersambung,
beruntai dan bercabang
■ Sebuah pipa ekivalen dengan pipa lainnya atau dengan suatu
sistem pipa, bilamana dengan suatu head turun tertentu,
dihasilkan aliran yang sama dalam pipa ekivalen itu seperti
yang telah dihasilkan dalam sistem tersebut

■ Pipa bersambung terdiri atas pipa-pipa dari beberapa ukuran


yang berhubungan seri

■ Pipa beruntai terdiri dari dua atau lebih pipa yang bercabang
dan kembali bertemu diarah hilirnya (sejajar)

■ Pipa bercabang terdiri dari dua atau lebih pipa yang bercabang
dan tidak kembali bertemu dihilirnya
■ Untuk menyelesaikan masalah pada pipa ekivalen, bersambung,
beruntai, bercabang dapat digunakan rumus HAZEN-WLLIAMS,
Rumus Debit Pembuang (Q)
2.63 0.54
Q = 0.2785 C I d S

dimana :
Q = debit aliran (m3/det)
d = garis tengah pipa bagian dalam (m)
S = kemiringan gradien hidraulik
CI = koefisien kekasaran relatif Hazen-Williams (berdasar Tabel)
■ Untuk mendapatkan head (tinggi tekanan) yang turun, digunakan
diagram B (pada lampiran ) dimana debit aliran Q dinyatakan dalam
juta gallon per hari (million gallon per day = mgd)
■ Faktor konversinya adalah : 1 mgd = 1,547 cfs = 0.0438 m3 /det
DIAGRAM B
RUMUS HAZEN - WILLIAM
■ Untuk menyelesaikan perhitungan kehilangan head (tinggi tekanan )
yang turun akibat adanya perubahan bentuk pipa dapat pula
digunakan rumus BERNOULLI :
( ∑ k + f )L V²
Head turun total : h =
d.2g
dimana :
h = head (tinggi tekanan) turun total
f = koefisien geser dalam pipa
d = diameter dalam pipa (m)
g = percepatan grafitasi (9,8 m ²/det)
k = koefisien kontraksi ( untuk patokan harga k dapat dilihat pada tabel )

■ Di Indonesia pendekatan yang digunakan dalam merancang drainase


perkotaan masih menggunakan cara konvensional yaitu dengan
menggunakan saluran terbuka
■ Apabila menggunakan saluran yang ditanam dalam tanah, yang
berbentuk bulat atau persegi, maka diasumsikan bahwa saluran
tersebut penuh secukupnya yang artinya tidak tertekan sehingga
dapat digunakan persamaan saluran terbuka

■ Di negara-negara yang sudah maju kecendrungannya adalah


menggunakan pipa dengan prinsip saluran tertutup yang berarti
alirannya tertekan, keuntungannya adalah dimensi saluran yang
diperlukan dapat dikurangi utamanya pada daerah terjal

■ Untuk aliran bertekanan , persamaan Manning hanya digunakan


untuk daerah yang betul-betul kasar, oleh karenanya rumus
tersebut tidak bisa digunakan pada berbgai aliran bertekanan
(sehingga jarang dipakai) maka disarankan menggunakan
persamaan Colebrook-White

Anda mungkin juga menyukai