Anda di halaman 1dari 54

Aliran SUB-kritis

Aliran ini jika


ditinjau pada
suatu titik maka
tinggi aliran
(N=h-normal)
akan lebih
tinggi dar
tinggi kritis
Aliran KRITIS
Aliran ini jika
ditinjau pada
suatu titik maka
tinggi aliran
(N=h-normal)
akan sama
dengan tinggi
08/11/20 kritis
1
Aliran SUPER-kritis
Aliran ini jika
ditinjau pada
suatu titik maka
tinggi aliran
(N=h-normal)
akan KURANG
dari tinggi kritis

08/11/20 2
Loncat Air Aliran tdk seragam

erkritis Aliran sub kritis


n sup
Alira
Al. Uniform

Sub kritis
Super kritis
Dalam aliran saluran terbuka panjang karakteristik
disamakan dengan kedalaman hydraulik D.
Dengan demikian untuk aliran saluran terbuka
angka Froude adalah:

v
Fr 
gD
Apabila angka Fr =1 (aliran kritis), maka Persamaan diatas
menjadi:

v  gD
08/11/20 6
V
FR  g.D

F R < maka aliran adalah sub kritis, disini gaya gravit


lebih berperan dalam mengalirkan air

F R maka aliran berupa aliran kritis

F R > 1 , maka aliran berupa lairan superkritis,


di sini energi kinetik lebih berperan
dibanding energi potensial/gravitasi

08/11/20 7
Konsep Aliran Fluida
RV
1 Re 
Aliran Laminar 2
3

Bilangan
REYNOLDS
1
Aliran Turbulen 2 DV
3 Re 

D  diameter pipa R  Radius hidrolis saluran terbuka

  kekentalan dinamik   kekentalan kinematik 

  rapat massa V  kecepatan aliran
Menurut hasil percobaan oleh
Reynold dalam aliran PIPA, apabila angka
Reynold kurang daripada
2000, aliran biasanya
merupakan aliran laminer.
Apabila angka Reynold lebih
besar daripada 4000, aliran
biasanya adalah turbulen.
Sedang antara 2000 dan 4000
aliran dapat laminer atau
turbulen tergantung pada
faktor-faktor lain yang
mempengaruhi.

08/11/20 9
Bilangan Reynold Saluran terbuka
Untuk saluran terbuka mempunyai radius hidrolis R = A/P
sedabgkan jika dalam aliran melalui pipa dengan diameter D,
jari-jari hidrolisnya adalah

1 / 4D D 2
R 
D 4
Limit untuk tiap aliran dalam saluran terbuka

vR vR
N Re  
 
Dasar-Dasar Aliran
Fluida
Konsep penting dalam
aliran fluida

1. Prinsip kekekalan massa (persamaan


kontinuitas)

2. Prinsip Energi Kinetik (persamaan-


persamaan aliran tertentu)

3. Prinsip Momentum (persamaan gaya-


gaya dinamik fluida yang mengalir)
Gerakan Fluida
 Pengertian Debit
Adalah banyaknya fluida yang mengalir
melalui penampang pipa atau saluran
terbuka tiap detik.

Q=VxA

V : Kecepatan aliran
A : Luas penampang pipa/saluran
Persamaan Dalam Aliran Fluida

Persamaan
Prinsip Kekekalan Massa
KONTINUITAS

Q  AV
Persamaan Dalam Aliran Fluida
Untuk menentukan besarnya kecepatan perubahan
momentum di dalam aliran fluida, dipandang tabung
aliran dengan luas permukaan A1 dan A2 seperti pada
gambar berikut :
Y
V2

V1
Persamaan Dalam Aliran Fluida
Oleh karena tidak ada massa yang hilang :
V1 . 1 . dA1 = V2 . 2 . dA2

Pengintegralan persamaan tersebut meliputi seluruh


luas permukaan saluran akan menghasilkan massa
yang melalui medan aliran :
V1 . 1 . A1 = V2 . 2 . A2

1 = 2  Fluida Incompressible.

V1 . A 1 = V 2 . A 2
Atau :
Q = A .V = Konstan
Persamaan Kontinuitas
Banyaknya fluida yang mengalir tiap detik
pada tiap penampang adalah sama

3
1 2

Q1 = Q2 = Q3
A1 V1 = A2 V2 = A3 V3
Persamaan Dalam Aliran Fluida
Persamaan kontinuitas berlaku untuk :

1. Untuk semua fluida (gas atau cairan).


2. Untuk semua jenis aliran (laminer atau
turbulen).
3. Untuk semua keadaan (steady dan unsteady)
4. Dengan atau tanpa adanya reaksi kimia di
dalam aliran tersebut.
Persamaan
Energi/Bernoulli
 Pada tiap saat dan tiap posisi yang ditinjau dari
suatu aliran didalam pipa tanpa gesekan yang
tidak bergerak, akan mempunyai jumlah energi
potensial, energi tekanan,dan energi kecepatan
yang sama besarnya.

2 2
p1 V1 p2 V
z1    z2   2
 .g 2 g  .g 2 g
Asumsi dalam persamaan
Bernoulli
1. Kecepatan partikel fluida di
setiap penampang adalah sama
2. Tidak ada gaya-gaya luar yang
bekerja pada fluida selain gaya
berat
3. Tidak terjadi kehilangan energi
Penggunaan Persamaan
Bernoulli
 Venturimeter ( untuk mengukur
debit )
 Orifece meter ( untuk mengukur
debit dalam pipa )
 Tabung pitot ( mengukur
kecepatan arus dalam saluran
terbuka dan tertutup )
PERSAMAAN BERNOULLI
v2
Teorema Usaha - Energi :
P2A2 m
v1 x2 W  K U 
V
P1A1 x y2
( P1  P2 ) V  12 ( m)v22  12 ( m)v12  mgy2  mgy1
1
y1 P1  P2  12 v22  12 v12  gy2  gy1

W1  F1  x1 W 2   F2  x 2 P1  12  v 12   gy 1  P2  12  v 22   gy 2
 P1 A1  x1   P2 A2  x 2
Persamaan Bernoulli
 P1  V  P2  V
Usaha total : P  12  v 2   gy  konstan
W  ( P1  P2 ) V
Perubahan energi kinetik :
K  12 ( m )v22  12 ( m)v12
Perubahan energi potensial :
U  mgy2  mgy1
Persamaan Dalam Aliran Fluida
 Persamaan Momentum :
Momentum suatu partikel atau benda :

Momentum = perkalian massa (m) x kecepatan (v).


Partikel-partikel aliran fluida mempunyai momentum.
Oleh karena kecepatan aliran berubah baik dalam
besarannya maupun arahnya, maka momentum partikel-
partikel fluida juga akan berubah.
Menurut hukum Newton II, diperlukan gaya untuk
menghasilkan perubahan tersebut yang sebanding
dengan besarnya kecepatan perubahan momentum

. Jadi ---- Momentum = F. dt.


Persamaan Dalam Aliran Fluida
Untuk menentukan besarnya kecepatan perubahan
momentum di dalam aliran fluida, dipandang tabung
aliran dengan luas permukaan A1 dan A2 seperti pada
gambar berikut :
Y
V2

V1
Persamaan Dalam Aliran Fluida
Persamaan Dalam Aliran Fluida
Dalam hal ini dianggap bahwa aliran melalui tabung
arus adalah permanen. Momentum melalui tabung
aliran dalam waktu dt adalah :
V=volume dan v=kecepatan
1 ...... momentum = mv2 – mv1
Momentum =  . V2. v2 -  . V2 . v1
=  . A2. dx2. v2 -  . A1. dx1 . v1
=  . A2. v2 . dt . v2 - . A1. v2. dt .v1
=  . Q . v2 . dt -  . Q . v1 . dt
=  . Q . (v2-v1).dt

2 ....... momentum = dF.dt =  . dQ . (v2-v1).dt


dF =  . dQ . (v2-v1)
F =  . Q . (v2-v1)
F  Fx 2
 Fy 2  Fz 2 

Persamaan Dalam Aliran Fluida


Untuk masing-masing komponen (x, y, z) :

FX =  . Q (VX2 . VX1)
FY =  . Q (VY2 . VY1)
FZ =  . Q (VZ2 . VZ1)
Resultan komponen gaya yang bekerja pada fluida :

F F
x
2
F F
y
2
z
2

Keseimbangan Energi
Aliran tertutup dan
aliran terbuka
Prinsip Aliran Tertutup
 Fluida, setelah mengalir masuk ke dalam
pipa akan membentuk LAPIS BATAS dan
tebalnya akan bertambah besar sepanjang
pipa. Pada suatu titik sepanjang garis
tengah pipa, lapisan akan bertemu dan
membentuk daerah yang terbentuk penuh
di mana kecepatannya tidak berubah
setelah melintasi titik tersebut. Jarak dari
ujung masuk pipa ke titik pertemuan lapis
batas tsb dinamakan PANJANG
KEMASUKAN.
Kehilangan Energi pada
aliran tertutup

• Kehilangan energi akibat gesekan

• Kehilangan energi akibat perlambatan


• Pelebaran
• Penyempitan
• Belokan
• pearcabangan
Kuliah Hidraulika
ENERGI ALIRAN
• Energi yang ada pada tiap satuan berat
dari aliran air pada saluran terbuka
terdiri dari tiga bentuk dasar, yaitu:
1. energi kinetik
2. energi tekanan
3. energi elevasi di atas garis datum.
PERSAMAAN BERNOULLI
• Persamaan Bernoulli mengekspresikan
kekekalan energi pada suatu aliran.
2
p V
z  C
 2g
dengan :
Z : elevasi (tinggi tempat)
p/ : tinggi tekanan
V2/2g : tinggi kecepatan
C : konstan
Untuk zat cair ideal, aplikasi persamaan
Bernoulli untuk kedua titik di dalam medan aliran
akan memberikan :

2 2
p1 V1 p 2 V2
z1    z2  
 2g  2g

• Yang menunjukkan bahwa jumlah tinggi elevasi,


tinggi tekanan dan tinggi kecepatan di kedua titik
adalah sama.
. V²
2g

w sin  Garis Energi


w A
kemiringan = Sf = S
z K V² P L

Garis Energi P
kemiringan = Sf = S

Bidang Persamaan
• Pada aliran yang sebenarnya, persamaan
Bernoulli tersebut dapat ditulis menjadi:

2 2
p1 V1 p2 V2
z1    z2    E1
 2g  2g

dimana E1 merupakan kehilangan


tenaga karena gesekan dasar atau
karena perubahan bentuk saluran.
Pengertian Energi Spesifik
Total energi pada tampang aliran di saluran
terbuka dapat dinyatakan dalam:
2
V
H  z y
2g
z : elevasi ; y: kedalaman aliran
V : kecepatan aliran; g: percepatan gravitasi

Energi spesifik dalam suatu penampang saluran


dinyatakan sebagai energi air pada setiap
penampang saluran, dan diperhitungkan terhadap
dasar saluran.
2
V
Es  y 
2g
Sekali lagi, energi spesifik dalam suatu
penampang saluran dinyatakan sebagai:

2
V
Es  y 
2g
Contoh
• Saluran berbentuk empat persegipanjang dengan lebar
dasar 4 m mengalirkan air dengan debit 3 m3/d. Hitung
energi spesifik apabila kedalaman aliran adalah 1,5 m.

Penyelesaian :

Luas tampang aliran :


A = B h = 4 x 1,5 = 6 m2

Kecepatan aliran :
Q 3
V    0,5 m/d
A 6
Energi spesifik :

V2 0,52
Es  y   1,5   1,5127 m
2g 2  9,81
Kurva Energi Spesifik
Dari persamaan:

2 2
V Q
Es  y  atau Es  y  2
2g 2gA

dapat dilihat bahwa untuk suatu penampang


saluran dan debit Q tertentu, energi spesifik
dalam penampang saluran hanya merupakan
fungsi dari kedalaman aliran.
• Bila kedalaman aliran digambarkan terhadap energi
spesifik untuk suatu penampang saluran dan debit
tertentu, maka akan diperoleh kurva energi spesifik.
y
D

P2
y2 Subkritis

C P
1
yc Superkritis
y1 45 A

O E c Es E

Kurva Energi Spesifik


Penjelasan Kurva
• Pada suatu energi spesifik (Es) yang sama, dapat
ditinjau 2 kemungkinan kedalaman, yaitu kedalaman y 1
yang disebut kedalaman lanjutan/pengganti (alternate
depth) dari kedalaman y2, begitu juga sebaliknya.
Energi spesifik akan mencapai minimum pada titik C,
dimana pada titik tersebut kedua kedalaman seolah-
olah menyatu dan dikenal sebagai kedalaman kritis
(critical depth) yc.

• Apabila kedalaman aliran melebihi kedalaman kritis,


kecepatan aliran lebih kecil dari pada kecepatan kritis
untuk suatu debit tertentu, dan aliran disebut sub-kritis.
Akan tetapi bila kedalaman aliran kurang dari
kedalaman kritis, aliran disebut super-kritis. Sehingga
dapat dinyatakan bahwa y1 merupakan kedalaman
aliran super-kritis dan y2 adalah kedalaman aliran sub-
kritis.
Jenis aliran berdasarkan
Air Diam Sub Kritis bilangan Froude (Fr)
V=0 Fr < 1

Kritis Super Kritis


Fr = 1 Fr > 1

V V

Anak panah menunjukkan arah aliran


Bilangan Froude/Angka Froude (Fr)

V
Fr 
gD
Fr : angka Froude (Froude number)
V : kecepatan aliran
g : percepatan gravitasi
D : kedalaman hidraulik

A A : luas tampang aliran


D
T T : lebar permukaan aliran
Contoh
• Hitung angka Froude dari dua tampang
saluran berikut ini jika debit aliran yang
lewat sebesar 2 m3/d.

T T

1m 1m 1
2
2m 2m
Kedalaman Kritis
• Kedalaman kritis terjadi bila:
– Fr = 1
– Es min dan Fs min
U2
E  y Q2
2g E  y
2 gB 2 y 2
min
3 Q2
Q2 kritis  ycr 
E  y gB 2 E
2 gB 2 y 2 yc
ycr3
Ecr  ycr  2
dE
dy
 1
Q2
2 gB 2
 2 y3
 2 ycr
1
Ecr  ycr  ycr
2Q 2 2
0  1
2 gB 2 y 3 3
Ecr  ycr
Q2 2
1 2 3
gB y
Q2
ycr  3
gB 2
2
Q
ycr  3 2
gB
• Saluran segiempat dengan lebar 5 m
mengalirkan debit 20 m3/d pada
kedalaman normal 2,0 m.
Tentukan kedalaman kritis, angka Froude
dan tipe aliran.
• Suatu saluran segi-empat mengalirkan
debit sebesar 2 m3/dt. Lebar saluran 6 m
dengan kekasaran dinding/dasar n =
0.02.
Hitung hkr dan hn, jika kemiringan dasar
saluran: So=0.001; So=0.01

Anda mungkin juga menyukai