Anda di halaman 1dari 2

D.

Solusi untuk mengatasi Illegal Logging

1. REDD adalah mekanisme yang sedang dibangun oleh masyarakat


internasional guna mencegah terjadinya kerusakan hutan berupa
deforestasi atau degradasi yang berkontribusi nyata terhadap
peningkatan GRK di dunia. Dari berbagai penyebab deforestasi dan
degradasi, praktek penebangan liar atau illegal logging dapat
mengancam kelestarian hutan dan keberhasilan pelaksanaan
mitigasi perubahan iklim melalui skema REDD, karena berkurangnya
stok karbon atau terjadi peningkatan emisi dari hutan yang ditebang
dan dijarah.
2. Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
3. Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4. Manipulasi lingkungan serta pengendalian hama dan penyakit juga
bisa dilakukan untuk memulihkan kembali hutan di Indonesia.
5. Penanaman hutan secara intensif menjadi pilihan terbaik karena
bisa diprediksi. Sehingga, kebutuhan kayu bisa diperhitungkan tanpa
harus merusak habitat hutan alam yang masih baik.
6. Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar
ketentuan mengenai pengelolaan hutan. Misalkan dengan upaya
pengawasan dan penindakan yang dilakukan di TKP (tempat
kejadian perkara), yaitu di lokasi kawasan hutan dimana tempat
dilakukannya penembangan kayu secara illegal. Mengingat kawasan
hutan yang ada cukup luas dan tidak sebanding dengan jumlah
aparat yang ada, sehingga upaya ini sulit dapat diandalkan, kecuali
menjalin kerjasama dengan masyarakat setempat. Ini pun akan
mendapat kesulitan jika anggota masyarakat itu justru mendapatkan
keuntungan materiil dari tindakan illegal logging.
7. Upaya lain yang juga dapat dilakukan adalah dengan
mengoptimalkan pos-pos tempat penarikan retribusi yang banyak
terdapat di pinggir-pinggir jalan luar kota. Petugas pos retribusi
hanya melakukan pekerjaan menarik uang dari truk yang membawa
kayu, hanya sekedar itu. Seharusnya di samping melakukan
penarikan uang retribusi juga sekaligus melakukan pengecekan
terhadap dokumen yang melegalkan pengangkutan kayu. Dengan
tindakan pengecekan seperti ini, secara psikologis diharapkan dapat
dijadikan sebagai upaya shock therapy bagi para sopir truk dan
pemodal. Selain dari itu, juga harus dilakukan patroli rutin di daerah

aliran sungai yang dijadikan jalur pengangkutan kayu untuk menuju


terminal akhir, tempat penampungan kayu.
8. Upaya ketiga adalah menelusuri terminal/tujuan akhir dari
pengangkutan kayu illegal, dan biasanya tujuan itu adalah
perusahaan atau industri yang membutuhkan bahan baku dari kayu.
Upaya ini dirasa cukup efektif untuk menanggulangi perbuatanperbuatan illegal logging. Perusahaan atau industri seperti ini dapat
dituding telah melakukan penadahan.Perbuatan menampung
terhadap kayu-kayu illegal oleh perusahaan, yang dalam bahasa
hukum konvensional KUHP disebut sebagai penadahan tersebut,
dapat dikategorikan sebagai kejahatan korporasi (corporate crime).
Dapus
International Tropical Timber Organization (ITTO),2011 REVIEW

TENTANG ILLEGAL LOGGING SEBAGAI ANCAMAN


TERHADAP SUMBERDAYA HUTAN DAN IMPLEMENTASI
KEGIATAN PENGURANGAN EMISI DARI DEFORESTASI
DAN DEGRADASI (REDD+) DI INDONESIA Bogor. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Kementerian Kehutanan,
Indonesia.

Agus, F. 2007. Cadangan, Emisi, dan Konservasi Karbon pada Lahan Gambut. Makalah pada
Bunga Rampai Konservasi Tanah dan Air. Pengurus Pusat Masyarakat Konservasi Tanah dan Air
Indonesia 2004-2007. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai