Mineral Lempung
Anggi Pisko
270110120092
Geologi A
PEMBAHASAN
Lempung atau clay merupakan material yang terdiri dari mineral kaya
alumina, silika dan air. Clay bukan mineral tunggal, tetapi sejumlah mineral. Ketika
sebagian besar lempung basah, mereka menjadi "plastik" yang berarti mereka dapat
dibentuk dan dibentuk menjadi bentuk. Ketika mereka terkena suhu yang sangat tinggi,
air didorong keluar sehingga mineral menjadi sekeras batu.
Mineral yang membentuk lempung sangat halus. Pembesaran sangat tinggi dapat
melihat mineral lempung dapat berbentuk seperti serpih, serat dan bahkan tabung
hampa. Lempung dapat juga mengandung bahan lain seperti oksida besi (karat), silika
dan fragmen batuan. Kotoran ini dapat mengubah karakteristik dari lempung. Misalnya,
oksida besi warna lempung merah. Kehadiran silika meningkatkan plastisitas lempung
(yakni, membuatnya lebih mudah untuk cetakan dan bentuk ke bentuk).
Di dunia ini banyak terdapat bentuk mineral lempung yang masing-masing
berbeda dalam susunan, struktur dan perilakunya. Semua mineral lempung tersebut
memiliki butiran yang sangat halus (biasanya lebih kecil dari 2u m), itulah sebabnya
mengapa tanah dengan butiran yang sangat halus < 2u dinamakan lempung. Pada
umumnya lempung terdiri dari sebagian besar dari mineral lempung, akan tetapi mineral
lain, misalnya kuarsa juga terdapat dengan butiran yang sangat halus. Karena mineral
lempung memiliki butiran yang sangat halus, maka mineral ini mempunyai permukaan
yang cukup besar per satuan massa.
Mineral lempung berukuran sangat kecil (kurang dari 2 mm) dan merupakan
partikel yang aktif asecara elektrokimiawi dan hanya dapat dilihat secara mikroskop
elektron. Walaupun berukuran kecil, mineral lempung telah dipelajari dengan cukup
mendalam karena kepentingan ekonomisnya terutama dalam keramik, pengecoran
logam, pemakaiannya dilapangan minyak dan dalam mekanika tanah. Mineral lempung
menunjukkan karakteristik daya tarik-menarik dengan air menghasilkan plastisitas yang
tidak ditunjukkan oleh material lain walaupun mungkin material itu berukuran lempung.
atau lebih kecil. Sebagai contoh, kuarsa tanah yang halus tidak menunjukkan plastisitas
apabila dibasahi. Perlu dicatat bahwa setiap deposit lempung berbutir-halus
mengandung sekaligus mineral lempung dan berbagai ukuran partikel dari materialmaterial lainya yang dianggap sebagai pengisi (filler).
Pertukaran ion merupakan hal yang relatif sederhana dalam struktur lempung.
Dengan demikian pertukaran ion tersebut adalah aktif-kimiawi. Ini misalnya akan
merupakan sebuah persoalan dalam air yang terkena pencemaran (banyak sekali ion di
dalam larutan). Dalam keadaan tertentu, dapat terjadi pertumbuhan mineral lempung
yang berlangsung dengan cepat (pembentukan lumpur dalam reservoar penjernih air,
penyumbatan pipa-pipa drainase).
Batulempung menurut Pettijohn (1975) adalah batuan yang pada umumnya
bersifat plastis, berkomposisi hidrous alumunium silikat (2H 2OAL2O3. 2SiO2) atau
mineral lempung yang mempunyai ukuran butir halus (batulempung adalah batuan
sedimen yang mempunyai ukuran butir kurang dari 0,002 atau 1/256 mm).
Ingram (1953), (vide Pettijohn, 1975) mendefinisikan batulempung sebagai
batuan yang berstrutur masif yang komposisinya lebih banyak dari lanau. Sedangkan
menurut William dkk., 1954, batulempung adalah batuan sedimen klastik yang
mempunyai ukuran butir lempung, termasuk di dalamnya butiran yang mempunyai
diameter kurang dari 1 atau 2 mikron dan secara dominan disusun oleh silika.
Karena ukuran butirnya yang sangat halus maka sulit untuk mendeskripsi
batulempung secara megaskopis maupun mikroskopis, sehingga analisis kimia
merupakan informasi yang penting untuk mengetahui komposisi batulempng.
Komposisi dominan pada batulempung adalah silika (Pettijohn,1975), yang merupakan
bagian kelompok mineral lempung, yang pada umumnya berasal dari feldspar. Unsur
besi pada batu lempung hadir sebagai oksida, berupa pirit atau markasit dan siderit.
Jumlah oksida besi pada batu lempung biasanya tercermin pada warna dari batuan
tersebut. Selain mineral mineral tersebut di atas karbonat juga sering dijumpai pada
batulempung. Mineral karbonat pada batulempung dapat berupa bahan-bahan organik,
anorganik atau kombinasi dari keduanya (Ehlers dan Blatt, 1980),antara lain:
1. Residual Clay
Merupakan hasil pelapukan yang masih insitu atau belum mengalami
transportasi. Ciri-ciri fisik dari batuan ini tergantung pada iklim, pengairan dan
batu induknya. Batulempung jenis ini dijumpai disekitar batu induknya dan pada
umumnya mempunyai mutu yang lebih baik dibandingkan dengan transported
clays (Sukandarrumidi, 1999).
2. Transported Clays
Batulempung yang sudah tertransportasi dapat berasal dari tiga sumber yaitu:
1. Produk dari abrasi
2. Produk dari pelapukan yang tertransportasi
3. Pencampuran unsur kimia dan bio kimia
Batulempung ini selama proses pengendapan atau pengangkutan sangat mungkin
dikotori oleh mineral yang berukuran halus antara lain kuarsa, oksida besi dan
bahan organisme (Sukandarrumidi, 1999).
Karena ukurannya yang halus batulempung pada umumnya terbentuk pada
daerah yang mempunyai arus lemah. Batulempung ini terbentuk pada lingkungan darat
maupun laut, contoh di daerah dataran banjir, delta, danau, lagun dan laut (Ehlers dan
Blatt, 1980). Batulempung yang terbentuk pada daerah yang berbeda mempunyai
kenampakan fisik yang berbeda pula (Dixon, 1992). Batulempung yang terbentuk di
laut pada umumnya mempunyai perlapisan yang tebal, mengandung fosil laut dalam,
atau binatang yang hidup di laut dangkal yang kemudian tenggelam setelah mati
Jadi batu lempung dapat tersusun oleh agregat atau mineral seperti pirit yang
berukuran lempung ( < 4m ), dan dapat juga sebagian komponen penyusun batu
lempung ini berupa mineral lempung. Berarti mineral lempung ini adalah mineral yang
berukuran lempung. Namun, mineral ini merupakan mineral silikat hidros yang sangat
melimpah di permukaan bumi. Khususnya, terkonsentrasi pada kondisi geologi dimana
interaksi air dan batuan cukup aktif. Struktur dan komposisi kimianya merupakan suatu
respon terhadap destabilisasi mineral yang terbentuk pada kondisi temperatur-tekanan
yang lebih tinggi. Lingkungan yang biasanya mineral ini dapat dijumpai meliputi: tanah,
lapukan batuan, sistem geotermal, seri diagenesis terpendam, dll. Yang pasti, apapun
asal-muasalnya, mineral yang melimpah di permukaan bumi ini selalu berukuran halus
(<4 m).
Partikel pada mineral lempung selalu kecil karena sifat-sifat kristalokimianya
(ketersedian ruang antar lapis yang tidak sempurna, hidrasi yang heterogen, dll),
sehingga secara genetik akan cacat jika membentuk kristal yang berukuran lebih besar.
Namun, tiap jenis mineral lempung mempunyai kekuatan untuk berkembang yang
berbeda-beda. Mineral yang perkembangannya mempunyai sedikit cacat mungkin akan
berkembang hingga mencapai beberapa puluh mikrometer, misalnya kaolin atau ilit.
Sifat-sifat yang dimiliki tanah lempung (Hardiyatmo, 1999) adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kaolinit
Illit
Smektit
Klorit
1:1
2:1
2:2
2:1:1
Kaolinit
Halloysite
momtmorillonite (bentonites)
illite
smectite
vermiculite
chlorite
attapulgite
allophone
Mineral
lempung
merupakan
pelapukan
akibat
reaksi
kimia
yang
Aluminium Oktahedron merupakan kombinasi dari satuan yang terdiri dari satu
atom Alumina yang dikelilingi oleh atom Hidroksil pada keenam sisinya. Silika dan
aluminium secara parsial dapat digantikan oleh elemen yang lain dalam kesatuannya,
keadaan ini dikenal sebagai substansi isomorf. Kombinasi dari susunan kesatuan dalam
bentuk susunan lempeng terbentuk oleh kombinasi
dasarnya dengan bentuk yang berbeda-beda.
dipisahkan. Karena itu, mineral ini stabil dan air tidak dapat masuk di antara
lempengannya untuk menghasilkan pengembangan atau penyusutan pada sel satuannya.
GAMBAR
(a) Diagram skematik struktur kaolinite (Lambe, 1953)
(b) Struktur atom kaolinite (Grim, 1959)
Montmorillonite
Montmorillonite, disebut juga dengan smectit, adalah mineral yang dibentuk oleh
dua buah lembaran silika dan satu lembaran aluminium (gibbsite) (Gambar 2.2a).
lembaran oktahedra terletak di antara dua lembaran silika dengan ujung tetrahedra
tercampur dengan hidroksil dari lembaran oktahedra untuk membentuk satu lapisan
tunggal (Gambar 2.2b). Dalam lembaran oktahedra terdapat substitusi parsial
aluminium oleh magnesium. Karena adanya gaya ikatan van der Waals yang lemah di
antara ujung lembaran silica dan terdapat kekurangan muatan negatif dalam lembaran
oktahedra, air dan ion-ion yang berpindah-pindah dapat masuk dan memisahkan
lapisannya. Jadi, kristal montmorillonite sangat kecil, tapi pada waktu tertentu
mempunyai gaya tarik yang kuat terhadap air. Tanah-tanah yangmengandung
montmorillonite sangat mudah mengembang oleh tambahan kadar air, yang selanjutnya
tekanan pengembangannya dapat merusak struktur ringan dan perkerasan jalan raya.
GAMBAR
(a) Diagram skematik struktur montmorrilonite (Lambe, 1953)
(b) Struktur atom montmorrilonite (Grim, 1959)
Illite
Illite adalah bentuk mineral lempung yang terdiri dari mineral-mineral kelompok
illite. Bentuk susunan dasarnya terdiri dari sebuah lembaran aluminium oktahedra yang
terikat di antara dua lembaran silika tetrahedra. Dalam lembaran oktahedra, terdapat
substitusi parsial aluminium oleh magnesium dan besi, dan dalam lembaran tetrahedra
terdapat pula substitusi silikon oleh aluminium (Gambar 2.3). Lembaran-lembaran
terikat besama - sama oleh ikatan lemah ion-ion kalium yang terdapat di antara
lembaran-lembarannya. Ikatan-ikatan dengan ion kalium (K+) lebih lemah daripada
ikatan hidrogen yang mengikat satuan kristal kaolinite, tapi sangat lebih kuat daripada
ikatan ionik yang membentuk kristal montmorillonite. Susunan Illite tidak mengembang
oleh gerakan air di antara lembaran-lembarannya.
GAMBAR
Diagram skematik struktur illite ( Lambe, 1953 )
Halloysite
Halloysite, hampir sama dengan kaolinite, tetapi kesatuan yang berturutan lebih
acak ikatannya dan dapat dipisahkan oleh lapisan tunggal molekul air. Jika lapisan
tunggal air menghilang oleh karena proses penguapan, mineral ini akan berkelakuan
lain. Maka, sifat tanah berbutir halus yang mengandung halloysite akan berubah secara
tajam jika tanah dipanasi sampai menghilangkan lapisan tunggal molekul airnya. Sifat
Pada mineral lempung kering, muatan negatif pada permukaan akan dinegralkan
oleh kation-kation lain yang mengelilingi partikel tersebut secara exchange able cation
akibat adanya perbedaan kekuatan muatan dan gaya tarikmenarik elektrostatik Van der
Waals. Karenanya perbedaan kekuatan muatan dimungkinkan antar yang ada di
sekeliling partikel lempung bisa saling mendesak posisi atau bertukar. Kemampuan
mendesak dari kation-kation dapat dilihat dari besarnya potensi mendesak sesuai urutan
berikut: Al3+>Ca2+>Mg2+NH4+>K+ >H+ >Na+ Li+ Kation Li+ tidak dapat
mendesak kation lain yang berada dikirinya (Kim. H. Tan, 1982).
Molekul air merupakan molekul dipolar karena atom Hidrogen tidak tersusun
simetris disekitar atom oksigen, melainkan membentuk sudut ikatan 105o akibatnya
molekul-molekul air berperilaku seperti batang-batang kecil yang mempunyai muatan
positif disatu sisi dan muatan negatif disisi lain.
Interaksi antara molekul-molekul air dengan partikel lempung dapat melalui tiga
proses. Pertama, kutub positif molekul dipolar air akan saling menarik dengan muatan
negatif permukaan partikel lempung. Kedua, molekul air diikat oleh partikel lempung
melalui ikatan Hidrogen (Hidrogen air ditarik oksigen atau hidroksil lain yang ada pada
permukaan partikel lempung). Proses ketiga, penarikan molekul air oleh muatan negatif
permukaan lempung secara berantai melalui kation yang mengapung dalam larutan air.
Faktor paling dominan adalah proses ikatan hidrogen.
Menurut Mitchell (1976) molekul air dekat permukaan akan memiliki sifat
kelistrikan dan termodinamika yang berbeda dengan molekul air bebas yang sangat jauh
dari daerah ikatan. Jumlah molekul air yang berinteraksi dengan permukaan lempung
akan sangat dipengaruhi oleh jenis mineral yang ada yaitu pada nilai luasan permukaan
spesifiknya (specific surface). Luas permukaan lempung merupakan faktor utama yang
mempengaruhi besarnya molekul air yang ditarik untuk membentuk lapisan Rangkap
(Diffuse Double Layer). Fenomena ini mengidentifikasikan kemampuan mineral
lempung menarik molekul air atau menunjukkan kapasitas perilaku plastis tanah
lempung.
Struktur montmorillonite mirip dengan struktur illite, tetapi ion pemisahnya
berupa ion H2O, yang sangat mudah lepas, mineral ini dapat dikatakan sangat tidak
stabil pada kondisi tergenang air, air dengan mudah masuk kedalam sela antar lapisan
ini sehingga mineral mengembang, pada waktu mengering, air diantara lapisan juga
mengering sehingga mineral menyusut. Karena sifat-sifat tersebut montmorillonite
sangat sering menimbulkan masalah pada bangunan (Hardiyatmo,2002).
Tabel 1. Rata-rata Ukuran relatif, tebal dan spcific surface mineral lempung,(Yong dan
Warkentin, 1975)
Perilaku tanah ekspansif sangat dipengaruhi oleh kadar air dan mineraloginya.
Pada musim kemarau volume tanah ini akan susut banyak, sedangkan pada musim
penghujan volume tanah akan mengembang.
DAFTAR PUSTAKA