Anda di halaman 1dari 2

Kencan Hingga Malam di Purwakarta

Akan Dinikahkan Paksa


Aturan ini akan dituangkan melalui Peraturan Desa.
Rabu, 2 September 2015 | 14:21 WIB
Oleh : Dedy Priatmojo, antv/tvOne

Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi (Jay Ajang Bramena.antv/tvOne)


VIVA.co.id - Berhati-hatilah kaum muda-mudi yang biasa kencan di malam hari atau
ngapel ke rumah pacar hingga lewat pukul 21.00 WIB. Khususnya di Purwakarta, Jawa
Barat.
Pasalnya, Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta, mengeluarkan kebijakan
menghukum dan menikahkan paksa pasangan muda-mudi yang belum menikah, namun
kedapatan tengah berduaan di atas jam 9 malam.
Hukuman tersebut berlaku tidak hanya bagi pasangan yang berduaan di tempat umum,
tapi juga termasuk yang bertamu ke rumah.
Menurut Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, kebijakan larangan berpacaran atau bertamu
di atas jam 9 malam akan digulirkan dalam waktu dekat, dengan payung hukum peraturan
Pemerintah Desa.

"Nanti akan diterapkan melalui Peraturan Desa. Jadi desa yang mempunyai wewenang
dalam mengimpelentasikannya," kata Dedi, Selasa, 1 September 2015.
Rencananya, kebijakan itu akan digulirkan paling lambat pada bulan Oktober mendatang.
Adapun tujuannya, untuk menjaga akhlak para remaja dari hal negatif. Mulai dari
kenakalan dan tindak asusila.
Selain itu, sebagai masyarakat yang berpegang teguh pada budaya, diharapkan setiap
remaja di Purwakarta dapat menjaga kehormatan keluarga.
"Bentuknya adalah antisipasi untuk menjaga akhlak para remaja, sehingga bisa terhindar
dari hal-hal yang tidak diharapkan," ujar Dedi.
Bagi pelanggar, atau masyarakat yang tidak patuh terhadap aturan tersebut, akan dihukum
secara adat. Misalnya dengan diusir dari desanya dalam beberapa bulan, atau membayar
denda dengan nominal yang ditentukan.
Dedi menambahkan, realisasi kebijakan ini nantinyadi setiap desa atau kelurahan yang
ada di Purwakarta, akan dibentuk kelompok yang melakukan tugas pengawasan.
Kelompok itu bernama Badega Lembur, atau seperti Pacalang di daerah Bali.
Selain itu, akan dipasang juga kamera pengintai CCTV di setiap perbatasan desa.
Sehingga peraturan tersebut dapat terealisasi dengan baik.
Dedi berharap dengan peraturan tersebut masyarakat di Purwakarta dapat mentaati dan
menjalankannya, sehingga Purwakarta akan menjadi daerah yang tetap teguh memegang
budaya, seperti yang telah diwariskan oleh para leluhur. (ase)

Anda mungkin juga menyukai