Anda di halaman 1dari 36

TATA KELEMBAGAAN DESA DALAM

UU NO 6 TAHUN 2014 BESERTA


ATURAN PELAKSANAANNYA
Oleh : Farid S Zuhri
Pelaku Pemberdayaan Masyarakat
Tinggal di Kota Malang
Email : faridzuhry@gmail.com
HP : 081334666099

Disampaikan dalam Pelatihan Kepala Desa, Aparatur Pemerintahan


dan Kelembagaan Masyarakat Desa Se-Kecamatan Sukorejo
Pasuruan, 15 Juni 2015

KEMANDIRIAN DESA
Antara Harapan dan Tantangan?

Pokok Bahasan
Issue Strategis UU Desa Tahun
2014

Konsep Desa Mandiri

Tata Kelola Desa dan Aturan


Turunan Tentang Kelembagaan
Desa

Bagian

1
Issue Strategis UU Desa Tahun 2014

..mari mulai dengan sebuah


permainan

..bagaimana prosesnya

..Before and After


Sebelum
Sebelum

Sesudah
Sesudah

..Pelajaran Apa yang dapat kita


petik?

Isu
Strategis
(Substansi)

Prosedur/
teknis

Kesepakatan
/ Resolusi

TUJUAN LAHIRNYA UU DESA


Tujuan pengaturan pemerintahan Desa
ini antara lain tertuang dalam pasal 4 yakni:

dalam

UU

1.

Membentuk Pemerintahan Desa yang profesional,


efisien dan efektif, terbuka, serta bertanggung jawab.

2.

Meningkatkan pelayanan publik bagi warga


masyarakat Desa guna mempercepat perwujudan
kesejahteraan umum.

3.

Memajukan perekonomian masyarakat Desa serta


mengatasi kesenjangan pembangunan nasional

4.

Memperkuat masyarakat
pembangunan

Desa

sebagai

subjek

TANTANGAN PELAKSANAAN UU DESA


1. Perencanaan pembangunan Desa harus bisa
memayungi program-program prioritas peningkatan
kesejahteraan dalam dokumen.
2. Dengan adanya aliran dana sedemikian besar,
Review pembangunan desa dilakukan dengan
memperhatikan faktor kerawanan yang mengancam
kesejahteraan dan kerap terjadi di desa
3. Faktor Kerawanan yang mengancam itu diantaranya:
tingginya angka kemiskinan dan pengangguran, serta
rendahnya tingkat kesehatan dan pendidikan.
4. Dengan tujuan menekan faktor kerawanan dalam
perencanaan,
maka
efek
dari
perencanaan
pembangunan Desa diharapkan akan memberikan
dampak
signifikan
terhadap
peningkatkan
kesejahteraan masyarakat Desa.

MENUJU PENDEWASAAN PEMBANGUNAN


UU Desa ibarat menyapih anak, ini merupakan babak
baru bagi desa agar lebih maju dan mandiri. Kunci
yang terkandung UU Desa adalah pemberdayaan.
Saat ini bukan lagi memberikan ikan tetapi dengan
memberikan kail.
Desa menyusun perencanaan, mengawasi dalam
pelaksanaan dan mengontrol dalam evaluasi.
Perencanaan itu harus sesuai realitas bukan sekedar
angan-angan belaka.
Maka UU Desa memberikan penguatan bagi desa,
mereka mandiri dalam menentukan rumah tangganya
sendiri. Penguatan tersebut bukan hanya dilakukan
bagi desa dan aktor-aktornya tetapi juga pemerintah
daerah, agar tidak setengah hati

DESA MENJADI SUBYEK PEMBANGUNAN


1. Terdapat empat komponen bagi desa yaitu: Kuat,
Mandiri, Maju Dan Demokratis. Jika kemarin desa
tergantung kebaikan kepala daerah maka sekarang
desa harus memperkuat kedudukannya.
2. Dalam pembangunan, desa tidak lagi menjadi objek
tetapi menjadi subyek, kini Undang-undang Desa yang
baru akan membentengi hal tersebut. Desa seharusnya
tidak lagi berkeliling mengajukan proposal namun
kebutuhan dananya telah dioptimalkan dari alokasialokasi yang telah dianggarkan dalam UU Desa.
3. Negara memperkuat desa dengan alokasi dana
sehingga diharapkan dalam proses demokrasi dalam
pemilih umum terjadi kompetisi yang sehat dan bagi
BPD, UU
Desa
diharapkan
menjadi
dasar agar BPD mampu menjalankan pokok dan
fungsinya dengan baik.

ISSUE STRATEGIS
UNDANG-UNDANG DESA 2014

PENAMBAHAN KEWENANGAN DESA


PP 72/2005 PASAL 7

UU DESA/ 2014 PASAL 18

Urusan pemerintahan yang menjadi


kewenangan desa mencakup :

Kewenangan desa meliputi :

1. Urusan pemerintahan yang sudah


ada berdasarkan hak asal-usul
desa

1. Kewenangan berdasarkan asalusul desa

2. Urusan pemerintahan yang menjadi


kewenangan kabupaten / kota yang 2. Kewenangan lokal berskala
diserahkan pengaturannya kepada
desa
desa
3. Tugas pembantuan dari
3. Kewenangan yang ditugaskan oleh
pemerintah, pemerintah provinsi
pemerintah, Pemerintah Provinsi,
dan pemerintah kabupaten/kota dan
Pemerintah Kabupaten/Kota dan
4. Urusan pemerintahan lainnya yang 4. Kewenangan lain yang ditugaskan
oleh peraturan perundangoleh pemerintah, Pemerintah
undangan diserahkan kepada desa.
Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan

KOMPONEN PENDUKUNG
KEMANDIRIAN DESA

7 MISI BESAR DALAM DESA MEMBANGUN


PROGRAM

7 MISI BESAR DESA MEMBANGUN

PROGRAM 1
BAB V, psl 26-30, psl
48-53), BAB IVX

PENGUATAN PERAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA SERTA


MEKANISME PENGAWASAN

PROGRAM 2
BAB X XII)

PENGUATAN ORGANISASI DAN INSTITUSI DESA TERMASUK LEMBAGA


KEMASYARAKATAN DESA DAN LEMBAGA ADAT DESA

PROGRAM 3

OPTIMALISASI ANGGARAN DESA DALAM KONTEKS HAK DAN KEWAJIBAN


MASYARAKAT DESA DALAM RANGKA KESEJAHTERAAN WARGA DESA

(BAB VIII, psl 71 -75, psl


76-77)

PROGRAM 4
BAB X, BAB XI,

PENATAAN MANAJEMEN BPD, BUMD, INISIASI DAN PENGUATAN


KERJASAMA ANTAR DESA DALAM KORDINASI KECAMATAN

PROGRAM 5
BAB I, BAB II, BAB V

KONTEKSTUALISASI PERATURAN PEMERINTAH DENGAN KONDISI


ALAMIAH DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DESA

PROGRAM 6
BABA VIII DAN BAB IX

PENGUATAN INFRASTRUKTUR DESA, PENGUATAN PENDANAAN


PROGRAM KHUSUS UNTUK MENDUKUNG OPTIMaLISASI POTENSI DESA

PROGRAM 7

ROAD MAP PEMBANGUNAN DESA SELAMA 10 TAHUN

DAMPAK DARI VISI DESA MEMBANGUN


1. Desa harus membuat perencanaan program
yang komprehensif sesuai dengan kebutuhan
riil masyarakat desa
2. Desa harus memiliki pengelolaan sumber
pendanaan yang memadai
3. Desa memiliki hak untuk mengelola asset dan
membentuk Badan Usaha Milik Desa
4. Tata Kelola Desa harus dibuat agar ada
keseimbangan
dalam
perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembangunan
5. Desa diberi kewenangan untuk melaksanakan
proyek-proyek pembangunan desa secara
swakelola

Bagian

2
Konsep Desa Mandiri

KONSEP DESA MANDIRI

STRATEGI

ALUR
PROSES

FOKUS
DESA
MANDIRI

OUTPUT

FOKUS
Peningkatan produksi, penataan dan pengelolaan
atas potensi desa, ini terkait dengan konsep
pemberdayaan secara partisipatif.
Produksi yang dimaksud disesuaikan dengan
potensi yang dimiliki oleh desa.
Penguatan kelembagaan, upaya ini dimaksudkan
untuk menjamin keberlanjutan kemandirian desa
melalui kelembagaan yang partisipatif.
Perluasan dan pengembangan jaringan ekonomi,
sosial dan budaya desa.

PRINSIP DAN STRATEGI.


Menempatkan masyarakat sebagai subjek perubahan
sosial, bukan objek.
Prinsip partisipatoris, dimana pegiat harus berpartisipasi
dalam kehidupan keseharian masyarakat desa secara
alamiah dan menyatu dalam kehidupan sehari-hari.
Prinsip fasilitasi dan kemandirian, yang berarti pegiat
berperan sebagai penggerak suatu proses, yang
kemudian membiarkan proses berlanjut tanpa interupsi
olehnya.
Prinsip keberlanjutan (sustainability), artinya dalam
mendesain program harus memampukan masyarakat
meneruskan program tersebut secara mandiri.
Prinsip otokritik dan tanggung jawab, artinya pelaku
pembangunan desa harus terus mawas diri, menerima
kritik secara terbuka, dan selalu berupaya lebih
baik.Adanya proses pertukaran informasi dan gagasan.

ALUR PROSES.

Assesment ,
pendekatan
strukturall/
kultural,
Visioning
Pemetaan
masalah
potensi
sumberdaya.

MAPPING

PLANNING
Identifikasi
Prioritas
kebutuhan
penanganan
masalah
secara
partisipatif
Perencanaan
Program
Bersama-sama

Pengembangan
ekonomi
produksi
berdasar
potensi &
kelompok minat
Pembangunan
SDM,
Infrastruktur
dasar dan
prioritas lainnya

BUILDING

DEVELOPING
/
CONTROLLING

Pengembangan
Jaringan
pemasaran
produk
Evaluasi &
pengembangan
potensi
keunggulan desa

OUTPUT
Tersedianya lembaga lokal yang mampu
mengelola dan mengorganisir kelompok
dampingan dalam desa mandiri.
Teridentifikasi hambatan dan solusi penanganan
hambatan yang terjadi.
Teridentifikasi pengembangan produk unggulan
desa/ kelompok masyarakat.
Terbangunnya jaringan dengan
organisasi/lembaga lain untuk memperkuat
gerakan desa mandiri.

Bagian

3
Tata Kelola Desa dan Aturan Turunan Tentang
Kelembagaan Desa

TATA KELOLA KELEMBAGAAN


DESA

TATA KELOLA
PEMERINTAHAN DESA

PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DESA (Pasal
79)

FUNGSI LEMBAGA
KEMASYARAKATAN DESA

PENGELOLAAN ASET DESA


(Pasal 76 dan 77)

BADAN USAHA MILIK DESA


(Pasal 87-90)

Pembangunan Kawasan
Perdesaan (Pasal 83-85)

KERJASAMA ANTAR DESA


(Pasal 92)

DAMPAK TERHADAP
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DESA-KABUPATEN

ATURAN TURUNAN DARI UU DESA


TAHUN 2015
1. PP NO 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan
UU Desa Tahun 2014
2. Permendesa No 1 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan
Kewenangan Berskala Lokal Desa
3. Permendesa No 2 Tahun 2015 tentang Tentang
Pedoman Tata Tertib dan Pengambilan Keputusan
Musyawarah Desa
4. Permendesa No 3 Tahun 2015 tentang Pendampingan
Desa
5. Permendesa No 4 Tahun 2015 tentang Pendirian,
Pengurusan Dan Pengelolaan, Dan Pembubaran
Bumdes
6. Permendesa No 5 Tahun 2015 tentang Penetapan
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2015

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai