2. dikotomi muncul akibat asumsi umum bahwa individu merupakan produk dari
masyarakat (individual is created society).
3. dikotomi dari kedua pendapat itu disintesiskan oleh Peter Berger, dalam model yang
memiliki perspektif yang tersangkut paut dengan hubungan antara anggota
masyarakat.
4. Model terakhir itu akan mneghasilkan gambaran yang menyambung. Disatu sisi
berlangsung proses socialization yang terjadi ketika individu mendapat pengaruh
kuat dari lingkunagn sosial, individu akan menyesuaikan diri denganpola-pola yang
berlaku di masyarakatnya.
Pandangan tentang paradigma ilmu pengetahuan tampaknya berubah antar waktu.
Perkembangan substansi paradigmatik dalam tulisa ini akan dikupas lengkap, berawal
dari paradigma positivisme, postpositivisme, critical theory dan konstruktivisme.
PARADIGMA PERGERAKAN
IDENTITAS DIRI WARGA PMII
Secara Antropologis
Secara Sosiologis
Masyarakat PMII berasal dari perkampungan dan pedesaan yang tersebar di 33
provinsi di Indonesia, dengan ragam budaya, suku, etnis, ras,. Warga PMII sebagian
besar juga dibesarkan dalam tradisi santri dengan kemampuan dan dasar agama yang
tinggi. Sumber aliran warga PMII berasal dari elit setempat. Baik sebagai anak kiai,
guru mengaji maupun imam masjid
Secara Telogis
Sebagaimana bangsa Indonesia pada umumnya warga PMII menganut aswaja sebagai
idiologi dogmatis dengan karakter sejarah yang bergantung pada alur sejarah teologi
Islam masa lalu (abad pertengahan). Basis teologi warga PMII pada awalnya berdiri
dengan karakter sejarah yang statis. Ruang dinamika kesejarahannya terhenti pada
perdebatan yang bercorak transendental-metafisik dan tidak empirik.
Secara Keilmuan
Masyarakat PMII dibentuk dalam tradisi keilmuan yang berbasiskan ilmu-ilmu agama
dan sosial humaniora. Sementara itu, ilmu-ilmu eksakta dan teknologi tidak begitu
mendapat ruang sehingga tidak terjadi diversifikasi peran keilmuan yang seimbang
antara eksakta dan humaniora.
Secara Politik dan Ekonomi
PMII menjadi bagian dari-dan dekat-dengan masyarakat marjinal. Kesadaran ini dapat
dijadikan roh, idiologi dan spirit dari gerakan yang dilakukan. Dan dari kesadaran ini
pula akan memunculkan identitas kultural dan rekayasa sosial yang spesifik dan sesuai
dengan kondisi latar belakang di atas.
Dari pembacaan kondisi sosio-politik bangsa dan identitas diri kemudian muncul
kebutuhan akan adanya kerangka teori atau paradigma gerakan sebagai bagian dari
penyadaran dan pemberdayaan dari kondisi kultural-internalnya, di sisi lain juga harus
membebaskan sistem sosi-politik yang hegemonik menuju masyarakat bebas,
merdeka, adil dan makmur.
Peran pemberdayaan dan pembebasan ini sangat terkait dengan nilai-nilai keimanan
yang dianut oleh warga PMII, yaitu aswaja (ahlusunnah wal jamaah). PMII dengan
totalitas kebangsaannya secara produktif menjaga pilar-pilar pemikiran pluralisme.
Keislaman PMII adalah pribumisasi ajaran universal Islam, dengan keteguhan total
kepada segenap khazanah Islam dan bangsa Indonesia.
Wal hasil, identitas PMII terletak pada tiga ruang gerak. Pertama, intelektualitas, kedua,
religiusitas dan yang ketiga adalah kebangsaan. Dengan menyadari identitas PMII diri
inilah kemudian PMII dituntut untuk mampu kreatif dan menggeliat dari arus
penyeragaman
Profil Pirbadi PMII
2.
Ar Raad : 19,
3.
Ibrahim : 52,
4.
5.
6.
Al Maidah : 100,
7.
Yusuf : 111,
8.
At Thalaq : 10,
9.
Al Hujuroh : 13,
10.
Ar Rohman : 33,
11.
12.
Al Mujadallah : 11
Beilmu
Sebagai
Beramal
komunitas
mahasiswa,
Bertaqwa
PMII
sadar
Taqwa
bahwa
dalam
Intelektualitas
mengabdikan
ilmu
Profesionalitas
Kejujuran
Tri Komitmen
pengetahuan
dalam
medan
perjuangan
Kebenaran
membutuhkan
Keadilan
keahlian
dan
profesionalitas
Eka Citra diri PMII
Ulul Albab
secara
bertahap,
terancana, dan menyeluruh. Oleh karenanya PMII membakukan format pribadi PMII
sebagai mana yang terdapat dalam table di atas.
PARADIGMA PMII
1.
1. PENGERTIAN
Paradigma merupakan cara pandang yang mendasar dari seorang ilmuan. Paradigma
tidak hanya membicarakan apa yang harus dipandang, tetapi juga memberikan
inspirasi, imajinasi terhadap apa yang harus dilakukan, sehingga membuat perbedaan
antara ilmuan satu dengan yang lainnya.
Paradigma merupakan konstelasi teologi, teori, pertanyaan, pendekatan, dan prosedur
yang dikembangkan dalam rangka memahami kondisi sejarah dan keadaan sosial,
untuk memberikan konsepsi dalam menafsirkan realitas sosial.
Paradigma merupakan konstalasi dari unsur-unsur yang bersifat metafisik, sistem
kepercayaan, filsafat, teori, maupun sosiologi, dalam kesatuan kesepakatan tertentu
untuk mengakui keberadaan sesuatu yang baru.
Paradigma adalah model atau sebuah pegangan untuk memandu mencapai tujuan.
Paradigma, juga merupakan pegangan bersama yaang dipakai dalam berdialog
dengaan realitas. Paradigma dapat juga disebut sebai prinsip-prinsip dasar yang akan
dijadikan acuan dalam segenap pluralitas strategi sesuai lokalitas masalah dan medan
juang.
1.
2. PERAN PARADIGMA
3. PENERAPAN
Sepanjang sejarah PMII dari Tahun 80an hingga 2010, ada 3 (tiga) Paradigma yang
telah dan sedang digunakan. Masing-masing menggantikan model paradigma
sebelumnya. Pergantian paradigma ini mutlak diperlukan sesuai perubahan dengan
konteks ruang dan waktu. Ini berbsesuaian dengan kaidah Taghoyyuril ahkami bi
taghoyyuril azminati wal amkinati. bahwa hukum itu bisa berubah sesuai dengan
perubahan waktu dan tempat. Berikut ada beberapa jenis paradigma yang disinggung
di atas:
1.
Nalar gerak PMII secara teoritik mulai terbangun secara sistematis pada masa
kepengurusan Muhaimin Iskandar (Ketum) dan Rusdin M. Noor (sekjend) 1994-1997.
Untuk pertama kalinya istilah paradigma yang populer dalam bidang sosiologi
digunakan dalam PMII.
Paradigma pergerakan dirasa mampu untuk menjawab kegerahan anggota pergeraan
yang gerah dengan situasi sosial-politik nasional. Era pra reformasi di PMII menganut
paradigma Arus Balik Masyarakat Pinggiran.
Paradigma ini muncul dikarenakan restrukturisasi yang dilakukan orde baru telah
menghasilkan format poltik baru yang ciri-ciri umumnya tidak jauh berbeda dengan
negara-negara kapitalis pinggiran (peripheral capitalist state) di beberapa negara
Amerika Latin dan Asia. Ciri-ciri itu antara lain adalah.
1.
2.
3.
4.
5.
Rezim Orde Baru adalah lahan subur bagi sikap perlawanan PMII terhadap negara
yang hegemonik. Sikap perlawanan itu didorong pula oleh teologi antroposentrisme
transendental yang memposisikan manusia sebagai kholifatullah fil ardh.
Hal penting lain dari paradigma ini adalah mengenai proses rekayasa sosial yang
dilakukan PMII. Rekayasa sosial yang dilakukan melalui dua pola, pertama, melalui
advokasi masyarakat, kedua, melalui Free Market Idea. Advokasi dilakukan untuk
korban-korban perubahan, bentuk gerakannya ada tiga yakni, sosialisasi wacana,
penyadaran dan pemberdayaan, serta pendampingan.
Cita-cita besar advokasi ialah sebagai bagan dari pendidikan politik masyarakat untuk
mencapai
angan-angan
terwujudnya civil
society. Kemudian
yang
diinginkan
dari Free Market Idea adalah tejadinya transaksi gagasan yang sehat dan dilakukan
oleh individu-individu yang bebas, kreatif sebagai hasil dari proses liberasi dan
independensi.
1.
Pada periode sahabat Saiful Bahri Anshari (1997-2000) diperkenalkan paradigma Kritis
Transformatif. Pada hakikatnya, prinsip-prinsip dasar paradigma ini tidak jauh berbeda
dengan paradigma Arus Balik. Titik bedanya terletak pada kedalaman teoritik serta
pengambilan eksemplar-eksemplar teori kritis madzhab Frankfurt serta krtisisme
intelektual muslim seperti, Hasan Hanafi, Ali Asghar Enginer, Muhammad Arkoun dll.
Di lapangan terdapat konsentrasi pola yang sama dengan PMII periode sebelumnya,
gerakan PMI terkonsentrasi di aktivitas jaanan dan wacana kritis. Semangat
perlawanan terhadap negara dan dengan kapitalisme global masih mewarnai gerakan
PMII.
Kedua paradigma sebelumnya mendapat ujian berat ketika KH. Abdurrahman Wahid
(almarhum) terpilih menjadi presiden ke-4 RI pada november 1999. para aktivis PMII
dan aktivis civil society umumnya mengalami kebingungan saat Gus Dur yang menjadi
tokoh dan simbol perjuangan civil society Indonesia naik ke tampuk kekuasaan.
Aktivis pro-demokrai mengalai kebingunagan antara mendampingi Gus Dur dari jalur
ekstraparlementer, atau bersikap sebagaimana pada presiden-presiden sebelumnya.
Mendampingi atau mendukung didasari pada kenyataan bahwa masih banyak unsurunsur orba yang memusuhi preiden ke-4 ini.
Pilihan
tersebut
memunculkan
pendapat
bahwa
aktivis
pro-demokrasi
telah
Pada masa kepengurusan sahabat Heri Harianto Azumi (2006-2008) Secara massif,
paradigma gerakan PMII masih kental dengan nuansa perlawanan frontal baik baik
terhadap negara maupun terhadap kekuatan kapitalis internasional. Sehingga ruang
taktis-strategis dalam kerangka cita-cita gerakan yang berorientasi jangka panjang
justru tidak memperoleh tempat. Aktifis-aktifis PMII masih mudah terjebak larut dalam
persoalan temporal-spasial, sehingga perkembangan internasional yang sangat
berpengaruh terhadap arah perkembangan Indonesia sendiri sulit dibaca. Dalam
kalimat lain, dengan energi yang belum seberapa, aktifis PMII sering larut pada impian
membendung dominasi negara dan ekspansi neoliberal saat ini juga. Efek besarnya,
upaya strategis untuk mengakumulasikan kekuatan justru masih sedikit dilakukan.
Celakanya, konsep-konsep yang dipakai di kalangan akademis kita hampir seluruhnya
beraroma liberalisme. Sehingga di tingkat intelktualpun tidak ada kemungkinan untuk
meloloskan diri dari arus liberalisme.
Dengan kata lain dalam upaya melawaan neoliberalisme banyak gerakan terperangkap
dalam knsep-konsep Liberalsme, Demokrasi, HAM, Civil Society, Sipil vs Militer,
Federalisme dll yang dipahai sebagai agenda substansial padahal dalam lapangan
politik dan ekonomi, kesemuanya nyaris menjadi mainan negara-negara neoliberal.
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
1.4 Manfaat
Memberikan pegangan kepada perawat dalam menghadapi kasus dengan mengacu
pada paradigma keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1
2.2
Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu faktor
yang mempengaruhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga
keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama
dan terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu, maka
perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan, peran,
fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawatan pada
klien. Perawat harus selalu memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio,
psiko, sosial, spiritual dan kultural.
Paradigma memiliki fungsi antara lain:
1.
2.
Membantu
individu
dan
masyarakat
untuk
memahami
dunia
1.
Konsep Manusia
Manusia adalah makhluk bio psiko sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti
merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena
mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya
Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap dengan
lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan
internalnya (homeoatatis).
Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu beradaptasi
dan
merupakan
kesatuan
sistem
yang
saling
berinteraksi,
interelasi
dan
interdependensi.
Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai sistem
terbuka, sistem adaptif , personal dan interpersonal yang secara umum dapat dikatakan
holistik atau utuh.
Sebagai sistem terbuka , manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungannya, baik lingkungan fisik, biologis, psikologis maupun sosial dan spiritual
sehingga perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan
kebutuhan dasarnya. Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon terhadap
perubahan lingkungannya dan akan menunjukan respon yang adaptif maupun respon
maladaptif. Respon adaptif akan terjadi apabila manusia tersebut mempunyai
mekanisme koping yang baik menghadapi perubahan lingkungannya, tetapi apabila
kemampuannya untuk merespon perubahan lingkungan yang terjadi rendah maka
manusia akan menunjukan prilaku yang maladaptif .
Manusia atau klien dapat diartikan sebagai individu, keluarga ataupun masyarakat yang
menerima asuhan keperawatan. Keluarga merupakan sekelompok individu yang
berhubungan erat secara teru menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun bersama-sama, di dalam lingkungan sendiri atau masyarakat
secara keseluruhan. Beberapa alasan keluarga sebagai focus dalam pelayanan
keperawatan diantaranya adalah keluarga merupaka suatu kelompok yang dapat
menimbulkan, mencegah memperbaiki, mengabaikan masalah dalam kelompoknya
sendiri serta merupaka perantara yang efektif dalam melakukan upaya kesehatan.
(Baylon Maglaya, 1974)
Peran perawat pada individu sebagai klien adalah memenuhi kebutuhan dasarnya
mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan
fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian
pasien.
Peran
perawat
dalam
membantu
keluarga
meningkatkan
kemampuan
untuk
2.
Konsep Keperawatan
universal dalam arti tidak dibedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik,
agama, aliran politik dan status ekonomi sosial. Keempat, keperawatan adalah bagian
integral dari pelayanan kesehatan serta kelima, bahwa keperawatan menganggap klien
sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam
memberikan asuhan keperawatan.
1.
3.
Konsep kesehatan
Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan
perubahan perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk memepertahankan
keadaan kesehatannya. Adapun faktor lingkungan internal yang mempengaruhi adalah
psikologis, dimensi intelektual dan spiritual dan proses penyakit. Faktor faktor
lingkungan eksternal adalah faktor faktor yang berada diluar individu yang mungkin
mempengaruhi kesehatan antara lain variabel lingkungan fisik, hubungan sosial dan
ekonomi.
Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat atau status kesehatan adalah
rentang sehat sakit. Rentang sehat sakit merupakan skala hipotesa yang berjenjang
untuk mengukur keadaan seseorang. Tingkat sehat seseorang berada pada skala yang
bersifat dinamis, individualis, dan tergantung pada faktor faktor yang mempengaruhi
kesehatan. Menurut model ini, keadaaan sehat selalu berubah secara konstan, dimana
rentang sehat sakit berada diantara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian.
Apabila status kesehatan kita bergerak kearah kematian kita berada dalam area sakit
(illness area), tetapi apabila status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita
berada dalam area sehat (wellness area).
1.
4.
Konsep Lingkungan
Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah ( kawasan dsb)
yang termasuk didalamnya. Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh
terhadap perkembangan menusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status
ekonomi
dan
kesehatan.
Fokus
ingkungan
yaitu
lingkungan
fisik,
psikologi,
Nightingale
melihat
bahwa
kondisi
lingkungan
yang
negatif
dapat
menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena
itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar
matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua
faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan
pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi
jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien
yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan
kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien.
Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan
tentang kondisi penyakitnya. Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana
dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik
dapat memberikan rasa nyaman.
Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan datadata yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk
pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan
kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari
sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya. Seperti juga hubungan
komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungna
individu paien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi
lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang
berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.
b. Lingkungan luar ( kultur, adat, struktur masyarakat, status sosial, udara, suara,
pendidikan, pekerjaan dan sosial ekonomi budaya )
Lingkungan dengan kesehatan sangat berpengaruh karena dengan cara terapi
lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap
penyakit untuk meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien. Lingkungan
dengan timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor dan tidak bersih maka
akan berpotensi sekali untuk terciptanya banyak penyakit penyakit.
1.
1.
Model)
Manusia :
Fokus model Neuman ini didasarkan pada philosophy bahwa manusia dipandang
secara total sebagai suatu sistem yang multidimensional.
5 variabel subsistem manusia adalah :
1)
Fisiologi : merupakan struktur fisik dan biokimia serta fungsi tubuh manuasia
2)
3)
Spiritual : kepercayaan
5)
Perkembangan : segala
berhubungan dengan
meliputi
intrapersonal,
interpersonal
dan
ekstrapersonal
yang
dapat
memandang
keperawatan
sebagai
suatu
profesi
yang
unik
yang
1.
2.
Paradigma
Keperawatan
menurut
Dorothy
Johnson
Johnson berpendapat bahwa manusia memiliki dua sistem mayor yaitu sistem biologis
dan sistem behavior. Pengobatan merupakan fokus untuk biologis sistem, sedangkan
fokus keperawatan adalah behavioral system(sistem perilaku).
Lingkungan :
Lingkungan berhubungan dengan dimana individu berada, dimana perilaku individu
dipengaruhi oleh hal-hal yang terjadi dilingkungannya.
Kesehatan :
Merupakan suatu keadaan dimana tercapai suatu respon yang adaptif secara fisik,
mental, emosional dan sosial dari internal dan eksternal stimulus yang mencapai
stabilitas dan kenyamanan.
Keperawatan :
Tujuan primer keperawatan adalah mempercepat tercapainya keadaan equilibrium dan
perawat harus berkosentrasi pada semua kebutuhan klien secara terintegrasi, namun
fokus utamanya adalah mempertahankan keseimbangan sistem perilaku ketika dalam
keadaan sakit.
1.
3.
Lingkungan :
Lingkungan meliputi elemen lingkungan, kondisi lingkungan serta perkembangan
lingkungan.
Keperawatan :
Menurut Orem, keperawatan adalah suatu seni, pelayanan/bantuan dan teknologi.
Tujuan dari keperawatan adalah membuat pasien dan keluarganya mampu melakukan
perawatan sendiri, diantaranya mempertahankan kesehatan, mencapai kondisi normal
ketika terjadi kecelakaan atau bahaya, serta mengontrol, menstabilisasi dan
meminimalisasi efek dari pnyakit/kondisi yang kronis atau kondisi ketidakmampuan.
Kesehatan :
Sehat adalah suatu kondisi ketika keseluruhan struktur dan fungsi saling terintegrasi
dengan baik. Hal ini memungkinkan manusia mampu menghubungkan berbagai macam
mekanisme secara psikologis, fisiologis serta melakukan interaksi dengan orang lain.
1.
4.
Paradigma
Keperawatan
menurut
Sister
Calista
Dalam model adaptasi keperawatan, manusia dijelaskan sebagai suatu sistem yang
hidup, terbuka dan adaptif yang dapat mengalami kekuatan dan zat dengan perubahan
lingkungan. Sebagai sistem adaptif manusia dapat digambarkan dalam istilah
karakteristik sistem, Jadi manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling
berhubungan antar unit fungsional secara keseluruhan atau beberapa unit fungsional
untuk beberapa tujuan. Sebagai suatu sistem manusia juga dapat digambarkan dengan
istilah input, proses control dan umpan balik serta output.
Input pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima masukan
dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu sendiri. Input atau stimulus
termasuk variable satandar yang berlawanan yang umpan baliknya dapat dibandingkan.
Variabel standar ini adalah stimulus internal yang mempunyai tingkat adaptasi dan
mewakili dari rentang stimulus manusia yang dapat ditoleransi dengan usaha-usaha
yang biasanya dilakukan.
Proses control manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah mekanisme koping yang
telah diidentifikasi yaitu : subsistem regulator dan subsistem kognator. Regulator dan
kognator adalah digambarkan sebagai aksi dalam hubunganya terhadap empat efektor
cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.
Lingkungan Stimulus :
Roy membedakan 3 jenis lingkungan, yaitu :
1.
2.
3.
Residual : adalah faktor yang efeknya tidak jelas dalam suatu kondisi.
Menurut Roy, semua kondisi lingkungan tersebut akan mempengaruhi
perkembangan dan perilaku manusia
Kesehatan :
Menurut Roy, kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia
secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Integritas atau keutuhan manusia
menyatakan secara tidak langsung bahwa kkesehatan atau kondisi tidak terganggu
mengacu kelengkapan atau kesatuan dan kemungkinan tertinggi dari pemenuhan
potensi manusia. Jadi Integritas adalah sehat, sebaliknya kondisi yang tidak ada
integritas kurang sehat. Definisi kesehatan ini lebih dari tidak adanya sakit tapi
termasuk
penekanan
pada
kondisi
sehat
sejahtera.
adalah
komponen
pusat
dalam
model
keperawatan.
Didalamnya
yang besar dari stimulus dapat disepakati dengan suksesnya manusia sebagai sistem
adaptif. Jadi peningkatan adaptasi mengarah pada tingkat-tingkat yang lebih tinggi pada
keadaan sejahtera atau sehat. Adaptasi kemudian disebut sebagai suatu fungsi dari
stimuli yang masuk dan tingkatan adaptasi.
Keperawatan :
Roy (1983) menggambarkan keperawatan sebagai disiplin ilmu dan praktek. Sebagai
ilmu, keperawatan mengobservasi, mengklasifikasikan dan menghubungkan proses
yang secara positif berpengaruh pada status kesehatan. Sebagai disiplin, praktek,
keperawatan menggunakan pendekatan pengetahuan untukmenyediakan pelayanan
pada orang-orang. Lebih spesifik dia mendefinisikan keperawatan sebagai ilmu da
praktek dari peningkatan adaptasi untuk meningkatkan kesehatan sebagai tujuan untuk
mempengaruhi kesehatan secara positif. Keperawatan meningkatkan adaptasi individu
dan kelompok dalam situasi yang berkaitan dengan kesehatan, Jadi model adaptasi
keperawatan menggambarkan lebih spesifik perkembangan ilmu keperawatan dan
praktek keperawatan yang berdasarkan ilmu keperawatan tersebut. Dalam model
tersebut, keperawatan terdiri dari tujuan keperawatan dan aktivitas keperawatan.
Keperawatan adalah berhubungan dengan manusia sebagai satu kesatuan yang
berinteraksi dengan perubahan lingkungan dan tanggapan terhadap stimulus internal
dan eksternal yang mempengaruhi adaptasi. Ketika stressor yang tidak biasa atau
koping mekanisme yang lemah membuat upaya manusia yang biasa menjadi koping
yang
tidak
efektif,
manusia
memerlukan
seorang
perawat.
Ini
tidak
harus,
yang
lebih
tinggi.
Keperawatan terdiri dari dua yaitu : tujuan keperawatan dan aktivitas keperawatan.
Tujuan keperawatan adalah mempertinggi interaksi manusia dengan lingkungan. Jadi
peningkatan adaptasi dalam tiap empat cara adaptasi yaitu : (1) fungsi fisiologis; (2)
konsep diri; (3) fungsi peran dan (4) interdependensi. Dorongan terhadap peningkatan
integritas adaptasi dan berkontribusi terhadap kesehatan manusia, kualitas hidup dan
kematian dengan damai. Tujuan keperawatan diraih ketika stimulus fokal berada dalam
suatu area dengan tingkatan adaptasi manusia. Ketika stimulus fokal tersebut berada
pada area tersebut dimana manusia dapat membuat suatu penyesuaian diri atau
respon efektif. Adaptasi membebaskan energi dari upaya koping yang tidak efektif dan
memnugkinkan individu untuk merespon stimulus yang lain. Kondisi tersebut dapat
mencapai peningkatan penyembuhan dan kesehatan. Jadi peranan penting adaptasi
sangat ditekankan pada konsep ini.
Tujuan dari adaptasi adalah membantu perkembangan aktivitas keperawatan yang
digunakan pada proses keperawatan meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan ,
tujuan, intervensi dan evaluasi. Adaptasi model keperawatan menetapkan data apa
yang dikumpulkan, bagaimana mengidentifikasi masalah dan tujuan utama. Pendekatan
apa yang dipakai dan bagaiman mengevaluasi efektifitas proses keperawatan.
Unit analisis dari pengkajian keperawatan adalah interaksi manusia dengan lingkungan.
Proses pengkajian keperawatan adalah interaksi manusia dengan lingkungan. Proses
pengkajian termasuk dalam dua tingkat pengkajian Tingkat pertama mengumpulkan
data tentang perilaku manusia, dalam tiap empat cara penyesuaian diri. Data-data
tersebut dikumpulkan dari data observasi penilaian respond an komuniokasi dengan
individu. Dari data tersebut perawat membuat keputusan sementara tentang apakah
perilaku dapat menyesuaikan diri atau tidak efektif. Tingkat kedua pengkajian adalah
mengumpulkan data tentang fokal, konstektual dan residual stimuli. Selama tingkat
pengkajian ini perawat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku yang
diobservasi pada pengkajian tingkat pertama. Keterlibatan ini penting untuk
menetapkan faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku.
1.
5.
Paradigma
Keperawatan
menurut
Imogene
King
2.
3.
1.
2.
Keperawatan didefenisikan sebagai proses aksi, reaksi dan interaksi antara perawat
dan klien yang saling tukar menukar informasi tentang persepsi keduanya dan kondisi
keperawtan. Proses interaksi perawat-klien melibatkan komunikasi, menentukan tujuan,
eksplorasi dan menyetujui makna dari tujuan.
1.
2.
3.
1.
6.
Conservation Model)
Manusia
Seorang
holistik
yang
memiliki
batas-batas
yang
terbuka
dan
Whole tidak hanya dalam aspek fisik tetapi juga berkaitan dengan
aspek psychosocio-budaya dan spiritual
Kesehatan
Hal ini secara kultural ditentukan dan dipengaruhi oleh etos dan
keyakinan.
Keperawatan
adalah
interaksi
manusia
yang
dirancang
untuk
1.
7.
Paradigma
Keperawatan
menurut
Martha
Rogers
Kesehatan
Istilah kesehatan digunakan sebagai terminologi nilai yang ditentukan oleh budaya atau
individu. Kesehatan dan
dan diangap
menunjukkan pola perilaku yang nilainya tinggi dan rendah. Rogers memandang
konsep
sehat-sakit
sebagai
suatu
ekspresi
dari
interaksi
manusia
dengan
1.
8.
Paradigma
Keperawatan
menurut Paterson
and
membutuhkan
pilihan.Individu
dan
kelompok
membutuhkan
terhadap fisik, sosial, spiritual, kognitif atau keadaan emosi mereka.Implikasi terhadap
praktek keperawatan membuka jarak yang luas untuk definisi kesehatan.Kategori
diagnosa bermanfaat hanya jika setuju terhadap orang atau mereka yang ditunjuk.
Hubungan bahwa perawatan mempunyai hubungan dengan orang yang menerima
perawatan adalah kritikal, bahkan lebih penting adalah kebutuhan akan penghargaan
terhadap hubungan yang eksis dalam kehidupan sehari-hari.
Keperawatan
Keperawatan adalah respon manusia terhadap satu orang kepada yang lain dalam
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya untuk mendapatkan kesehatan.
Keperawatan juga adalah mengenai bentuk individu yang unik dan berfokus pada
seluruh bagian. Pada saat seseorang sakit dan tubuh juga mengalami perubahan, ini
akan mempengaruhi dunia seseorang dan pengalaman mereka. Pandangan klien
tentang dunia adalah hal yang penting dalam keperawatan.Paterson dan Zderad
mengatakan keperawatan menunjukkan sebuah pertemuan spesial dari setiapmanusia.
Keperawatan terlihat seperti campuran yang unik antara teori dan metodologi.Teori bisa
diartikulasikan
dari
kerangka
kerja
terbuka
yang
didapatkan
dari
situasi
humanistic
manusia.Teori
tidak
bisa
eksis
tanpa
praktek
9.
psikodinamik)
Keperawatan
Keperawatan didefinisikan oleh Peplau sebagai sebuah proses yang signifikan, bersifat
terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan merupakan instrument edukatif, kekuatan
yang mendewasakan dan menborong kepribadian seseorang dalam arah yang kreatif,
konstruktif, produktif, personal, dan kehidupan komunitas. Profesi keperawatan memiliki
tanggung jawab legaldi dalaam pemanfaatan keperawatan secara vefektif berikut
segala konsekuensinya bagi klien.
Individu
Individu menurut eplau adalah organisme yang mempunyai kemampuan untuk
berusaha mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh kebutuhan.
Kesehatan
Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai sebuah symbol yang menyatakan secara
tidak langsung perkembangan progresif dari kepribadian dan proses kemanusiaan yang
terus menerus mengarah pada keadaan kreatif, konstruktif, produktif di dalam
kehidupan pribadi ataupun komunitas.
Lingkungan
Meskipun Peplau tidak secara langsung menyebutkan lingkungan sebagai salah satu
konsep utama dalam perawatan, ia mendorong perawat untuk memperhatikan
kebudayaan da adat istiadat klien saat klien harus membiasakan diri dengan rutinitas
rumah sakit.
pasien
berdasarkan
tingkat
kemandirian
BAB III
PEMBAHASAN
pasien,
sehingga
asuhan
3.1 Kasus
Seorang pasien datang ke unit gawat darurat dibawa oleh keluarga dengan alasan telah
mencederai diri sendiri dengan cara menyilet nadinya. Perawat kemudian meminta agar
keluarga menunggu di luarnamun pasien berteriak-teriak agar keluarganya tidak
meninggalkannya sendiri di ruangan tersebut. Keluarga meminta kepada perawat agar
bisa menemani pasien karena kawatir pasien tidak bisa tenang. Dokter meminta
saudara untuk membawa keluarga keluar dari ruangan. Jika saudara menjadi
perawatnya pada saat itu apa yang akan saudara lakukan?
1.
Manusia
Pasien dan keluarga adalah manusia. Menurut Teori keperawatan humanistik oleh
Paterson and Zderad, manusia sebagai individu dikarakterkan sebagai orang yang
mampu, terbuka terhadap pilihan, mempuyai nilai, dan manifestasi unik terhadap
mereka yang dulu sekarang dan masa depan. Sehingga kita sebagai perawat harus
menghargai keinginan pasien dan keluarga selama hal tersebut tidak membahayakan
pasien.
Pasien
dan
keluarga
membutuhkan
pilihan.
Individu
dan
kelompok
Sesuai dengan konsep teori adaptasi Calista Roy bahwa sebagai suatu sistem manusia
juga dapat digambarkan dengan istilah input, proses kontrol dan umpan balik serta
output. Input pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima
masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu sendiri. Dalam
proses adaptasi bagi klien kedekatan dengan keluarga akan menambah ketenangan,
kekuatan, dan kenyamanan yang pada akhirnya akan mengurangi kegelisahan dan
membantu proses percepatan penyembuhan klien dalam masa perawatan. Jadi
sebagai perawat seharusnya tidak mempermasalahkan jika pasien ingin selalu
ditunggui keluarga di ruang rawat manapun dengan beberapa catatan:
1.
2.
Myra
Estrin
Levine
(The
Conservation
Model),manusia
dipandang
secara whole yaitu tidak hanya dalam aspek fisik tetapi juga berkaitan dengan aspek
psychosocio-budaya dan spiritual. Tidak selalu aspek fisik saja yang diperhatikan pada
pasien yang melakukan percobaan bunuh diri dengan menyilet nadinya, tetapi kondisi
psikologis pasien juga sama pentingnya. Pasien yang melakukan percobaan bunuh diri
mengalami kondisi tekanan psikologis , sehingga dengan menghadirkan keluarga di
dekat pasien diharapkan tidak menambah tekan psikologis pasien.
1.
2.
Keperawatan
Martha E. Rogers menyatakan bahwa ilmu keperawatan adalah Unitary Human Being,
yaitu manusia sebagai unit. Dia mengartikan bahwa tidak ada ilmu lain yang
mempelajari manusia secara keseluruhan atau utuh. Rogers menjelaskan keperawatan
sebagai profesi yang menggabungkan unsur ilmu pengetahuan dan seni. Keperawatan
adalah ilmu pengetahuan humanistik yang didedikasikan untuk menghibur agar dapat
menjaga dan memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit, dan merawat serta
merehabilitasi seseorang yang sakit dan cacat. Praktek professional keperawatan
bersifat kreatif, imajinatif, eksis untuk melayani orang, hal tersebut berakar dalam
3.
Kesehatan
4.
Lingkungan
Betty Neuman berpendapat bahwa lingkungan harus dilihat secara total. Lingkungan
adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia, baik lingkungan internal maupun
eksternal, dimana di dalamnya manusia akan berinteraksi setiap saat. Interaksi
manusia
meliputi
intrapersonal,
interpersonal
dan
ekstrapersonal
yang
dapat
yang diciptakan nyaman bagi pasien, maka hal ini akan mendukung kondisi pasien
kearah perbaikan. Memenuhi keinginan pasien yang menginginkan keluarga selalu
berada di dekatnya
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
1.
Kesimpulan
Keluarga pasien boleh menunggu di dalam ruangan karena pasien
4.2
1.
Saran
1.
Pemahaman
tentang
paradigma
keperawatan
perlu
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.